Udah BEBERAPA KESIMPULAN PENTING TENTANG MODEL MARKOWITZ Lima poin penting yang harus diperhatikan tentang Markowitz Model seleksi portofolio: 1.
2.
3.
4.
5.
Teori Portofolio Markowitz disebut sebagai model dua-parameter karena investor diasumsikan untuk membuat keputusan atas dasar dua parameter, pengembalian dan risiko yang diharapkan. Analisis Markowitz menghasilkan sebuah set keseluruhan, atau garis batas portofolio yang efisien, yang semuanya sama-sama "baik." Tidak ada portofolio di batas efisien, seperti yang dihasilkan, mendominasi setiap portofolio lainnya pada kurva batas efisien. Model Markowitz tidak mengatasi masalah investor menggunakan uang pinjaman bersama dengan dana portofolio mereka sendiri untuk membeli portofolio aset berisiko; yaitu, investor tidak diperbolehkan untuk menggunakan leverage. Yang dimaksud dengan leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva dan atau dana yang mempunyai beban tetap (hutang dan atau saham istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi kekayaan pemilik perusahaan Dalam prakteknya, investor yang berbeda, atau manajer portofolio, akan memperkirakan input untuk model Markowitz secara berbeda. Ini akan menghasilkan batas efisien yang berbeda. Hal ini diakibatkan ketidakpastian yang melekat dalam bagian analisis sekuritas dari investasi. Model Markowitz tetap rumit untuk dikerjakan karena bersarnya matriks varians-kovarians yang dibutuhkan untuk satu set saham.
METODE ALTERNATIF UNTUK MEMPEROLEH EFFICIENT FRONTIER Single-index model menyediakan gambaran alternatif mengenai varian portofolio, dimana lebih mudah dalam perhitungannya dibandingkan dengan analisis Markowitz. Dalam model ini perhitungan yang dilakukan lebih sedikit.
Selecting Optimal Asset Classes-The Asset Allocation Decision Investor setelah dapatr menentukan portofolio yang optimal bagi dirinya. Mereka perlu mempersiapkan manajemen portofolio yang optimal sehingga tingkatan return dan risiko yang diharapkan investor bisa tercapai. Pada dasarnya manajemen portofolio terdiri dari tiga aktivitas utama, yaitu: (1) pembuatan keputusan alokasi asset, (2) penentuan porsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing kelas asset, (3) pemilihan kelas asset-aset dari setiap kelas asset yang telah dipilih. Kelas aset adalah pengelompokkan aset-aset berdasarkan jenis-jenis aset seperti saham, obligasi, real estate, sekuritas luar negeri, emas dan sebagainya.
Dalam investasi riil, investor harus menentukan kelas asset mana saja dan berapa besar proporsi yang akan dibeli pada masing-masing asset tersebut. Dalam hal ini, investor perlu melakukan keputusan alokasi asset (asset allocation decision). Keputusan alokasi asset merupakan keputusan investor yang menyangkut pemilihan kelas-kelas asset yang akan dijadikan sebagai pilihan investasi dan juga besaran alokasi dana investor yang akan diinvestasikan dalam kelas asset tersebut. Dengan kata lain, keputusan ini menyangkut berapa bagian dana yang akan di investasi pada kelas aset saham, berapa bagian pada bagian obligasi, berapa pada pasar uang dan sebagainya. Contohnya seorang investor memiliki modal Rp 1 milyar ingin menginvestasikan modalnya. Setelah melakukan pemikiran dan membuat keputusan alokasi asset, maka investor tersebut memutuskan untuk mengalokasikan dananya dalam asset-aset berbeda meliputi real estate Rp 450 juta, deposito Rp 200 juta, dan sisanya pada saham senbesar Rp 350 juta. . Keputusan asset tidak hanya meliputi penentuan asset pada satu Negara, tetapi dapat dilakukan pada beberapa asset yang terletak pada Negara yang berbeda. Diversifikasi alokasi asset pada berbagi Negara perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Berapa persen porsi dana yang diinvestasikan pada setiap Negara yang dipilih investor sebagai tempat investasi? 2. Dalam tiap Negara yang dipilih, berapa persen porsi dana yang akan diinvestasikan pada kelas asset tertentu? 3. Dalam setiap kelas asset, berapa persenkah dana yang akan diinvestasikan pada setiap jenis asset dalam kelas asset bersangkutan? Manfaat yang diperoleh dengan melakukan diversifikasi antara Negara pada dasarnya sama dengan manfaat pada diversifikasi asset individual yaitu meminimalkan risiko pada tingkat tertentu untuk return yang diharapkan. Dengan diversifikasi internasional diharapkan akan diperoleh kombinasi portofolio asset yang lebih optimal karena memiliki lebih banyak pilihan asset dibandingkan apabila melakukan portofolio asset hanya dalam satu Negara. Sama seperti pada portofolio asset individual, portofolio kelas asset yang optimal juga ditentukan oleh preferensi investor terhadap risiko dan return yang diharapkan. Jika ada potofolio kelas asset yang sesuai dengan preferensi investor, maka investor tersebut nantinya akan memilih portofolio itu menjadi portofolio optimal bagi mereka BEBERAPA KELAS ASET UTAMA 1. Investasi Internasional bahwa investasi tersebut mengurangi risiko portofolio karena pasar domestik dan asing mungkin tidak bergerak bersama dan peluang potensial di pasar lain mungkin lebih besar. Secara historis,
diversifikasi internasional jelas memberikan beberapa manfaat pengurangan risiko karena beberapa korelasi positif yang rendah antara pengembalian aset di berbagai negara 2.Obligasi adalah pilihan yang jelas sebagai salah satu kelas aset untuk disimpan dalam portofolio yang terdiversifikasi. Secara tradisional, alokasi aset digambarkan sebagai membagi dana seseorang antara obligasi saham, dan tagihan Treasury 3. Treasury Inflasi-Indexed Securities (TIPS) Obligasi yang diindeks inflasi adalah kelas aset relatif baru yang semakin penting karena mereka adalah satu-satunya kelas aset untuk memberikan perlindungan sistematis terhadap risiko inflasi. TIPS membayar suku bunga dasar yang ditetapkan pada saat obligasi dilelang. obligasi disesuaikan dengan inflasi. Oleh karena itu, suku bunga tetap i diterapkan setiap setengah tahun pada pokok obligasi yang disesuaikan dengan inflasi 4. Real Estat Real Estate merupakan salah satu bentuk aset. Perwujudan real estate tidak hanya berupa kepemilikan hunian mewah. Pada esensinya real estate adalah hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja yang ada didalamnya. Real estat adalah pilihan lain yang jelas untuk diversifikasi portofolio. 5. Emas Investor dapat memiliki emas melalui reksa dana, ETF, koin, saham penambangan emas, dan komoditas itu sendiri, emas mungkin menarik bagi sejumlah pembangun portofolio. 6. Komoditas Komoditas adalah barang dagangan utama dan benda niaga yang dapat dimanfaatkan sebagai produk ekspor impor. Beberapa tahun terakhir ini pasar komoditas telah berhasil meningkatkan minat masyarakat yang mencari alternatif instrumen investasi , dengan baja, tembaga, minyak, semen, produk pertanian, dan sebagainya menunjukkan kenaikan harga yang besar. Investor dan trader menjadikan pasar komoditas ini sebagai diversifikasi portofolio mereka, terutama ketika pasar saham sedang dalam tren turun, karena biasanya pergerakan harga komoditas bergerak berlawanan dengan tren pasar saham. MENGGABUNGKAN KELAS ASET Sebagai indikasi tentang apa yang dapat dicapai dengan menggunakan kelas aset untuk program investasi, pertimbangkan analisis sederhana di mana investor melakukan diversifikasi antar reksa dana yang mewakili kelas aset yang berbeda. Misalnya, dana portofolio tersebar di berbagai kelas aset seperti saham blue-chip, saham kecil, ekuitas internasional, obligasi domestik, emas obligasi internasional, dan pasar uang.
Ada program untuk menghitung batas efisien untuk portofolio menggunakan kelas aset. Prograns ini memungkinkan berbagai kendala, seperti hasil minimum dan tidak ada penjualan pendek. Tabel 8-1 menunjukkan contoh penghitungan portofolio efisien menggunakan teknik optimasi Markowitz. Berisi data pengembalian dan risiko untuk portofolio alokasi aset "tradisional" yang terdiri dari saham, obligasi Treasury, dan Treasury bills, serta portofolio "nontradisional" yang juga dapat mencakup real estat dan TIPS. Perhatikan bahwa tiga portofolio berbeda diperlihatkan: (1) portofolio risiko rendah, dengan standar deviasi 5 persen (2) portofolio risiko sedang, dengan standar deviasi 10 persen, (3) dan portofolio berisiko tinggi dengan standar deviasi 15 persen. Portofolio nontradisional dapat mencakup kelima aset, berbeda dengan tiga untuk tradisional. Seperti yang dapat kita lihat pada Tabel 8-1, standar deviasi untuk kedua portofolio adalah sama untuk masing-masing dari tiga tingkat risiko: 5, 10, dan 15 persen. Tetapi perhatikan bahwa pengembalian yang diharapkan(expected return) lebih tinggi dalam setiap kasus untuk portofolio nontradisional dibandingkan dengan portofolio tradisional. Untuk portofolio tradisional, seorang investor yang mencari risiko rendah (standar deviasi 5 persen) akan menempatkan dana di masing-masing dari tiga kelas aset utama, mulai dari 22,8 persen di saham hingga 40,92 persen dalam surat utang negara(treasury bills). Dengan portofolio nontradisional, empat dari lima kelas aset akan diadakan untuk posisi berisiko rendah, tanpa dana dalam Treasury bills. Sebaliknya, untuk portofolio berisiko tinggi, dana hanya
dialokasikan untuk saham dan obligasi dengan portofolio tradisional dan hanya untuk saham dan real estat untuk yang non-tradisional.
Gambar 8-4 menunjukkan plot batas efisien untuk portofolio tradisional dan nontradisional. Perhatikan bahwa batas-batasnya adalah Treasury bills di ujung bawah dan saham di ujung atas. Seperti yang kita harapkan, plot perbatasan efisien nontradisional di atas perbatasan efisien tradisional. Dengan demikian, dengan menggunakan analisis Markowitz, investor dapat menentukan portofolio yang efisien dengan menghitung alokasi optimal untuk setiap kelas aset yang dipertimbangkan.
KELAS ASET DAN KOEFISIEN KORELASI Korelasi antara kelas aset jelas merupakan faktor kunci dalam membangun portofolio yang optimal. Investor ingin memiliki kelas aset yang berkorelasi negatif satu sama lain, atau setidaknya tidak berkorelasi positif satu sama lain.