Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu. Resensi memiliki bagian-bagian penting di dalamnya, diantaranya judul resensi, identitas buku, bagian pembuka resensi yang memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan bagian penutup. Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere yang artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Arti yang sama untuk istilah tersebut dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku. Merujuk pada pengertian secara istilah tersebut, WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mendefinisikan resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah. Pendapat ini diperkuat oleh Samad (1997:1) yang menyatakan bahwa tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap
kembali
isi
buku,
membahas, atau mengritik buku. Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Saryono (1997:56) mengenai definisi resensi, yaitu sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baikburuknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai definisi resensi, dapat disimpulkan bahwa
resensi adalah suatu karangan atau tulisan yang mencakup judul resensi, identitas buku, pembukaan dengan memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan penutup kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki, atau dibeli. Saryono mengemukakan empat langkah dalam menulis resensi. Pertama, mencari dan atau membeli buku baru yang pantas untuk diresensi. Selanjutnya membaca sekaligus mengamati seluruh buku secara cermat. Kedua, pada waktu membaca, bagian-bagian yang kurang cermat, kurang menarik, dan merupakan inti dari buku dicatat dan ditandai. Selain itu, melakukan pengamatan terhadap seluk beluk buku baik organisasi dan bahasa maupun isinya. Selanjutnya membangun persepsi dan kesan atas buku yang akan diresensi. Ketiga, selesai membaca, tetapkan pola (model) resensinya, sudut tinjauan resensinya (angle), cara memulai dan menutup resensi buku, gaya penulisan, dan lain-lain. Selanjutnya, mulai menulis resensi buku tersebut. Keempat, memeriksa hasil tulisan resensi dari segi organisasinya, bahasanya, dan isinya. Lain halnya Samad (1997:6—7) mengemukakan pendapatnya mengenai langkahlangkah menulis resensi, yaitu sebagai berikut: (1) penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi, (2) membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti, (3) menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data, (4) membuat sinopsis atau intisari buku, (5) menentukan sikap dan menilai isi buku, dan (5) mengoreksi dan merivisi hasil resensi. Pada langkah pertama, penjajakan terhadap buku yang akan diresensi bisa dimulai menentukan dari tema buku yang diresensi beserta deskripsi isi buku, mengidentifikasi siapa penerbit buku tersebut, kapan dan di mana diterbitkan, tebal, format, serta harga buku. Lalu mengidentifikasi pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis hingga mengapa ia sampai menulis buku itu. Terakhir, penjajakan bisa dilakukan dengan menggolongkan buku tersebut ke dalam kelompok buku yang mana: ekonomi, tekniik, politik, filsafat, psikologi, bahasa, atau sastra. Resensi yang merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik populer tetap mempunyai aturan-aturan penulisan. Aturan tersebut didasarkan pada unsur-unsur yang
membangun resensi buku. Setiap media massa mempunyai pola sendiri dalam penulisan resensi. Akan tetapi pola-pola tersebut tetap mengandung unsur-unsur resensi pada umumnya. Unsur tersebut menurut Samad (1997:7—8) meliputi judul resensi, data buku, pendahuluan, tubuh atau isi pernyataan, dan penutup. Judul resensi haruslah selaras dengan keseluruhan isi resensi dan tentu saja menarik. Dalam unsur yang kedua, data buku, terdiri dari (1) judul buku, (2) pengarang, (3) penerbit, (4) tahun terbit beserta cetakannya, (5) tebal buku, dan (6) harga buku (jika diperlukan). Unsur tubuh resensi merupakan bagian inti dari suatu resensi. Bagian ini memuat diantaranya (1) sinoposis atau isi buku secara bernas dan kronologis, (2) ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, (3) keunggulan buku, (4) kelemahan buku, (5) rumusan kerangkan buku, (6) tinjauan bahasa, dan (7) adanya kesalahan cetak. Terakhir, unsur penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Pendapat ini senada dengan pendapat Saryono (1997:68), tetapi Saryono menambahkan unsur penulis resensi setelah unsur penutup resensi.
Berikut adalah hasil dari resensi buku Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi, Ana Nadhya Abrar:
Data Buku Yang meliputi (1) judul buku, (2) pengarang, (3) penerbit, (4) tahun terbit beserta cetakannya, (5) tebal buku, dan (6) harga buku (jika diperlukan). Dan saya menyertakan pula deskripsi cover buku tersebut. Berikut ini adalah penjabarannya : Judul
: Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi
Pengarang
: Ana Nadhya Abrar
Penerbit
: Gajah Mada University Press
Tahun Terbit Cetakan ke
: 2005 : I (pertama)
Tebal Buku
: i s/d xx – 1 s/d 63
Harga Buku
: Rp. 14.000,-
Deskripsi Cover : Cover berlatar belakang gambar peta dunia dengan background putih dan dengan gambar peta yang berwarna abu-abu, terlipat ke dalam di sudut kanan atasnya. Di depannya terdapat tulisan judul buku, Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi, tercetak dengan huruf kapital tebal berwarna merah, dengan di sudut atas huruf T dari kata ’Terampil’ bersandar sebuah pena hitam. Pada pojok kiri bawah terdapat gambar monitor computer dan keyboard dengan wallpaper bergambar peta dunia berskala kecil yang seolah berdimensi tiga sehingga terhubung dengan pengeras suara di pojok kiri atas oleh kabel panjang. Pada pojok kanan bawah terdapat sebuah bangunan bidang berwarna hijau. Dan pada pojok kanan atas tertulis nama pengarang buku, Ana Nadhya Abrar, berwarna hitam.
Pendahuluan Penulisan proposal penelitian bisa dipandang sebagai upaya perencanaan sebagai tahap awal dalam melakukan aktifitas penelitian secara keseluruhan. Tahap awal ini cukup krusial karena menjadi landasan bag tahap-tahap selanjutnya dalam penelitian. Kekurang sempurnaan pada tahap perencanaan, konsekuensinya, akan mengacaukan tahap-tahap lanjutan seperti pelaksanaan penelitian, pengolahan hasil penelitian, analisis hasil penelitian dan penyajian laporan penelitian. Kapibilitas dasar yang harus dimiliki seseorang yang menulis proposal penelitian komunikasi dapat ditrikotomikan sebagai berikut : kemampuan menulis secara umum yang mencakup masalah penguasaan bahasa, pengejaan dan penalaran kemampuan metodologi penelitian secara menyeluruh, baik metode penelitian kuantitaif dan kualitatif kemampuan untuk mengintegrasikan kedua kemampuan didepan dalam sebuah tata aturan yang sudah di sepakati secara akademik. Setidaknya ada empat hal yang harus dicermati ketika seseorang berencana
menulis. Pertama, bila seseorang memilih untuk menulis dan menulis apa saja, dibelakang waktu dia harus berfikir tentang hal-hal yang sudah ditulisnya dan juga mengontrol nalar yang sudah diungkapkannya dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, kedua, seandainya seseorang memilih berfikir dulu sebelum menulis, hasilnya adalah seperti pernyataan-pernyataan tentang ide yang belum ada dan, tentu saja, tulisan yang tak akan pernah terwujud. Ketiga, jika berfikir dan menulis dilakukan pada satu tahap namun tanpa menjalankan suatu pengontrolan terhadap hal-hal yang ditulisnya, bentuk tulisan cepat dari olah pikir akan tersaji. Masalahnya, hasil tulisan itu menjdai tidak nyaman di baca dan kurang terstruktur dengan baik sehingga pemabca kurang dapat maksimal dalam menikmati tulisan itu. Keempat, cara alternatif dengan pola pikir-tuliskontrol (PTK) yang dilakuakn secara bersamaan atau dalam satu kesatuan waktu. Tujuan umum dari penulisan sebuah proposal adalah meyakinkan pembaca, pemerhati penelitian dan penyandang dana tentang langkah-langkah penelitian yang ditempuh sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik serta (dalam sejumlah kasus) memperoleh justifikasi untuk didanai. Dari kacamata penulisan, proposal penelitian merupakan jendela yang bisa dipakai untuk melihat permasalahan, arti penting dan tujuan penelitian, langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan, termasuk solusi masalah yang kemungkinan diuji. Dengan demikian, menulis proposal penelitian secara benar akan memudahkan orang lain untukmencermati keseluruhan penelitian yang dilakukan. Permaslahannya, tidak semua penulis mampu menyajikan langkah-langkah penelitiannya dalam suatu proposal yang representatif. Keluhan terhadap hal ini biasanya berkutat lagi pada persoalan ”apa yang harus saya teliti?”, ”apa yang harus saya tulis dulu?”, ”bagaimana saya menuliskannya secara benar?” serta ”apa saja yang harus saya sajikan dalam proposal?”, yang sekaligus mencerminkan persoalan tentang kemampuan menulis dan penguasaan metodologi. Artinya, bila dua langkah di depan (menulis dan memahami metodologi) belum dikuasai, penulisan proposalpun kemungkinan besar akan tertatih-tatih.
Tubuh atau Isi Pernyataan Yang meliputi (1) sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis, (2) ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, (3) keunggulan buku, (4) kelemahan buku, (5) rumusan kerangka buku, (6) tinjauan bahasa, dan (7) adanya kesalahan cetak.
Berikut adalah penjabarannya : Sinopsis buku : Seperti menulis, meneliti mebutuhkan keterampilan. Keterampilan meneliti bisa dibangun melalui kegiatan meneliti. Latihan meneliti harus dijalankan dengan gembira dan membuang jauh-jauh rasa susah. Latihan meneliti bahkan perlu disertai rasa optimis bahwa kelak peserta latihan akan memiliki keterampilan meneliti. Tetapi, tidak mudah berlatih meneliti dengan gembira dan penuh harapan. Yang seringkali terjadi adalah, peserta latihan mengeluh pada saat latihan meneliti. Ini tentu saja tidak akan menyelesaikan apa-apa. Yang harus dilakuakan peserta latihan meneliti adalah mencari modul atau buku latihan meneliti yang mudah diikuti dan memberikan langkah-langkah konkret yang harus ditempuh ketika meneliti. Buku ini, meskipun berjudul Terampil menulis Proposal Penelitian Komunikasi, menceritakan langkah-langkah konkret dan operasional dalam menulis proposal penelitian- yang menjadi acuan lengkap untuk meneliti. Hal yang menarik adalah, kepiawaian penulis buku ini mengemas isi proposal penelitian dalam tujuh matriks sederhana. Pembaca tidak akan cemas dengan persoalan metode penelitian yang terdapat dalam buku ini. Keunggulan buku: Menjelaskan cara-cara mahasiswa memakai metode penelitian komunikasi secara praktis, bukan teori tentang metode penelitian. Menghemat waktu mahasiswa untuk mengerti metode penelitian komunikasi. Melatih mahasiswa terampil menulis proposal penelitian komunikasi. Mahasiswa jadi lebih mengetahui bahwa penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Buku ini menganggap metode penelitian komunikasi sebagai alat penelitian. Buku ini menegaskan bahwa penulisan proposal penelitian, bisa dipandang sebagai upaya perencanaan tahap awal dalam melakukan aktivitas penelitian, secara keseluruhan. Buku ini menyertakan pula contoh-contoh setelah penjelasan mengenai suatu istilah kegiatan dalam memulai bahkan memproses menulis proposal penelitian komunikasi. Harga buku sangat terjangkau mahasiswa. Kelemahan :
Jumlah produksi buku ini sangat terbatas dan masih terbilang langka, sehingga sulit sekali terjangkau mahasiswa yang memerlukan pemahaman tentang metode penulisan proposal penelitian komunikasi. Rumusan Kerangka Buku : Daftar Isi PRAKATA KATA PENGANTAR Bagian I
Matriks Penelitian Arti Manfaat Contoh Latihan
Bagian II
Tema Penelitian Makna Cara menentukan Contoh Latihan
Bagian III
Latar Belakang Masalah Penelitian Arti penting Cara merumuskan Contoh Latihan
Bagian IV
Rumusan Masalah Penelitian Makna Cara merumuskan Contoh Latihan
Bagian V
Obyek Penelitian Makna Manfaat Cara menentukan Contoh Latihan
Bagian VI
Pendekatan Penelitian Arti Penting Cara menentukan Contoh Latihan
Bagian VII
Teori Penelitian Arti Penting Cara menentukan Contoh Latihan
Bagian VIII
Metode Penelitian Makna Cara memakai Latihan
Bagian IX
Perspektif Penelitian Arti penting Cara menentukan Latihan
Daftar Pustaka Tinjauan Bahasa : Pembahasan dalam buku ini secara keseluruhan menggunakan bahasa Indonesia EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), kalimat dan penggunaan kata-katanya secara ilmiah karena membahas tentang ilmu menulis proposal untuk sebuah penelitian, dan bahasa yang digunakan pengarang sangat mudah dipahami, jelas, dan lugas.
Kesalahan Cetak Buku : Buku Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi ini merupakan cetakan pertama yang diterbitkan oleh Gajah Mada University Press, sehingga tidak ada pernyataan kesalahan cetak dari pihak terkait.
Penutup : Buku ini sangat penting dan sangat ditujukan untuk para mahasiswa yang ingin, paham, dan terampil menulis proposal penelitian komunikasi. Karena dari fenomena yang ada, banyak mahasiswa yang terpaksa menunda kelulusan dari perguruan tingginya karena mereka tidak bisa menulis proposal penelitian komunikasi dengan benar.
Tentang Penulis : Buku kecil ini ditulis Ana Nadhya Abrar (Abrar) bertolak dari pengalamannya membimbing skripsi di jurusan ilmu komunikasi UGM dan mengajar metode penelitian serta membimbing tesis di program Magister Administrasi Publik UGM. Dari pengalaman itu, dia merasa bahwa mahasiswa lebih suka mendengar ceramah tentang metode penelitian. Mahasiswa agak enggan berlatih menggunakan metode penelitian. Kondisi ini diperparah oleh kenyataan bahwa tidak ada buku metode penelitian yang membicarakan logika penelitian yang jernih. Sebagian besar buku tentang metode penelitian lebih suka membicarakan teori penelitian. Akibatnya mahasiswa tidak terampil meneliti. Bertolak dari kenyataan di atas, Abrar, kelahiran Bukittnggi 20 Februari 1959, terdorong untuk menulis buku yang lebih menekankan logika penelitian. Lalu lahirlah buku ini, diiringi harapannya: buku ini bisa mendorong mahasiswa tertarik berlatih menggunakan metode penelitian. Bisakah harapan itu terwujud? Tentu tidak mudah menjawab pertanyaan ini. Yang jelas, Abrar, lulusan York University, Toronto, Kanada, selalu menulis bertolak dari realitas. Dua novelnya yang terbit tahun 2004-Kabut di Kampus Biru, Galang Press dan Paradoks, Tinta-juga ditulis bertolak dari realitas. Dengan begitu, dia ingin menjadikan tulisannya membumi dan bisa dipakai untuk kepentingan praktis. Biarpun Abrar, anak tertua dari empat bersaudara, sekarang masih menjadi pengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM dan Direktur Gadjah Mada
University Press, dia tidak berhenti menulis. Sekalipun honor yang dia terima dari penulis tidak sebanyak honor yang dia terima dari ceramah, dia masih mau menulis. Tidak usah heran bila kelak koleksi tulisannya-delapan buah buku ditulis sendiri, tiga buku hasil suntingan dan dua buah novel yang ditulisnya dalam kurun waktu 12 tahunakan segera bertambah (Koleksi novel yang ditulisnya akan segera bertambah. Kalau tidak ada aral melintang, akhir Maret 2005 ini, novel ketiganya, Terjerat Mitos, akan diterbitkan penerbit Ombak, Yogyakarta). Berkat banyak menulis itulah, menurut pengakuan Abrar sendiri, dia bisa hidup tenang bersama seorang istri (Vira Vidya) dan dua anaknya (Zafira Ayusti Abrar dan Ansari Ahmad Abrar) di Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman.