SOLOPOS - Pusat Dokumentasi
Page 1 of 2
62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR
386$7'2.80(17$6, *UL\D
7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW
Edisi : 2/19/2009, H
+DODPDQ8WDPD
Solo banjir lagi Solo (Espos) Belum genap satu bulan sejak banjir Jumat-Sabtu (30-31/1) lalu, Kota Solo banjir lagi. Delapan kelurahan, Rabu (18/2), kembali diterjang banjir. Akibatnya ratusan warga mengungsi. Kali ini, banjir mengenai rumah di sepanjang tepi Sungai Bengawan Solo, Kali Wingko dan Kali Bo Data yang dihimpun Espos, sedikitnya, 1.140 rumah terendam air. Hingga berita ini diturunkan sejumlah warga masih bertahan di pengungsian. Di RW V dan RW VI Kelurahan Joyotakan, Serengan, air menggenangi jalan hingga setinggi lutut orang dewasa. Sedangkan, di RT 5 dan RT 6/RW VI mencapai lebih dari satu meter. Menurut Ket RW VI Joyotakan, AT Suwardi, banjir terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, membuat sejumlah keluarga mengungsi di balaikampung setempat. ”Alarm berbunyi sekitar pukul 04.00 WIB. Pukul 05.30 air mulai memenuhi selokan dan bergerak naik, sehingga menyebabkan sedikitnya 100 keluarga mengungsi. Air berasal dari luapan Kali Wingko yang masuk melalui rekahan tanggul Kali Wongko papar Suwardi. Kondisi itu juga menyebabkan banjir paling parah di RT 6/RW VI. Di Kelurahan Sangkrah dan Semanggi, banjir menggenangi rumah warga yang berada di bantaran Bengawan Solo. Sejumlah warga mendirikan tenda di tanggul. Menurut warga, air Bengawan Solo mulai memasuki permukiman sekitar pukul 02.30 WIB. Warga RT 2/RW X Sangkrah, Suwandi menuturkan air terus naik hingga pagi. Namun, sekitar pukul 10.00 WIB air mulai surut. Lurah Sangkrah, Mahendra Nugrahadi menjelaskan, banjir hanya menyerang rumah warga yang lokasinya dekat dengan sungai. Di Kelurahan Sewu, puluhan warga yang tinggal di bantaran Kali Pepe di sekitar Pintu Air Demang mulai tinggal di tenda pengungsian sekitar pukul 02.00 WIB, saat air mulai memasuki rumah. War RT 2/RW VII Sewu, Mulyata menyebut banjir di wilayah mereka merendam rumah hingga setinggi lebih dari satu meter. Satu rumah milik Marmi, 60, yang berada di RT 1/RW VII Sewu ambruk seki pukul 09.30 WIB. Lurah Sewu, S Budi H, mengatakan banjir mengenai rumah 280 keluarga. Sedangkan di Keluraha Jagalan, banjir merendam 100 rumah di sepanjang tepi Kali Boro. Lurah Jagalan, Djammila, mengatakan kondisi terparah terjadi di tepi Kali Boro. Di kawasan itu, air merendam rumah warga hingga setinggi satu setengah meter. Di Kelurahan Pucangsawit, banjir merendam rumah 450 keluarga. Lurah Pucangsawit, Sri Wirasti menyebut banjir menggenangi tiga RW, yaitu di RW VI, RW VII, dan RW VIII. Kasek SDN Plalan 1, Suwarsi menuturkan kegiatan belajar mengajar (KBM) akhirnya dihentikan sekitar pukul 09.00 WIB. Penghentian KBM juga dilakukan SMK Muhammadiyah 1 Solo. Kepala Kantor Kesbangpolinmas Solo, Suharso, mengatakan belum perlu membuka Posko Loji Gandrung, karena masih bisa ditangani kelurahan dan kecamatan. Hingga kemarin siang, belum a permohonan bantuan. Petugas pintu air Demangan, Maryono, mengatakan sekitar pukul 02.00 W pintu air ditutup. Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air, Perum Jasa Tirta I Bengawan Solo, Suwartono, mengatak penyebab banjir berasal dari lereng gunung Merapi dan Merbabu yang masuk anak Sungai Bengawan Solo, seperti Sungai Dengkeng, Sungai Samin dan Sungai Walikan. Dia menyatakan elevasi di Waduk Gajah Mungkur (WGM) mencapai 135,73 meter. Dua pintu air WGM dibuka sejak pukul 16.00 WIB, dengan debit pengeluaran 50 m3/detik. Menurut dia, air yang keluar tidak akan berpengaruh banjir di hilir, karena di Jurug, elevasi telah turun dari 8 meter ke 6 meter. Elevasi normal di Jurug 6,5 meter. Dia mengatakan meluapnya Sungai Bengawan Solo yang menyebabkan banjir di sejumlah wilayah kemarin menunjukkan banjir bukan disebabkan air dari WGM. Dari Sukoharjo dilaporkan, sekitar 40 unit rumah di lingkungan RT IV/RW V Kampung Nusupan, Desa Kadokan, Grogol terendam banjir, Rabu dini hari. Kades Tri Widodo menjelaskan ketinggian a antara 30-40 cm.
http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=261568
2/20/2009
SOLOPOS - Pusat Dokumentasi
Page 2 of 2
Di Klaten hujan deras selama delapan jam tanpa henti yang terjadi Selasa (17/2), mengakibatkan sebagian Kecamatan Cawas terendam banjir akibat Sungai Dengkeng meluap, Rabu dini hari. Sementara lebih dari 100 ha persawahan di 11 desa yaitu Desa Bawak, Mlese, Cawas, Pogong, Bogor, Pakisan, Tirtomarto, Tlingsingan, Japanan, Barepan, serta Plosowangi juga ikut terendam. SD Negeri 1 Bawak dan SD Negeri 3 Bawak diliburkan. Camat Cawas, Sutrisno menambahkan luapan arus Sungai Dengkeng juga merendam Pasar Hewan Cawas. Wilayah terjangan banjir Rabu (18/2) Kota Solo 1 Sewu: 280 KK 2 Jagalan: 100 KK 3 Pucangsawit: 450 KK 4 Gandekan: 45 KK 5 Sangkrah: 200 KK 6 Semanggi: 15 KK 7 Joyotakan: 50 KK 8 Joyosuran: Air tak masuk ke permukiman 9 Jebres: Air tak masuk ke permukiman 10 SDN Plalan 1 11 SD Muhammadiyah 1 Solo Sukoharjo 40 Unit rumah di lingkungan RT IV/RW V Kampung Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol terendam banjir. Sebanyak 30 warga RT IV/RW V Kampung Nusupan terpaksa mengungsi ke Me An Ni’mah yang terletak di RT III/RW V. Klaten Kali Dengkeng meluap. Permukiman di Desa Bawak, Cawas, dan Mlese banjir setinggi 40 cm-70c Areal persawahan di Desa Bawak, Mlese, Cawas, Pogong, Bogor, Pakisan, Tirtomarto, Tlingsingan Japanan, Barepan, serta Plosowangi, terendam air. Sumber: Berbagai sumber - tsa/shs/pso/aps/who/nad/haa/m74
&RS\ULJKW62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG
6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND
0LVL
http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=261568
2/20/2009