SOLOPOS - Pusat Dokumentasi
Page 1 of 2
62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR
386$7'2.80(17$6, *UL\D
7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW
Edisi : 2/27/2009, H
+DODPDQ8WDPD
Ribuan ha sawah terancam puso Sragen (Espos) Bencana banjir yang melanda Sragen, Rabu (25/2) malam, menenggelamkan ribuan hektare sawah di Kecamatan Tanon, Sidoharjo, dan Plupuh. Bahkan terhitung sejak Kamis (26/2) pukul 08.00 WI luapan air Sungai Bengawan Solo menggenangi ruas jalan di kawasan Desa Sidomulyo, Tanon. Di Boyolali, banjir merendam ratusan rumah warga di tiga desa, yakni Sawahan, Donohudan dan Pandeyan. Banjir juga mengakibatkan satu orang Lansia meninggal dunia saat diungsikan dari rumahnya yang terkena banjir. Data yang dihimpun dari Badan Kesbangpol dan Linmas Sragen, beberapa desa yang tergenang banjir akibat meluapnya beberapa anak sungai Bengawan Solo ini antara lain Desa Sidodadi, Kliwonan, Pilang, Jati dan Pringanom Kecamatan Masaran. Kemudian Desa Sidokerto, Dari, Gent Banaran Kecamatan Plupuh, serta Desa Gawan, Kecik dan Padas Kecamatan Tanon. Di beberapa desa tersebut, banjir sempat menggenangi areal pertanian dan halaman warga. Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Sragen Wangsit Sukono kepada Espos, mengatakan banj kali ini tidak separah bencana banjir sebelumnya. Kerugian yang ditimbulkan banjir kali ini diperkirakan terjadi pada lahan pertanian yang tergenang air. Apalagi lahan pertanian yang kebanjiran sebagian besar adalah siap panen. Menurutnya, banjir kali ini tidak sampai masuk ke rumah warga melainkan hanya menggenangi halaman rumah saja. “Kami sudah melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Dan sampai sekarang beberapa warga masih ada yang berada di lokasi pengungsian.” Sementara, di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, banjir menyebabkan ratusan rumah terendam. Terdapat 580 KK di Desa Sawahan, 93 KK di Desa Donohudan dan 31 KK di Desa Pandeyan menjadi korban banjir Rabu lalu. Musibah ini juga mengakibatkan sawah yang siap panen seluas hektare terendam. Selain itu, banjir juga membuat dua rumah di Dusun Padokan hanyut terbawa air, yakni rumah Waginem, 48 dan Kerto, 75. Sebuah rumah juga rusak parah di Dusun Padokan dan Jembatan Padokan yang menghubungkan Kecamatan Ngemplak dengan wilayah Kota Solo mengalami kerusakan. Banjir juga menyebabkan Karyo Senen, 70, warga Menggungan RT 3/RW III Desa Sawahan meninggal dunia. Kepala Puskesmas Ngemplak, dr Ahmad Muzzayin mengatakan meninggalnya korban bukan karena hanyut terbawa banjir, namun karena sakit. ”Karena sudah tua dan mungkin dia kedinginan dan kaget saat dievakuasi. Korban meninggal dun saat sampai di tempat pengungsian di Mesjid Menggungan,” ujar Muzzayin. Sementara Bupati Boyolali Sri Moeljanto menyatakan sejauh ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali belum berencana melakukan relokasi warga korban banjir di Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak yang berada di pinggir Kali Pepe. Langkah melakukan relokasi harus dipikirkan secara matang melalui berbagai kajian. ”Untuk sementara waktu ini, belum ada pemikiran ke arah relokas warga,” ujar Bupati ketika dijumpai wartawan di sela-sela mengunjungi korban banjir di Dusun Padokan, Desa Sawahan, Ngemplak, Kamis. Untuk sementara waktu yang bisa dilakukan oleh Pemkab Boyolali adalah memberikan bantuan tanggap darurat kepada para korban banjir di Ngemplak. Sementara, warga masih menanti bantuan pemerintah yang belum seluruhnya mengalir ke empat dukuh di Desa Sawahan, yakni Dukuh Ledok, Padokan, Mojoasri dan Sadon. Saat ini bantuan berupa makanan paling dibutuhkan masyarakat setempat, menyusul lumpuhnya aktivitas rumah tangga akibat kerusakan di rumah warga. Sejumlah warga mengatakan, untuk sementara tak bisa masak, karena sebagian bahan masak da peralatan dapur terendam banjir setinggi kurang lebih 1,5 meter. ”Terutama kompor, tidak dapat dipakai sama sekali setelah terendam air. Akibatnya warga belum dapat memasak,” ucap warga R 5/RW IV Padokan, Parni, 66, ketika ditemui di kediamannya.
http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=262664
3/3/2009
SOLOPOS - Pusat Dokumentasi
Page 2 of 2
Banjir juga melanda beberapa desa di Sukoharjo seperti di Desa Kadokan, Grogol dan Desa Laba Desa Tegalmade, Mojolaban, Sukoharjo, Kamis dini hari. Di Desa Kadokan, banjir menggenangi jalan-jalan di areal permukiman warga setinggi mata kaki sekitar pukul 01.00 WIB, namun banjir y disebabkan meluapnya sungai Bengawan Solo itu langsung menyusut sekitar pukul 02.00 WIB. Sementara itu, banjir yang terjadi di wilayah RT 01/RW II Desa Tegalmade, Mojolaban juga mengakibatkan jalan di wilayah tersebut terendam setinggi satu meter dan menggenangi lima rum warga setempat. - anh/dwa/pso/isw/m78
&RS\ULJKW62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG
6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND
0LVL
http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=262664
3/3/2009