Learning Issues 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Menjelaskan definisi, etiologi dan epidemiologi malnutrisi Mahasiswa menjelaskan patofisiologi malnutrisi Mahasiswa menjelaskan tanda-tanda malnutrisi dan klasifikasi malnutrisi Menjelaskan diagnosis (anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang) dari malnutrisi Menjelaskan penatalaksanaan yang tepat pada kasus tersebut diatas (terapi awal, terapi lanjutan, rawat inap, kapan harus dirujuk) Menjelaskan kompllikasi dan prognosis malnutrisi Algoritma tatacara pemberian makanan pada pediatric sesuai tingkatan umur Kurva Pertumbuhan WHO (BB/TB, PB/U, LLA/U, LK/U, IMT) dan jelaskan cara penggunaannya serta interpretasikan hasilnya. Menjelaskan mengenai KMS dan cara penggunaannya, serta tujuan pengisiannya dari KMS tersebut?
Paparan Teori 1. Menjelaskan definisi, etiologi dan epidemiologi malnutrisi Definisi Adalah keadaan kurang gizi pada anak yang disebabkan oleh kurangnya asupan energy dan protein. The World Health Organization (WHO) defines malnutrition as "the cellular imbalance between the supply of nutrients and energy and the body's demand for them to ensure growth, maintenance, and specific functions." The term proteinenergy malnutrition (PEM) applies to a group of related disorders that include marasmus, kwashiorkor, and intermediate states of marasmus-kwashiorkor. Etiologi Pola makan Faktor sosial Faktor ekonomi Faktor infeksi Epidemiologi Berdasarkan Riskesdas tahun 2010, sebanyak 13% berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 60% anak sangat kutus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek. 2. Mahasiswa menjelaskan patofisiologi malnutrisi Patofisiologi Malnutrisi
Protein Energy Malnutrition (PEM) is a result of a chronic and cumulative failure to meet physiology energy and nutrient requrements. Dietary protein is needed to provide amino acids for synthesis of body proteins and other compounds that have various functional roles. Energy is essential for all biochemical and physiologic functions in the body. Furthermore, micronutrients are essential in many metabolic functions in the body as components and cofactors in enzymatic processes. Protein Energy Malnutrition affects virtually every organ system. The manifestation of this process depend on different factors: age, concomitant infection, prior nutrition state, and the nature of the dietary restriction.
3. Mahasiswa menjelaskan tanda-tanda malnutrisi dan klasifikasi malnutrisi Tanda-tanda malnutrisi Adanya gangguan pertumbuhan Dijumpai klinis kwashiorkor dan/atau marasmus
Klasifikasi Malnutrisi Energi Protein berdasarkan klinis MEP Ringan-sedang (gizi kurang) MEP Berat (gizi buruk) - Kwashiorkor - Marasmus - Marasmik-Kwashiorkor Kriteria anak gizi buruk Gizi buruk tanpa komplikasi Gizi buruk dengan komplikasi (lihat bagan alur pemeriksaan gizi buruk)
4. Menjelaskan diagnosis (anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang) dari malnutrisi Anamnesis Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak kurus, atau berat badannya kurang. Selain itu anak kurang/ tidak mau makan, sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada kedua kaki, kadang sampai seluruh tubuh.
Pemeriksaan fisik MEP Ringan Sering ditemukan pertumbuhan:
MEP Berat gangguan Kwashiorkor
Perubahan mental sampai apatis Anemia Anak tampak kurus Perubahan warna dan tekstur Pertumbuhan linier berkurang atau rambut, mudah divcabut/ rontok terhenti Gangguan GI tract BB tidak bertambah, bahkan turun Pembesaran hati Ukuran LLA lebih kecil dari normal Perubahan kulit (crazy pavements dermatosis) Maturasi tulang terhambat Atrofi otot Rasio berat badan terhadap tinggi badan normal/ menurun Edema simetris kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh Tebal lipatan kulit normal atau berkurang Marasmus: Anemia ringan Aktivitas dan perhatian berkurang Penampilan wajah seperti orang jika dibandingkan anak sehat tua, sangat kurus Perubahan mental, cengrng Kulit kering, dingin, mengendor, keriput Atrofi otot
Marasmik-kwashiorkor
Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus dan kwashiorkor secara bersamaan
Kriteria diagnosis
Terlihat sangat kurus
Edema nutrisional, simetris BB/TB < -3 SD LLA < 11,5 cm
Pemeriksaan Penunjang
Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), ferittin Tes Mantoux Radiologi (dada, AP, dan lateral) EKG
5. Menjelaskan penatalaksanaan yang tepat pada kasus tersebut diatas (terapi awal, terapi lanjutan, rawat inap, kapan harus dirujuk) Terapi awal MEP berat ditatalaksana melalui 3 fase (Stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi) dengan 10 langkah tindakan sebagai berikut:
Medikamentosa Pengobatan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (rehidrasi dengan resomal, secara parenteral hanya pada dehidrasi berat atau syok) Atasi hipoglikemi, gangguan elektrolit, dan cegah hipotermia Antibiotik : - Bila tidak jelas ada infeksi berikan kotrimoksazol selama 5 hari - Bila infeksi nyata: ampisilin IV selama 2 hari dilanjutkan oral sampai 7 hari, ditambah dengan gentamisin IM selama 7 hari
Atasi penyakit penyerta yang ada sesuai pedoman Vitamin A (<6bulan 50.000 SI, 6 – 12 bulan 100.000 SI, >1 tahun 200.000 SI) pada awal perawatan hari ke-15 atau sebelum pulang
Multivitamin-mineral, khusus asam folat hari pertama 5 mg, selanjutnya 1 mg per hari
Suportif
Oral (enteral) Gizi kurang : kebutuhan energi dihitung sesuai RDA untuk umur TB (height-age) Gizi buruk: lihat table 5
Intravena (parenteral) Sesuai indikasi
Terapi lanjutan
Kriteria rawatan
Kriteria pulang
Standar kompetensi dokter Indonesia : 4A Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Referensi
Pedoman pelayanan medis jilid I Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2009 Buku saku pelayanan kesehatan anak di Rumah Sakit (WHO) Petunjuk Teknis tatalaksana anak gizi buruk jilid I dan jilid II