Slander Or Libel

  • Uploaded by: ang9a
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Slander Or Libel as PDF for free.

More details

  • Words: 2,404
  • Pages: 6
INTRODUCTION Cyberspace ignores space, time and physical circumstance. It removes the visual cues that often inhibit or facilitate communication. Contrary to other types of communication, computer-mediated communication is a manyto-many system of distribution. Liability for defamation is one of the areas that concerns the cyber community.

Dunia maya mengabaikan ruang, waktu dan keadaan fisik. Hal ini menghilangkan makna visual yang sering kali menghambat ataupun yang memudahkan komunikasi. Bertentangan dengan jenis komunikasi yang lain, komunikasi media komputer adalah sistem distribusi dari banyak orang ke banyak orang. Pertanggung jawaban terhadap fitnah adalah salah satu zona yang lebih diperhatikan oleh komunitas dunia maya.

SLANDER OR LIBEL A defamatory statement may constitute either slander or libel. A slanderous statement is one which is issued verbally, or not committed to permanent form. If the statement is in permanent form it will amount to libel. The importance of the distinction lies in the fact that a plaintiff alleging slander must prove special damage, in other words some actual financial loss. A plaintiff alleging libel needs to do so. The ‘general damage’ is awarded to compensate him for his hurt feelings and the damage to his reputation. Any financial loss constitutes a separate head of claim, ‘special damage’, and is recoverable in addition to the ‘general damage’.

Fitnah (dalam bentuk lisan) atau fitnah (dalam bentuk tulisan) Pernyataan fitnah dapat berupa fitnah (dalam bentuk lisan) dan fitnah (dalam bentuk tulisan). memfitnah adalah satu pernyataan yang dikeluarkan secara lisan atau tidak dilakukan dalam bentuk permanent (bukti secara tertulis). Jika pernyataan itu dalam bentuk permanent ia di sebut fitnah (dalam bentuk tulisan aau ada buktinya). Perbedan yang penting terdapat bahwa si penggugat fitnah (dalam bentuk lisan) harus membuktikan kerugian khusus, dengan kata lain beberapa kerugian keuangan. Orang yang menuntut fitnah (dalam bentuk tulisan) harus melakukan hal yang sama. Kerugian khusus di maksudkan untuk mengganti kerugiannya atas rasa sakit dan kerusakan reputasinya. Kerugian keuangan merupakan bagian tuntutan yang terpisah, ‘kerugian khusus’ dan dapat dipulihkan sebagai tambahan kepada ‘kerugian umum’.

The question which arises is whether multimedia defamation constitutes slander, libel or perhaps a new breed of tort altogether. In the USA until recently, the closest analogous question that the courts have considered is whether defamatory radio or television broadcasts constitute libel or slander.

Pertanyaan yang timbul adalah apakah fitnah di dalam multimedia merupakan fitnah (dalam bentuk lisan), fitnah (dalam bentuk tulisan) atau mungkin jenis kerugian yang baru sekaligus. Di Amerika Serikat sampai sekarang ini, pertanyaan sejalan yang paling dekat bahwa pengadilan telah mempertimbangkan apakah fitnah dalam siaran radio atau televisi merupakan fitnah (dalam bentuk tulisan) atau fitnah (dalam bentuk lisan).

Radio and television, like multimedia technology, combine oral, written and visual modes of communication and ‘publish’ those communications to large audiences. If the courts’ response to the development of television is any indication of what to expect with multimedia the result can only be confusion.

Radio dan televisi, seperti teknologi multimedia, menggabungkan lisan, tertulis dan visual jenis komunikasi dan 'mempublikasikan' komunikasi kepada masyarakat luas. Jika tanggapan pengadilan untuk pengembangan televisi adalah indikasi dari apa yang diharapkan dari hasil multimedia hanya dapat membingungkan.

The courts are currently divided four ways on how classify broadcast defamation. The majority of courts to consider this question have held that defamatory statements broadcast by radio or television constitute libel when read from a prepared script. Others have held that such statements constitute libel regardless of how they are prepared. In contrast, a few courts have held that defamatory statements broadcast by radio or television constitute slander rather than libel. Finally, a very small minority of courts have held either that the distinction, or that broadcast defamation should be considered a distinct tort altogether, referred to as ‘defamacast’.

Pengadilan dibagi dalam empat bagian bagaimana untuk mengklasifikasikan siaran yang mengandung fitnah. Sebagian besar pengadilan mempertimbangkan pertanyaan tentang pernyataan fitnah melalui siaran radio atau televisi, apakah merupakan fitnah (dalam bentuk tulisan) ketika dibaca dari naskah yang disiapkan. Orang lain telah menyatakan bahwa pernyataan seperti itu merupakan fitnah (dalam bentuk lisan) tanpa memperhatikan bagaimana hal tersebut telah disiapkan. Sebaliknya, beberapa pengadilan telah menyatakan bahwa pernyataan fitnah yang disiarkan melalui siaran radio atau televisi merupakan fitnah (dalam bentuk lisan) daripada fitnah (dalam bentuk tulisan). Pada akhirnya, minoritas pengadilan telah menyatakan kedua hal tersebut berbeda, atau fitnah yang disiarkan harus dianggap sebagai kesalahan penyiaran yang sama sekali berbeda, yang disebut sebagai 'defamacast'.

In the UK there is no definitive ruling on whether such electronically disseminated communications amount to libel or slander. Since the statement is in the form of the written word, it is likely to be held to be libel, not slander. Di Inggris tidak ada peraturan yang pasti apakah penyebaran fitnah melalui alatalat komunikasi elektronik termasuk ke dalam fitnah (dalam bentuk tulisan) atau fitnah (dalam bentuk lisan). Sejak pernyataan itu dalam bentuk kata tertulis , kemungkinan ia adalah fitnah (dalam bentuk tertulis), bukan fitnah (dalam bentuk lisan).

The special statutory provisions have made broadcasting of words by ‘wireless telegraphy’ or in the course of a program on a program service, publication in a permanent form. Section 201 of the broadcasting Act 1990 defines a program service as including any licensed or unlicensed:

Ketentuan undang-undang khusus yang telah dibuat oleh penyiaran kata oleh 'telegrafi nirkabel' atau dalam pelaksanaan program di sebuah layanan program, publikasi dalam bentuk permanen. Pasal 201 dalam Undang-undang penyiaran tahun 1990 mendefinisikan layanan program termasuk dalam perijinan atau tanpa perijinan:

© Other service which consists in the sending, by means of a telecommunications system of sounds or visual images or both.

© layanan lainnya yang terdiri dalam pengiriman, dengan sebuah alat telekomunikasi suara atau visual gambar atau keduanya.

i)

For reception at two or more places in the United Kingdom (whether they are so sent for simultaneous reception or at different times in response to requests made by different users of the service).

(i) Untuk penerimaan di dua atau banyak tempat di Inggris (apakah mereka dikirim untuk penerimaan secara bersamaan atau pada waktu yang berbeda dalam menanggapi permintaan dari pengguna layanan yang berbeda).

Section 202 (1) of the broadcasting Act 1990 defines a program as ‘in relation to any service’, and includes any item included in that service.

Pasal 202 (1) dari Undang-undang penyiaran 1990 mendefinisikan program sebagai 'berkaitan dengan layanan apapun', dan termasuk hal-hal apapun dalam layanan tersebut.

Applying that statutory formula, transmission of defamatory material by means of the internet is libel, as it relies for transmission on telephones, which is a telecommunications system within the meaning of section 4 of the telecommunications Act 1984.

Menerapkan undang-undang tersebut, pengiriman bahan fitnah dengan internet adalah fitnah (dalam bentuk tertulis), karena ia bergantung pada transmisi telepon, yang merupakan sistem telekomunikasi dalam arti pasal 4 dari Undang-undang telekomunikasi 1984.

LIABILITY OF SERVICE PROVIDERS The author of an online defamatory statement may be unidentifiable or untraceable or outside the jurisdiction of the victim’s courts or, if traceable, have insufficient funds to meet the claim. The most likely candidates to be sued by the defamed person are the service providers should be liable for defamatory material they unwittingly pass on. KEWAJIBAN penyedia layanan Pembuat pernyataan fitnah online mungkin tidak dapat di identifikasi atau tidak dapat ditemukan atau di luar jurisdiksi dari pengadilan korban, jika dapat ditemukan, harus memiliki dana untuk memenuhi tuntutan. Kemungkinan besar calon yang akan digugat oleh orang yang di fitnah adalah penyedia layanan harus bertanggung jawab terhadap bahan fitnahan yang mereka sebarkan tanpa sengaja.

In the USA, the courts have defined the scope of the service providers’ liability, cubby, Inc v CompuServe,

Inc was an early case involving an online service provider being sued for libel. CompuServe provided a bulletin board focusing on the journalism industry and the board was monitored by Cameron Communications Inc (CCI), an independent company whose role was to manage, review, create, delete, edit and otherwise control the contents of the bulletin board in accordance with standards set by CompuServe.

Di Amerika Serikat, pengadilan telah menetapkan lingkup dari kewajiban penyedia layanan, cubby, Inc v CompuServe, Inc merupakan kasus awal yang melibatkan sebuah penyedia layanan online yang digugat untuk fitnah (dalam bentuk tulisan). Layanan komputer menyediakan papan bulletin yang berfokus pada industri jurnalistik dan papan tersebut diawasi oleh Cameron Communications Inc (CCI), sebuah perusahaan mandiri yang perannya adalah untuk mengelola, meninjau, menciptakan, menghapus, memperbaiki dan mengontrol isi sesuai papan buletin sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh layanan komputer.

The plaintiffs alleged that CompuServe was liable for distributing the Journalism Forum’s electronic newsletter, Romeoville USA, which allegedly carried false and defamatory statements about the plaintiffs.

Romeoville USA was run by a third defendant under a contract with CCI. CompuServe did not have the opportunity to review the electronic publication’s content before the newsletter was loaded onto its system. CompuServe claimed that it was a distributor of material rather than a publisher and could not be held responsible for any libel as it did not know, not did it have reason to know, of the statements made on the Romeoville bulletin board.

penggugat yang diduga layanan komputer bertanggung jawab untuk menyalurkan forum jurnalisme surat elektronik, romeoville Amerika Serikat, yang dituduh melakukan pemalsuan dan pemfitnahan dibawah kontrak dengan CCI. Layanan computer tidak mempunyai kesempatan untuk meninjau ulang isi pbulikasi elektronik sebelum surat tersebut dimuat ke sistemnya. Layanan komputer mengatakan bahwa itu adalah bahan distributor daripada penerbit dan tidak dapat dipertanggungjawabkan terhadap fitnah (dalam bentuk tulisan), karena itu tidak diketahui, apakah tidak ada alasan untuk tahu, dari pernyataan yang dibuat oleh papan bulletin Romeoville.

The US District court for the Southern District of New York equated a commercial online service to a distributor, like a bookstore or electronic library.

Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk District bagian selatan dari New York menyamakan layanan komersial online kepada distributor, seperti toko buku atau perpustakaan elektronik.

The court held that third-party defamation liability arises only if that party ‘repeats or otherwise republishes defamatory matter’. In this case the court affirmed that ‘vendors and distributors of defamatory publications are not liable if they neither knows not have reason to know of the defamation’. CompuServe was held not to be liable on the basis that :

Pengadilan menyatakan bahwa kewajiban pihak ketiga timbul hanya jika pihak yang mengulangi atau mempublikasikan lagi masalah fitnah ini. Dalam kasus ini pengadilan menegaskan bahwa 'penjual dan distributor dari publikasi fitnah yang tidak bertanggung jawab jika mereka tidak tahu alasan dari fitnah. Layanan komputer tidak dapat dinyatakan atas dasar bahwa:

“ CompuServe does not have any more editorial control over such a publication then does a public library, book store or news-stand and it would be no more feasible for CompuServe to examine every publication for potential defamatory statements that it would be for any other distributor to do so”

"layanan komputer tidak mempunyai kendali yang lebih banyak dalam tajuk rencana seperti publikasi daipada perpustakaan umum, toko buku atau stand berita dan tidak layak lagi bagi layanan komputer untuk memeriksa setiap publikasi yang berpotensi untuk pernyataan fitnah bahwa distributor yang lain harus melakukan hal yang sama"

The court concluded that CompuServe did not know, and had no reason to know, of the allegedly defamatory statements. The court added that, although ‘CompuServe may decline to carry a given publication altogether, in reality, once it does decide to carry a publication, it will have little or no editorial control over that publication’s contents’. Because CompuServe is a nationwide electronic distributor of information, like a national distributor of hundreds of periodicals, it has ‘no duty to monitor each issue of every periodical it distributes’. To hold otherwise, the court observed, ‘would impose an undue burden on the free flow of information’. Moreover, reviewing every publication accessible to subscribers would be difficult and impractical.

Pengadilan menyimpulkan bahwa layanan komputer tidak tahu, dan tidak memiliki alasan untuk tahu, dari pernyataan fitnah yang di tuduhkan. Pengadilan menambahkan bahwa, walaupun 'layanan komputer mungkin menolak untuk melaksanakan suatu publikasi secara bersamaan, pada kenyataannya, satu kali diputuskan untuk melaksanakan publikasi, akan ada sedikit atau tidak ada kontrol tajuk rencana terhadap isi yang dipublikasikan. Karena layanan computer adalah adalah distributor informasi nasional, seperti distributior nasional dari ratusan periode, ia 'tidak mempunyai kewajiban untuk memonitor setiap persoalan dalam setiap periode pendistribusian'. sebaliknya, pengadilan diamati, 'akan memaksakan suatu beban yang tidak semestinya dalam arus informasi bebas'. Selain itu, peninjauan setiap akses publikasi kepada pelanggan akan sulit dan tidak praktis.

The second major decision on online defamation was the case of Stratton Oakmont, Inc v Prodigy Services

Co. Prodigy is a computer online service with at least two million subscribers. Prodigy’s subscribers communicate with each other and ‘the general subscriber population’ using the service’s bulletin board. ‘Money talk’ is a popular prodigy bulletin board, where members can post statements about stocks, investments, and other financial matters. Prodigy ‘contracts with bulletin board leaders, who among other things, participate in board discussion and undertake promotional efforts to encourage usage and increase users’. In October 1994, an unidentified person posted on money talk allegedly defamatory statements about Stratton Oakmont, Inc, a securities investments banking firm. These statements accused Stratton on its president of committing criminal and fraudulent acts in connection with the initial public offering of a particular stock. The offering was described as a major criminal fraud’ and ‘100% criminal fraud’, Stratton’s president, the posting alleged, was ‘soon to be a proven criminal’. His firm was characterized as a ‘cult of brokers who either lie for a living or get fired’.

Keputusan besar kedua dalam fitnah online adalah keterkaitan kasus Stratton Oakmont, Inc v Prodigy. Prodigy adalah Layanan Computer online dengan sedikitnya dua juta pelanggan. Pelanggan Prodigy berkomunikasi satu sama lain dan 'populasi pelanggan umum' menggunakan layanan papan buletin. 'money talk' merupakan papan bulletin prodigy yang terkenal, dimana anggota dapat membuat pernyataan tentang saham, penanaman modal, dan hal-hal keuangan lainnya. Kontrak Prodigy dengan pimpinan papan buletin, antara lain, berpartisipasi dalam kelompok diskusi dan melakukan usaha promosi untuk mendorong penggunaan dan peningkatan pengguna. Dalam Oktober 1994, seseorang yang tidak dikenal membuat pernyataan fitnah dalam money talk tentang Stratton Oakmont, Inc, sebuah perusahaan keamanan dalam investasi perbankan. Pernyataan ini menuduh Stratton dalam komite kejahatan tindak pidana penipuan dan dalam kaitannya dengan penawaran awal publik dari saham tertentu. Penawaran tersebut digambarkan sebagai kecurangan criminal utama dan 100% kejahatan penipuan' , presiden Stratton, yang membuat dugaan selanjutnya terbukti sebagai seorang kriminal.'. perusahaannya dicirikan sebagai 'pemuja calo yang berbohong untuk hidup atau dipecat'.

Unable to identify the alleged defamer, Stratton Oak mount sued Prodigy for allowing the message to be posted. Tidak dapat mengidentifikasi dugaan pemfitnah, Stratton Oakmount digugat Prodigy untuk memungkinkan pembuatan pesan.

Related Documents

Slander Or Libel
May 2020 12
Libel And Slander Act
May 2020 16
Libel-wk
December 2019 16
Consolidated Bill On Libel
December 2019 14
Paradis Libel Notice
December 2019 20

More Documents from ""