Strategi Badan Kepegawaian Daerah Dalam Meningkatkan Kualitas Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Karawang.docx

  • Uploaded by: Himawan Zuliansyah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Strategi Badan Kepegawaian Daerah Dalam Meningkatkan Kualitas Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Karawang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,727
  • Pages: 15
STRATEGI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KARAWANG

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas Pegawai Negeri Sipil tercantum dalam penjelasan umum UU RI No. 43/1999 tentang pokok-pokok kepegawaian sebagai berikut : Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan Aparatur Negara.

Dengan adanya peningkatan kualitas Pegawai Negeri Sipil diharapkan dapat diperoleh Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat yang dapat melaksanakan tugas dengan baik dan tanggungjawab, loyal terhadap Pancasila, UUD 1945, Negara, pemerintahan serta mampu memotivasi diri agar diperoleh hasil kerja yang lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Disamping itu peningkatan kualitas Pegawai Negeri Sipil juga diharapkan dapat mendukung pelaksanaan administrasi Pemerintahan Kota sehingga dapat berjalan efektif. Menurut B.S. Wibowo (2008) sumber daya manusia berkualitas adalah yang unggul secara fisik, intelektual, emosional dan moralitas. Maka sumber daya manusia dapat dikatakan berkualitas apabila memiliki etos kerja yang tinggi, semangat berkompetisi, sikap kemandirian, disiplin, dan penghargaan terhadap waktu.

Dalam usaha untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan khususnya di Pemerintahan Kota Bitung sangat ditentukan kualitas pegawai yang berada didalamnya.

1.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas peneliti mengidentifikasikan permasalahan kualitas pns yang ada di Kabupaten Karawang, yaitu sebagai berikut : 1. Kurangnya etos kerja pegawai negeri sipil 2. Kurangnya kompetensi pegawai negeri sipil di kabupaten karawang 3. Adanya oknum pegawai negeri sipil yang kurang disiplin

Rumusan masalah ?

1.2 Tujuan Penelitian

Sebelum melaksanakan suatu penelitian, hendaknya diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan penelitian serta manfaat dari penelitian tersebut, sehingga penelitian dapat dilakukan secara sistematis, terarah dan tepat. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Untuk menganalisis apa tujuan BKD meningkatkan kualitas pegawai negeri sipil

2. Untuk menjelaskan bagaimana strategi BKD dalam meningkatkan kualitas ASN 3. Untuk menjelaskan bagaimana tahapan strategi BKD dalam meningkatkan kualitas ASN 4. Untuk menggambarkan bagaimana perencanaan (Dilakukan secara terus-menerus)

1.3 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan di Badan Kepegawaian Daerah ini memiliki 2 (dua) kegunaan. Yakni kegunaan praktis dan kegunaan teoritis. Kegunaan penelitian ini disesuaikan dengan tuntutan kondisi realitas dinamika politik dan dan pemerintahan Indonesia saat ini, yang mengharuskan adanya konsepsi baru selain konsepsi administrative dari penyelenggaraan pemerintahan. Adapun deskripsi dari kegunaan dalam penelitian ini antara lain : 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1. Bagi peneliti, untuk memenuhi salah satu syarat gelar sarjana pada Progam Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang 2. Bagi Pemerintah khususnya instansi terkait dapat menambah pengetahuan untuk Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Karawang 3. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi untuk masyarakat khususnya tentang strategi Badan kepegawaian daerah dalam meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Karawang.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta kemmpuan menganalisa terhadap kenyataan yang ada di lapangan dan sebagai bentuk implementasi keilmuan yang pernah diperoleh di Universitas. 2. Bagi Pemerintah, sebagai bahan masukan bagi BKD Aparatur Sipil Negara agar meningkatkamn kualitas Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Karawang. 3. Bagi masyarakat, dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang strategi Badan kepegawaian daerah dalam meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Karawang.

Kerangka ?

1.5 Proposisi

Berhasilnya permasalahan yang dalam hal ini adalah pengelolaan RTH di Kabupaten Karawang apabila implementor kebijakan (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang (BAPPEDA) selaku perencana umum terkait penataan ruang RTH, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karawang (DLHK), Dinas Penataan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP)) telah memenuhi aspek perencanaan yang baik menurut bintoro, yaitu berorientasi kepada tujuan, berorientasi kepada pelaksanaan, mempunyai prioritas tujuan, mepunyai prioritas waktu dan dilakukan secara kontinu

1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendektan kualitatif. Dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara mendalam dengan informan yang telah ditentukan. Kemudian, data yang ditemukan dari hasil wawancara dan pengamatan tersebut akan dianalisis secara kualitatif. Sugiyono (2011:3) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaantertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara – cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara – cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis. Karena dalam penelitian deskriptif ini menggambarkan suatu masalah sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat, dalam konteks meningkatkan kualitas ASN di Kabupaten Karawang. Maka dari itu perlunya strategi BKD dalam meningkatkan kualitas AS di Kabupaten Karawang. peneliti akan mengamati dan melakukan wawancara langsung terkait strategi BKD dalam meningkatkan kualitas ASN di Kabupaten Karawang ini. Dengan pengamatan secara langsung peneliti diharapkan mengamati serta mengkaji secara langsung sehingga dapat memberikan solusi dan saran dalam kesimpulan akhir mengenai permasalahan kualitas ASN di Kabupaten Karawang. Dengan memakai penelitian kualitatif, maka akan menghasilkan data yang deskriptif berupa ucapan atau tulisan perilaku orang-orang yang diamati di BKD dan ASN di Kabupaten

Karawang. Pendekatan Kualitatif diharapkan untuk leih mendalami permasalahan, dan uraian yang dihasilkan lebih mendalam mengenai kualitas ASN di Kabupaten Karawang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang merupakan bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskriptrifkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berbentuk akivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena satu dengan fenomena yang lainnya. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif jenis studi kasus karena merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahannya pada suatu kasus secara intensif, mendalam, mendetail serta komprehensif sehingga upaya mencari solusi untuk permasalahan yang timbul dapat terwujud dalam kasus permasalahan mengenai kualitas ASN di Kabupaten Karawang.

1.7.2 Teknik Pengumpulan data

Penelitian kualitatif, dalam pelaksanaan penelitian diperlukan dua yang lengkap. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Untuk memperoleh fakta-fakta yang lengkap dalam peelitian mengenai Perencanaan Kabupaten Karawang dalam Pengelolaan RTH, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Yaitu mengadakan pengumpulan data melalui penelaahan berbagai studi literatur kepustakaan atau buku-buku yang berhubungan dengan pengelolaan RTH serta

konsep perencanaan. Artikel-artikel yang berkaitan dengan RTH serta konsep perencanaan, berita media cetak atau online yang memberikan informasi tentang RTH di Kabupaten Karawang, peneliti fokus kepada pengelolaan RTH yang berada kawasan perkotaan, dan juga melakukan kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan RTH di Kabupaten Karawang. 2). Studi Lapangan Yaitu penggumpulan data dengan cara mengumpulkan dan menyeleksi data yang diperoleh dilokasi penelitian baik itu data dari pemegang kebijakan yang berhubungan dalam menangani permasalahan RTH seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang (BAPPEDA) selaku perencana umum terkait penataan ruang RTH, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karawang (DLHK), Dinas Penataan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) , maupun masyarakat kawasan perkotaan. Studi lapangan ini dilakukan dengan teknik : a. Observasi Nasution dalam Sugiyono (2011:226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan teknik observasi pasitipasi pasif, dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan yang akan diamati, akan tetapi peneliti hanya datang ditempat kegiatan berlangsung untuk melakukan pengamatan. Objek yang diamati adalah permasalahan RTH di OPDOPD seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang (BAPPEDA) selaku perencana umum terkait penataan ruang RTH, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karawang (DLHK), Dinas Penataan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP).

b. Wawancara Esterberg dalam Sugiyono (2011:231) mendefinisikan wawancara “merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu” Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara adalah teknik wawancara terstruktur, artinya pewawancara sebelumnya menentukan dan

menyiapkan

pertanyaan-pertanyan sesuai dengan permasalahan yang akan diungkap. Saat melakukan wawancara peneliti sebagai pewawancara membawa pedoman wawancara serta dapat dibantu dengan alat-alat wawancara seperti buku cacatan, tape recorder atau alat perekam suara serta kamera untuk membantu mendokumentasikan hasil wawancara yang dilakukan. Dengan demikian data yang diperoleh dan tidak terungkap sebelumnya dalam observasi akan lebih lengkap dan mendalam. Wawancara yang akan dilakukan adalah ke aparatur pemerintahan Karawang seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang (BAPPEDA) selaku perencana umum terkait penataan ruang RTH, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karawang (DLHK), Dinas Penataan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP), dan masyarakat kawasan perkotaan. c. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2012:82). Dalam Samiaji Sarosa (2012:61) disebutkan bahwa “dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto dan lainnya”. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono (2012:222), “peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang melengkapi hasil temuan dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh dari dokumen dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap.

1.7.3 Sumber Data Sebuah penelitian maka diperlukan sebuah data yang lengkap. Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Menurut Sugiono (2011:137) menjelaskan sumber data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah smberdata yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan yang tidak langsung mmberikan data kepada pengumpul data, mislanya lewat orang lain ataulewatdokumen” Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang (BAPPEDA) selaku perencana umum terkait penataan ruang RTH, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karawang (DLHK), Dinas Penataan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP), setelah data-data terkumpul, data tersebut akan di olah sehingga akan menjadi sebuah informan bagi peneliti tentang keadaan obejek penelitian. Serta informasi mengenai masalah-masalah kurangnya pengelolaan RTH di Kabupaten Karawang. Sedangkan menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi dari literasi – literasi buku

dan artikel atau berita media cetak maupun media online mengenai konsep perencanaan serta permasalahan – permasalahan mengenai RTH di Kabupaten Karawang. Sumber data yang dapat dijadikan rujukan bagi penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang (BAPPEDA) dengan pertimbangan bahwa instansi tersebut yang membuat konsep secara umum tentang penataan ruang dan RTH. b. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang dengan pertimbangan bahwa instansi tersebut yang membuat pola dan tata letak penataan ruang di Kabupaten Karawang. c. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Labupaten Karawang dengan petimbangan bahwa instansi tersebut pelaksana program taman kota, sempadan dan median. d. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Karawang dengan pertimbangan Dinas tersebut sebagai pelaksana program penelolaan hutan kota. e. Masyarakat kawasan perkotaan dengan pertimbangan masyarakat perkotaan yang merasakan bagaimana permasalahan kuangnya RTH di Kabupaten Karawang. f. Kelompok masyarakat yang berpartisipasi dalam pengelolaan RTH di Kabupaten Karawang

1.7.4 Teknik Penentuan Informan Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley (dalam Sugiyono, 2011:297) dinamakan social situation atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi social tersebut, dapat dirumah berikut keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang disudut jalan yang sedang mengobrol, atau ditempat kerja dikota, desa, atau wilayah suatu

Negara. Peneliti menentukan key informan. Penentuan Informan dalam hal ini ditempuh dengan mencari pihak yang terlibat langsung dengan permasalahan kurangnya RTH di Kabupaten Karawang. Dalam hal ini berjumlah orang, antara lain : 1. Kepala Bidang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) bidang prasarana tata ruang sebagai key informan dalam penelitian ini karena staff BAPPEDA mengetahui langsung permasalahan yang di teliti oleh peneliti. 2. Kepala Bidang penataan ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sebagai key informan dan petunjuk teknis terkait penataan ruang dan pengelolaan RTH di Kabupaten Karawang. 3. Kepala Bidang Pertamanan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) sebagai key informan dan petunjuk teknis terkait taman kota, sempadan dan median di Kabupten Karawang. 4. Kepala Bidang Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) sebagai key informan

dan petunjuk teknis terkait pengelolaan hutan kota di Kabupaten

Karawang. 5. Masyarakat kawasan perkotaan yang merasakan langsung fenomena kurangnya ruang terbuka hijau di Kabupaten Karawang. 6. Salah satu kelompok masyarakat yang berpartisipasi dalam pengelolaan RTH di Kabupaten Karawang 1.7.5 Teknik Analisis Data

Bogdan dalam Sugiyono (2011:244) menyatakan bahwa, “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”.

Susan Stainback dalam Sugiyono (2011:244) mmenyatakan bahwa “Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dapat dievaluasi”. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang didapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. (Sugiyono, 2011:335) Pada penelitian kualitatif, proses analisis berlangsung pada saat data diperoleh, artinya apabila peneliti merasa belum puas dengan data yang diperoleh maka peneliti melanjutkan pengamatan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan mendalam dan dianggap kredibel. Miles and Huberman dalam Sugiyono (2011:337) mengemukakan bahwa, “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Adapun aktifitas dalam analisis data, yaitu: data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verification (menarik kesimpulan/ verifikasi). 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2011:338). Dengan mereduksi data, data yang diperoleh dari lapangan dengan jumlah yang cukup banyak akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas atas data

yang telah diperoleh serta memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data pada tahap berikutnya. 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan tahap kedua setelah dilakukannya reduksi data. Sugiyono (2011:341) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles and Huberman dalam Sugiyono (2011:341) Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Pada tahap kedua, data-data yang telah diperoleh kemudian disusun lalu disajikan agar dapat memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi terkait fenomena atau permasalahan yang sedang diteliti tersebut. 3. Verifikasi Verifikasi merupakan tahap ketiga sekaligus proses analisis data terakhir dalam teknik analisis data. Dalam tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan atau proses pengambilan intisari dari data-data yang telah diperoleh kemudian disusun dan disajikan kedalam bentuk pernyataan yang singkat dan padat akan tetapi dapat memberikan penjelasan atau penjabaran yang menyeluruh.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.8.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini difokuskan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang (BAPPEDA) selaku perencana umum terkait penataan ruang RTH, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karawang (DLHK), Dinas Penataan

Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP), dan masyarakat kawasan perkotaan Kabupaten Karawang.

1.8.2 Waktu penelitian Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama tujuh bulan, terhitung dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2016 yaitu: 1. Studi pustaka dilakukan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2017. 2. Penelitian awal dilakukan mulai awal Februari sampai dengan bulan Maret 2017. 3. Penyusunan UP penelitian dilakukan pada bulan Februari-Juni 2017. 4. Seminar UP dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2017. 5. Penelitian lapangan dilakukan terhitung sejak bulan Maret sampai dengan bulan September 2017. 6. Pengolahan data dilakukan terhitung sejak bulan Juli sampai dengan bulan September 2017. 7. Analisis data dilakukan terhitung sejak bulan Juli sampai dengan bulan September 2017. 8. Penyusunan laporan dilakukan terhitung sejak bulan Juli sampai dengan bulan September 2017. 9. Sidang skripsi dilakukan pada bulan September 2017.

Table 1 Waktu dan Kegiatan Penelitian No

Kegiatan

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

1

Studi Pustaka

2

Penelitian Awal

3

Penyusunan UP

4

Seminar UP Penelitian

5

Lapangan

6

Pengolahan Data

7

Analisis data Penyusunan

8

Laporan

9

Sidang Skripsi

Sumber Olahan Penelitian 2017

Related Documents


More Documents from ""