Analisa Respon Sistem Sistem orde tinggi
Konsep Pole - Zero Untuk mempermudah analisa respons
suatu sistem digunakan Pole - Zero
Pole : Nilai variabel Laplace s yang menyebabkan nilai transfer function tak hingga Akar persamaan dari penyebut (denominator) transfer function sistem. Zero : Nilai variabel Laplace s yang menyebabkan nilai transfer function nol Akar persamaan dari pembilang (numerator) transfer function sistem.
Transfer Function Umum C ( s ) b0 s m + b1s m−1 + .... + bm−1s + bm G ( s) = = , n≥m n n − 1 R ( s ) a0 s + a1s + .... + an−1s + an Untuk masukan step function R(s) =
1 s
zm pn
A. Jika pole nyata dan berbeda satu sama lain
a0 an a1 a2 C ( s) = + + + ...... + s s + p1 s + p2 s + pn ai : residu dari pole di s = -pi
a n ai C ( s) = + ∑ s i =1 s + pi n
Dalam domain waktu :
c(t ) = a + ∑ ai e − pit i =1
Persamaan terakhir menunjukkan sistem akan stabil jika nilai pole negatif.
: zero : pole
Ingat cara mendapatkan nilai ai G(s) =
B( s) a1 a2 a3 an = + + + ..... + A( s ) ( s + p1 ) ( s + p2 ) ( s + p3 ) ( s + pn )
B( s) a1 = ( s + p1 ) A( s ) s = − p1 B( s) a2 = ( s + p2 ) A( s ) s = − p2
Invers balik ke domain waktu
. . B(s) an = ( s + pn ) A( s ) s = − pn
f (t ) = a1e − p1t + a2e − p 2 t + a3e − p3t + ... + an e − p n t
B. Jika pole-pole dari C(s) terdiri dari pole-pole nyata dan pasangan-pasangan pole konjugasi kompleks, maka tiap pasangan pole konjugasi kompleks menghasilkan bentuk orde kedua m dalam s. K ( s + zi )
C ( s) =
Step response dapat dinyatakan dalam bentuk :
∏
q
s∏ ( s + p j )∏ ( s 2 + 2ς kωk s + ωk ) j =1
c(t ) = a + ∑ a j e j =1
2
k =1
r bk ( s + ς k ωk ) + ck ωk 1 − ς k2 a q aj C (s) = + ∑ +∑ s j =1 s + p j k =1 s 2 + 2ς k ωk s + ωk2
Kestabilan terkait dengan nilai pole (lihat bagian eksponensial) q
i =1 r
− p jt
r
r
k =1
k =1
+ ∑ bk e −ς k ω k t cos ωk 1 − ς k2 t + ∑ ck e −ς k ω k t sin ωk 1 − ς k2 t
Koordinat bidang kompleks Misal : bilangan kompleks 5 + 3j
Imajiner (jw)
3 Real (σ) 5
Contoh sistem orde-2 C ( s) K = 2 R( s) s + s + K
Dengan rumus ABC diperoleh nilai pole-pole:
1 1 s1 = − + 1 − 4K , 2 2
Jika 0 <= K <= ¼ maka pole-pole real negatif Jika K >1/4 maka pole-pole imajiner.
1 1 s2 = − − 1 − 4K 2 2
K>1/ 4 Bidang s
Misal jika K = 0 maka S1 = 0; s2 = -1 Jika K = ¼ maka S1 = s2 = -1/2 Jika K >=1/4 maka imajiner
K=0
σ K=1/ 4 K>1/ 4
Contoh
Definisi Kestabilan Total respon output sistem :
c(t ) = c forced (t ) + cnatural (t )
Definisi kestabilan (berdasar natural response): Sistem stabil jika natural response mendekati nol saat waktu mendekati tak hingga Sistem tidak stabil jika natural response mendekati tak hingga saat waktu mendekati tak hingga Sistem marginally stable jika natural response tetap/konstan atau berosilasi teratur Definisi kestabilan (berdasar total response/BIBO): Sistem stabil jika setiap input yang dibatasi mengahasilkan
output yang terbatas juga. Sistem tidak stabil jika setiap input yang dibatasi menghasilkan output yang tidak terbatas
Suatu sistem dengan pole di sebelah kiri bidang s
menghasilkan : Respon eksponensial yang meluruh (decay), atau Respon sinusoidal yang teredam
Berarti natural response mendekati nol saat waktu mendekati tak hingga sistem stabil
Sistem yang stabil hanya mempunyai poles sistem close
loop di sebelah kiri bidang s Sistem yang tidak stabil mempunyai poles sistem close loop di sebelah kanan bidang s dan atau mempunyai lebih dari 1 poles di sumbu imajiner Sistem yang marginally stable mempunyai 1 pole di sumbu imajiner dan poles di sebelah kiri
Apakah Sistem Ini Stabil?
Apakah Sistem Ini Stabil?
Kriteria Kestabilan Routh
Transfer function dari suatu sistem loop
tertutup berbentuk :
C ( s ) b0 s m + b1s m −1 + ... + bm −1s + bm B( s ) = = n n −1 R( s ) a0 s + a1s + ... + an −1s + an A( s )
Hal pertama memfaktorkan A(s) A(s) : persamaan karakteristik Pemfaktoran polinomial dengan orde lebih
dari 2 cukup sulit, sehingga digunakan Kriteria Kestabilan Routh
Kriteria kestabilan Routh memberi informasi
ada tidaknya akar positif pada persamaan karakterisitik bukan nilai akar tersebut
Prosedur Kriteria Kestabilan Routh 1. Tulis persamaan karakteristik sistem
dalam bentuk polinomial s:
a0 s n + a1s n −1 + ... + an −1s + an = 0 1. Semua koefisien persamaan
karakteristik harus positif. Jika tidak, sistem tidak stabil. 2. Jika semua koefisien positif, susun koefisien polinomial dalam baris dan kolom dengan pola:
Prosedur Kriteria Kestabilan Routh sn s n −1 s n−2 s n −3 s n−4 . . . s2 s1 s0
a0 a1 b1 c1 d1 . . . e1 f1 g1
a2 a3 b2 c2 d2 . . . e2
a4 a5 b3 c3 d3
a6 a7 b4 c4 d4
. . . . .
a a −a a b1 = 1 2 0 3 a1
c1 =
b1a3 − a1b2 b1
a a −a a b2 = 1 4 0 5 a1
c2 =
b1a5 − a1b3 b1
b3 =
a1a6 − a0 a7 a1
c3 =
d1 =
c1b2 − b1c2 c1
c1b3 − b1c3 d2 = c1
b1a7 − a1b4 b1
Prosedur Kriteria Kestabilan Routh Proses ini diteruskan sampai baris ke-n secara
lengkap. Susunan lengkap dari koefisien berbentuk segitiga. Syarat perlu dan syarat cukup agar sistem stabil (memenuhi kriteria kestabilan Routh) Koefisien persamaan karakteristik semua positif
(jika semua negatif maka masing – masing ruas dikalikan minus 1 sehingga hasilnya positif) Semua suku kolom pertama pada tabel Routh mempunyai tanda positif.
Jika ada nilai nol lihat pada bagian “kondisi khusus”
Contoh Soal Contoh 4-3 Terapkan kriteria kestabilan Routh untuk :
a0 s 3 + a1s 2 + a2 s + a3 = 0
Dengan semua koefisien positif. Susunan koefisien menjadi
s3
a0
a2
s2
a1 a1a2 − a0 a3 a1 a3
a3
s1 s0
Syarat agar semua akar mempunyai bagian real negatif diberikan :
a1a2 > a0 a3
Contoh Soal
Contoh 4-4
Perhatikan polinomial berikut :
s 4 + 2 s 3 + 3s 2 4 s + 5 = 0 Ikuti prosedur untuk membuat susunan koefisien. s4
1
3
5
s3
2
4
0
s2
1
5
s1
−6
s0
5
s4 s3 s2 s1 s0
1 2 1 1 −3 5
3 5 4 0 2 0 5
Baris ke dua dibagi dengan 2
Pada kolom 1, terjadi dua kali perubahan tanda. Ini berarti ada dua akar positif dan sistem tidak stabil.
Keadaan khusus K.K.Routh 0 di kolom pertama Bila salah satu suku kolom pertama dalam suatu baris adalah nol,
maka suku nol ini diganti dengan bilangan positif ε yang sangat kecil. Contoh : s3 + 2s2 + s + 2 = 0 Susunan koefisiennya : s3 1 1
s2
2
s1
0≈ε
s0
2
2
Bila tanda koefisiennya sama, berarti terdapat pasangan akar j imajiner pada sistem. Pada persamaan di±atas ada akar di
Keadaan khusus K.K.Routh 0 di kolom pertama
Bila tanda koefisien (ε) berlawanan, berarti ada akar positif
persamaan karakteristik. Contoh : s3 – 3 s + 2 = (s – 1)2 (s + 2) = 0 Susunan koefisiennya adalah
s3
1
-3
berubah tanda
s2
0≈ε 2
berubah tanda
s1
-3 – (2/ ε)
s0 2 Terdapat dua perubahan tanda koefisien di kolom pertama, berarti ada dua akar positif di pers. karakteristik. Sesuai dengan persamaan awalnya sistem tidak stabil
Keadaan khusus K.K.Routh 0 di seluruh suku baris Jika semua koefisien pada suatu baris adalah nol maka
koefisien itu menunjukkan akar – akar besaran yang sama tapi letaknya berlawanan Penyelesaian : menggantinya dengan turunan suku banyak pembantu P(s) P(s) berasal dari suku pada baris sebelumnya Contoh : s5 + 2s4 + 24s3 + 48s2 – 25s – 50 = 0 Susunan koefisiennya adalah s5 1 24 -25 s4 2 48 -50 Suku banyak pembantu P(s) s3 0 0
Keadaan khusus 0 di seluruh suku baris Susunan koefisiennya adalah s5 1 24 -25 s4 2 48 -50 s3 0 0
Suku banyak pembantu P(s)
P(s) = 2s4 + 48s2 – 50 dP(s)/ds = 8s3 + 96s Sehingga susunan koefisiennya: s5 1 24 -25 s4 2 48 -50 s3 8 96 Koefisien dari dP(s)/ds s2 24 -50 s1 112,7 0 s0 -50 Ada satu perubahan tanda, berarti ada satu akar positif. Sistem tidak stabil.
Aplikasi K.K.Routh untuk analisa sistem Kontrol
Tinjau sistem berikut
R(s) + -
Fungsi alih loop tertutup
C (s) K = R( s ) s ( s 2 + s + 1)( s + 2) + K Susunan koefisien
____K______ s(s2+s+1)(s+2)
C(s)
Persamaan karakteristik
s 4 + 3s 3 + 3s 2 + 2 s + K = 0 s4 s3 s2
1 3
s1 s0
2− K K
7 3 9 7
3 2 K
K 0
Untuk kestabilan, K harus positif dan semua koefisien pada kolom pertama harus positif. Oleh karena itu, 14/9 > K > 0