Stylebook

  • Uploaded by: Yayan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Stylebook as PDF for free.

More details

  • Words: 1,108
  • Pages: 4
Stylebook KEADILAN Stylebook adalah panduan penggunaan tipografi, singkatan, tanda baca dan lainnya yang digunakan editor dan penulis. Sementara gaya tulis tergantung penulisnya. Tidak ada yang baku. Semua berkembang. Tiap media punya acuan penulisan (stylebook) masing-masing, yang jadi pembeda dengan media lainnya. Kantor berita terbesar dan tertua Associated Press (berdiri 1846) memperlakukan stylebook mereka seperti kitab suci. Mengapa? Karena bisnis AP menyampaikan informasi. Dan informasi tersampaikan lewat “kata”. Jika urusan “kata” saja tidak benar bagaimana bisa informasi tersampaikan dengan tepat. Itu sebab mereka bisa mendapat kepercayaan pembaca selama itu. Dunia berkembang. Semua berkembang. Termasuk urusan bahasa dan “kata”. Tiap tahun AP meluncurkan stylebook untuk selalu beradaptasi. Kita juga wajib beradaptasi. Jika tidak akan termakan zaman. KEADILAN majalah berita hukum dan politik harus punya gaya tersendiri. Sebagai pembeda. Penulisan yang lugas, langsung tanpa harus berkelok-kelok lebih dulu. Beda dengan media yang sengaja membawa pembaca dari dunia nyata lalu tersenyum, setelah itu menutup majalah. Seolah persoalan dunia tuntas begitu selesai membaca. KEADILAN tidak demikian. Ia meninggalkan rasa gelisah. Ada ketidakadilan yang harus dinyatakan. Dunia ini memang penuh ketidakadilan. “Kenyataan harus dikabarkan,” kata WS Rendra. Berita KEADILAN harus mengandung empat unsur: 1) 5W + 1H. 2) Analisis 3) Theory Building 4) Rekomendasi

Penjelasan: 1) 5W + 1H. Sudah jelas. 5W yaitu What, Where, When, Why, Who dan 1H yakni How. 2) Analisis. Ambil satu pokok atau tema utama dari masalah yang akan Anda tulis. Fokus di situ, tak perlu melebar ke mana-mana. Dari tema pokok itu lalu diurai dengan bahasa mudah, yang gampang dimengerti umum, dibahas apa saja masalah dari tema itu, apa problem yang terjadi, kemudian digambarkan apa akibat (dampak) dari masalah itu. Begitulah kerja analisis. 3) Theory Building. Arti Indonesianya: membangun sebuah teori. Dari analisis tadi, jika memungkinkan, kita harus berani mengajukan suatu teori. Bisa mengacu pada teori-teori yang sudah ada (teori

hukum, teori perilaku kriminal, teori politik, teori ekonomi dan lain sebagainya), atau mengajukan teori baru versi kita sendiri. Karena jurnalistik pada dasarnya adalah kegiatan yang mirip dengan pencarian pengetahuan dan aktivitas ilmu, maka seorang jurnalis tidak jauh beda dengan peneliti dan ilmuwan. Karya peneliti dan ilmuwan diuji oleh forum ilmiah. Sementara tulisan jurnalis diuji oleh publik. 4) Rekomendasi. Rekomendasi biasanya berisi saran-saran untuk memperbaiki keadaan. Begitu juga dengan tulisan kita. Sebisa mungkin di ujung tulisan kita disajikan apa saja saran-saran yang harus dijalankan. Di luar standar berita KEADILAN itu ada ketentuan stylebook yang harus kita terapkan secara teguh. Berikut rinciannya: I.

UMUM a. Imbuhan. Sebenarnya ini materi dasar pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi masih sering ditemukan penulisan imbuhan yang salah. Paling banyak kata “di sini” yang sering ditulis menyambung (“disini”). Awalan “di” ditulis menyambung jika diikuti kata kerja. Seperti: dimasuki, diberkati, disampaikan, dan selanjutnya. Awalan “di” ditulis terpisah jika diikuti kata yang menunjukkan arah atau tempat (kota, negara, alamat) dan waktu. Seperti: di Bandung, di Jalan Sungai Gerong, di sana, di sini, di balik, di siang, di malam, di musim penghujan, dan semacamnya. “Penegakkan” atau “penegakan”? Kita pakai “penegakan” dengan huruf “k” satu. Untuk lebih mudahnya silakan selalu memeriksa di kamus online Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/). b. Singkatan: Indonesia negeri dengan banyak singkatan. Untuk tulisan di berita, singkatan hanya ditulis jika dipakai lagi di bagian selanjutnya. Jika tak digunakan lagi di bagian berikut tak perlu dibuat singkatannya. Agar efisien. Lembaga-lembaga yang populer, seperti KPK, TNI, Kejagung, Polri dan Polda sebaiknya ditulis singkatannya saja. Tak perlu diperjelas. Pembaca KEADILAN dipastikan sudah paham. Kecuali ada lembaga baru. Seperti Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), nomenklatur baru dari Komite Ekonomi Nasional (KEN). c. Nama Orang. Akurasi nama orang sangat penting. Salah tulis nama orang bisa berakibat fatal. Karena itu harus teliti. Jangan malas selalu cek ke Mbah Google, wikipedia dan sumber-sumber lain. Sudah benar atau tidak? Pengecekan awal akan memudahkan proses berikutnya. d. Gelar. Doktor disingkat Dr atau DR? KEADILAN pakai Dr. Bagaimana dengan dokter? Cukup dr.

e. Pangkat. Awalnya disebut lengkap, selebihnya cukup nama pejabatnya saja. Misal: Komisaris Jenderal Pol Budi Waseso, Brigadir Jenderal TNI Saut Pasaribu, Brigadir Jenderal Pol Toto Asmoro. Selanjutnya cukup ditulis nama saja: Budi Waseso, Saut Pasaribuatau Toto Asmoro. Jabatan. Seperti pada pangkat, awal ditulis lengkap, setelah itu cukup nama pejabatnya saja. Misal: Jaksa Agung Muda Pidana Khusus R Widyopramono, selanjutnya cukup Widyopramono. Atau Widyo saja. Pengulangan menuliskan pangkat dan jabatan di alinea berikutnya akan mengesankan kita feodal. f.

Tanda Baca: tanda kutip satu (‘) dan kutip dua (“). Koma. Tanda sambung (-). Tak perlu diberi jarak (spasi). 1899-1988, bukan 1899 – 1988. Titik dua (:). Juga tak perlu diberi jarak: Berikut penuturan tokoh ini: …, bukan: tokoh ini : . Juga penggunaan titik koma (;). Tanda kutip satu (‘) dipakai untuk kiasan. Kutip dua (“) dipakai untuk kutipan pernyataan langsung, judul seminar, judul lagu dan judul makalah/paper. Huruf miring untuk judul film (misal Skyfall), nama album lagu (Ku Yakin Sampai di Sana dan Harmoni Alam Cinta dan Kedamaian [SBY]), judul buku (The Structure of Scientific Revolutions [Thomas S Kuhn, 1962]) dan nama media massa (Forbes, The Straits Times, The Guardian, Tempo, Kontan, Kompas, Republika, Metro TV, CNN, RRI Pro-2, suara.com, detik.com dan lain-lain.).

g. Kata Asing. Ucapan dan kata-kata asing (Inggris, Arab, Latin, dll) ditulis dengan huruf miring (italic). Misal: watchdog, invisible hand, character assassination, insya Allah, wallahualam, dan lainnya. Juga dengan kata-kata yang berasal dari bahasa daerah (Jawa, Batak, Maluku, Sunda, dll) ditulis dengan huruf miring. Untuk nama-nama lembaga dalam bahasa asing tetap huruf tegak. Seperti World Bank, International Monetary Fund, United Nations, Wall Street, ISIS, Asian Development Bank, Japan Foundation, FIFA, United Arab Emirates (Indonesianya: Uni Emirat Arab, UEA) dan lain-lain. h. Simbol. Mata uang, persen: USD atau US$, atau cukup $? Bagaimana dengan dolar Singapura: SD, SinD atau Sin$? Penyebutan: milyar atau miliar? Trilyun atau triliun? Dollar atau dolar? 5%, 5 % atau lima persen? KEADILAN pakai USD, SinD, HKD, miliar, triliun, dolar dan %. II.

KHUSUS

a. Pasal, Ayat, penjelasan. Untuk urusan hukum, soal pasal-pasalan dan ayatayatan juga penjelasannya sering ditampilkan dalam tulisan. Untuk penulisan pasal dan ayat ditulis dengan huruf biasa (tegak). Sementara penjelasannya ditulis dengan huruf miring (italic) karena merupakan kutipan dari sumber lain. Pasal 33 UUD 1945. Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. b. Istilah Hukum. Banyak kita pakai istilah hukum, kebanyakan berasal dari kata Belanda dan Latin. Ini ditulis dengan huruf miring. Cek juga di kamus. Mengingat KEADILAN adalah majalah hukum sudah seharusnya istilah hukum dipakai sesuai buku babon hukum. Misal: inkracht, juncto, deponeering, Lex Specialis Derogat Legi Generali dan lain-lain. Banyak kata asing yang sudah jadi bagian bahasa kita lantaran sering digunakan. Misal: advokat, replik, duplik, eksepsi dan lain-lain. Belakangan “deponeering” mulai berubah jadi “deponering”.

Related Documents

Stylebook
October 2019 44

More Documents from "Yayan"

Stylebook
October 2019 44
Klasifikasi Ataksia.docx
April 2020 33
Alur Pelayana Pkm Silawan
August 2019 41
Pedoman-pmkp-rsph.docx
November 2019 31
Tor Usila.docx
August 2019 35