Standar Akuntansi Industri Batubara

  • Uploaded by: Wilis Asri
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Standar Akuntansi Industri Batubara as PDF for free.

More details

  • Words: 12,280
  • Pages: 167
STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA

Agenda 1.

Standar Akuntansi Pertambangan

2.

Standar Khusus Industri Batubara

3.

Standar Lain Terkait Industri Batubara

4.

Diskusi

Standar Akuntansi • Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness) • Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun • Memudahkan auditor dalam mengaudit • Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. • Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna

Sejarah Standar Akuntansi

Pra PAI 1973

PAI 1973

Konvergensi IFRS 20082012

Harmon isasi IAS 19942007

Konvergensi IFRS 20132015

8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global

4

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia  PernyataanStandar Akuntansi Keuangan  Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP  Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah  Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP

 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015  SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik tidak signifikan. 5

Roadmap IFRS di Indonesia Efektif < 2010

Efektif 2011

Efektif 2012

Efektif 2013

Efektif 2014&2015

• 3 PSAK

• 16 PSAK

• 11 PSAK

• 22 PSAK

• 8 PSAK (2015)

• 1 ISAK

• 6 ISAK

• 12 ISAK

• 1 ISAK

• 3 ISAK (2014)

• 9 PPSAK • 1 PISAK

• 1 PPSAK

• 3 PPSAK

• 2 PPSAK

• 1 PPSAK (2014)

IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IAS 41 Agriculture b. IFRIC 21 Levies c. IAS 32/39 Financial Instrument d. IAS 36 Impairment

Diskusi IFRS a. IFRS 4 Insurance Contract b. IFRS Revenue from Contract with Customers c. Leases d. IFRS 9 Instrumen Keuangan 6

Karakteristik IFRS • IFRS menggunakan “Principles Base “ : – Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi. – Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai • Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif

7

PSAK No 1 IFRS 1

2 3 4 5

IFRS 2 IFRS 3 IFRS 4 IFRS 5

6 IFRS 6 7 8 9 10 11 12 13

IFRS 7 IFRS 8 IFRS 9 IFRS 10 IFRS 11 IFRS 12 IFRS 13

IFRS First-time Adoption of International Financial Reporting Standards Share-Based Payment Business Combinations Insurance Contracts Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations Exploration for and Evaluation of Mineral Resources Financial Instruments : Disclosure Operating Segments Financial Instrument Consolidated Financial Statement Joint Arrangement Disclosure of Interest Entity Fair Value

PSAK

PSAK 53 PSAK 22 PSAK 62 PSAK 58 PSAK 64 PSAK 60 PSAK 5 PSAK 65 PSAK 66 PSAK 67 PSAK 68

Pembayaran Berbasis Saham (R2011) Kombinasi Bisnis (revisi 2010) Kontrak Asuransi (revisi 2011) Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan (revisi 2009) Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral (R2011) Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2011) Segmen Operasi (revisi 2009) Proses Laporan Keuangan Konsolidasian Pengaturan Bersama Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain Nilai Wajar

8

PSAK & ISAK No 1

IFRS Changes in Existing Decommissioning, Restoration and similar liabilities Members’ Share in Co-operative Entities and Similar Instruments Determining whether an arrangement contains a ISAK 24 Lease Rights to Interests arising from Decommissioning, Restoration and Environmental rehabilitation Funds Liabilities arising from Participating in a Specific Market – Water electrical and Electronic Equipment Applying the Restatement Approach under IAS 29 ISAK 19

IFRIC 1

2

IFRIC 2

3

IFRIC 4

4

IFRIC 5

5

IFRIC 6

6

IFRIC 7

7

IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment

8 9

IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments IFRIC 20 Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mining IFRIC 12 Service Concession Arrangements IFRIC 13 Consumer Loyalty Programmes

PSAK

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang mengandung Bentuk Legal Sewa

Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas ISAK 29

ISAK 16 PSAK 10

Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka, Perjanjian Konsesi Jasa Program Loyalitas Pelanggan 9

PSAK & ISAK No 1 IAS 1 2 IAS 2

Inventories

PSAK 14

PSAK Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009)  Revisi 2013 Persediaan (revisi 2008)

3 IAS 7

Statement of Cash Flows

PSAK 2

Laporan Arus Kas (revisi 2009)

4 IAS 8

Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors Event after the reporting Period

PSAK 25

Construction Contracts Income Taxes Property, Plant and Equipment Leases Revenue Employee Benefits Accounting for Governance Grants and Disclosure of Government Assistance

PSAK 36 PSAK 46 PSAK 16 PSAK 30 PSAK 23 PSAK 24 PSAK 61

Kebijakan Akuntansi Perubahan estimasi Akuntansi, dan Kesalahan (revisi 2009) Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan(revisi 2010) Kontrak Konstruksi (revisi 2011) Pajak Penghasilan (revisi 2005) Aset Tetap(revisi 2007) Sewa (revisi 2007) Pendapatan (revisi 2010) Imbalan Kerja (revisi 2010)  Revisi 2013 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah(revisi 2011)

5 IAS 10 6 7 8 9 10 11 12

IAS 11 IAS 12 IAS 16 IAS 17 IAS 18 IAS 19 IAS 20

IFRS Presentation of Financial Statements PSAK 1

PSAK 8

10

PSAK & ISAK No

IFRS

PSAK

13

IAS 21

The Effects of Changes in Foreign Exchange PSAK 10 Rates

Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (revisi 2010)

14

IAS 23

Borrowing Costs

PSAK 26

Biaya Pinjaman (revisi 2009)

15

IAS 24

Related Party Disclosures

PSAK 7

Pengungkapan Pihak Berelasi (revisi 2009)

16

IAS 26

Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans

PSAK 18

Akuntansi Dana Pensiun (revisi 2011)

17

IAS 27

Consolidated and Separate Financial Statement

PSAK 4

18

IAS 28

Investment in Associates

PSAK 15

19

IAS 29

PSAK 63

20 21 22 23 24

IAS 31 IAS 32 IAS 33 IAS 34 IAS 36

Financial Reporting in Hyperinflationary Economies Interests in Joint Ventures Financial Instruments: Presentation Earnings per Share Interim Financial Reporting Impairment of Assets

Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri (revisi 2009)  Revisi 2013 Laporan Keuangan Tersendiri Investasi Asosiasi (revisi 2009)  Revisi 2013 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi (revisi 2010) Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama (revisi 2009) Instrumen Keuangan Penyajian (revisi 2010) Laba per Saham (revisi 2009) Laporan Keuangan Interim (revisi 2010) Penurunan Nilai (revisi 2009)

PSAK 12 PSAK 50 PSAK 56 PSAK 3 PSAK 48

11

PSAK & ISAK No 25 IAS 37

IFRS

PSAK

Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets

PSAK 57

Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (revisi 2009)

26 IAS 38

Intangible Assets

PSAK 19

Aset Tidak Berwujud (revisi 2010)

27 IAS 39

PSAK 55

28 IAS 40

Financial Instruments: Recognition and Measurement Investment Property

Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (revisi 2010) Properti Investasi (revisi 2007)

29 IAS 41

Agriculture

30 SIC 12 31 SIC 13

Consolidation – Special Purpose Entities Jointly Controlled Interest – non Monetary Contribution by Ventures Operating Leases – Incentives Income Taxes – Recovery of Revalued non Depreciable Assets Evaluating the Substance Transaction in the Legal Form of Lease Intangible Assets – Website Costs

32 SIC 15 33 SIC 21 34 SIC 27 35 SIC 32 36

PSAK 13

ISAK 7 ISAK 11 ISAK 19

Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (revisi 2009) Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer Sewa Operasi – Insentif

ISAK 8

Transaksi Mengandung Sewa

ISAK 14 ISAK 21

Biaya Situs Web Perjanjian Konstruksi Real Estate

12

PSAK Pertambangan Umum Tidak ada standar akuntansi khusus industri pertambangan umum atau industri batubara PSAK 33 Pertambangan Umum - mengatur akuntansi untuk perusahaan pertambangan (1994) 2011 PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Tambangan Terbuka

2013

13

PSAK terkait Pertambangan Umum

PSAK Khusus

• ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Tambangan Terbuka • PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral • PSAK 57 Provisi dan Kotijensi • PSAK 16 Aset tetap, PSAK 19 Aset takberwujud dan PSAK 14 Persediaan

PSAK Umum

• PSAK pelaporan keuangan : PSAK 1, 2, 3, 5, 4, 65 • PSAK pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan item dalam laporan keuangan PSAK 50, 55, 60, 23, 30, 46, 24, dll

PSAK lain

• PSAK lain yang relevan jika Perusahaan memiliki transaksi ini PSAK 22: Kombinasi Usaha; PSAK 8: Peristiwa setelah tanggal laporan keuangan. 14

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KHUSUS

PSAK 33 Akuntansi Pertambangan 1994 • Mengatur akuntansi atas aktivitas pertambangan umum secara detail dan rinci. • Pengaturan meliputi uraian kegiatan, biaya yang terjadi, perlakuan akuntansi, penyajian dan pengungkapan. • Diuraikan untuk kegiatan: – – – –

Eksplorasi (termasuk evaluasi), Pengembangan dan Konstruksi, Produksi, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

• Pengaturan yang dilakukan dalam PSAK ini sebenarnya telah diatur dalam PSAK lain, namun secara spesifik industri Pertambangan. • PSAK 33 1994, lebih mirip sebuah pedoman akuntansi bukan standar akuntansi, karena mengatur hal-hal yang detail. 16

PSAK 33 Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Standar hanya mengatur pengupasan tanah dan pengelolaan lingkungan hidup. • Biaya lain perlakuannya mengikuti PSAK yang lain, misal, biaya ditangguhkan mengikuti prinsip akrual jika memiliki manfaat lebih dari satu periode. Penangguhan biaya mengikuti PSAK 16 atau 19 tergantung substansi transaksinya. • Pengelolaan lingkungan hidup diatur khusus karena perusahaan pertambangan harus membuat provisi pengelolaan lingkungan hidup

17

PPSAK 12 “Warisan” PSAK 33 (1994)

PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah & Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum

Pengupasan Lapisan Tanah

ISAK 29

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dicabut?

Didrive dari UU No 11 th 1967 & PP terkait

PSAK 57

UU No. 4 Th 2009

ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka

• Standar hanya mengatur pengupasan lapisan tanah pada tahap produksi • Biaya pengelolaan lingkungan hidup mengikuti ketentuan dalam PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi

19

ISAK 29: BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH ISAK 29

Biaya Pengupasan Tanah pada tahap Pengembangan

Biaya Pengupasan Tanah pada Tahap Produksi

Tidak diatur

Menghasilkan 2 benefit

Menghasilkan persediaan

Meningkatkan Akses

PSAK 14: Persediaan

Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah

Pendahuluan Referensi • Referensi • Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan • PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan • PSAK 14: Persediaan • PSAK 16: Aset Tetap • PSAK 19: Aset Takberwujud

Latar Belakang • Dalam tambang terdapat aktivitas memindahkan sisa penambangan • Tahap pengembangan biaya pengupasan tanah umumnya dikapitalisasi – kemudian disusutkan • Tidak semua pengupasan terkait dengan persediaan namun dapat berupa akses menuju mineral di lapisan yang lebih tinggi 21

Pendahuluan Ruang Lingkup • untuk biaya pemindahan material yang timbul dalam aktivitas penambangan terbuka selama tahap produksi (“biaya pengupasan lapisan tanah pada tahap produksi’).

Permasalahan • Pengakuan biaya pengupasan lapisan tanah pada tahap produksi sebagai aset; • Pengukuran awal aset aktivitas pengupasan lapisan tanah; dan • Pengukuran selanjutnya aset aktivitas pengupasan lapisan tanah.

22

Intepretasi Pengakuan Biaya Pengupasan Lapisan Tanah pada Tahap Produksi sbg Aset • Aktivitas pengupasan lapisan tanah direalisasikan dalam bentuk produksi persediaan. • Manfaatnya untuk akses menuju material – aset aktivitas pengupasan lapisan tanah • Persyaratan pencatatan aset  manfaat ekonomi, identifikasi komponen material yang aksesnya ditingkatkan, biaya dapat diukur dengan anda

Pengukuran Awal Aset Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah • Pada saat awal mengukur sebesar biaya perolehan ditambah alokasi overhead langsung • Biaya terkait aktivitas insidentil tidak dimasukkan • Jika tidak dapat diidentifikasi secara terpisah, maka entitas mengalokasikan biaya antara persediaan dan aset aktivitas pengupasan tanah

Pengukuran Selanjutnya Aset Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah • Menggunakan biaya perolehan atau jumlah revaluasian dikurangi penyusutan atau penurunan nilai. • Penyusutan dengan dasar sistematis selama masa mafaat, metode unit produksi • Masa manfaat berbeda dengan masa manfaat pertambangan

23

BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH Entitas mengakui aset aktivitas pengupasan lapisan tanah jika dan hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:

besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah akan mengalir kepada entitas entitas dapat mengidentifikasi komponen bijih mineral yang aksesnya telah ditingkatkan; dan

biaya yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah dengan komponen tersebut dapat diukur secara andal

BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH Pengakuan Aset Aset pengupasan lapisan tanah diakui aset jika memenuhi kriteria pengakuan

Pengakuan Awal Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah pada saat pengakuan awal dicatat pada biaya perolehan

Pengakuan Selanjutnya Setelah pengakuan awal, aset aktivitas pengupasan lapisan tanah dicatat menggunakan biaya perolehan atau jumlah revaluasian dikurangi (penyusutan atau amortisasi dan impairment)

PSAK 64 Ruang Lingkup IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources 1. Exploration 2. Evaluation

PSAK 29

PSAK 33

Akuntansi Minyak dan Gas Bumi

Akuntansi Pertambangan Umum

1. Eksplorasi (& evaluasi) 2. Pengembangan 3. Produksi 4. Pengolahan 5. Transportasi 6. Pemasaran 7. Lain-Lain • Pelabuhan Khusus • Telekomunikasi • Kontrak Bantuan Teknis • Unitisasi • Kontrak Pengurasan Tahap Kedua • Joint Venture

1. Eksplorasi (& evaluasi) 2. Pengembangan & Konstruksi 3. Produksi 4. Pengelolaan Lingkungan Hidup

26

Standar Akuntansi Berlaku Technical feasibility & commercial viability / Cadangan Terbukti PSAK 29 & PSAK 33 Pengurusan Ijin

All other applicable IFRSs

Eksplorasi & Evaluasi

Pengembangan

Produksi & Pengolahan

Lain–Lain Setelah Produksi

IFRS 6 IAS 8 IAS 38 IAS 16 IAS 37 IAS 36

All other applicable IFRSs

27

Akuntansi Eksplorasi & Evaluasi Dibebankan pada periode berjalan, kecuali jika:  Kegiatan eksplorasi yang signifikan masih berjalan, dan Cadangan Terbukti belum dapat ditentukan.  Sudah dapat dibuktikan bahwa terdapat Cadangan Terbukti.

 Ditangguhkan & diamortisasi pada saat produksi  Penurunan nilai - berlaku  Estimasi biaya restorasi - berlaku

PSAK 29 & PSAK 33 Penguru san Ijin

Eksplorasi & Evaluasi IFRS 6

IAS 8, 38, 16, 37 & 36

 Beban diakui sebagai aset  Pengukuran awal, aset dicatat pada harga perolehan  Pengukuran selanjutnya sesuai dengan IAS 16, 38 dan 36.

All other applicable IFRSs Technical feasibility & commercial viability / adangan Terbukti

Pengembangan Produksi & Pengolahan Lain–Lain Setelah Produksi

28

Pengakuan dan Pengukuran Pengakuan aset eksplorasi dan evaluasi Diakui jika memenuhi kriteria pengakuan – saat terdapat cadangan terbukti Pengakuan biaya eksplorasi dan evaluasi Diakui sebagai aset E&E Pengukuran aset E&E  Diukur pada biaya perolehan.  Dapat memilih model biaya atau model revaluasi sesuai PSAK 16 (2007) atau PSAK 19 (revisi 2010)

Penyajian • Klasifikasi aset E&E(sesuai sifat aset), yaitu: – Aset berwujud (mis: sarana dan drilling rigs) – Aset takberwujud (mis: hak pengeboran)

• Reklasifikasi aset E&E – Saat kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan; dan – Diuji penurunan nilai (rugi penurunan nilai diakui) sebelum direklasifikasi

Penurunan Nilai • Pengaturan mengenai identifikasi terjadinya penurunan nilai sebagaimana diatur dalam PSAK 48 (revisi 2010): Penurunan Nilai Aset tidak seluruhnya berlaku untuk PSAK 64. • Pengukuran penurunan nilai aset, jika sudah diidentifikasi adanya penurunan nilai, sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 48 (revisi 2010).

Dampak terhadap PSAK 29 & 33 • Adopsi IFRS 6 akan mencabut bagian aktivitas eksplorasi dan evaluasi • Bagian PSAK 29 dan 33 yang sudah diatur di PSAK lain akan dicabut

PSAK 64 - Tujuan • Menetapkan pelaporan keuangan atas eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral. – pengembangan terbatas atas praktik akuntansi yang ada untuk pengeluaran eksplorasi dan evaluasi; – entitas yang mengakui aset eksplorasi dan evaluasi untuk menilai apakah aset tersebut mengalami penurunan nilai sesuai dengan Pernyataan ini dan mengukur setiap penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48; – pengungkapan yang mengidentifikasikan dan menjelaskan jumlah dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral dalam laporan keuangan dan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami jumlah, waktu, dan kepastian atas arus kas masa depan dari setiap aset eksplorasi dan evaluasi yang diakui.

33

Ruang Lingkup • Pernyataan ini diterapkan untuk pengeluaran yang terjadi atas eksplorasi dan evaluasi. • Tidak mengatur aspek akuntansi lain dari entitas yang melakukan eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral.: – sebelum eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral seperti pengeluaran yang terjadi sebelum entitas memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu. – setelah kelayakan teknis dan kelayakan komersial atas penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan.

34

Pengakuan Aset Explorasi dan Evaluasi • Entitas mengakui aset eksplorasi dan evaluasi menggunakan PSAK 25: Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Koreksi Kesalahan. • Pernyataan mengecualikan entitas dari penerapan PSAK 25 untuk kebijakan akuntansinya untuk pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi.

35

Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.

Komponen biaya perolehan: • Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara konsisten. • Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.

36

Contoh Biaya Perolehan a. b. c. d. e. f.

perolehan untuk eksplorasi; kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika; pengeboran eksplorasi; parit; pengambilan contoh; dan aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral.

37

Pengukuran Biaya Perolehan • Pengeluaran yang terkait dengan pengembangan sumber daya mineral tidak diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi.

• Sesuai PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi suatu entitas mengakui setiap kewajiban untuk pemindahan dan restorasi yang terjadi selama periode tertentu sebagai konsekuensi dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral.

38

Pengukuran setelah Biaya Perolehan Entitas menerapkan salah satu model biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.

Jika entitas menerapkan model revaluasi, maka diterapkan secara konsisten dengan klasifikasi atas aset tersebut secara konsisten.

39

Perubahan Kebijakan Akuntansi • Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih relevan dan andal. • Entitas mempertimbangkan unsur relevan dan keandalan dengan menggunakan kriteria dalam PSAK 25 (revisi 2009):

40

Klasifikasi Aset Explorasi & Evaluasi • Entitas mengklasifikasi aset eksplorasi dan evaluasi sebagai aset berwujud atau aset takberwujud sesuai dengan sifat aset yang diperoleh dan menerapkan klasifikasi tersebut secara konsisten. • Beberapa aset eksplorasi dan evaluasi diperlakukan sebagai aset takberwujud (hak pengeboran), atau aset berwujud (sarana dan drilling rigs). • Penggunaan aset berwujud merupakan bagian dari biaya perolehan aset takberwujud. Penggunaan aset berwujud untuk mengembangkan suatu aset takberwujud tidak mengubah aset berwujud menjadi aset takberwujud.

41

Pengklasifikasian Kembali Aset Eksplorasi dan Evaluasi • Suatu aset tidak diklasifikasikan sebagai aset eksplorasi dan evaluasi ketika kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan. • Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya, dan setiap rugi penurunan nilai diakui, sebelum direklasifikasi.

42

Penurunan Nilai (par 17) • Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan. • Ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan, entitas mengukur, menyajikan dan mengungkapkan setiap rugi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset, kecuali seperti yang disajikan dalam paragraf 20.

43

Indikasi Penurunan Nilai • Periode hak eksplorasikedaluarsa selama periode berjalan atau akan kedaluarsa dalam waktu dekat, dan tidak diharapkan untuk diperbarui; • pengeluaran substantif untuk kepentingan lebih lanjut tidak dianggarkan atau direncanakan; • eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral tidak menunjukan penemuan yang memenuhi skala ekonomis atas sumber daya mineral dan entitas telah memutuskan untuk menghentikan aktivitas pada wilayah tertentu tersebut; • keberadaan data yang cukup mengindikasikan bahwa, meskipun pengembangan pada suatu wilayah tertentu sedang dalam proses pengerjaan, jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi tidak dapat terpenuhi seluruhnya

44

Penurunan Nilai • Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi untuk mengalokasikan aset eksplorasi dan evaluasi ke unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas untuk tujuan penilaian aset yang mengalami penurunan nilai. • Setiap unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas yang mana aset eksplorasi dan evaluasi telah dialokasikan tidak lebih besar dari segmen operasi yang telah ditentukan sesuai dengan PSAK 3 (revisi 2009): Segmen Operasi. Par 20.

45

Pengungkapan • Entitas mengungkapkan informasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan jumlah yang telah diakui dalam laporan keuangan yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral. – kebijakan akuntansi atas pengeluaran eksplorasi dan evaluasi termasuk pengakuan atas aset eksplorasi dan evaluasi. – jumlah aset, liabilitas, penghasilan dan beban, dan arus kas operasi dan arus kas investasi yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral.

• Pengungkapan dilakukan sesuai dengan klasifikasinya PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap atau PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud secara konsisten 46

Tanggal Efektif & Transisi • Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012. • Jika persyaratan tertentu di paragraf 17 tidak praktis (definisi sesuai PSAK 25) diterapkan untuk memberikan informasi komparatif yang dapat dikaitkan dengan laporan keuangan tahunan yang dimulai sebnelum 1 Januari 2012, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.

47

Pengakuan dan Pengukuran – PSAK 33 Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah Pengupasan tanah awal untuk membuka tambang

Pengupasan tanah yang dilakukan sebelum produksi dimulai

Diakui sebagai aset (beban tangguhan) Pengupasan tanah lanjutan

dilakukan selama masa produksi

Diakui sebagai beban berdasarkan rasio rata-rata tanah penutup 48

Pengakuan dan Pengukuran Rasio Rata-rata Tanah Penutup (average stripping ratio) Definisi: perbandingan antara taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah penutup terhadap taksiran ketebalan bahan galian (seperti batubara) yang juga dinyatakan dalam satuan unit kuantitas.

Rasio aktual tanah penutup Rasio aktual tanah penutup

Tidak jauh beda

Lebih besar

Rasio ratarata

Rasio ratarata

biaya pengupasan seluruhnya dapat dibebankan Kelebihan biaya pengupasan  aset (beban tangguhan)

Aset dibebankan pada periode dimana rasio aktual jauh lebih kecil dari rasio rata-ratanya.49

Pengakuan dan Pengukuran Provisi pengelolaan lingkungan hidup harus diakui jika: • terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah timbul kewajiban pada tanggal pelaporan keuangan akibat kegiatan yang telah dilakukan; • terdapat dasar yang wajar untuk menghitung jumlah kewajiban yang timbul

Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai akibat kegiatan eksplorasi dan pengembangan  aset (beban tangguhan)

Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai akibat kegiatan produksi tambang  beban 50

Pengakuan dan Pengukuran Evaluasi atas provisi Pada tanggal pelaporan, jumlah provisi pengelolaan lingkungan hidup harus dievaluasi kembali untuk menentukan apakah jumlah akrualnya telah memadahi.

Jika jumlah pengeluaran pengelolaan lingkungan hidup yang aktual pada tahun berjalan sehubungan dengan kegiatan periode lalu lebih besar dari pada jumlah akrual yang telah dibentuk selisihnya dibebankan ke periode di mana kelebihan tersebut timbul.

51

Penyajian Taksiran Provisi pengelolaan lingkungan hidup  laporan posisi keuangan Jumlah yang dilaporkan: kewajiban yang telah ditangguhkan dikurangi dengan jumlah pengeluaran aktual

52

Pengungkapan Kebijakan akuntansi sehubungan dengan: i. Perlakuan akuntansi atas pembebanan biaya pengelolaan lingkungan hidup; ii. Metode amortisasi atas biaya pengelolaan lingkungan hidup yang ditangguhkan

Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan dan yang sedang berjalan

Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup selama tahun berjalan dengan menunjukkan: i. Saldo awal; ii. Penyisihan yang dibentuk; iii. Pengeluaran sesungguhnya; iv. Saldo akhir.

Kewajiban bersyarat sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan kewajiban bersyarat lainnya sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan.

53

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TERKAIT

Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1 PSAK

Undang-Undang

AKUNTANSI

PAJAK

PERBEDAAN Permanen

Temporer BOOK TAX GAP/ DFFERENCE – Tax Planning atau Tax Avoidance Pajak Tangguhan:  Aset / Liabilitas  Beban/Pendapatan

Perbedaan – Akt & Pajak PSAK 16 Aset Tetap

PSAK 19 Aset takberwujud

• Biaya dismantling • Penilaian dengan model revaluasi • Perubahan estimasi dan metode depresiasi

• Pengukuran dengan nilai revaluasi • Goodwill tidak diamortisasi namun diturunkan nilainya

PSAK 14 Persediaan • Penurunan nilai persediaan karena usang • Persediaan disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih

56

Perbedaan – Akt & Pajak PSAK 30 Sewa • Kriteria sewa menekankan pada pada perpindahan risiko dan manfaat • ISAK 8 – transaksi yang mengandung sewa

PSAK 48 Penurunan Nilai

PSAK 57 Provisi dan Kontijensi

• Penurunan nilai aset dan investasi • Penurunan nilai diakui kerugian dalam LR dan jika terjadi pembalikan diakui sebagai keuntungan dalam LR

• Setiap kewajiban hukum dan konstruktif akan diakui. • Provisi diakui dalam laporan keuangan sebagai beban dan liabilitas

57

Perbedaan – Akt & Pajak PSAK 50, 55, 60 Inst. Keuangan • Bunga dihitung dengan bunga efektif bukan bunga kontrak • Penggunaan nilai wajar dalam penilaian • Penurunan nilai berdasarkan bukti obyektif • Kerugian/keuntungan restrukturisasi

PSAK 46

PSAK 22

Akt. Pajak Penghasilan

Kombinasi Bisnis

• Pengakuan pajak tangguhan baik aset atau liabilitas sebagai konsekuensi perbedaan akuntansi dan pajak

• Pengakuan laba ketika dilakukan transaksi kombinasi bisnis – nilai perolehan < nilai aset • Pengukuran nilai akuisis sebesar nilai wajar

58

Perbedaan – Akt & Pajak PSAK 24 Imbalan kerja • Menggunakan konsep akrual bukan sebesar jumlah yang dibayarkan. • Perbedaan signifikan jika menggunakan manfaat pasti

PSAK 26 Bunga Pinjaman • Kapitalisasi biaya bunga sebagai komponen harga perolehan aset tetap yang dibangun

PSAK 58 Aset dimiliki untuk dijual • Diakui sebesar nilai terendah dari nilai wajar dan nilai buku • Tidak didepresiasikan

59

Perbedaan – Akt & Pajak PSAK 23 Pendapatan • Diakui jika risiko dan manfaatnya telah berpindah

PSAK 15, 65, 67 Investasi

Beban

• Pengakuan pendapatan asosiasi dan anak perusahaan • Keuntungan dan kerugian ketika terjadi penjualan dan pembelian investasi

• PSAK tidak mengatur beban yang boleh dimasukkan sebagai HPP atau beban operasi, hanya mengatur klasifikasi

60

Potensi Perbedaan Pajak dan Akuntansi • Provisi  liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika (a)

Memiliki kewajiban kini

(b)

Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya

(c)

Estimasi yang andal

• Kewajiban kontinjensi adalah: (a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau (b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: (c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau (d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal. 61

Provisi dan Kontijensi – PSAK 57 • Provisi  liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika (a)

Memiliki kewajiban kini

(b)

Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya

(c)

Estimasi yang andal

• Kewajiban kontinjensi adalah: (a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau (b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: (c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau (d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal. 62

Persediaan – PSAK 14 • Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan. • Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak ketiga contoh pajak. • Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan beban bunga. • Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih  kerugian yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain • Metode LIFO tidak diperkenankan lagi • Perlu dipertimbangkan untuk tidak mengajarkan konsep advance LIFO, cukup sampai LIFO reserve

63

Aset Tetap - PSAK 16 • Komponen biaya perolehan adalah estimasi biaya untuk memindahkan aset (dismantling cost). • Suku cadang dengan kriteria tertentu diakui sebagai aset tetap • Penilaian aset tetap  dikurangi dengan depresiasi dan penurunan nilai • Pertukaran aset tetap tidak membedakan similar atau non similar, menggunakan harga wajar. Kecuali pertukaran yang tidak memiliki nilai komersial atau nilai wajar tidak diperoleh  nilai buku. • Review atas masa manfaat, nilai residu setiap pelaporan • Penilaian dengan menggunakan model revaluasi sebagai pilihan metode. 64

Dismantling Cost Example

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94. Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 324,94 milyar Cr Kas 300 milyar Kewajiban diestimasi 24,94 milyar Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 CrBeban bunga 1,497 milyar Kewajiban diestimasi 1,497 milyar 65

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Entitas harus memilih antara: Cost Model

Revaluation Model

Sebagai kebijakan akuntansinya, dan Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

66

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Cost Model

Revaluation Model

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Biaya perolehan – dikurangi Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, – dikurangi Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

67

Revaluation Model Example

Metode Proporsional

1/1/2012 31/12/2012

31/12/ 2012

Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.

Aset tetap 4.000,000 Kas Beban Penyusutan 800.000 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Surplus Revaluasi

4.000,000

800.000

2.000,000 400.000* 1.600.000

*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000 68

Revaluation Model Example

Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.

Metode Eliminasi

1/1/ 2012

Aset tetap

4.000,000

Kas 31/12/ 2012

Beban Penyusutan

4.000,000 800.000

Akumulasi Penyusutan 31/12/ 2012

Akumulasi Penyusutan

800.000 800.000

Aset Tetap Aset Tetap Surplus Revaluasi

800.000 1.600,000 1.600.000 69

Revaluation Model Revaluation Model





• •

Contoh

1.1.2010

Dr Aset tetap 100,000 PT. Kenanga membeli Cr Kas 100,000 mesin dengan harga 100.000 pada 1 Jan 2010 31.12.2010 dan menggunakan metode Dr Beban Penyusutan 20,000 revaluasi Cr Akumulasi Penyusutan 20,000 Mesin tersebut disusutkan dengan metode garis lurus Dr Akumulasi Penyusutan 20,000 5thn. Cr Aset tetap 4,000 Pada 31 Desember 2010 Cr Surplus Revaluasi 16,000 direvaluasi sebesar 96.000 31.12.2011 Buat jurnal untuk tahun Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000 2010 dan 2011. Cr Akumulasi Penyusutan 24,000 Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba

4,000 4,000 70

Bunga Pijaman PSAK 26 • Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut. – biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama periode berjalan dikurangi – penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.

• Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk pengeluaran atas aset tersebut. • Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi. • Biaya pinjaman yang dikapitalisasi  menambah aset

71

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan pengeluaran selama tahun 2011: Jan 31: 480.000 July 31: 360.000. Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%. Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb: 1. 10%, 2-year note specifically for the project: 500.000 2. 8%, 5-year note (other debt): 400.000 Berapa bunga yang dikapitalisasi ??

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman Up to specific loan, 500.000 at 10% x 11/12

Expenditure 840.000

45.833 avoidable

+ Excess (840,000 less 500.000 = 340.000) At 8% x 5/12

11.333 avoidable

600 Revenue

56.567

-

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman Bunga yang dapat dihindari : 56.567 Bunga aktual : • 500.000 @ 10% = 50.000 • 400.000 @ 8% = 32.000 82.000 • Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567. • Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).

Properti Investasi – PSAK 13 • Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya. • Pengakuan – Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya. – Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laporan laba rugi – Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. – Jika menggunakan model biaya  PSAK 16

75

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Fair Value Model

Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca Properti investasi tidak disusutkan. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

76

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Example

Fair value model (PSAK 13)

Revaluation model (PSAK 16)

• Menggunakan nilai wajar

• Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss)  impairment

• Tidak ada penyusutan.

• Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.

• Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )

77

Aset takberwujud – PSAK 19 • Aset tidak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang, dapat diukur dengan andal • Masa manfaat – – terbatas dan tidak terbatas – Direview setiap tanggal laporan keuangan

• • • • •

Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas Model Biaya dan Model Revaluasi Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis Akuisisi melalui hibah pemerintah Biaya situs web bukan aset tidak berwujud kecuali memenuhi konsep pengembangan 78

Penurunan Nilai – PSAK 48 • Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva. • Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai : – Informasi dari luar perusahaan – Informasi dari dalam perusahaan • Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya. • Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. • Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi. • Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa. 79

Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

Carrying Amount

Recoverable Amount  Nilai tertinggi

Nilai Aset

Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan Nilai Pakai

Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai

Recovered through sale

Recovered through use

80

Ilustrasi Penurunan Nilai 1 Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta. Rp 400 juta

Rp 410 juta Tidak ada penurunan nilai

Rp 360 juta

Rp 410 juta 81

Ilustrasi Penurunan Nilai 2 Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta. Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai

Dr. Kerugian Penurunan Nilai

Rp 40 juta

Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40 juta Illustration 11-15

Rp 400 juta

Rp 360 juta

Rp 360 juta

Rp 350 juta 82

Kasus Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini: Rp M Goodwill 10 Properti 20 Pabrik dan Peralatan 30 60 Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M. Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan. Goodwill Nilai buku Penurunan Nilai

Nilai setelah penurunan nilai

Properti

Pabrik & Peralatan

Total

10

20

30

60

(10)

(2)

(3)

(15)

0

(18)

27

45

83

PSAK 58 • Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan • Kriteria : • aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera • penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap rencana penjualan aset.

– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan – Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah dari pos lainnya.

84

ILUSTRASI LAPORAN KEUANGAN PERUASAHAAN BATU BARA

Ilustrasi - Adaro • Penyajian dalam laporan keuangan – biaya pengupasan tanah ditangguhkan

• Penyajian biaya reklamasi penutupan tambang

86

Ilustrasi - Adaro Aset eksplorasi dan evaluasi Aktivitas eksplorasi dan evaluasi meliputi pencarian sumber daya mineral setelah Grup memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu, penentuan kelayakan teknis, dan penilaian komersial atas sumber daya mineral spesifik. Pengeluaran eksplorasi dan evaluasi meliputi biaya yang berhubungan langsung dengan: • perolehan hak untuk eksplorasi; • kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika; • pengeboran eksplorasi; • emaritan dan pengambilan contoh; dan • aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya • mineral. Biaya eksplorasi dan evaluasi yang berhubungan dengan suatu area of interest dibebankan pada saat terjadinya kecuali biaya tersebut dikapitalisasi dan ditangguhkan, berdasarkan area of interest, apabila memenuhi salah satu dari ketentuan berikut ini: • terdapat hak untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi suatu area dan biaya tersebut diharapkan dapat diperoleh kembali melalui keberhasilan pengembangan dan ekploitasi di area of interest tersebut atau melalui penjualan atas area of interest tersebut; atau • kegiatan ekplorasi dalam area of interest tersebut belum mencapai tahap yang memungkinkan penentuan adanya cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat diperoleh, serta kegiatan yang aktif dan signifikan dalam atau berhubungan dengan area of interest tersebut masih berlanjut.

87

Ilustrasi - Adaro Properti pertambangan • Biaya pengembangan yang dikeluarkan oleh atau atas nama Grup diakumulasikan secara terpisah untuk setiap area of interest pada saat cadangan terpulihkan yang secara ekonomis dapat diidentifikasi. Biaya tersebut termasuk biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada konstruksi tambang dan infrastruktur terkait, tidak termasuk biaya aset berwujud dan hak atas tanah (seperti hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai) yang dicatat sebagai aset tetap. • Ketika keputusan pengembangan telah diambil, jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi pada area of interest tertentu dipindahkan sebagai “tambang dalam pengembangan” pada akun properti pertambangan dan digabung dengan pengeluaran biaya pengembangan selanjutnya. • “Tambang dalam pengembangan” direklasifikasi ke “tambang yang berproduksi” pada akun properti pertambangan pada akhir tahap komisioning, ketika tambang tersebut dapat beroperasi sesuai dengan maksud manajemen. • “Tambang dalam pengembangan” tidak disusutkan sampai direklasifikasi menjadi “tambang yang berproduksi”. • Ketika timbul biaya pengembangan lebih lanjut atas properti pertambangan setelah dimulainya produksi, maka biaya tersebut akan dicatat sebagai bagian dari “tambang yang berproduksi” apabila terdapat kemungkinan besar tambahan manfaat ekonomi masa depan sehubungan dengan biaya tersebut akan mengalir ke Grup. Apabila tidak, biaya tersebut dibebankan sebagai biaya produksi. • “Tambang yang berproduksi” (termasuk biaya eksplorasi, evaluasi dan pengembangan, serta pembayaran untuk memperoleh hak penambangan dan sewa) diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi, dengan perhitungan terpisah yang dibuat untuk setiap area of interest. • “Tambang yang berproduksi” dideplesi mengunakan metode unit produksi berdasarkan cadangan terbukti dan cadangan terduga. Properti pertambangan yang diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis diakui sebagai aset sebesar nilai wajarnya. Pengeluaran pengembangan yang terjadi setelah akuisisi properti pertambangan dicatat berdasarkan kebijakan akuntansi yang dijelaskan di atas. 88

Ilustrasi - Adaro • •





Biaya pengupasan tanah penutup Biaya pengupasan tanah penutup merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuang tanah penutup suatu tambang. Biaya pengupasan tanah penutup yang terjadi pada tahap pengembangan tambang sebelum dimulainya produksi diakui sebagai biaya pengembangan tambang dan akan dideplesi menggunakan metode unit produksi berdasarkan cadangan terbukti dan cadangan terduga. Biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya dibebankan sebagai biaya produksi berdasarkan nisbah kupas tahunan yang direncanakan. Nisbah kupas tahunan yang direncanakan tersebut ditentukan berdasarkan rata-rata rencana tambang lima tahunan. Dalam keadaan dimana nisbah kupas aktual tidak berbeda jauh dengan nisbah kupas yang direncanakan, biaya pengupasan tanah yang terjadi selama tahun tersebut diakui sebagai biaya produksi. Dalam hal nisbah kupas aktual jauh lebih besar dari nisbah kupas yang direncanakan, kelebihan biaya pengupasan dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan. Biaya pengupasan yang ditangguhkan akan dibebankan sebagai biaya produksi pada periode dimana nisbah kupas aktual jauh lebih kecil dari nisbah kupas rata-rata yang direncanakan. Selain itu, saldo awal dari biaya pengupasan lapisan tanah yang ditangguhkan juga diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama sisa umur tambang atau masa PKP2B yang mana yang lebih singkat. 89

Ilustrasi – PT. Adaro • Penyajian Harga pokok

90

Ilustrasi – PT Bukit Asam • Penyajian Harga pokok

91

OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Kerangka

Konseptual menurut IFRS

93

Laporan Keuangan - 2011 •

PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan – Komponen – Tanggung jawab laporan keuangan Karakteristik umum

 Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK  Kelangsungan usaha  Dasar akrual  Material dan agregasi  Saling hapus  Frekuensi pelaporan  Informasi komparatif  Konsistensi penyajian

Identifikasi laporan keuangan

 Laporan Posisi Keuangan  Laporan Laba Rugi Komprehensif  Laporan Perubahan Ekuitas  Laporan Arus Kas  Catatan atas Laporan Keuangan

94

Karakteristik Umum – Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK • Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK • Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah (kondisi jarang terjadi)  tidak sesuai PSAK

– Kelangsungan usaha • Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi

– Dasar akrual – Material dan agregasi – Saling hapus

 Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan suatu PSAK

– Frekuensi pelaporan  Tahunan – Informasi komparatif  Periode sebelumnya – Konsistensi penyajian  Penyajian dan klasifikasi 95

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011 •

• • • •

Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest) Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan Minimum line item Penyajian Neraca – – – –



Properti Investasi Investasi dengan menggunakan metode ekuitas Aset yang dimiliki untuk dijual dll

Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas) 96

Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011 • Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif. • Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif • Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas • Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi. • Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat • Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi • Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak, pendapatan investasi asosiasi, Pendapatan komprehensif, dll

• Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode rugi. Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan 97

Laporan laba rugi komprehensif - 2011 • Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode rugi – Selisih revaluasi aset tetap – Perubahan nilai investasi available for sales – Dampak translasi laporan keuangan

• Dalam dua laporan : – Laba sebelum laba komprehensif – Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih

98

PSAK 1 Revisi (2013) • • •

Adopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements 1 Januari 2013 Pedoman Implementasi, ilustrasi laporan posisi keuangan berbeda dengan IAS, aset lancar dan liabilitas lancar masih di atas Informasi Komparatif – Informasi komparatif tambahan  laporan possi keuangan ketiga sebagai tambahan atas laporan komparatif (prinsip utama). – Informasi komparatif tambahan tidak harus lengkap – Menyajikan dalam catatan L/K informasi komparatif terkait laporan tambahan.



Laporan laba rugi komprehensif – Pendapatan komprehensif lain  Penghasilan komprehensif lain – Pos minimal  jumlah tunggal untuk operasi dihentikan; dihilangkan laba rugi, bagian pendapatan komprehensif asosiasi, total laba rugi komprehensif) – Pengashilan komprehensit  tidak akan direklasifikasi ke laba rugi dan akan direklasifikasi ke laba rugi jika kondisi tertentu terpenuhi – Pos minimal  jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat PSAK 58). – Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya: (a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

99

LAPORAN ARUS KAS • Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. • Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode

100

Pelaporan Arus kas dari Aktivitas Operasi • Metode yang dapat digunakan: – Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto diungkapkan;

– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.

• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi yang lebih berguna • ETAP  metode tidak langsung

101

Laporan Arus Kas • Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara konsisten. – Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan (alternatif) – Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif) – Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau operasi (alternatif) – Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif)

• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah. • Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas dan setara kas

102

PSAK 3 : Laporan Interim • Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim. • LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas • Komponen Minimal Laporan Interim – Laporan posisi keuangan ringkas – Laporan laba rugi komprehensif ringkas.

• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini. • Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan keuangan tahun sebelumnya, bukan interim tahun sebelumnya

103

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi  Mengapa perlu ?? Laporan Posisi Keuangan Dan Laba Rugi

Transaksi dan Saldo

Dipengaruhi

• Keberadaan pihak yang mempunyai hubungan istimewa • Komitment dengan pihak tersebut 104

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihakpihak berelasi • Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan pihak-pihak berelasi. • Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan individual. – Pengungkapan atas hubungan – Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi

105

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan • Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diototisasi untuk terbit • Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan • Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan • Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan keuangan sudah final – Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor – Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun manajemen

106

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

107

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25 • Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan penyajian. • Kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada, menggunakan pertimbangan manajemen.

• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan relevan  diterapkan secara retrospektif, kecuali tidak praktis • Koreksi kesalahan  retroaktif • Perubahan Estimasi  prospektif 108

Segmen Operasi – PSAK 5 PSAK 5 (2009)

PSAK 5 Lama

• Aktivitas untuk menghasilkan pendapatan dan terjadinya beban • Dikaji secara reguler untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja • Tersedia infomasi terpisah

• Dibedakan dalam menghasilkan produk/jasa • Risiko dan imbalan berbeda dari segmen lain

Segmen dilaporkan: • Syarat kualitatif • Syarat kuantitatif

Segmen dilaporkan: • Syarat kuantitatif

• Pengungkapan level segmen • Pengungkapan level entitas

• Pengungkapan level segmen

109

PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55) • Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan entitas secara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas. • Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian. – Translasi – Remeasurement

110

Transaksi Mata Uang Asing PSAK 10 Perihal Penentuan mata uang fungsional

Pengukuran dan penyajian mata uang

PSAK No. 10 (revisi 2009)

PSAK 10, 11, dan 52

Terdapat hirarki indikator dalam penentuan suatu mata uang fungsional

PSAK No. 52: ada 3 indikator mata uang fungsional, yaitu: 1. Indikator arus kas 2. Indikator harga jual 3. Indikator biaya • Pengukuran mata uang • Pengukuran dan penyajian menggunakan mata uang mata uang menggunakan fungsional Rupiah. • Penyajian mata uang • Entitas dapat dapat menggunakan mata menggunakan mata uang uang selain mata uang selain Rupiah jika mata fungsional uang tersebut memenuhi kriteria sebagai mata uang fungsional

111

PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham • Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan pengungkapan LPS. • Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan antar periode. LPS Dasar

EPS

=

=

Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

+/+ atau -/-

Penyesuaian atas Efek berpotensi saham biasa yang dilutif

LPS Dasar LPS Dilusian 112

Instrumen Keuangan 50,55,60 Instrumen Keuangan

• •

• • •

IAS 32

IAS 39

IFRS 7

PSAK 50

PSAK 55

PSAK 60

Definisi dan klasifikasi Pemisahan liabilitas keuangan dan ekuitas Akuntansi untuk instrumen keuangan majemuk. Akuntansi untuk penarikan saham dan saham treasury Saling hapus atas aset dan liablitas



• • •

Definisi, klasifikasi dan reklasifikasi Pengakuan dan penghapusan Pengukuran setelah pengakuan awal Akuntansi untuk derivarif untuk diperdagangkan dan hedging.

 Pengungkapan instrumen keuangan dan risiko

113

Klasifikasi Instrumen Keuangan Definisi Instrumen Keuangan setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain Aset Keuangan Kas

Instrumen ekuitas entitas lain

Hak kontraktual

Kontrak diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas

Liabilitas keuangan Kewajiban kontraktual

kontrak yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas

Ekuitas Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi dengan seluruh kewajibannya 114

Instrumen Keuangan • setiap kontrak yang menambah nilai: ► aset keuangan entitas , dan (disisi lain) ► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. ►Aset Keuangan

 Kas  Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain  Hak kontraktual: • untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau • untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung; atau  Kontrak yang akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas entitas • nonderivatif • derivatif

►Kewajiban Keuangan  Kewajiban kontraktual: • untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau • untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas;  kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu: • non derivatif; atau • derivatif

115

Jenis Instrumen Keuangan Instrumen Keuangan Aset Keuangan Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Investas dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman diberikan dan Piutang Aset keuangan tersedia untuk dijual

Liabilitas Keuangan

Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Instrumen Ekuitas

Instrumen Derivatif

Instrumen Lindung Nilai

Instrumen Ekuitas Biasa

Derivatif Biasa

Atas Nilai Wajar

Instrumen Ekuitas Majemuk

Derivatif Melekat

Atas Arus Kas

Kewajiban Lainnya Instrumen Ekuitas Sinstesis

Atas Investasi Neto pada Operasi Luar Negeri

116

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran • Empat kategori aset keuangan: 1. 2. 3. 4.

Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; Investasi dimiliki hingga jatuh tempo; Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan Aset keuangan tersedia untuk dijual.

• Dua kategori liabilitas keuangan 1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 2) Kewajiban lain

• Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar dalam arti luas • Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi derivatif majemuk. 117

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran ► Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen yang diukur dengan menggunakan nilai wajar. ► Penghapusan (derecognition) aset keuangan didasarkan atas kombinasi “risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi atas risk and reward diakukan sebelum evaluasi atas transfer pengendalian ► Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term) yang berbeda dengan utang lama. ► Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas baru.

118

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaan (asking price). • Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi, premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective interest rate. • Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori investasi.

119

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

► Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.

► Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif ► Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.

► Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang didesain untuk tujuan hedging

120

PSAK 60 –

Instrumen Keuangan Pengungkapan

• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan. – Pengungkapan hirarki nilai wajar  Tingkat 1 harga kuotasi pasar  Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)  Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar – Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan – Pengungkapak kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan proses pengelolaan risiko) – Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)

121

Kas dan Piutang – PSAK 50 & 55 •

Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung: 



• • •

Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya

Pengukuran aset keuangan •

Nilai wajar

• •

Biaya diamortisasi Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)

Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca. Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule. Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi atas risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.

122

AK 2 – Liabilitas Jangka Panjang & Investasi

• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan

• • • • •

instrumen keuangan, utang ditentukan lebih dahulu. Klasifikasi investasi nilai wajar melalui laba rugi (Fair Value to Profit and Loss) Penggunaan metode bunga untuk amortisasi Pengungkapan atas risiko dari instrumen keuangan Pembelian treasury shares diperlakukan sebagai perubahan ekuitas sehingga tidak ada gain/loss diakui. Pengakuan gain/loss dari penarikan intrument keuangan utang ketika utang baru memiliki term yang berbeda dengan utang lama. 123

PSAK 30 & ISAK 8 SEWA • Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. • Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8) • ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah – Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset – Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu

Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus menerapkan ketentuan PSAK 30

124

Pendapatan - PSAK 23 (2010) • Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik. • Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima • Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi diskon atau rabat. • Jenis pendapatan: – Penjualan barang – Penjualan jasa – Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen 125

PSAK 34 : Kontrak Konstruksi • Tujuan: – perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi. – Permasalahan  alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak. – Kapan pendapatan dan biaya kontrak diakui.

• Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. • Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan.

126

PSAK 46: Pajak Penghasilan Aktiva Kewajiban

Beban Pajak

Arus kas 127

Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1 PSAK

Undang-Undang

AKUNTANSI

PAJAK

PERBEDAAN Permanen

Temporer BOOK TAX GAP/ DFFERENCE – Tax Planning atau Tax Avoidance Pajak Tangguhan:  Aset / Liabilitas  Beban/Pendapatan

Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46 • Beban pajak adalah jumlah dari : – Pajak kini – Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan pajak penghasilan

• Kewajiban pajak tangguhan  pajak penghasilan terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. • Aktiva pajak tangguhan  pajak penghasilan yang terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat : – Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan – Sisa kompensasi kerugian

• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto • Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini 129

Pajak Tangguhan • Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan kena pajak  ada pengakuan pajak menurut akuntansi sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan. • Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan kena pajak  pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan. • Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di masa mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat kerugian tersebut terjadi  Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan. • Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas

130

PSAK 24 - Imbalan kerja • Imbalan kerja yang diberikan kepada pekerja: – Imbalan kerja jangka pendek – Imbalan pasca-kerja, – Imbalan kerja jangka panjang lainnya – Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (PKK) – Imbalan berbasis ekuitas • Imbalan jangka pendek < 12 bulan • Imbalan jangka panjang seperti pensiun • Pesangon PKK diakui sebagai kewajiban dan beban jika, perusahaan berkomitmen untuk: – –



memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.

Imbalan berbasis ekuitas diatur dalam PSAK 53 131

Imbalan Paska Kerja EMPLOYER

Defined Contribution Plans

CONTRIBUTIONS

PENSION FUND

DEFINED

BENEFIT

EMPLOYEE

VOLATILE

RISK LIMIT

Defined Benefit Plans

VOLATILE

DEFINED RISK LIMIT

Kewajiban Manfaat Pasti (di Neraca) +/+ Nilai kini kewajiban manfaat pasti +/- Biaya jasa lalu yang belum diakui -/- Nilai wajar aktiva program

Pengukuran kembali aset dan liabilitas program  penghasilan komprehensif lain

Laba rugi  +/+ Biaya jasa kini, +/- Biaya jasa lalu atau keuntungan/kerugian penyelesaian +/+bunga -/- imbalan atas aset 132

Ilustrasi • Imbalan kerja perusahaan: Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0

200.000

Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0

200.000

Biaya Jasa Kini

30.000

Tingkat Diskonto

10%

Tingkat Hasil yang Diharapkan

12%

Iuran

24.000

Imbalan

16.000

Nilai Kini Kewajinan imbalan

250.000

Nilai wajar aset

220.000

133

Ilustrasi – PSAK lama JURNAL UMUM Beban Saldo awal Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil yang diharapkan Iuran Imbalan Penurunan (ken) kewajiban Selisih aktual atas harapan Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial

Kas

MEMO

Liabilitas

30.000 20.000 (24.000) (24.000)

26.000

(24.000)

(2.000)

Nilai Kini Kewajiban Aset Aktuaria (200.000) 200.000 (30.000) (20.000) 24.000 24.000 16.000 (16.000) (16.000) (12.000)

16.000 12.000

(250.000) 220.000

28.000

134

Jurnal – PSAK lama Beban

pensiun

26.000

Kas Liabilitas Liabilitas Nilai kini Kewajiban Aset Program Kerugian aktuaria yg blm diamortisasi Net Liabilitas manfaat pensiun

24.000 2.000

(250.000) 220.000 28.000 (2.000)

135

Ilustrasi – PSAK baru JURNAL UMUM Beban Saldo awal Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil yang diharapkan Iuran Imbalan Penurunan (ken) kewajiban Selisih aktual atas harapan Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial Jmll tahun berjalan

Saldo Akhir

Kas

30.000 20.000

MEMO

Pend Nilai Kini Komprehensif Liabilitas Kewajiban (200.000) (30.000) (20.000)

(24.000) (24.000) 16.000 (16.000)

16.000 12.000

26.000 (24.000)

28.000

Aset 200.000

24.000 24.000 (16.000) (12.000)

(30.000)

(250.000)

220.000

28.000

136

Ilustrasi – PSAK baru Beban pensiun Pendapatan Komprehensif Lain Kas Liabilitas

Liabilitas Nilai kini Kewajiban Aset Program Net Liabilitas manfaat pensiun Ekuitas Pendapatan komprehensif lain

26.000 28.000 24.000 30.000

(250.000) 220.000 (30.000) 28.000

137

PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham PSAK 53 harus diterapkan untuk seluruh transaksi pembayaran berbasis saham, yang didefinisikan sebagai berikut: ■ Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik entitas (termasuk saham dan opsi saham) ■ Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang memperoleh barang atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada pemasok barang atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan harga (nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas entitas; dan ■ Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas maupun pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi tersebut untuk diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau instrumen ekuitas.

138

PSAK 18: Program Purna Karya • IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans • PSAK 18 (revisi 2010) tidak hanya mengatur entitas dana pensiun, tetapi semua program manfaat purnakarya yang memenuhi definisi (par 8). • Program manfaat karya: – Program Manfaat Pasti – Program Iuran Pasti – Hybrid Plan

• Hybrid plan diberlakukan sebagai manfaat pasti

139

PSAK 18: Program Purna Karya • Program Iuran Pasti: – Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta berdasarkan: a. jumlah iuran b. efisiensi kegiatan operasional c. pendapatan investasi – Tujuan pelaporan  memberikan informasi periodik penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi – Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup: • Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya • Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan

140

PSAK 18: Program Purna Karya • Program Manfaat Pasti: – Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup: • laporan yang menyajikan: – Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya – nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan – surplus/defisit atau

• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya. – Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji didasarkan pada manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi – Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya  memberikan informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap perubahan manfaat yang akan diterima peserta dalam program manfaat pasti 141

PSAK 18: Program Purna Karya • Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan  nilai wajar. Nilai wajar = nilai pasar. • Investasi pada non‐surat berharga yang diperdagangkan  nilai wajar mengacu SAK terkait. • Pengungkapan : – Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya – Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan – Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh setiap perubahan program purnakarya selama periode tersebut

142

PSAK - 22 ISI

Metode Akuisisi

Akuntansi dan Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Pengungkapan

Pedoman Aplikasi  Efektif berlaku 2011  Menggantikan PSAK 22 1994 143

Teori konsolidasi • •

Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas induk Atribut

Entity Theory

Parent Theory

Perbedaan fair value dari aset dan liabilitas terindentifikasi pada saat akuisisi

Diakui penuh, mencerminkan hak untuk induk dan non pengendali.

Hanya diakui sebesar hak induk

Penyajian pihak non pengendali / NCI

Sebagai bagian dari ekuitas

Tidak sebagai equity atau utang (sebelum ekuitas)

Goodwill

Goodwill merupakan aset entitas yang diakui penuh pada tanggal akuisis

Goodwill hanya milik induk

144

PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination PSAK 22 1994

PSAK 22 2010

• •













Kecuali • Under common control • Ventura bersama Purchase dan Polling of interest Komponen harga perolehan Panduan tersendiri untuk nilai wajar Diukur dengan nilai wajar saat perolehan tidak ada penilaian kembali Berdasarkan nilai tercatat netto Goodwill  parent • Diamortisasi • Neg goodwiil diakui

Ruang Lingkup Metode Pencatatan



Biaya akuisisi



Pengukuran aset dan liab





Akuisisi bertahap •

Non Pengendali •

Goodwill 145

Kecuali • UCC • Ventura bersama • Akuisisi aset

Metode Akuisisi Dibebankan periode berjalan Mengikuti SAK lain Diukur kembali, selisih diakui laba/rugi Berdasarkan nilai wajar / porsi aset identifikasi Goodwill  entity • impairment • Neg goodwiil – laba/rugi

Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3 Pendekatan dua kolom Elemen yang dikeluarkan Goodwill Imbalan diberikan

Kepemilikan yang dimiliki sebelumnya Kepentingan non pengenlai

Aset diidentifikasi dan liabilitas yang dialihkan (entitas yang diakuisisi)

PSAK 4 LK Tersendiri

Ketentuan

Hanya untuk entitas terkonsolidasi

Penyajian

Iinvestasi dicatat dengan menggunakan metode biaya

Pengungkapan

Sebagai bagan dari informasi tambahan

147

Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65  Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan laporan keuangan konsolidasian  Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan investee; jika dan hanya jika memiliki   

Kekuasaan agas invesste Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk mempengaruhi imbal hasil investor.

 Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa

148

Pengaturan Bersama PSAK 66  Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki pengendalian bersama.  Karakteristik pengaturan bersama:  

Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau lebih pihak dalam pengaturan tersebut

 Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian  Jenis pengaturan :  

operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban Ventura bersama  investasi, metode ekuitas

149

Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15  Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan  Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari pengaturan  Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain. 

Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/penghasilan komprehensif

 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.

150

Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 67  Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.  Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian  

Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki dalam aktivitas & arus kas Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko; konsekuensi perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian

 Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan 

Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi  sifat dan luas kepentingan; sifat dan perubahan risiko

151

PSAK 45 : Organisasi Nirlaba • Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. • Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. • Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban • Laporan keuangan Organisasi Nirlaba  Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan  Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan  Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan  Catatan atas laporan keuangan. 152

PSAK 61 Hibah Pemerintah • Akuntansi dan pengungkapan atas hibah pemerintah • Pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah • Hibah pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai: – entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan – hibah akan diterima • Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis selama periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang dimaksudkan akan dikompensasi dengan hibah. • Pendekatan penghasilan >>> dalam laba rugi – Hibah pemerintah terkait dengan aset  Penghasilan ditangguhkan, atau Pengurang jumlah tercatat aset – Hibah pemerintah terkait dengan penghasilan  Pendapatan (laba rugi), atau Pengurang beban

153

PSAK 62 Kontrak Asuransi Karakteristik

1 2 3

• Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi (insurance risk); • Ketidakpastian kejadian masa depan;

• Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.

Dampak: Jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk hukum sebagai kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi sebagai kontrak asuransi, begitu juga sebaliknya. 154

Implikasi Penerapan PSAK 62

PSAK 62

155

PSAK 62: Kontrak Asuransi • Mengatur  Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi langsung (direct insurance) dan reasuransi. • Karakteristik:  Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi (insurance risk);  Ketidakpastian kejadian masa depan;  Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.  Tes kecukupan liabilitas – Insurer menilai kecukupan liabilitas asuransi dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas masa depan – Jika nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan estimasi arus kas masa depan, maka kekurangan harus diakui dalam laporan laba rugi. 156

PSAK 38 Kontrak Asuransi Jiwa • Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak asuransi jiwa diatur lebih khusus dalam PSAK 38 • Kontrak asuransi dibedakan menjadi kontrak jangka pendek dan kontrak jangka panjang. • Pendapatan  premi kontrak jangka pendek; premi kontrak jangka panjang; pendapatan lain. • Beban klaim  klaim yang disetujui; klaim dalam proses penyelesaian; klaim yang terjadi tapi belum dilaporkan; klaim reasuransi (pengurang beban klaim) • Liabilitas manfaat polis masa depan disajikan dalam aktuaria berdasarkan perhitungan aktuaria  harus memenuhi tes kecukupan liabilitas sesuai PSAK 62. • Estimasi liabilitas klaim kesehatan dan kecelakaan  taksiran perhitungan teknis asuransi 157

PSAK 28 Kontrak Asuransi Kerugian • Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak asuransi kerugian diatur lebih khusus dalam PSAK 28 • Pendapatan premi  pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak polis atau berdasarkan risiko. • Reasuransi : prospektif dan retroaktif dipertanggungjawabkan secara terpisah. • Beban klaim : diakui saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim  disetuju; poses penyelesaian; sudah terjadi tapi belum dilaporkan. • Liabilitas  utang klaim; estimasi klaim retensi • Pengungkapan kebijakan akuntansi; piutang premi dari penutupan polis bersama dan jumlah premi jangka panjang

158

PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi • Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi – Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset – Tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya – Laba tidak mencerminkan replacement cost sehingga mengurangi modal riil – Laba kepemilikan aset non-moneter tidak mencerminkan laba ekonomi riil • Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan • Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan • Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan diungkapkan terpisah 159

Langkah-langkah Pemilihan indeks harga umum

Analisis dan penyajian-kembali aset dan liabilitas Penyajian-kembali laba rugi Perhitungan laba rugi posisi moneter neto Penyajian-kembali arus kas Penyajian-kembali periode sebelumnya

160

PSAK 64 : Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources 1. Exploration 2. Evaluation

PSAK 29

PSAK 33

Akuntansi Minyak dan Gas Bumi

Akuntansi Pertambangan Umum

1. Eksplorasi (& evaluasi) 2. Pengembangan 3. Produksi 4. Pengolahan 5. Transportasi 6. Pemasaran 7. Lain-Lain • Pelabuhan Khusus • Telekomunikasi • Kontrak Bantuan Teknis • Unitisasi • Kontrak Pengurasan Tahap Kedua • Joint Venture

1. Eksplorasi (& evaluasi) 2. Pengembangan & Konstruksi 3. Produksi 4. Pengelolaan Lingkungan Hidup

161

Akuntansi Eksplorasi & Evaluasi Dibebankan pada periode berjalan, kecuali jika:  Kegiatan eksplorasi yang signifikan masih berjalan, dan Cadangan Terbukti belum dapat ditentukan.  Sudah dapat dibuktikan bahwa terdapat Cadangan Terbukti.

 Ditangguhkan & diamortisasi pada saat produksi  Penurunan nilai - berlaku  Estimasi biaya restorasi - berlaku

PSAK 64 Penguru san Ijin

Eksplorasi & Evaluasi IFRS 6

IAS 8, 38, 16, 37 & 36

 Beban diakui sebagai aset  Pengukuran awal, aset dicatat pada harga perolehan  Pengukuran selanjutnya sesuai dengan IAS 16, 38 dan 36.

All other applicable IFRSs Technical feasibility & commercial viability / cadangan Terbukti

Pengembangan Produksi & Pengolahan Lain–Lain Setelah Produksi

162

PSAK 64: Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi • Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan. • Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara konsisten. • Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.

• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi. • Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih relevan dan andal.

163

PSAK 68 Pengukuran nilai wajar • Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan. • Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara konsisten. • Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.

• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi. • Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih relevan dan andal.

164

Konsep Nilai Wajar PSAK 68 • Tujuan : a. mendefinisikan nilai wajar (fair value); b. menetapkan dalam suatu Pernyataan, kerangka pengukuran nilai wajar; dan c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar. • Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena menggunakan konsep yang sama

165

Hirarki Fair Value Yes

Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Level 1)

* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya ‡ Input yang tidak dapat diobservasi diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda

No

Apakah ada input selain harga kuotasioan yang dapat diobservasi*

Gunakan nilai wajar pengukuran dengan Level 1 Harus digunakan tanpa penyesuaian

166

No Yes

Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung, pengukuan ‡ Level 2 166

Gunakan input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi. Level 3

TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from ""