Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.docx

  • Uploaded by: Intan Safitri
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 814
  • Pages: 3
STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI INDUSTRI 4.0 Oleh Venti Eka Setya Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis Vol.X, No.09/Puslit/Mei/2018 Diakses pada tanggal 20 November 2018 Pendahuluan Kunjungan kerja Menteri Perindustrian ke Ceko dan Jerman dilakukan untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia menerapkan industri 4.0 dan meningkatkan investasi. Pemerintah Indonesia saat ini tengah melaksanakan langkah-langkah strategis yang ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat terwujudnya visi nasional yang telah ditetapkan untuk memanfaatkan peluang di era revolusi i1ndustri keempat. Salah satu visi penyusunan Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar industri yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030. Berdasarkan analisis Mckinsey Global Institute, Industri 4.0 memberikan dampak yang sangat besar dan luas, terutama pada 1ndust lapangan kerja, di mana robot dan mesin akan menghilangkan banyak lapangan kerja di dunia. Revolusi industry 4.0 mampu meningkatkan efisiensi rantai manufaktur dan kualitas produk tetapi revolusi ini akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia hingga tahun 2030 karena diambil alih oleh robot. Hal ini menjadi ancaman bagi Indonesia sebagai Negara yang memiliki angkatan kerja dan angka pengangguran yang besar. Revolusi Industri Global Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), super 1ndustry, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan inovasi. Industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali di Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri ini merupakan suatu proses 1ndustry yang terhubung secara digital yang mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik. Istilah “Revolusi Industri” diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Revolusi 1ndustry ini pun sedang berjalan dari masa ke masa. Dekade terakhir ini sudah dapat disebut memasuki fase ke empat 4.0. Perubahan fase ke fase memberi perbedaan artikulatif pada sisi kegunaaannya. Fase pertama (1.0) bertempuh pada penemuan mesin yang menitikberatkan (stressing) pada mekanisasi produksi. Fase kedua (2.0) sudah beranjak pada etape produksi massal yang terintegrasi dengan quality control dan standarisasi. Fase ketiga (3.0) memasuki tahapan keseragaman secara massal yang bertumpu pada integrasi komputerisasi. Fase keempat (4.0) telah menghadirkan digitalisasi dan otomatisasi perpaduan internet dengan manufaktur (BKSTI 2017). Sektor 1ndustry di era revolusi industri keempat, di

mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Pada era ini model bisnis mengalami perubahan besar, tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai industri. Roadmap Industri 4.0 Roadmap Industri 4.0 memuat lima industri yang menjadi fokus implementasi, yaitu makanan dan minuman(mamin), tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia. Kementerian Perindustrian telah menetapkan empat langkah strategis dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 sebagai berikut. 1. Mendorong angkatan kerja untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menggunkan teknologi internet of things dengan lini produksi di industri . 2. pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM). 3. pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal dalam perindustrian nasional seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. 4. mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis. Peluang dan Tantangan di Era Industri 4.0 Langkah menuju revolusi industry 4.0 ini akan memberikan manfaat bagi sektor swasta. yakni dapat mengoptimalkan sekaligus meyederhanakan rantai suplai produsen dan membuka peluang besar bagi UKM penyedia teknologi. Untuk Negara-negara maju revolusi industri 4.0 dapat menjadi cara untuk mendapatkan kembali daya saing infrastruktur, sedangkan bagi Negara-negara berkembang revolusi ini dapat membantu menyerdahanakan rantai suplai produksi. Sektor industri nasional perlu berbenah dalam aspek penguasaan teknologi sebagai kunci penentu daya saing. Lima teknologi utama penopang pembangunan system industri 4.0 yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Pemerintah juga harus mengantisipasi dampak negatif dari Industri 4.0 seperti disruptive technology yang akan membuat perubahan besar dan secara bertahap akan mematikan bisnis tradisional. Selain itu, revolusi industri 4.0 berdampak negative pada penciptaan lapangan kerja. Di kawasan ASEAN, hanya Singapura yang telah siap mengadapi era industri baru ini. Banyak hal yang harus dipersiapkan seperti: peran para pengambil keputusan, tata kelola, manajemen risiko implementasi sistem, akses publik pada teknologi, dan faktor keamanan sistem yang diimplementasikan. Selain itu pemerintah juga harus mempersiapkan sistem pendataan yang berintegritas, menetapkan total harga/biaya kepemilikan sistem, mempersiapkan payung hukum dan mekanisme perlindungan terhadap data pribadi,

menetapkan standar tingkat pelayanan, menyusun peta jalan strategis yang bersifat aplikatif dan antisipatif, serta memiliki design thinking untuk menjamin keberlangsungan industri. Penutup Pada revolusi industri ini terjadi lompatan besar dalam sektor industri, di mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Indonesia telah berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0 ditandai dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap dan strategi Indonesia memasuki era digital. Selain mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, revolusi ini juga memiliki dampak negatif. Industri ini akan mengacaukan bisnis konvensional dan mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja. DPR RI sebagai lembaga legislasi perlu mempersiapkan payung hukum yang akan mengatur penerapan sistem baru tersebut. Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi dampak negatif revolusi industri ini terhadap industri, ekonomi, pemerintahan, dan politik di Indonesia.

Related Documents


More Documents from "angg4inter"