Solopos 27feb09 F Viii Banjir Semua Hanyut Dibawa Banjir

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Solopos 27feb09 F Viii Banjir Semua Hanyut Dibawa Banjir as PDF for free.

More details

  • Words: 314
  • Pages: 1
SOLOPOS - Pusat Dokumentasi

Page 1 of 1

62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR

386$7'2.80(17$6, *UL\D

7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW

Edisi : 2/27/2009, Hal.

%R\RODOL

”Semua hanyut dibawa banjir” Boyolali (Espos) Banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Ngemplak menyisakan kesedihan plus pekerja rumah tersendiri bagi warga di Desa Sawahan, Kamis (26/2). Lumpur tebal yang terbawa banjir masuk hingga ke dalam rumah membuat warga harus bekerja keras membersihkan rumah mereka. Ketika menyusuri Desa Padokan, sepanjang jalan tampak warga tengah membersihkan rumah. Lumpur tebal yang melapisi jalan, halaman rumah dan lantai rumah menjadi pemandangan jamak sepanjang perjalanan dari Dusun Padokan hingga Jembatan Padokan yang merupakan perbatasa antara Kecamatan Ngemplak dengan wilayah Kota Solo. Deretan kasur yang dijemur di halaman rumah, perabotan rumah tangga digelar di pinggir jalan hingga ijazah sekolah yang basah pun harus mereka selamatkan agar tak rusak. ”Capek sekali, d pagi saya membersihkan rumah dari Lumpur,” ujar Suparmin Sastro Suwarno, 75, sambil menyek keringat dari dahinya. Tak jauh dari rumah Suparmin, lumpur membuat rumah Kasinem, 65, rusak parah. Rumah berdinding bambu tersebut dipenuhi dengan lumpur, hanya sebagian kecil perabotan rumah yang berhasil diselamatkan. Sementara bagian dinding bagian bawah banyak yang jebol. ”Sudah bersih-bersih dari pagi tapi lumpur masih banyak di dalam rumah,” ujar Kasinem sambil duduk di bangku miliknya yang masih utuh. Menyusuri semakin jauh ke dalam perkampungan yang masih berlumpur hingga di pinggir Kali Pep tampak atap rumah yang terempas di tanah. Rumah milik Waginem 48, yang berada hanya beber meter dari Kali Pepe tersebut sudah tak berbentuk, yang tersisa hanya fondasi rumah. ”Semuanya hanyut terbawa banjir, yang tersisa hanya tiga sepeda angin. Almari pakaian saja juga sudah tidak berbentuk,” urai Waginem dengan mata berkaca-kaca. Waginem yang berprofesi sebagai buruh serabutan tersebut mengaku pasrah dengan kejadian ya menimpanya. Karena sekarang sudah tak memiliki rumah untuk bernaung, untuk sementara waktu Waginem dan dua orang anaknya terpaksa menumpang di tempat tetangganya. - Aeranie Nur Hafnie

&RS\ULJKW‹62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG

6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND

0LVL

http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=262602

3/3/2009

Related Documents