Sistem Informasi Manajemen.docx

  • Uploaded by: Yayan
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistem Informasi Manajemen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,429
  • Pages: 14
“MAKALAH KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI” MK : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DOSEN PENGAMPU : BAYU SURATMOKO S.Sos

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 HELTI

(17.11.018489)

M. KHOLIK NOVIANTO

(17.11.018927)

WALDI

(17.11.018488)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2018

1

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

2

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2 C. Tujuan Masalah....................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3 BAB III PENUTUP ................................................................................ 11 A. Kesimpulan .............................................................................................. 11 B. Saran ........................................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 12

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

3

Konsep dan teori yang menjadi dasar sistem informasi kadang kala tidak didefinisikan secara tepat, dan relevansi konsep terhadap analisis dan rancangan sistem informasi berkisar dari lemah sampai kuat. Teori informasi diajukan oleh Norbert Weiner, seorang matematikus kenamaan, sebagai hasil telaahnya mengenai sibernetika. Weiner beranggapan bahwa setiap organisme terkumpul berdasarkan adanya cara pemerolehan, pemakaian, penyimpanan, dan penyaluran informasi. Claude Shannon dari Bell

Laboratories

mengembangkan

dan

menerapkan

konsep

untuk

menjelaskan sistem komunikasi, seperti sistem telepon. Dalam konteks karya Shannon dan telaah terakhir, teori informasi telah berkembang terutama sebagai teori matematis komunikasi. Masalah komunikasi informasi dalam sistem informasi dapat dipandang dalam tiga tingkatan ; Tingkat teknis, Tingkat semantik, dan Tingkat efektivitas. Informasi bervariasi dalam mutunya karena adanya bias atau kesalahan. Bias tampak pada contoh seorang wiraniaga yang cenderung menaksir penjualan yang diharapkan terlalu tinggi atau yang memberikan tanggal penerimaan tidak realistis. Bila bias ini diketahui oleh penerima informasi, maka ia akan dapat mengadakan penyesuaian. Persoalannya adalah mendeteksi bias tersebut, karena mengadakan penyesuaian biasanya tidak sulit. Dalam kebanyakan sistem informasi, penerima informasi tidak memiliki pengetahuan tentang bias atau kesalahan yang dapat mempengaruhi mutu informasi tersebut. Konsep terpenting bagi perancangan sistem informasi sehubungan dengan usia informasi disebabkan oleh interval informasi dan penundaan pengolahan. Banyak upaya telah dipusatkan pada usia minimum informasi. Tetapi usia rata-rata mungkin lebih menyolok. Pengolahan data computer telah banyak berusaha untuk mengurangi penundaan pengolahan melalui pengolahan “realtime”.

4

B. RUMUSAN MASALAH a. Apa itu Konsep Sistem? b. Apa yang dimaksud dengan Informasi? c. Bagaimana sistem informasi sebagai sebuah sistem? d. Bagaimana penerapan Konsep Informasi Pada rancangan Sistem Informasi?

C. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui konsep sistem. b. Untuk mengetahui apa itu informasi. c. Untuk mengetahui sistem informasi sebagai sebuah sistem. d. Untuk mengetahui Penerapan Konsep Informasi pada Rancangan Sistem Informasi.

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Sistem 1. Definisi Sebuah Sistem Sistem dapat abstrak maupun fisik. Sebuah sistem abstak adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sebuah contoh sebuah sistem teologi adalah sebuah susunan gagasan mengenai Tuhan, manusia, dan sebagainya. Sebuah sistem fisik lebih lanjut dapat didefinisikan melalui contoh-contoh: sistem peredaran darah, sistem transportasi, sistem persenjataan, sistem sekolah, sistem komputer, dan sistem perakunan.

5

Karena sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem, maka konsep sistem perlu untuk memahami dan merancang ancangan pada pengembangan sistem informasi. 2. Karakteristik Sebuah Sistem Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Berarti, sebuah sistem bukanlah seperangkat unsure yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsure yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan, atau sasaran. Sistem fisik lebih dari sekedar bentuk konseptual, karena dapat memperlihatjab kegiatan atau perilaku. Pembatasan lebih lanjut atas jenis sistem yang perlu dipelajari dalam analisis sistem informasi adalah bahwa sistem harus berada di bawah pengendalian manusia. Ini dapat dijalankan dengan mengatur unsurunsurnya atau dalam aturan-aturan operasi sistemnya. Pembatasan ini tidak berlaku pada sistem fisik seperti sistem tata surya dan alam hewan yang tidak di berada di bawah pengendalian manusia. Model umum sebuah sistem terdiri dari masukan, pengolahan dan keluaran. Ini tentu saja sangat disederhanakan karena sebuah sistem mungkin memiliki beberapa masukan dan keluaran. 3. Jenis-jenis Sistem Ada beberapa cara untuk memandang sistem. Satu klasifikasi telah dikemukakan:

sistem

fisik

dan

abstrak.

Klasifikasi

lain

adalah

deterministik dan probabilistic serta sistem tertutup dan terbuka. Dalam organisasi dan pengolahan informasi, ada sistem yang relatif terisolasi dari lingkungannya tetapi tidak sama sekali tertutup dalam arti fisik. Ini akan disebut sistem tertutup atau sistem yang secara relative tertutup. Sebagai contoh, sistem dalam manufaktur dirancangkan untuk mengurangi sedapat mungkin perubahan yang tak diinginkan dengan lingkungan diluar sistem. Ini berarti sistem dirancang agar se-tertutup

6

mungkin. Sebuah program komputer adalah sistem yang relatif tertutup karena hanya menerima masukan yang telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya, dan memberikan keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya, dan memberikan keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya, dan memberikan keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya. Karenanya, sistem yang relatif tertutup memiliki hanya masukan dan keluaran yang terkendali dan tertentu. Sistem ini tidak terpengaruh oleh gejolak dari luar sistem. Sistem terbuka mengadakan pertukaran informasi, materi atau energy dengan lingkungannya. Pertukaran dapat meliputi masukan yang acak dan tak tentu. Contoh sistem terbuka adalah sistem biologis (seperti manusia) dan sistem keorganisasian. Sistem terbuka cenderung memiliki sifat adaptasi, berarti sistem dapat menyesuaikan terhadap perubahan dalam lingkungannya sedemikian hingga dapat meneruskan eksistensinya. Sistem ini mengorganisasi diri dan mengubah organisasinya sebagai tanggapan atas perubahan keadaan. Sistem keorganisasian biasanya memiliki kemampuan adaptasi ini. Dalam kenyataan, adaptasi ini diperlukan oleh organisasi bisnis dalam menghadapi persaingan dab oasar yang berubah. Perusahaan yang tidak dapat menyelesaikan diri akan tersingkir. Sebuah sasaran perancangan dalam kebanykan sistem keorganisasian, termasuk sistem informasi, adalah menyediakan kemampuan adaptasi dalam sistem. Sebuah metode penting dalam tanggapan adaptasi adalah umpan balik, yang akan diuraikan kemudian. Bila sebuah sistem dioperasikan, mungkin akan terdapat sebuah periode kegiatan sebelum sistem mencapai keadaan mantap seperti yang diharapkan atau tingkat normal operasi. Bila sistem yang sama sekali tertutup mencapai keadaan mantap setelah mencapai entropi maksimum (habis atau terurai), maka sistem menerima arus masuk materi, energi dan informasi sehingga ia tidak kehabisan atau berantakan. Dalam bidang sistem informasi, unsure mesin seperti computer dan program computer relatif tertutup dan deterministic. Sedangkan unsure

7

manusia adalah sistem terbuka dan probabilistic. Pemakaian keduanya, mesin

dan

manusia

manusia/mesin.

dalam

sistem

membentuk

sebuah

sistem

Ada berbagai kombinasi manusia dan mesin yang

mungkin. Sistem manusia/mesin dapat mengandalkan mesin dan memakai manusia hanya sebagai suatu monitor atas operasi mesin. Atau, pada ekstrem lain, sebuah sistem dapat menekankan pada manusia sehingga mesin hanya melaksanakan peran pendukung seperti menyediakan perhitungan atau mencari data. 4. Subsistem Ada beberapa subsistem yaitu sebagai berikut: Pengunsuran: sebuah contoh proses pengunsuran adalah sebuah sistem pengolahan informasi, tetapi ada terlalu banyak detail di dalam sistem untuk dipelajari seluruhnya sekaligus secara cermat. Karena itu, digunakan pengunsuran menjadi subsistem. Sebuah ancangan atas pengunsuran dapat berlangsung sebagai berikut: 1. Sistem informasi dibagi atas subsistem seperti: a. Penjualan dan pemasukan pesanan b. Sediaan barang c. Produksi d. Personalia dan daftar gaji e. Pembelian f. Perakunan dan pengendalian g. Perencanaan h. Kecerdasan lingkungan 2. Setiap subsistem dibagi atas subsistem lagi. Sebagai contoh, subsistem personalia dan daftar gaji dapat dibagi menjadi subsistem lebih kecil sebagai berikut: a. Penyiapan data masukan catatan personalia b. Penyesuaian file daftar gaji personalia c. Laporan-laporan personalia

8

d. Penyimpanan data masukan daftar gaji e. Daftar gaji harian f. Daftar gaji bulanan g. Laporan daftar gaji untuk manajemen h. Laporan daftar gaji untuk yang berwenang/pemerintah i. Audit personalia dan daftar gaji 3. Bila tugasnya adalah merancang dan memprogram sebuah sistem baru, maka subsistem dalam (2) dapat dibagi lebih lanjut menjadi subsitem atau modal lebih kecil. Sebagai contoh, daftar gaji harian dapat diunsurkan menjadi modul-modul pengolahan seperti edit masukan, perhitungan

pembayaran

kotor,

perhitungan

pemotongan

dan

pembayaran bersih, pencetakan cek, pencatatan daftar gaji dan penyiapan pengendalian audit, dan keluaran daftar. Penyederhanaan, dan pemisahan.

B. Definisi Informasi Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian. Yaitu sehubungan dengan waktu dan mutu. Definisi umum untuk “informasi” dalam pemakaian sistem informasi adalah sebagai berikut: informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Hubungan antara data dengan informasi adalah seperti bahan baku sampai barang jadi. Dengan perkataan lain, sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi. Atau lebih tepatnya, sistem pengolahan mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna atau informasi bagi penerimanya. Adapun nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang sederhana sampai keputusan

9

strategis jangka panjang. Nilai informasi dilukiskan paling berarti dalam konteks sebuah keputusan. Informasi, dalam lingkup sistem informasi, memiliki beberapa cirri: 1. Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar. 2. Baru.

Informasi

dapat

samasekali

baru

dan

segar

bagi

penerimanya. 3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah. 4. Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya. 5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan presepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut Singkatnya, istilah “data” dan “informasi” sering kali tukar pemakaiannya. Tetapi ada perbedaan yaitu bahwa data adalah bahan baku yang diolah untuk memberikan informasi. Karena itu informasi dapat dianggap memiliki tingkat lebih tinggi dan aktif daripada data. C. Sistem Informasi Sebagai Sebuah Sistem Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistem: masukan, pengolahan dan keluaran adalah cocok bagi kasus sistem pengolahan informasi yang paling sederhana di mana semua masukan tiba pada saat bersamaan. Tetapi hal ini jarang terjadi. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya. Karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem informasi. Dengan begitu kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data

10

yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya. Setelah ditambahkan penyimpanan data, fungsi pengolah informasi bukan lagi hanya mengubah data menjadi informasi tetapi jufa menyimpan data untuk penggunaan kelak. Model dasar pengolahan informasi berguna dalam memahami bukan saja keseluruhan sistem pengolahan informasi, tetapi juga untuk penerapan pengolahan informasi secara tersendiri. Setiap penerapan dapat dianalisis menjadi masukan, penyimpanan, pengolahan, dan keluaran. D. Konsep Perancangan Sistem Informasi dari Konsep Sistem Beberapa konsep perancangan yang penting dalam perancangan sistem informasi manajemen berasal dari konsep sistem yang diuraikan dalam pembahan ini. Ini adalah penggunaan subsistem, pemisahan (decoupling), umpan balik, variasi kebutuhan (requisite variety), dan penyaringan (filtering). E. Penerapan Konsep Informasi pada Rancangan Sistem Informasi Didalam pembahasan telah memberikan garis besar konsep informasi dalam teori informasi, reduksi data, mutu informasi, dan usia informasi. Bagian ini meringkaskan penerapan semua konsep ini ke dalam perangsangan sistem informasi. Matematika teori informasi telah diterapkan dalam perancangan sistem komunikasi. Matematika tidak dipakai dalam lingkungan sistem informasi manajemen yang lebih rumit, tetapi ada beberapa pandangan diberikan oleh teori tersebut: 1. Informasi mempunyai nilai kejutan. 2. Informasi mengurangi keraguan. 3. Adanya informasi karena ada pilihan. 4. Tidak semua data yang dikomunikasikan mempunyai nilai informasi. 5. Sifat redundan bermanfaat untuk mengendalikan kesalahan dalam komunikasi. Model dasar sistem komunikasi dalam teori informasi lebih rumit bila manusia diikutsertakan. Manusia adalah sistem yang dapat menyesuaikan diri

11

dalam menuju sasaran. Karena itu lebih sulit diterangkan daripada sebuah sistem komunikasi perangkat keras. Informasi dihubungkan dengan keraguan karena adanya pilihan yang harus diambil dan pilihan mana yang tepat tidak dapat dipastikan. Alasan untuk mendapat informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastiaan agar pilihan setepatnya dapat diambil. Bila tidak ada keraguan, tidak perlu adanya informasi untuk mempengaruhi pilihan. Dasar pilihan adalah efisiensi relative dari

arah-arah

tindakan

alternative.

Informasi

yang

diterima

akan

mempengaruhi pilihan dengan mengubah taksiran subjektif atas kemungkinan keberhasilan. Bila seseorang penerima mempunyai wewenang mengambil keputusan, mudah dipahami mengapa informasi didefinisikan sebagai kesan yang bisa merubah kemungkinan (probabilitas) pengambil keputusan sehubungan dengan keberhasilan tindakan yang mungkin. Tetapi banyak data diterima dan disimpan tanpa arah pada keputusan yang akan diambil. Teori matematis informasi tidak dapat menjelaskan data yang tidak ada hubungannya dengan suatu pilihan. Ada dua pandangan yang mungkin: (1) tidak adanya informasi sampai adanya pilihan, atau (2) adanya informasi hanya bila ada manfaat yang diharapkan untuk pilihan yang berpotensi. Pandangan kedua lebih erat pada pandangan sistem informasi bahwa informasi adalah data yang mengandung arti bagi penerimanya, dan mempunyai nilai nyata atau dapat ditangkap untuk keputusan saat ini atau mendatang. Adanya bising secara jelas telah disebutkan dalam teori komunikasi. Redundansi dipakai untuk menjamin penerimaan yang tepat dari pesan yang dipancarkan. Dalam sistem informasi manajemen, ada cukup banyak bising akibat berbedanya latar belakang masing-masing manusia. Juga perbedaan dalam kerangka acuan, prasangka, tingkat perhatian, perbedaan fisik dalam kemampuan mendengar, melihat, dan sebab-sebab lain. Redundansi dapat dipakai secara efektif guna mengatasi bising dan meningkatkan kemungkinan diterima dan ditafsirkannya pesan secara tepat.

12

Kebutuhan akan reduksi data telah menimbulkan berbagai mekanisme, yang semuanya relevan terhadap rancangan sistem pengolahan. Klasifikasi dan pemampatan, peringkasan dan penyaringan keorganisasian, dan inferensi. Metode-metode ini mengurangi volume penyimpanan data dan khususnya mengurangi banyaknya data yang dipancarkan kepada manusia penerimanya. Konsep mutu informasi berlaku pada perancangan sistem informasi dengan memberikan metode untuk mendeteksi dan menyesuaikan terhadap bias dan metode untuk mendeteksi, mengendalikan, dan mengurangi kesalahan. Konsep mengenai usia informasi memperkenalkan gagasan data kondisi yang diukur pada kedua titik waktu dan data operasi yang meliputi sebuah periode waktu. Konsep sebuah interval informasi dan penundaan pengolahan adalah penting bagi perancangan sistem informasi. Hal ini karena usia informasi dihubungkan dengan kedua faktor

tersebut,bukan hanya pada

penundaan pengolahan saja. Konsep interval informasi juga berguna dalam mempertimbangkan sistem berdasarkan computer yang lebih luwes (fleksibel). BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang bergabung untuk satu tujuan. Model dasarnya adalah masukan, pengolahan, dan keluaran, tetapi dapat pula dikembangkan hingga menyertakan pula penyimpanan. Sistem dapat terbuka atau tertutup, tetapi sistem informasi biasanya adalah sistem terbuka,

berarti

menerima

beberapa

masukan

tak

terkendali

dari

lingkungannya. Pengurusan (factoring) sistem atas sub-subsistem adalah sebuah tindakan penting dalam menyederhanakan perancangan sistem. Penggunaan sistem biasanya membutuhkan beberapa mekanisme pemisahan untuk mengurangi kerumitan koordinasi dan komunikasi antar mereka. Ancangan sistem diterapkan dalam tahapan teratur pada analisis sistem dan

13

pada manajemen proyek. Konsep-konsep sistem juga mempunyai penerapan langsung pada perancangan sistem informasi.

B. Saran Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA Navis. Gordon B., 2002, Sistem Informasi Manajemen, PT Pustaka Binaman Pressindo.

14

Related Documents


More Documents from ""

Stylebook
October 2019 44
Klasifikasi Ataksia.docx
April 2020 33
Alur Pelayana Pkm Silawan
August 2019 41
Pedoman-pmkp-rsph.docx
November 2019 31
Tor Usila.docx
August 2019 35