Asuhan Pasien Usia Lanjut/Geriatri
No. Dokumen
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 20 Januari 2017
Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh : Direktur
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL .Pasien Usia lanjut adalah orang tua berusia 60 tahun keatas yang PENGERTIAN
memiliki penyakit majemuk (multipatologi), akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani, dan atau kondisi sosial yang bermasalah
Agar tidak terjadi poli farmasi serta efek samping yang amat berbahaya TUJUAN
KEBIJAKAN
bagi organ tubuh yang sudah menurun fungsinya. SK Direktur Nomor:Tentang
Kebijakan Pelayanan Pasien Yang
Seragam PROSEDUR
1.
Lakukan
anamnesis,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan
laboratorium yang sesuai dengan indikasi. 2.
Pengkajian status fungsional dengan pemeriksaan : a. ADL (Activity of Daily Living) Bartel dan Katz. b. IADL (Instrumental Activity of Daily Living).
3.
Pengkajian status mental dan kognitif, terutama menyangkut fungsi intelektual memori baru dan lama dinilai dengan pemeriksaan MMSE (Mini-Mental State Examination), AMT (Abbreviated Mental Test).
4.
Lakukan penapisan inkontinensia.
5.
Lakukan Assesmen nutrisi.
6.
Pengkajian status psikologis pasien dengan GDS (Geriatric Depression Scale).
7.
Laksanakan assesmen lingkungan, yang dilakukan di rumah penderita Oleh perawat psikiatri di bawah bimbingan tim Geriatri.
8.
Buatkan daftar masalah dan kesimpulan dari rekapitulasi assesmen sebagai berikut :
a. Identitas pasien ( nama, umur dan alamat ) b. Diagnosis (klinis,fisik-antropometri dan laboratorium) c. Impairment (kerusakan) Yang berkaitan dengan aging yang tidak disebabkan oleh penyakit (sifatnya lebih ringan) d. Disability (kelumpuhan) e. Handicap (keterbatasan) 9.
Rekomendasi : a. Non-farmakologi b. Farmakorlogi
UNIT TERKAIT
2.
1. Instalasi Rawat Jalan.
Asuhan Pasien Anak Dengan Ketergantungan
No. Dokumen BLUD RSUD DR.H.SOEMARNO SOSROATMODJO Jl. Cendrawasih Tanjung Selor Kaltara
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 20Februari 2017
Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh : Direktur
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL dr. H. Surya Tan, M. Sc, Sp. S NIP : 19660408 200012 1 007
Tata cara pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dengan PENGERTIAN
kriteria anak yang membutuhkan bantuan orang lain / petugas kesehatan karena kebutuhanketergantungan Memberikan asuhan kepada pasien dengan kriteria anak yang
TUJUAN
membutuhkan bantuan orang lain / petugas kesehatan karena kebutuhan ketergantunganuntuk prioritas keselamatan pasien
KEBIJAKAN
1.Pasien dengan batasan umur di atas 1 (satu) bulan sampai dengan 14tahun. 2.Pasien dengan kondisi sakit sedang dan sakit berat. 3.Pasien dengan kondisi terpasang alat.
PROSEDUR
Persiapan. a.Pasien.Tempatkan pasien senyaman mungkin. b.Alat. 1.Timbangan. 2.Stetoskop. 3.Termometer. 4.senter (pen light). 2.Pelaksanaan. a.Informed consent dengan keluarga tentang pelaksanaan tindakan. b.Berikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan tindakan. c.Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. 3.Hal-hal yang perlu diperhatikan. a.Kondisi pasien. b.Hindari adanya trauma pada anak dan orang tua saat interfensi tindakan asuhan keperawatan. c.Turunkan dampak perpisahan antara orang tua dengan anak. d.Kriteria anak dengan ketergantungan *
1.Kelainan tumbuh kembang 2.Cerebral palsy 3.Autisme 4.Hyperactif 5.Down syndrome 6.Kelainan berpikir (attention de"isit hyperacti ity disorder) UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap. 2. Instalasi Rawat Jalan.
Asuhan Pasien Resiko Kekerasan (Anak,Individu,Cacat,dan Lanjut Usia)
No. Dokumen BLUD RSUD DR.H.SOEMARNO SOSROATMODJO Jl. Cendrawasih Tanjung Selor Kaltara
Tanggal Terbit : 20Februari 2017
No. Revisi : 00
Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh : Direktur
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL dr. H. Surya Tan, M. Sc, Sp. S NIP : 19660408 200012 1 007
Pengertian
Tata cara melindungi pasien terhadap kekerasan fisik terutama pada pasien usia lanjut, penderita cacat, bayi, anak-anak,dan pasien lain yang berisiko disakiti oleh pengunjung, pasien lain maupun staf rumah sakit
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan dan keselamatan serta keamanan pasien terutama pada pasien usia lanjut, penderita cacat, bayi, anak-anak dan pasien lain yang berisiko disakiti
Kebijakan
Mengidentifikasi kelompok pasien yang mudah diserang dan yang berisiko serta menetapkan proses untuk melindungi hak kelompok pasien tersebut sesuai dengan Peraturan Direktur nomor : 445/001/BLUD RSD I/I/2016 tentang memberikan perlindungan terhadap kelompok beresiko.
Prosedur
1. Lakukan pengkajian pasien berisiko mendapat kekerasan fisik dalam RM terintegrasi 2. Tempatkan kamar perawatan kelompok pasien berisiko sedekat mungkin dengan kantor perawat bila memungkinkan. 3. Pasang pengaman tempat tidur pasien dan pastikan bel pasien mudah dijangkau dan dapat digunakan. 4. Sarankan kepada keluarga atau penanggungjawab pasien untuk menjaga pasien selama proses perawatan di rumah sakit selama 24 jam terus menerus. 5. Perawatan di kamar bayi:
-
Tata cara pengamanan di unit NI/NN/NICU : a. Harus ada petugas di dalam ruang tersebut b. Jika ada petugas/pengunjung akan masuk ke NI/NN/NICU harus seijin petugas terkait
-
Tata cara pengamanan di bayi sehat : a. Bayi didalam kamar bersama ibu b. Perawat menjelaskan bahwa bayi tidak boleh ditinggal sendiri walau hanya ke kamar mandi c. Apabila bayi akan diambil perawat/ bidan maka petugas tersebut dipastikan memakai PIN yang sudah di tentukan.
-
Selalu termonitor dengan kamera CCTV
6. Laporkan kepada satuan pengaman jika mendapatkan pengunjung yang mencurigakan, bila terjadi kekerasan fisik maupun mental baik oleh pengunjung maupun staf rumah sakit. 7. Satuan pengaman: a. Tanyakan kepada pengunjung yang dicurigai : tujuan
kunjungannya, ke kamar berapa, atas nama pasien siapa, dan dimana alamatnya b. Konfirmasikan kepada petugas rawat inap apakah ada
pasien yang dimaksud pengunjung tersebut c. Antar pengunjung yang dicurigai sampai ketempat
tujuan d. Pastikan pintu sebagai penghubung keluar masuk di
setiap unit sudah terkunci pada jam 21.00 WIB 8. Pemberlakuan jam kunjung sesuai dengan peraturan rumah sakit berkoordinasi dengan bagian Security/Keamanan
9. Laporkan kepada satuan pengaman jika mendapatkan pengunjung yang mencurigakan, bila terjadi kekerasan fisik maupun mental baik oleh pengunjung maupun staf rumah sakit. 10. Satuan pengaman: e. Tanyakan
kepada pengunjung yang dicurigai : tujuan
kunjungannya, ke kamar berapa, atas nama pasien siapa, dan dimana alamatnya f.
Konfirmasikan kepada petugas rawat inap apakah ada pasien yang dimaksud pengunjung tersebut
g. Antar pengunjung yang dicurigai sampai ketempat tujuan
h. Pastikan pintu sebagai penghubung keluar masuk di setiap unit
sudah terkunci pada jam 21.00 WIB 11. Pemberlakuan jam kunjung sesuai dengan peraturan rumah sakit berkoordinasi dengan bagian Security/Keamanan
Unit Terkait
1. Komite Medik 2. Unit security 3. Staf Keperawatan. 4. Pasien dan keluarga
BLUD RSUD DR.H.SOEMARNO SOSROATMODJO Jl. Cendrawasih Tanjung Selor Kaltara
No. Dokumen
No. Revisi : 00
Halaman : 1/2
Tanggal Terbit : 20 Januari 2017 Ditetapkan Oleh : Direktur STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. H. Surya Tan, M. Sc, Sp. S NIP : 19660408 200012 1 007 1. Pelayanan pasien lanjut usia adalah rangkaian pelayanan pada pasien yang berusia 60 tahun keatas dengan satu atau lebih masalah kesehatan (multipatologi) akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani dan atau kondisi sosial yang bermasalah (geriatri). 2. Pasien lanjut usia dengan ketergantungan bantuan adalah pasien yang berusia 60 tahun keatas dengan keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan mengurus diri sehingga sangat membutuhkan bantuan baik dengan alat maupun orang. Memberikan pelayanan multidisiplin yang bermutu dengan asuhan dan kondisi pasien usia lanjut untuk menuju geriatri mandiri dan geriatri dengan minimal patologi 1. Pelayanan pada pasien lanjut usia melibatkan multidisiplin ilmu,dan tersedia dalam suatu tim asuhan. 2. Setiap pasien usia lanjut mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan asuhannya 1. Pasien diidentifikasi dalam hal usia dan dilakukan penggolongan pasien usia lanjut. 2. Pasien usia lanjut yang datang ke IGD / poliklinik dilakukan identifikasi melalui anamnesis, pemeriksaan pemeriksaan
penunjang
yang
sesuai
fisik
dan
indikasi, untuk
dilakukan assessment awal. 3. Dokter
merumuskan
kebutuhan
rencana
penggunaan
alat
asuhan bantu
pasien
termasuk
sehari-hari
untuk
kenyamanan dan kemandirian pasien 4. Dokter memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang pentingnya alat bantu, cara penggunaan alat bantu serta risiko penggunaan alat bantu dalam jangka waktu lama jika tidak disertai perawatan yang tidak benar.
5. Perawat memberi edukasi tentang asuhan pasien dengan pengunaan alat bantu agar tidak menimbulkan risiko yang tidak diinginkan misalnya dekubitus, atrofi otot, dll 6. Dokter melakukan konsultasi /alih rawat ke bagian disiplin ilmu lain jika diperlukan sesuai pasien UNIT TERKAIT
UNIT TERKAIT 1. Komite Medik 2. Komite Keperawatan 3. Instalasi Rawat Darurat. 4. Instalasi Rawat Inap. 5. Instalasi Rawat Jalan. 6. Yanmed.
dengan kebutuhan asuhan