SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Asea Brown Boveri
Disusun Oleh: Kelompok 6 Deborah Daniella
(14)
Feryo Adhika
(18)
Fitria Dinar A.
(19)
Wenny Febryanti
(44)
PPA BCA 43
Latar Belakang Asea Brown Boveri (ABB) merupakan perusahaan hasil merger dari dua perusahaan raksasa yang bergerak pada industry peralatan listrik besar di belahan Eropa yaitu Asea AB of Sweden dan BBC Boveri Ltd. Of Switzerland. Perusahaan ini bergerak pada industry kelistrikan yang canggih dan modern seperti pembangkit listrik, transmisi, dan distribusi. Untuk saat ini, Asea Brown Boveri menjadi raja supplier teratas di dunia dalam hal sistem automasi, lokomotif berkecepatan tinggi, robotic, dan peralatan untuk mengendalikan lingkungan serta polusi. Penggabungan perusahaan ini tentunya memiliki alasan yaitu ingin menjadi penyedia alat-alat kelistrikan yang terkemuka di dunia. Kerja sama dari kedua perusahaan saling menguntungkan, dapat dilihat pada modal yang diberikan masing masing perusahaan untuk merger seperti Asea yang dalam merger ini dinilai memiliki kontribusi kinerja yang unggul dalam menghasilkan laba perusahaan, pengendalian manajemen yang canggih serta sangat agresif dalam pemasaran. Sedangkan BBC memberikan kontribusi berupa modal berupa uang kas sebesar $4 juta dan marketable security serta beberapa keahlian teknis lainnya. Manajemen dari Asea Brown Boveri bertindak sangat efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Pencapaian tersebut tidak lepas dari budaya yang dibuat oleh manajemen perusahaan bahwa pengambilan keputusan yag cepat oleh masing-masing divisi akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Struktur organisasi tersebut yang ditargetkan perusahaan adalah organisasi desentralisasi untuk masing-masing divisi atau bagian sehingga keputusan secepat mungkin dapat dibuat dan tidak tertinggal oleh kompetitornya. Analisis Industri Perusahaan Asea Brown Bevery bergerak pada industri kelistrikan yang untuk saat ini merupakan perusahaan besar dan sudah memiliki pangsa pasar yang luas. Namun, perusahaan juga tetap memiliki resiko-resiko industry-nya dalam hal bertujuan untuk tetap mempertahankan atau meningkatkan perkembangan industrinya meliputi : 1.
Kekuatan bersaing menghadapi para kompetitornya
Perusahaan - perusahaan yang bermain pada industry kelistrikan seperti ABB dapat dikatakan relative sedikit, tetapi persingan dalam dunia elektronik dan kelistrikan cukup ketat
dan masing-masing kekuatan harus memiliki kekuatannya sendiri dalam beberapa bagian atau produk sehingga ABB yang sudah cukup besar dinilai kuat dalam bersaing. 2.
Daya Tawar Konsumen
Daya tawar pada industry kelistrikan relative rendah diakibatkan oleh pembelian barang-barag elektronik biasanya konsumen tetap memilih produk dan penjual yang sama apabila barang yang sebelumnya dibeli memuaskan dan didorong juga oleh perbandingan konsumen yang banyak dibandingkan dengan penjualnya sehingga konsumen sangat membutuhkan para penjual sehingga para konsumen yang biasanya akan mencari penjual dan membat daya tawar konsumen rendah. 3.
Daya Tawar Supplier
Pada industri elektronik dan kelistrikan, kualitas produk sangat diperhatikan oleh para penjual/produsennya sehingga para penjual/produsen akan membutuhkan bahan baku yang sangat berkualitas dan otomatis akan mencari supplier nya sendiri. Akibatnya, supplier memiliki kemampuan untuk mengontrol harga jualnya karena merasa dibutuhkan oleh para penjual/ produsen. 4.
Ancaman New Entries
Ancaman para pendatang baru pada industry ini dapat dikatakan rendah, karena membutuhkan modal usaha yang besar dan pengetahuan mengenai kelistrikan yang cukup serta perizinan oleh pemerintah-pemerintah local yang cukup rumit membuat para calon penjual/produsen berpikir dua kali untuk memulai bisnis pada industry tersebut. 5.
Ancaman Produk Substitusi
Ancaman produk ABB terhadap produk substitusi sangat rendah untuk saat ini, karena perusahaan ABB menyediakanl berbagai macam produk yang bervariasi dan menekankan teknologi terdepan dan canggih sehingga barang substitusi untuk produk-produknya masih relatif sulit didapatkan pada penjual/produsen lainnya. Model Bisnis Asea Brown Boveri membeli komponen-komponen utama untuk memproduksi produk otomotif dan produk lainnya dari menunjuk suatu pabrik tertentu sebagai sumber produksi khusus untuk produk-produk utama di seluruh dunia. Dengan adanya keputusan
menunjuk suatu pabrik maka dapat pula menjaga kualitas barang khusus yang diproduksi karena fokus bisa ditingkatkan pada satu tempat saja sehingga barang bisa menjadi lebih berkualitas. Pemasok komponen utama pada perusahaan elektronik harus memiliki produk elektronik yang berkualitas karena dengan adanya bahan-bahan itulah maka perusahaan bisa merakit barang-barangnya dengan baik. Pembelian produk otomotif dari Asea Brown Boveri dilakukan langsung di toko Asea Brown Boveri dan dapat dengan mudah dilakukan karena toko Asea Brown Boveri sudah tersebar diberbagai daerah dan negara. Untuk mencari toko Asea Brown Boveri terdekat dapat diakses melalui www.abb.com. Selain itu, web tersebut juga terdapat rincian jenis produk yang ditawarkan oleh Asea Brown Boveri. Selain produk, Asea Brown Boveri juga menawarkan jasa. Misalkan, jasa konsultasi mengenai mesin, produksi, serta juga menyediakan jasa perbaikan. Selain itu, Asea Brown Boveri juga menyediakan jasa training mengenai banyak hal, salah satunya ialah mengenai sistem tenaga dan masih banyak jasa lainnya. Dalam situs milik ABB, pelanggan juga dapat langsung menghubungi contact center mengenai informasi lebih lanjut mengenai jasa dan produk. Strategi Strategi secara umum didefinisikan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan mereka. Perusahaan bisa memiliki lebih dari satu strategi dalam mencapai tujuannya. Dengan adanya strategi yang baik maka perusahaan bisa menjadi unggul dibanding dengan perusahaan lainnya. Adapun strategi yang digunakan Asea Brown Boveri adalah strategi bisnis unit karena Asea Brown Boveri telah berada di berbagai macam negara, bahkan di Indonesia sekalipun. Kita dapat menjelaskan bahwa strategi unit bisnis dapat meningkatkan nilai perusahaan dan mengoptimalkan kinerja dari para pekerjanya karena dikelola oleh seorang manajer yang memang memfokuskan dirinya di daerahnya. Asea Brown Boveri memiliki rentang tanggungjawab Profit Center Profitability karena para manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan dari bisnis yang dijalankan dan biaya yang dikeluarkan dari bisnis tersebut. Namun, terkadang ada faktor yang menghambat untuk mencapai tujuan perusahaan karena perilaku dan budaya mereka yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlunya strategi tingkat korporasi (Corporate-Level Strategy). Untuk melihat apakah strategi yang digunakan Asea Brown Boveri, kita harus melihat dari analisis dorongan
kompetitifnya. Dilihat dari kekuatan pesaingnya, maka industri elektronik memiliki kekuatan persaingan yang tinggi. Dapat dikatakan bahwa mungkin jumlah pesaingnya tidak terlalu banyak namun masing-masing pesaing memiliki kekuatan yang tinggi sehingga memang sulit untuk menandinginya. Daya tawar konsumen dalam industri ini relatif rendah karena konsumen jarang beralih kepada produk lainnya sehingga dapat dikatakan sebagai pelanggan tetap. Lalu, konsumen yang membeli elektronik dapat dikatakan banyak namun penjualnya tidak terlalu banyak sehingga konsumen lah yang biasanya akan mencari penjual. Daya tawar pemasoknya tinggi. Hal ini dikarenakan bahan baku dari elektronik sendiri yang terbilang pastinya harus berkualitas untuk menciptakan produk yang baik. Oleh karena itu, biasanya pemasok dapat lebih mudah dalam memainkan harga di dalam industri elektronik ini. Industri ini memiliki ancaman dari subtitusi yang rendah. Hal ini dikarenakan belum ada subtitusi dari produk elektronik. Ancaman dari pendatang baru dalam industri ini terbilang rendah akibat aturan pemerintah yang cukup rumit untuk dapat masuk kedalam industri elektronik ini. Lalu, untuk masuk kedalam industri ini pasti harus memiliki modal yang cukup besar untuk dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu, masih sedikit perusahaan yang beroperasi dalam industri elektronik ini. Dilihat dari analisa industri yang ada, ada 3 kekuatan yang dianggap rendah, maka dapat disimpulkan bahwa Asea Brown Boveri menggunakan dasar keunggulan kompetitifnya adalah diferensiasi. Namun, jika ditelusuri lebih jauh lagi, Asea Brown Boveri juga menggunakan kepemimpinan biaya karena ia telah mencoba melakukan efisiensi atas biaya.yang dilakukan oleh Asea Brown Boveri adalah dengan melakukan outsourcing, pemotongan biaya pengeluaran, dan pengeluaran
persediaan. Asea Brown Boveri juga
menunjuk suatu pabrik tertentu sebagai sumber produksi khusus. Maka jika dilihat dari dasar keunggulan kompetitifnya, maka Asea Brown Boveri menggunakan campuran dari cost leadership dengan differentiation. Asea Brown Boveri mengambil keputusan untuk menunjuk satu pabrik untuk produksi khusus. Dengan pabrik yang memiliki posisi strategis untuk suatu area, dapat mengurangi biaya-biaya seperti transportasi serta bisa meningkatkan waktu pengiriman ke tiap tempat di seluruh area. Dengan adanya hal ini, maka Asea Brown Boveri berusaha untuk melakukan dibanding pesaing. Struktur Organisasi ABB
penghematan biaya untuk menjual produknya lebih murah
Perusahaan ABB ingin dapat mengoptimalisasikan bisnisnya secara global untuk menspesialisasikam komponen dari produksi, menggerakan skala ekonomis ke arah yang lebih efesien untuk merotasi managers technologist ke seluruh dunia untuk membagikan keahlian dan menyelesaikan masalah. Selain itu,perusaahaan ABB juga ingin menancapkan perusahaannya ‘locally’ dimana dia beroprasi. Untuk itu Perusahaaan Asea Brown Boveri menggunakan struktur organinsasi matrix, yang mana unit – unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda. Manager perusahaan akan berfokus dalam usahanya terhadap operasi bisnis di satu negara dan akan bertanggung jawab terhadap : Customer based regional strategies, Regional result and profitability day-to-day management of individual profit center, human resource development within the regional units, relationship with local government, communities, and labor, unions and the media. Perusahaan ABB mengelompokkan unitnya dengan berfokus pada pasar yang terbagi menjadi dua pengelompokan, yaitu dikelompokkan berdasarkan produk dan dikelompokan berdasarkan geography. Pengelompokan unit berdasarkan produk Pengelompokan unit berdasarkan produk membuat seluruh energy dalam organisasi baik SDM dan sumber daya lainnya berfokus pada produksi dan pemasaran dari satu kategori produk. Perusahaan ABB memiliki dua alasan dalam hal-nya mengelompokan unitnya berdasarkan produk, yaitu : Spesialisasi produk dan dapat meningkatkan return on management. Perusahaan AAB percaya bahwa dengan pemenuhan ekonomis (economies production, economies in Research and Development, dan economies in distribution and marketing), maka perusahaan akan mampu meningkatkan economic of scale semaksimal mungkin sesuai dengan apa yang menjadi objective perusahaan. Selain itu, dengan perusahaan melakukan pengelompokan unitnya berdasarkan produk, maka seorang manajer akan mampu memiliki pengetahuan akan suatu produk secara lebih mendalam. Manajer juga dapat menaruh seluruh perhatiannya untuk memahami ancaman dan kesempatan dalam bersaing dengan lebih pasti. Manajemen juga dapat menentukan produl apa yang dapat memenuhi pasar, dan menciptakan value dimata customer yang dituju. Hal ini akan membuat majaner dapat memaksimalkan keunggulan produk tersebut serta perusahaan akhirnya dapat menyalurkan seluruh energy yang dimiliki untuk
memahami konsumen dan pesaingnya serta dapat menerapkan strateginya dengan lebih e!sien dan efektif. Sehingga perusahaan dapat menerapkan sophisticated organization structure yang telah dibentuk oleh perusahaan ABB tersebut secara efektif. Pengelompokan unit berdasarkan geografis Perusahaan AAB beroprasi secara global dan melakukan pembagian unit berdasarkan operasi lokal dengan mendistribusikan produknya ke berbagai negara di seluruh dunia, seperti Jerman, Italia, USA, Swedia, Spanyol, Jepang dan lain sebagainnya. Local manager memiliki tanggung jawab dalam pengoprasian local memiliki posisi yang lebih dekat ke konsumen sehingga local manager yang melaksanakan strategi yang sudah dirancang oleh atasan. Untuk membuat perusahaan beroprasi secara global dan memiliki unit - unit yang beroperasi secara local,perusahaan ABB mengelompokannya dengan geography. Tugas dari setiap bisnis unit mengarah kepada bisnis regional dengan memasarkan dan menjual produk perusahaan pada wilayah yang telah dibagi berdasarkan geografis. Pengkhususan ini membutuhkan pengertian dan respon terhadap bahasa local. Dalam menjalankan operasional perusahaannya, Perusahaan AAB memiliki "policy bible" sebagai acuan seluruh unit bisnisnya dalam menjalankan operasinya. Buku tersebut mendeskripsikan hubungan organisasi yang baru, komitmen desentralisasi dan akuntabilitas yang tegas. Perusahaan ABB menugaskan setiap manajernya untuk mengartikan pesan dari buku panduan tersebut kedalan bahasa local dan membuat forum serupa di masing – masing wilayah supaya peraturan dipahami seluruh karyawan diseluruh unit kerja di setiap negara. Hirarki Akuntabilitas Perusahaan Asea Brown Boveri Pengelompokan individu dan sumber daya ke dalam unit kerja memerlukan pilihan. Manajer harus memilih, misalnya apakah akan mengelompokkan aktivitas bisnis berdasarkan fungsi, oleh pelanggan, atau dengan geografi. Namun, pertanyaan ini rumit karena biasanya tertanam dalam hirarki desain organisasi. Dilihat dari cara Asea Brown Boveri membagi work unitnya, Perusahaan ABB menerapkan stand alone business. Hal ini ditunjukan dengan menekankan semua manager untuk dapat mendefinisikan secara tepat akan tanggung jawabnya, akuntabilitas yang jelas, dan tingkat kebebasan yang tinggi dalam pekerjaannya. Dengan demikian, masing - masing unit dari perusahaan AAB dapat beroperasi secara mandiri. Accountability Span of Control and Span of Accountabilty
Span of control mengindikasikan berapa banyak dan subordinates kepada setiap manager di dalam suatu organisasi. Perusahaan ABB memiliki wide span of control karena banyak laporan yang harus diterima manager dikarenakan bentuk organisasinya yang membutuhkan banyak karyawan yang harus bertanggung jawab pada masing - masing manager wilayah dan akan disalurkan nantinya kepada vice presiden.
Manajer setiap
business area bertanggung jawab atas revenue dan cost dari business area yang dipimpinnya, karena memang setiap business area didesain sebagai profit center. Untuk itu, Perusahaan ABB menganut profit center accountability dalam menjalankan usahanya. Span Of Attention Perusahaan AAB memberikan otonomi yang cukup luas kepada unit kerjanya, bahkan dalam hal operasional dan profitabilitas karena unit kerja dianggap sebagai perusahaan yang beroperasi secara terpisah. Dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi ABB menggunakan bentuk desentralisasi, sehingga rentang perhatian perusahaan cukup luas. Perusahaan ABB memiliki unit yang beroperasi di berbagai negara sehingga sulit bagi perusahaan ABB untuk benar-benar mengontrol segala tindakan dari masing-masing unit tersebut. Setiap unit dihadapkan dengan permintaan pasar yang berbeda-beda dan berfluktuasi sehingga menyebabkan tindakan masing-masing unit tersebut berbeda-beda juga, hal ini dapat mempersulit perusahaan ABB dalam hal melakukan control. Bamevick sangat menekankan para manajernya unruk berani mengambil keputusan sendiri. Meskipun struktur organisasi desentralisasi namun ABB tetap menjalankan sistem pelaporan yang tersentralisasi. Setiap perusahaan/unil bisnis memiliki manajer masingmasing manajer tesebut akan melapor pada manajer regional tempat dia beroperasi. lalu nantinya manajer area biems akan melapor pada sebelas eksekutif wakil presiden. Hal ini lentunya sangat baik karena manajer-manajer di beberapa negara tersebut dlbcri suatu kebebasan untuk mengatur. Keunggulan Kompetitif 1.
Asea Brown Boveri (ABB) dapat berkembang secara global namun tetap fokus
dengan nilai lokal tiap negara ia beroperasi.Hal ini dapat dicapai dikarenakan adanya 500 global managers yang dapat mengaptasi strategi global ABB dengan budaya lokal negara mereka.
2.
Adanya komitmen untuk desentralisasi dan sangat tegas dalam akuntabilitas. Setiap
global manager memiliki tugas untuk menurunkan biaya dengan meningkatkan efisiensi dan mengurangi persediaan. 3.
Memiliki sistem Abacus yang dapat menyediakan informasi mengenai penjualan,
pemesanan, keuntungan, dan data-data lain yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dengan akurat dan tepat waktu. 4.
Manajemen kunci di ABB harus memenuhi kriteria seperti pengambil risiko, bekerja
dalam tim, pemimpin, dan motivator. Sistem Pengendalian Manajemen Strategi yang digunakan oleh ABB cenderung ke arah cost leadership. Struktur organisasinya adalah desentralisasi dimana terdapat business area manager yang bertanggungjawab dalam pengembangan produk di dunia sedangkan regional managers bertanggung jawab untuk menjalankan strategi global ini dengan berdasarkan pada kebutuhan pasar lokal pula. Dalam manajemen sumber daya manusia, ABB juga telah menerapkan interview silang dan membuat rekomendasi hampir sebanyak 500 manajer tingkat senior dari kedua perusahaan yang dimerger. Kriteria yang perlu dipenuhi adalah calon karyawan harus memiliki kemampuan, cekatan, dan memiliki latar belakang yang memadai. Budaya perusahaan juga dapat diperoleh berdasarkan pemimpin ABB yang baru yaitu etika kerja yang kuat, selalu berkomunikasi, dan ketegasan. Budaya ini dimulai dengan adanya pemahaman filosofi perusahaan dan tujuan di balik nilai-nilai tersebut. Manajemen pengendalian ABB juga menerapkan akuntabilitas yang tegas sehingga pertanggungjawaban sangat dijunjung tinggi. Hal ini membuat manajemen sangat mempertimbangkan berbagai alternatif ketika akan mengambil pilihan yang dianggap terbaik. Setiap business area manager melaporkan kepada satu dari sebelas eksekutif wakil presiden yang bertanggungjawab dalam segmen bisnis individual