Standar Proses.docx

  • Uploaded by: Haniie Rahmawati
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Standar Proses.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,717
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang berarti dalam standar proses pembelajaran berlangsung. Penyusunan standar proses pendidikan diperlukan untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sebagai upaya ketercapaian standar kompetensi lulusan. Dengan demikian, standar proses dapat dijadikan pedoman oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran serta menentukan komponenkomponen yang dapat mempengaruhi pendidikan. Menurut kamus besar bahasa indonesia standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Sedangkan proses merupakan rangkaian kegiatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa standar proses merupakan suatu hal atau ukuran yang dijadikan patokan dalam rangka melaksanakan suatu rangkaian kegiatan, yang dalam hal ini adalah patokan dalam melaksnakan kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan. Dalam arti sebenarnya, berdasarkan peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 bab 1 pasal 1 ayat 6, Standar Proses Pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dari pengertian diatas, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam standar proses. Pertama, Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan, yang berarti standar proses pendidikan dimaksud berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu dimanapun pendidikan lembaga itu berada secara nasional. Kedua, Standar proses berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang bagaimana seharusnya pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, standar proses pendidikan dimaksud dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran. Ketiga, Standar proses diarahkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dengan demikian, standar kompetensi lulusan merupakan sumber atau rujukan utama dalam menentukan standar proses pendidikan. Pemberlakuan standar proses pada satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada akhirnya mampu meningkatkan mutu pendidikan. 1

B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian standar proses? 2. Apakah fungsi standar proses? 3. Bagaimana ruang lingkup standar proses? 4. Bagaimana standar proses di UM?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian standar proses? 2. Untuk mengetahui fungsi standar proses? 3. Untuk mengetahui ruang lingkup standar proses? 4. Untuk mengetahui standar proses di UM?

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Standar Proses Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Proses

pembelajaran

seharusnya

dilakukan

secara

interaktif

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut sangatlah membantu dalam pekembangan akal dan mental peserta didik. Menurut Permendikbud (2013) Standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan.

B. Fungsi Standar Proses Secara umum, standar proses pendidikan sebagai standar minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran. a. Fungsi Standar Proses Pendidikan dalam rangka mencapai standar kompetensi yang harus dicapai. Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai pendidikan, yakni kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtisar pendidikan. Berkaitan dengan hal itu, standar proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta program yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. b. Fungsi Standar Proses Pendidikan bagi pendidik Standar proses pendidikan badi pendidik berfungsi sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian dan sebagai pedoman untuk implementasi

3

program dalam kegiatan nyata di lapangan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami dan menghayati prinsip- prinsip standar proses pendidikan. c. Fungsi Standar Proses Pendidikan bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah orang yang secara struktural bertanggung jawab dalam pengendalian mutu pendidikan secara langsung. Dengan demikian, bagi kepala sekolah standar proses pendidikan berfungsi: a)

Sebagai barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.

b) Sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan mengusahakan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan. d. Fungsi Standar Proses Pendidikan bagi para pengawas Bagi para pengawas, standar proses pendidikan berfungsi sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan bagian mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Dengan demikian, para pengawas perlu memahami dengan benar hakikat standar proses pendidikan. Karena dengan pemahaman itu selanjutnya pengawas dapat memberikan masukan dan bimbingan kepada para guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. e. Fungsi Standar Proses Pendidikan bagi dewan sekolah dan dewan pendidikan Fungsi utama dewan sekolah dan dewan pendidikan adalah fungsi perencanaan dan pengawasan. Fungsi ini amat penting untuk menjaga kualitas pendidikan. Melalui pemahaman standar proses pendidikan, maka lembaga ini dapat melaksanakan fungsinya dalam. a) Menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang berhubungan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh sekolah atau guru untuk pengelolaan proses pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal.

4

b) Memberikan saran- saran, usul, atau ide kepada sekolah, khususnya guru dalam pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal. c) Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses pembelajaran khususnya yang dilakukan oleh para guru.

C. Ruang Lingkup dalam Standar Proses Menurut Permendikbud (2013) Standar proses mencakup: a. Karakteristik proses pembelajaran;  Pada mahasiswa Karakteristik proses pembelajaran yang diharapkan pada mahasiswa antaralain: 1) interaktif, 2) holistik, 3) integratif, 4) saintifik, 5) kontekstual, 6) tematik, 7) efektif, 8) berpusat pada mahasiswa  Pada dosen Karakteristik proses pembelajaran yang diharapkan pada dosen antaralain: 1) Fasilitator, 2) Inovator, 3) Motivator, 4) Inspirator, b. Perencanaan proses pembelajaran Perencanaan proses pembelajaran tiap mata kuliah atau blok mata kuliah dimuat dalam rencana pembelajaran semester (RPS). RPS ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen, baik sendiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan

dan/atau

teknologi.

Penyusunan

RPS

atau

istilah

lain

harus

mempertimbangkan tingkat partisipasi mahasiswa, penerapan teknologi informasi dan 5

komunikasi, keterkaitan dan keterpaduan antarmateri, umpan balik, dan tindak lanjut. RPS paling sedikit memuat: 1) nama program studi, nama dan kode matakuliah, semester, jumlah sks, nama dosen, serta capaian pembelajaran mata kuliah atau blok mata kuliah 2) kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran 3) waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; 4) bahan pembelajaran atau bahan kajian; 5) kriteria atau indikator penilaian; 6) bobot penilaian; 7) strategi pembelajaran/pengalaman belajar mahasiswa; 8) daftar referensi yang digunakan; 9) rincian/deskripsi semua tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa. c. Pelaksanaan proses pembelajaran Proses pembelajaran harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan atas prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis mahasiswa. Proses pembelajaran secara umum dilaksanakan dengan urutan: 1) Kegiatan pendahuluan, merupakan pemberian informasi yang komprehensif tentang rencana pembelajaran beserta tahapan pelaksanaannya, serta informasi hasil asesmen dan umpan balik proses pembelajaran sebelumnya; 2) Kegiatan inti, merupakan kegiatan belajar dengan penggunaan metode pembelajaran yang menjamin tercapainya kemampuan tertentu yang telah dirancangsesuai dengan kurikulum; 3) Kegiatan penutup,merupakan kegiatan refleksi atas suasana dan capaian pembelajaran yang telah dihasilkan, serta informasitahapan pembelajaran berikutnya. Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode. Bentuk pembelajaran sebagaimana dapat berupa: 1) kuliah; 2) responsi dan tutorial; 6

3) seminar; dan 4) praktikum Pelaksanaan proses pembelajaran juga dapat menggunakan metode pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas siswa sperti beberapa metode pembelajran berikut ini:

Gambar 1. Metode Pembelajaran Mahasiswa

d. Beban Belajar Mahasiswa Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran Staandar Kredit Semeter (SKS), yaitu takaran waktu kegiatan belajar yang dibebankan pada mahasiswa perminggu persemester dalam proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu program studi. 1 (satu) sks setara dengan 3 (tiga) jam kegiatan belajar per minggu per semester. Beban belajar mahasiswa adalah 8-10 jam per hari, atau 48-60 jam per minggu atau setara dengan 16 sks – 20 sks per semester. Jabaran mengenai beban belajar tertuang dalam Kemenristekdikti no 44 tahun 2015 pasal 16 dan 17

7

Gambar 2. Beban Belajar dan Masa Studi

Gambar 3. Beban Belajar: Rincian waktu 1 SKS kegiatan pembelajaran 8

D. Standar Proses Pembelajaran di UM Menurut Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang (2017), Standar Proses Pembelajaran UM diatur dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang Tahun Akademik 2017/2018 Bab XIII dan XIV pasal 96-105. Standar proses tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut. a. Perencanaan perkuliahan Setiap awal semester dosen wajib menyusun/mengembangkan Rencana Perkuliahan Semester (RPS). RPS dikembangkan oleh dosen/sekelompok dosen dan ditetapkan oleh ketua kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi. Penyusunan RPS harus mempertimbangkan tingkat partisipasi mahasiswa, penerapan teknologi informasi dan komunikasi, keterkaitan dan keterpaduan antarmateri, umpan balik, dan tindak lanjut. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan dosen harus menyiapkan sumber belajar yang terdiri atas: 

buku wajib;



akses atas informasi;



hasil penelitian/karya;



kejadian/fakta; dan



hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Jadwal kuliah Jadwal kuliah sekurang-kurangnya berisi keterangan: a. nama matakuliah, sandi, offering, dan angka sks matakuliah; b. matakuliah yang menjadi prasyarat; c. hari, jam, dan ruang/gedung kuliah; d. sandi dan nama dosen/pengajar. Kegiatan perkuliahan dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 21.40. Masa perkuliahan tersebut dibagi menjadi 16 jam kuliah dengan diselingi 2 kali istirahat. Jam kuliah setiap hari terdiri dari 14 jam kuliah yang masingmasing selama 50 menit dan khusus pada bulan puasa 35 menit yang waktunya diatur sebagaimana tercantum dalam Tabel 1.

9

Jadwal kuliah diumumkan oleh fakultas paling lambat 4 minggu sebelum masa registrasi akademik. c. Penyelenggaran perkuliahan Kegiatan studi mahasiswa dapat dilakukan dalam bentuk kuliah teori, praktikum atau kerja lapangan, atau gabungan di antara ketiga bentuk tersebut. Perkuliahan teori bertujuan untuk meng-kaji dan mengupayakan penguasaan mahasiswa atas teori, prinsip, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan satu bidang studi. Perkuliahan praktikum bertujuan untuk mengaplikasikan teori dalam kondisi dan situasi terbatas, sedangkan kerja lapangan bertujuan untuk mengaplikasikan teori dalam keadaan nyata di lapangan. Ketiga bentuk perkuliahan tersebut dapat dilakukan lewat kegiatan tatap muka (komunikasi langsung dosen mahasiswa), terstruktur (tugas terbimbing), dan kegiatan belajar mandiri. Penghargaan terhadap kegiatan akademik mahasiwa tersebut dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Satuan kredit semester (sks) adalah suatu sistem penyelenggaraan pen-didikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) dan menggunakan satuan waktu semester dalam satu tahun akademik, yang terdiri atas 2 semester biasa dan semester pendek. Kegiatan belajar yang dihargai 1 sks terdiri atas kegiatan perkuliahan terjadwal per minggu sebanyak 1 jam perkuliahan atau 4 jam kerja lapangan; yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1-2 jam tugas terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri. Tabel 1 Jadwal Kuliah

10

Semester biasa adalah satuan waktu kegiatan selama 18 minggu efektif, yang terdiri atas 16 minggu kegiatan perkuliahan terjadwal, berikut kegiatan iringannya, yaitu 1 minggu tenang dan 1 minggu untuk ujian akhir semester. Komponen jam pada semester biasa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komponen Jam Kegiatan Belajar per Minggu untuk 1 SKS pada Semester Biasa Kegiatan

Tatap muka (menit)

Tugas

terstruktur Tugas mandiri (menit)

(menit) Kuliah teori

1 x 50

60

60

Praktikum

2 x 50

60

60

Kerja lapangan

4 x 50

60

60

Semester pendek adalah satuan waktu kegiatan perkuliahan selama 8-10 minggu efektif, termasuk satu minggu untuk jam ujian akhir semester. Komponen jam pada semester pendek dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Harga Satuan Kredit Semester Pendek Kegiatan

Tatap muka (menit)

Tugas

terstruktur Tugas mandiri (menit)

(menit) Kuliah teori

2 x 50

2 x 60

2 x 60

Praktikum

4 x 50

2 x 60

2 x 60

Kerja lapangan

8 x 50

2 x 60

2 x 60

Sesuai dengan Kepmen Diknas RI Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusun-an Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, telah ditetapkan bahwa untuk menyelesaikan studi pada program Sarjana (S1) dan program Diploma (D), mahasiswa harus mengikuti kegiatan perkuliahan yang mencakup 2 kelompok kurikulum, yaitu (1) Kurikulum Inti dan (2) Kurikulum Institusional. Kurikulum Inti merupakan ke-lompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional. Kurikulum Inti terdiri atas kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan Matakuliah 11

Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Kurikulum Inti tersebut sebagai persyaratan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penyelesaian suatu program studi.Adapun Kurikulum Institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dan kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dan kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan. Kurikulum Inti program sarjana dan program diploma terdiri atas Matakuliah Pengembangan Kurikulum Inti program Sarjana berkisar antara 40%-80% dari jumlah SKS kurikulum program Sarjana. Adapun kurikulum program Diploma sekurangkurangnya 40% dari jumlah sks kurikulum program Diploma. Dari Kepmen Diknas yang sama, perlu dijelaskan lebih lanjut tentang Matakuliah inti tersebut sebagai berikut: a. Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) terdiri atas Pendidikan Agama (2 sks), Pendidikan Pancasila (2 sks), Pendidikan Kewarganegaraan (2 sks), Bahasa Indonesia Keilmuan (2 sks), dan Bahasa Inggris Profesi (2 sks) yang wajib ditempuh oleh mahasiswa UM, selain itu mahasiswa juga harus menempuh 4 sks matakuliah pilihan sesuai dengan kebijakan masing-masing jurusan/program studi. b. Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) terdiri atas Pengantar Pendidikan (3 sks), Perkembangan Peserta Didik (3 sks), Belajar dan Pembelajaran (4 sks), yang merupakan kelom-pok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu. MKK terdiri atas MKK1 yang memberikan pengalaman untuk pembentukan profesi dasar kependidikan dan MKK2 untuk membentuk dasar-dasar penguasaan bidang studi sebagai bahan ajar. c. Dalam kelompok MPK secara institusional dapat termasuk Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Alamiah Dasar, Filsafat Ilmu, dan Olah Raga. Dalam Bab III Pasal 5 Kepmen Diknas RI Nomor 232/U/2000 juga dijelaskan tentang “Beban dan Masa Studi Mahasiswa” sebagai berikut. a. Beban studi program Sarjana (S1) sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) sks dan sebanyak-banyaknya 160 sks yang dijadwalkan untuk 8 semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester setelah pendidikan menengah.

12

b. Beban studi program Magister (S2) sekurang-kurangnya 38 (tiga puluh delapan) sks dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) sks yang dijadwalkan untuk 4 semester dan selama-lamanya 10 (sepuluh) semester termasuk penyusunan tesis, setelah program Sarjana, atau yang sederajat. c. Beban studi program Doktor (S3) adalah sebagai berikut.  Beban studi program Doktor bagi peserta yang berpendidikan sarjana (S1) sebidang sekurang-kurangnya 76 (tujuh puluh enam) sks yang dijadwalkan 8 (delapan) semester dengan lama studi selama-lamanya 12 (dua belas) semester.  Beban studi program Doktor (S3) bagi peserta yang berpendidikan sarjana (S1) tidak sebidang sekurang-kurangnya 88 (delapan puluh delapan) sks yang dijadwalkan untuk 9 (sembilan) semester dengan lama studi selama-lamanya 13 (tiga belas) semester.  Beban studi program Doktor bagi peserta yang berpendidikan magister (S2) sebidang sekurang-kurangnya 42-46 sks yang dijadwalkan untuk 4 (empat) se-mester dan dapat ditempuh kurang dari 4 (empat semester dengan lama studi selama-lamanya 10 (sepuluh) semester.  Beban studi program Doktor bagi peserta yang berpendidikan magister (S2) tidak sebidang sekurang-kurangnya 54-58 sks yang dijadwalkan untuk 5 (lima) semester dan dapat ditempuh kurang dari 5 (lima semester) dengan lama studi selama-lamanya 11 (sebelas) semester.  Beban studi seluruhnya yang harus diambil oleh mahasiswa bergantung pada paketpaket program yang disediakan. Progam Sarjana (S1) sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) sks sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) sks, program Diploma III se-kurang-kurangnya 108 (seratus delapan) sks dan sebanyakbanyaknya 120 (seratus dua pu-luh) sks.

Kurikulum program Sarjana terdiri atas 5 (lima) komponen: 

Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)



Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrerampilan (MKK)



Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) 13



Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)



Kelompok Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)

Kurikulum program Magister terdiri atas 4 (empat) komponen: 

Kelompok Mata Kuliah Umum (MPU)



Kelompok Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK)



Kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang terdiri atas: MK Spesialisasi Bidang Studi, MK Proses Belajar Mengajar Bidang Studi (PBM BS) termasuk Program Pengalaman Lapangan (PPL), MK Pembentukan Keahlian Bidang Studi (MK PKBS), Kuliah Kerja Lapangan (KKL), dan



Tesis.

Sedangkan kurikulum program Doktor (S3) terdiri atas 2 (dua) komponen yaitu: 

Program Perkuliahan 22-27 sks yang terdiri dari landasan keilmuan dan Pendidikan (DIP) dan Bidang Studi Spesialisasi (BSS).



Disertasi 28 sks.

d. Tata tertib perkuliahan Pada setiap awal semester dosen wajib menyampaikan Rencana Perkuliahan Semester (RPS) kepada jurusan/program studi, fakultas, dan mahasiswa. Pada setiap kegiatan perkuliahan, dosen wajib melaksanakan presensi mahasiswa dengan menggunakan DHK.DHK diserahkan kepada Kasubag Akademik fakultas/Kasubag Tata Usaha Pascasarjana atau kepada petugas yang ditunjuk untuk direkapitulasi ke DHK online yang pengaturannya di bawah koordinasi Wakil Dekan BidangAkademik, atau Wakil Direktur Bidang Akademik. Mahasiswa yang tidak hadir pada suatu perkuliahan wajib menyampaikan surat pemberitahuan kepada dosen yang bersangkutan tentang alasan ketidakhadirannya. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh perkuliahan dalam semester yang bersangkutan. Jika kegiatan perkuliahan tidak dapat dilaksanakan menurut jadwal, dosen wajib memberitahukan kepada mahasiswa dan wajib mengganti perkuliahan pada waktu lain dengan sepengetahuan Ketua Jurusan/Koordinator Program Studi, dan Tata Usaha fakultas/Pascasarjana terkait sehingga jumlah kehadiran dosen 100%. Mahasiswa yang namanya tidak tercantum dalam DHK tidak diperkenankan mengikuti kuliah. Mahasiswa ikut membantu dalam peningkatan

14

mutu dan pemeliharaan tata tertib perkuliahan, antara lain dengan cara mengisi instrumen balikan mahasiswa secara objektif dan cermat pada setiap akhir semester. e. Administrasi akhir semester Setiap dosen berkewajiban memasukkan nilai akhir matakuliah secara online. Pengisian DNA paling lambat dua minggu setelah tes akhir semester berakhir. Dosen yang belum mengisi DNA sampai batas akhir jadwal pengisian DNA akan diberi surat teguran oleh Dekan. Untuk kepentingan pengamanan nilai mahasiswa, maka DNA harus diisikan langsung oleh dosen yang bersangkutan. Setelah pengisian DNA online, Dosen diwajibkan mengisi angket Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran (monevjar) akhir semester sebagai bentuk laporan akhir tugas mengajar dalam satu semester. Pengisian angket monevjar dikoordinasikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik bersama UPM dan GPM. DNA merupakan dasar penerbitan KHS mahasiswa tiap akhir semester oleh Kepala BAKPIK. KHS berisi hasil studi mahasiswa dalam satu semester, meliputi: sandi dan nama matakuliah, sks, nilai, sksN (perkalian sks dan nilai), IP semester, IPK, sks kumulatif, sks yang boleh diambil mahasiswa pada semester berikutnya, dan sisa masa studi. KHS diunduh secara online dan dicetak oleh mahasiswa sebagai dasar konsultasi penyusunan KRS pada semester berikutnya. KHS yang ditandatangani oleh Kabag Akademik BAKPIK dapat diperoleh di Subag AE. f. Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, dan Disertasi Tugas Akhir (TA) adalah matakuliah yang wajib diprogram oleh mahasiswa pro-gram Diploma. TA merupakan karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program Diploma pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian atau kajian terhadap permasalahan yang diperoleh pada praktek kerja atau permasalahan riil lainnya. Mahasiswa yang menempuh TA harus lulus 75% dari seluruh beban studi yang ditetapkan. Skripsi adalah matakuliah yang wajib diprogram oleh mahasiswa Program Sarjana. Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program Sarjana pada akhir studinya berda-sarkan hasil penelitian, atau kajian kepustakaan atau pengembangan suatu masalah yang dilakukan dengan seksama. Mahasiswa yang menempuh skripsi harus mem--per-oleh paling sedikit 75 sks diluar MPK untuk masukan lulusan SLTA, 30 sks diluar MPK untuk masukan lulusan Diploma 3/Sarjana Muda, 70 sks di luar MPK bagi masukan lulusan Program Diploma 1/Diploma 2 dan telah 15

lulus mata kuliah penelitian dan Bahasa Indonesia Profesi/ Keilmuan, atau matakuliah yang dipersyaratkan bagi mahasiswa jurusan Sastra Inggris, Sastra Arab, dan Sastra Jerman. Bagi mahasiswa program Magister (S2) dan program Doktor (S3) yang menyusun tesis dan/atau disertasi merupakan suatu kewajiban yang dikerjakan. Kegiatan dalam rangka penulisan Tesis dapat dimulai setelah mahasiswa memperoleh sekurang-kurangnya 15 sks (untuk program Magister) dan 10 sks untuk program Doktor masukan program Magister sebidang. g. Gelar Akademik dan Sebutan Profesional Lulusan UM menyelenggarakan berbagai macam program yang pada dasarnya bisa dikategori-kan menjadi program akademik dan profesional. Program akademik meliputi program Sar-jana (S1), program Magister (S2), dan program Doktor (S3). Lulusan yang telah menyelesaikan program ini diberikan penghargaan gelar akademik dan berhak untuk memakainya. Gelar yang dimaksud adalah Sarjana Pendidikan (S.Pd), Sarjana Sastra (S.S.), Sarjana Sejarah (S.Hum.), Sarjana Ekonomi (S.E.), Sarjana Psikologi (S.Psi), Sarjana Geografi (S.Hum.), Sarjana Sains (S.Si), Sarjana Teknik (S.T.), Sarjana Seni (S.Sn), dan Sarjana Ilmu Keolahragaan (S.Or). M.Pd untuk lulusan program Magister Kependidikan (S2), M.M untuk lulusan program Magister Manajemen (S2), dan Dr untuk lulusan program Doktor (S3). Sedangkan bagi lulusan program Diploma dan program profesional tidak diberikan gelar akademik, melainkan diberikan sebutan profesional. Sebutan profesional yang dimak-sud ialah Ahli Pratama (A.P.) bagi lulusan program Diploma 1, Ahli Muda (A.Ma) bagi lu-lusan program Diploma 2, dan Ahli Madya (A.Md) bagi lulusan program Diploma 3. h. Kelulusan dan Yudisium Kelulusan dan yudisium mahasiswa ditentukan berdasarkan perhitungan jumlah sks yang telah dikumpulkan dan indeks prestasi (IP) yang dicapai. Perhitungan ini memperha-tikan jumlah sks dan IP keseluruhan serta sks dan IP untuk masing-masing kelompok mata-kuliah. Berdasarkan IP kumulatif (IPK) yang dicapai diberikan predikat atas kelulusan atau yudisium mahasiswa. Predikat lulusan bagi program Sarjana dan program Diploma adalah dengan pujian bagi yang mencapai IPK 3,51-4.00, ditambah ketentuan masa studi minimum ditambah satu tahun yaitu 5 tahun untuk program Sarjana, 4 tahun untuk program Diploma 3 dan tiga tahun untuk program Diploma 2, sangat memuaskan bagi yang 16

mencapai IPK 2,76-3,50; dan memuaskan bagi yang mencapai 2,00-2,75. Bagi lulusan program Magister (S2), predikat yudisium yang digunakan adalah dengan pujian yang mencapai IPK 3,71-4,00, sangat memuaskan bagi yang mencapai IPK 3,41-3,70; dan memuaskan bagi yang mencapai IPK 2,75-3,40. Sedangkan bagi lulusan program Doktor (S3) predi-kat yudisium yang digunakan adalah dengan pujian yang mencapai IPK 3,81-4,00, sangat memuaskan bagi yang mencapai IPK 3,51-3,80; dan memuaskan bagi yang mencapai IPK 2,75-3,50. Sedangkan mahasiswa yang lulus hanya dengan IPK 2,70-2,75 tidak memperoleh predikat kelulusan tetapi dinyatakan hanya sebagai “lulus” yudisium.

17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Menurut Permendikbud (2013) Standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. 2. Fungsi standar proses terdiri dari fungsi dalam rangka mencapai standar kompetensi, fungsi bagi guru, fungsi bagi kepala sekolah, fungsi bagi pengawas dan fungsi bagi dewan sekolah maupun dewan pendidikan. 3. Ruang lingkup standar proses pendidikan terdapat di dalam permendikbud tahun 2013. 4.

Standar Proses Pembelajaran UM diatur dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang Tahun Akademik 2017/2018 Bab XIII dan XIV pasal 96-105.

B. Saran 1. Sebaiknya menambah referensi lagi dalam penyusunan makalah ini. 2. Sebaiknya penulis menghindari kesalahan dan penulisan. 3. Sebaiknya penulis memperkaya isi makalah agar lebih lengkap

18

DAFTAR RUJUKAN

Kemenristekdikti. 2015. Peraturan Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Jakarta: Kementrian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi. Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2017. Pedoman Pendidikan Tahun Akademik 2016/2017. Malang: BAKPIK Universitas Negeri Malang. Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang Tahun Akademik 2017/2018. Permendikbud. 2013. Peraturan menteri pendidikan dan Kebudayaan Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

19

Related Documents

Standar
June 2020 24
Standar
December 2019 54
Standar Tajwid.pdf
November 2019 34
Standar Laboratorium.docx
December 2019 28
Standar Samping
May 2020 25

More Documents from "Wanda Martinanda"

04. Rpp.docx
May 2020 2
Standar Proses.docx
May 2020 24
Laporan.pdf
December 2019 38
Apoteker.docx
July 2020 26