Skripsi Atoewl.docx

  • Uploaded by: Artika yulastri10
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skripsi Atoewl.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,616
  • Pages: 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal pada kenyataanya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional, dimana ada penjual dan pembeli, dan juga terjadi teransaksi seperti tawar menawar harga. Pasar modal juga diartikan sebagai suatu tempat bertemunya anatara pihak yang menyediakan dana (investor) dengan pihak yang diberikan dana sesaui dengan peraturan yang berlaku di pasar modal. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan 2 (dua) fungsi, yaitu sebagai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Darmadji, 2001 dikutip dari Wulandari, 2015). Calon investor melihat beberapa indikator seperti leverage dan return on equity (ROE) untuk menilai apakah perusahan tempatnya menanamkan modal likuid atau tidak, dan menilai apakah perusahaan tersebut bisa mengembalikan modal tersebut. Untuk mendapatkan semua informasi tersebut perusahaan menyediakan laporan keuangaan sebagai daya tarik untuk investor menanamkan modalnya. Laporan keuangan adalah segala informasi perusahaan yang terkait dengan keuangaan yang disajikan perusahaan terutama menejer kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan. Laporan keuangan adalah peroses pelaporan keuangan. Laporan keuangan meliputi laporan posisi keuangan, laba rugi komprehensif, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang

i

disajikan dengan berbagai cara misalnya laporan arus kas (dana), catatan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul berupa informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keungan industri dan geografis serta pengungkapan dan perubahan harga (Ikatan Akuntani Indonesia, 2009). Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan laporan keuangan adalah menyampaikan informasi

yang menyangkut

posisi keuangan

perusahaan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan akan disampaikan perusahaan kepada BAPEPAM dapat berupa laporan keuangan maupun laporan tahunan. Laporan yang diterbitkan setahun sekali yang berisi data keuangan perusahaan dan informasi nonkeuangan perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007:1). Pengungkapan

(disclosure)

berarti

memberikan

informasi

yang

bermanfaat kepada pihak yang memerlukan, dalam hal ini stakeholder. Dalam laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha (Chariri, 2001 yang dikutip dari Hardiningsih, 2008:69). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengungkapan adalah penyampaian informasi atau data mengenai aktivias perusahaan beserta penjelasannya kepada para pengguna laporan keuangan, terutama shareholder (pemegang saham) tetapi tidak semua data perusahaan harus di transparansikan. Informasi yang dimuat ii

dalam laporan tahunan perusahaan harus berguna dan tidak membingungkan pembaca laporan keuangan. Menurut Meek, et al, (1995) Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan terdiri atas dua jenis yaitu Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib

(mandatory

disclosure) adalah pengungkapan informasi

yang

diwajibkan dalam laporan tahunan perusahaan yang diwajibkan dan diatur oleh suatu peraturan pasar modal. Sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah pengungkapan informasi melebihi yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan. Luas pengungkapan sukarela antara perusahan yang satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan luas pengungkapan sukarela tersebut menurut Hardiningsih (2008:67) dapat dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan seperti budaya perusahaan, bidang usaha, proses produksi, pasar, sumber daya dan lain-lain. Struktur meliputi ukuran (size) perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban, pengungkapan (disclosure) sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk menarik investor agar menanamkan modal. Perusahaan terkadang membuat pengungkapan yang lebih luas guna mendapatkan keuntungan. Tampaknya, kompetisi atas investasi dana merupakan faktor pendorong utama dalam meningkatkan pengungkapan oleh perusahaan. Pengungkapan sukarela menjadi value added di mata investor. Salah satunya pengungkapan sukarela mengenai pengelolaan lingkungan iii

hidup yang penting bagi keberlangsungan perusahaan perbankan. Isu lingkungan menjadi salah satu pendorong inovasi dan peningkatan daya saing bagi perusahaan (www.menlh.go.id). Peningkatan daya saing ini akan berdampak pada nilai perusahaan di mata investor yang mempengaruhi harga saham perusahaan. Karaktristik perusahaan juga berkitan erat dengan pengungkapan sukarela seperti leverage dan return on equity (ROE). Dimana leverage merupakan kemampuan perusahan dalam memenuhi pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Tingkat pengelolaan kewajiban (leverage) berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai, apakah perusahaan didanai lebih banyak menggunakan kewajiban atau modal yang berasal dari pemegang saham. Semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan maka akan semakin besar pula agency cost dengan kata lain semakin besar kemungkinan terjadinya transfer kemakmuran dari kreditur jangka panjang kepada pemegang saham dan manajer. Sehingga perusahaan cendrung dituntut untuk menigkatkan luas pengungkapan sukarelanya untuk mengurangi resiko ketidakpastian. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mengungkapkan mengapa kondisi kewajiban mereka berada pada angka tersebut kepada publik sehingga diharapkan investor cukup jelas mengetahui kondisi kewajiban perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemn dalam iv

melaksanakan kegiatan oprasional perusahaan.

Salah satu jenis rasio

proftabilitas adalah return on equity (ROE), dimana return on equity (ROE) adalah perbandingan antar laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Selain itu juga return on equity merupakan rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir, 2009). Perusahaan-perusahan yang menerapkan good corporate governance mempunyai nilai tambahan dan memiliki daya tarik tersendiri bagi investor untuk memberikan modal kepada perushaan tersebut. Penerapan corporate governance akan berdampak pada pengungkapan informasi perusahaan kepada publik sehingga mengurangi asimetri informasi. Investor menjadi merasa yakin bahwa dana yang diinvestasikannya digunakan secara efisien dan efektif untuk kepentingan perusahaan, bukan kepentingan manajemen. Good Corporate governance yang baik akan memberikan proteksi bagi para pengguna laporan tahunan. Karena mereka merasa ada timbal balik atas dana yang telah ditanamkannya. Sistem tata kelola yang baik akan menerapkan prinsip GCG, yang terdiri atas proporsi dewan komisaris independen, struktur kepemilikan, komite audit, ukuran dewan komisaris, dan kualitas audit. Tetapi dalam penelitian ini GCG sebagai variabel moderating memfokuskan pada proporsi dewan komisaris independen, karena keberadaan komisaris independen sangat diperlukan pada jajaran dewan komisaris suatu perseroan. Peran dewan v

komisaris independen adalah untuk mengawasi, yang wajib dilaksanakan dengan sebaiknya untuk kepentingan perseroan dan sebagai penyeimbang pengawasan dan penyeimbang persetujuan atau keputusan yang di perlukan. Dewan komisaris independen menjadi proksi yang sangat penting, karena dengan adanya dewan komisaris independen prinsip GCG diterapkan didalam perusahaan dan mendorong terciptanya iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan diantara berbagai kepentingan termasuk kepentingan perusahaan dan kepentingan stockholder. Oleh karena itu pemilihan dewan komisaris independen merupakan posisi yang terbaik dalam menerapkan prinsip GCG. Dewan komisaris independen sangat memerlukan informasiinformasi mengenai perusahaan baik dari sisi kuangan maupun non keuangan. Untuk mengetahui informasi-informasi perusahaan akan mengungkapkan informasi tersebut dengan pengungkapan sukarela. Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan variabel good corporate governance sebagai variabel moderating yang terdiri atas proporsi dewan komisaris independen. Sedangkan untuk variabel independen penelitian ini menggunakan leverage dan retun on equity. Pemilihan variabel proporsi dewan komisaris independen ini menjadi menarik perhatian karena komponen ini sangat erat kaitannya dengan pengungkapan yang akan dilakukan perusahaan. Untuk variabel leverage dan retun on equity juga menjadi sorotan dalam pengungkapan karena hal ini menyangkut kondisi perusahaan itu sendiri yang akan diinformasikan ke publik. Selain itu, penelitian terdahulu yang masih memberikan hasil yang beragam.

vi

Penelitian ini dimungkinkan untuk variabel prpoporsi dewan komisaris akan memoderating hubungan antara variabel leverage dengan variabel pengungkapan sukarela. Sedangkan hubugan variabel return on equity dengan variabel pengungkapan sukarela dengan adanya proporsi dewan komisaris independen akan memoderating hubungan anatara variabel return on equity dengan pengungkapan sukarela. Berdasarkan uraian di atas, penting untuk dicermati bahwa penerapan mekanisme good corporate governance dapat diterapkanoelh perusahaan. Good corporate governance dalam penelitian ini mengacu pada proporsi dewan komisaris independen. Karakteristik dari masing-masing perusahaan juga akan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan voluntary disclosure. Karakteristik perusahaan ini meliputi profitabilitas dalam penelitian ini mengacu pada Return On Equity (ROE) yang diperoleh perusahaan dan leverage perusahaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Pengaruh Leverage Dan Return On Equity Terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variable Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015)”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

vii

1. Apakah leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 20112015? 2. Apakah retun on equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015? 3. Apakah leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sukarela dengan good corporate governance (GCG) sebagai variabel moderating pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 20112015? 4. Apakah retun on equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkan sukarela dengan good corporate governance (GCG) sebagai variable moderating pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015? 5. Apakah leverage dan return on equity (ROE) berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015? 1.3 Tujan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas peneliti bertujuan: 1. Untuk menganalisis leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015.

viii

2. Untuk menganalisis retun on equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. 3. Untuk menganalisis leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sukarela dengan good corporate governance sebagai variable moderating pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1

Manfaat teoritis Sebagai salah satu bahan kajian dalam penerapan pengetahuan yang diperoleh di Perguruan Tinggi dan sebagai tambahan pengetahuan tentang leverage, retun on equity (ROE), pengungkapan sukarela, dan good corporate governance di Bursa Efek Indonesia pada khususnya serta sebagai bahan penunjang dan memperkuat penelitian selanjutnya.

1.4.2

Manfaat praktis Manfaat lain dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Perusahaan Penelitian

ini

diharapkan

mampu

untuk

meningkatkan

aspek

pengungkapan laporan tahunan perusahaan khususnya pengungkapan sukarela

(voluntary

disclosure)

transparansi dapat tercapai. b. Investor

ix

agar

akuntabilitas

publik

dan

Penelitian ini dapat menambah informasi bagi investor sebagai alat bantu pengambilan keputusan investasi di pasar modal. c. Pemerintah Penelitian ini diharapkan mampu mendorong pemerintah memperluas item pengungkapan dalam laporan tahunan.

x

Related Documents

Skripsi
December 2019 83
Skripsi
May 2020 46
Skripsi
June 2020 43
Skripsi
May 2020 41
Skripsi
November 2019 97
Skripsi
April 2020 43

More Documents from ""

Skripsi Atoewl.docx
December 2019 17
Miss U.docx
December 2019 22
Atoewl1.xlsx
December 2019 6
Selaparang Tv.docx
December 2019 15
Tugas Sandi.docx
December 2019 6