Makalah Sistem Informasi Keperawatan.doc

  • Uploaded by: nono Nono
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Sistem Informasi Keperawatan.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,828
  • Pages: 21
MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN MELALUI KOMPUTER

OLEH : KELOMPOK 5 (A11-A) NAMA KELOMPOK : 1. ARI CENDANI PRABAWATI 2. I KETUT ANTONO 3. KOMANG PURNAMA SARI 4. NI KADEK KRISTIANI 5. NI KETUT YULIANA 6. NI LUH GEDE DEVI YULISTYA DEVI 7. NI MADE AYU PRIYASTINI 8. NI PUTU LINDA KUSUMA WARDANI 9. NI PUTU YUNITA DIYANTARI 10. NI WAYAN YUNA PRATIWI 11. PUTU EKA WULANDARI

( 17.321.2658 ) ( 17.321.2669 ) ( 17.321.2676 ) ( 17.321.2684 ) ( 17.321.2686 ) ( 17.321.2690 ) ( 17.321.2695 ) ( 17.321.2701 ) ( 17.321.2703 ) ( 17.321.2705 ) ( 17.321.2707 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI TAHUN AJARAN 2018/2019

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendokumentasian Keperawatan Melalui Komputer” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan. Disamping itu makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya tentang

Pendokumentasian Keperawatan

Melalui Komputer. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu penulisan makalah ini. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama mahasiswa keperawatan.

Denpasar, 15 November 2018

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2 1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Aplikasi IT dalam Dokumentasi Keperawatan........................................... 3 2.2 Contoh Dokumentasi Keperawatan dalam Komputer............................... 10 2.3 Keuntungan dan Kerugian Dokumentasi Keperawatan Terkomputerisasi. 12 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan................................................................................................ 17 3.2 Saran........................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 18

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses mendokumentasikan perawatan pasien telah dilakukan sejak jaman Florence Nightingale yang menulis tentang pentingnya komunikasi diantara pemberi layanan keperawatan dan merupakan pelopor dalam pengembangan format yang digunakan dalam memfasilitasi proses komunikasi tersebut. Meskipun bentuk pendokumentasian keperawatan telah berkembang dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan perubahan dalam perawatan kesehatan, namun perubahan yang terjadi tidak membawa pengaruh besar dalam proses dokumentasi hingga diperkenalkannya komputer dalam kesehatan di akhir abad 20 (Turpin, 2005). Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi juga membawa pengaruh di bidang keperawatan. Peluang penerapan kedua teknologi tersebut menjadi semakin luas ditunjang dengan adanya tuntutan masyarakat terhadap pemberian layanan kesehatan dan keperawatan yang berkualitas sehingga mengharuskan perawat untuk lebih banyak menyediakan waktu bagi pelaksanaan asuhan keperawatan langsung. Pemanfaatan teknologi tersebut antara lain digunakan untuk mengembangkan sistem pendokumentasian yang berbasis teknologi informasi dengan dukungan sistem komputerisasi. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan di Indonesia saat ini masih bervariasi.

Sebagian

besar

rumah

sakit

masih

menggunakan

sistem

pendokumentasian dengan melakukan pencatatan pada format kertas yang tersedia (paper based), sementara baru sebagian kecil yang sudah mulai mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan dengan dukungan teknologi informasi berbasis sistem komputer (electronic based). Menurut Bates (NANDA, 2009) dokumentasi keperawatan yang dilakukan pada format kertas merupakan catatan yang naratif, panjang, dan memerlukan waktu terutama dalam hal penulisan. Pendekatan ini memiliki variasi dalam perumusan diagnosa dan perencanaan tindakan keperawatan disebabkan karena kurangnya kemampuan perawat dalam menganalisa. Selain itu catatan dalam bentuk tertulis kadangkala sulit untuk dibaca, dapat disalahartikan, dan hanya

1

dapat dimanfaatkan untuk satu orang pada satu waktu. Dokumentasi tertulis juga lebih sulit dianalisis untuk keperluan penelitian dan mendukung proses pengambilan keputusan. Sementara pendokumentasian dengan berbasis sistem komputerisasi membantu perawat untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pendokumentasian sehingga waktu untuk melakukan perawatan pada pasien menjadi lebih banyak, mengurangi kesalahan dalam dokumentasi, dan evaluasi hasil tindakan keperawatan serta menurunkan efisiensi rumah sakit dalam hal penggunaan kertas sehingga menaikkan efektifitas biaya (Iqbal, 2009). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil yaitu : 1. Bagaimana aplikasi IT dalam dokumentasi keperawatan? 2. Bagaimana contoh dokumentasi keperawatan dalam komputer? 3. Bagaimana keuntungan dan kerugian dokumentasi keperawatan terkomputerisasi? 1.3 Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk : 1. Memenuhi penugasan mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan. 2. Mengembangkan materi tentang aplikasi IT dalam dokumentasi keperawatan. 3. Menjelaskan materi tentang contoh dokumentasi keperawatan dalam komputer. 4. Menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dokumentasi keperawatan terkomputerisasi. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan makalah ini yaitu : 1. Agar dapat mengetahui dan memperdalam tentang aplikasi IT dalam dokumentasi keperawatan. 2. Agar dapat mengetahui tentang contoh dokumentasi keperawatan dalam komputer. 3. Agar dapat memahami dan menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dokumentasi keperawatan terkomputerisasi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Aplikasi IT dalam Dokumentasi Keperawatan

2

Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter &Perry, 2007). Dokumentasi yang baik tidak hanya mencerminkan

kualitas

keperawatan

tetapi

juga

membuktikan

pertanggunggugatan setiap anggota tim keperawatan dalam memberikan asuhan. Penggunaan komputer dalam dokumentasi keperawatan diperkenalkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an (Turpin, 2005, dalam). Dalam dokumen keperawatan melalui sistem komputer meliputi sistem pembayaran, dischare planning, dan access data dari profesi lain seperti dokter, farmasi, radiologi dan lainnya. Perkembangan teknologi mampu meningkatkan kualitas pencatatan melalui komputer. Penggunaan perangkat lunak sebagai media dalam melakukan dokumentasi sangat beragam. Pada intinya perangkat lunak tersebut menyediakan layanan berkesinambungan informasi dari berbagai profesi kesehatan yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Informasi tersebut dapat dibaca oleh masing-masing profesi sehingga dapat meningkatkan sistem kolaborasi antar profesi. Dokumentasi keperawatan melalui komputer yaitu pencatatan yang dilakukan oleh perawatan dengan menggunakan perangkat komputer. Perangkat tersebut tentunya sudah disediakan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan. Pemasukan data dilakukan setiap saat sehingga perkembangan data pasien dapat terekam secarak kontinyu dan komprehensif. Alpay & Russell (2002 dalam). Program perangkat lunak memungkinkan perawat untuk dengan cepat memasukan data pengkajian spesifik dan informasi lainnya secara otomatis. Tujuan pendokumentasian adalah untuk memfasilitasi proses komunikasi diantara tim kesehatan. Melalui dokumentasi, perawat dapat berkomunikasi dengan perawat lain dan tim kesehatan tentang penilaian terhadap status klien, intervensi keperawatan yang dilakukan dan hasil dari intervensi (WHO, 1996). Dokumentasi dapat menjelaskan dengan akurat tentang apa yang terjadi dan waktu kejadian (CRNBC, 2007). Pendokumentasian meningkatkan kemungkinan klien untuk menerima perawatan yang konsisten. Dokumen yang teliti dan akurat akan mengurangi potensi miskomunikasi dan kesalahan (WHO, 1996). 3

Suatu studi diselenggarakan di University medical center Heidelberg selama 18 bulan. Hasil dari studi menunjukkan adanya suatu peningkatan yang penting tentang kuantitas dan kualitas dokumentasi. Aspek positif meliputi kelengkapan dari dokumentasi keperawatan, aspek yang formal dan peningkatan kwalitas hubungan antar perawat. Aspek yang negatif adalah berkaitan dengan contens dari rencana keperawatan (Endang, Sri, 2008). Electronik health Record dilaporkan memiliki manfaat sebagai berikut yaitu : 

Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.



Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip.



Penyimpanan data (record) pasien menjadi lebih lama.



EHR yang dirancang dengan baik akan mendukung ototnomi yang dapat dipertanggung jawabkan.



Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.



Meningkatkan produktivitas bekerja.



Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan. (Sukesi, Niken, 2010).

Beberapa

hal

yang

harus

diperhatikan

dalam

mengembangkan

dokumentasi keperawatan dengan berbasis teknologi informasi sebagai catatan elektronik adalah (CRNBC, 2007) : 1. Catatan kesehatan elektronik klien adalah kumpulan informasi kesehatan pribadi satu individu yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan dan disimpan secara elektronik di bawah pengamanan ketat. 2. Dokumentasi

dalam

catatan

keperawatan

elektronik

harus

komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi pemberi perawatan.

4

3. Entri data dilakukan oleh orang yang melaksanakan perawatan dan bukan oleh staf yang lain. 4. Masukan data yang dibuat dan disimpan dalam catatan keperawatan elektronik dianggap sebagai bagian permanen dari rekaman dan tidak dapat dihapus. Jika diperlukan koreksi setelah data dimasukkan dan telah disimpan, maka kebijakan lembaga memberikan arahan tentang bagaimana hal ini harus dilakukan. Lembaga yang menggunakan dokumentasi elektronik harus memiliki kebijakan untuk mendukung penggunaannya, termasuk kebijakan untuk: mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam dokumentasi atau jika terlambat memasukkan data; mencegah penghapusan informasi; mengidentifikasi perubahan dan

update

catatan;

melindungi

kerahasiaan

informasi

klien;

menjaga keamanan dari sistem (password, perlindungan virus, enkripsi, firewall); pelacakan akses tidak sah ke informasi klien; proses untuk mendokumentasikan di instansi menggunakan campuran metode elektronik dan kertas; back-up klien informasi; dan sarana dokumentasi dalam hal kegagalan sistem (CRNBC, 2007).

Selain hal tersebut diatas rumah sakit harus memiliki kebijakan yang mengatur lama waktu suatu dokumentasi kesehatan klien harus disimpan. Dokumen klien yang disimpan di rumah sakit dapat dianggap sebagai catatan primer, sekunder atau sementara. Pedoman penyimpanan dokumen klien antara lain :  Catatan

yang

berisi

referensi

darah

atau

produk

darah

harus dipertahankan selama-lamanya. Dengan kata lain, catatan tersebut harus disimpan selamanya.  Catatan primer klien misalnya, catatan dokter, catatan keperawatan, konsultasi, resume, dan pemberitahuan kematian disimpan selama 10 tahun.

5

 Sekunder dokumen misalnya hasil pemeriksaan diagnostik, catatan pengobatan disimpan selama enam tahun.  Catatan sementara misalnya laporan diet, bagan grafik disimpan selama satu tahun Pedoman yang dapat digunakan oleh perawat dalam menggunakan dokumentasi elektronik adalah sebagai berikut : Tidak pernah mengungkapkan atau mengizinkan orang lain menggunakan nomor identifikasi pribadi (password) dan menginformasikan kepada atasan langsung jika ada kecurigaan bahwa kode identifikasi sedang digunakan oleh orang lain. Mengubah password pada interval yang sering dan teratur (sesuai kebijakan lembaga). Memilih password yang tidak mudah diuraikan dan melakukan log off bila tidak menggunakan sistem atau ketika meninggalkan sistem. Menjaga kerahasiaan semua informasi, termasuk semua salinan cetak dari informasi dan melindungi informasi klien yang ditampilkan pada monitor misalnya dengan penggunaan screen saver, mengatur lokasi monitor, dan menggunakan privasi layar. Menggunakan sistem hanya pada layanan akses yang aman untuk membuka ke informasi klien. Melakukan akses hanya pada informasi klien yang diperlukan untuk memberikan pelayanan keperawatan pada klien tersebut. Mengakses informasi klien untuk tujuan selain memberikan asuhan keperawatan merupakan pelanggaran kerahasiaan. Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dapatdirancang dalam SIM Keperawatan: Standar asuhan keperawatan

6

Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association, standar outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasificationdan standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC)yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification (NOC)

dengan

model

skoring.Standart

Operating

Procedure

(SOP)Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC. Discharge Planning Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang. Jadwal dinas perawat Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print. Penghitungan angka kredit perawat Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat.Disamping itu, kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit.Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat

7

sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan keperawatan. Daftar NIC terbanyak Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masingmasing diagnosa keperawatan yang ada. Laporan implementasi Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien.Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift. Laporan statistik Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut. Resume perawatan Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan. Daftar SAK

8

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia.Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat. Presentasi kasus online Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat Mengetahui jasa perawat Dengan sistem integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya. Monitoring tindakan perawat & monitoring aktifitas perawat manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktivitas keperawatan Laporan shift Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien. Monitoring pasien oleh pn atau kepala ruang saat sedang rapat Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum. 2.2 Contoh Dokumentasi Keperawatan dalam Komputer

9

Kemajuan teknologi informasi telah meresap dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pencatatan medis. Pencatatan real-time entry dari pasien hemodialisis pada komputer merupakan hal yang ideal dalam dunia keperawatan. Salah satu sistem pencatatan komputer untuk memenuhi harapan akan peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien Hemodialisis

telah

dikembangkan oleh Saudi Center for Organ Transplantation. Sistem pencatatan tersebut mencakup data registrasi pasien dialisis, data diagnosa pasien (jenis gagal ginjal, golongan darah, berat badan kering ideal, serologi hepatitis, status pasien, serta jadwal dialisis, isu dalam proses dialisis, pencatatan pre- dan post-dialisis, data intra-dialisis, tanda vital dan parameter dialisis, catatan dokter, investigasi, pengobatan yang dianjurkan, serta rangkuman dialisis secara keseluruhan.

Gambar 1. Tampilan Pencatatan Lengkap Pasien Dialisis

10

Gambar 2. Tampilan Rangkuman Pencatatan Pasien Dialisis Pengembangan sistem yang dilakukan oleh institusi tersebut tidak hanya memfokuskan

pada

pengembangan software yang

memadai,

tetapi

juga

peningkatan sumber daya manusia yang akan mengimplementasikan sistem tersebut. Pelatihan dilakukan kepada sejumlah staf yang memiliki akses terhadap sistem pencatatan data pasien dialisis tersebut selama 5-7 hari sebelum akses terhadap sistem diijinkan. Implementasi dari sistem tersebut menunjukkan sejumlah keunggulan dibandingkan dengan pencatatan manual di atas kertas. Keunggulan tersebut diantaranya adalah pencatatan yang lebih lengkap dalam satu tampilan secara keseluruhan, mulai dari registrasi pasien hingga data vital, dibandingkan dengan pencatatan manual yang membutuhkan banyak dokumen secara terpisah dan masih memungkinkan ketidaklengkapan dari dokumentasi. Lalu keunggulan lainnya adalah pencatatan yang lebih akurat dengan sistem yang sudah terkomputerisasi. Akses terhadap pencatatan pun mudah untuk dikelola untuk membedakan personel tertentu dengan akses yang berbeda-beda melalui sistem verifikasi identitas dan kata sandi.

11

Secara umum, banyak sekali keuntungan lainnya yang juga didapat dengan mengimplementasikan sistem pencatatan yang terkomputerisasi pada pasien dialisis, seperti kalkulasi data yang cepat, kemudahan dan kecepatan mengakses seluruh data, kemudahan dalam managemen pasien, kemudahan dalam melakukan riset tambahan, serta penghematan waktu dari seluruh proses pencatatan yang dilakukan dibandingkan dengan sistem pencatatan manual yang sebelumnya dilakukan di atas kertas. Satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pencatatan yang terkomputerisasi. Biaya tersebut jauh melebihi biaya sistem pencatatan manual yang selama ini diterapkan, tidak hanya di institusi Saudi Center for Organ Transplantation, tetapi juga di seluruh rumah sakit dan institusi kesehatan di dunia. Namun jika melihat secara jangka panjang, besarnya biaya tersebut akan terasa memberikan nilai yang berarti karena akan meningkatkan kualitas pelayanan perawat kepada pasien dialisis secara keseluruhan. Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa pengembangan sebuah sistem informasi tidak akan pernah berhenti. Penyempurnaan perlu terus dilakukan untuk memberikan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien. 2.3 Keuntungan dan Kerugian Dokumentasi Keperawatan Terkomputerisasi a. Keuntungan 1. Catatan dapat dibaca Hasil cetakan komputer dapat dibaca dengan mudah, sehingga menghilangkan risiko menebak arti tulisan tangan. 2. Catatan yang siap sedia Rekam medis pasien harus siap sedia untuk digunakan, dan waktu yang dihabiskan untuk mencarinya sesingkat mungkin. Catatan elektronik dapat digunakan dan ditinjau kembali oleh sejumlah orang sesuai dengan jumlah terminal komputer. 3. Produktivitas perawat membaik Dengan upaya peningkatan perbaikan kualitas kepada pasien. Salah satu penelitian (Erb, Coble, 1995) menemukan bahwa setelah menggunakan pencatatan yang terkomputerisasi, perawat menghabiskan 40% waktunya lebih

12

banyak untuk berkomunikasi dengan pasien dan 34% untuk membantu hygiene pasien. 4. Mengurangi kerusakan catatan Kerusakan rekam medis lebih sulit terjadi jika menggunakan sistem elektrolit. Program software harus berisi cara untuk memperbaiki entri yang salah, seperti data masuk yang tidak benar, kata-kata yang salah eja, atau kesalahan tipografi. 5. Menunjang penggunaan proses keperawatan Sistem dokumentasi komputer memudahkan pengkajian pada pasien. Program ini dirancang untuk beralih ke materi yang lebihberhubungan berdsarkan data respons yang dimasukkan oleh perawat. 6. Mengurangi dokumentasi yang berlebihan Dokumentasi terkomputerisasi mendukung penggunaan yang ekonomis dari proses pemasukan data dengan menurunkan atau menghilangkan pencatatan yang berlebihan. 7. Saran, pengingat, dan peringatan klinis Penetapan prioritas dan pengambilan keputusan dapat dipermudah dengan adanya peringatan, saran, dan pengingat klinis. 8. Catatan keperawatan terkategorisasi Software dapat dirancang agar dokumentasi dapat disortir dapat dicetak sedemikian rupa yang tidak mungkin dilakukan oleh sistem pena dan kertas yang tradisional. 9. Laporan tercetak secara otomatis Sistem harus menghasilkan laporan dan lembar alur yang menghilangkan kemungkinan banyak menyalin informasi dari kardeks selama operan atau laporan tugas. 10. Dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan Program dirancang dengan mencantumkan standar perawatan dan praktik di unit yang khusus dan dilembaga yang luas. Sistem pendokumentasian yang terstandardisasi dan terkomputerisasi memudahkan dalam mendapatkan kembali data, memonitor indikator klinis, dan melihat populasi pasien secara spesifik. Menurut Town (1993), memenuhi standar hasil JCAHO lebih

13

ditingkatkan dengan komputerisasi dokumentasi karena perencanaan asuhan telah distandardisasi dalam komputer. 11. Peningkatan rekrutmen dan retensi perawat Sebuah anekdot menyatakan bahwa komputer cenderung meningkatkan kepuasan dan semangat kerja perawat, merupakan suatu keuntungan yang signifikan yang menghemat biaya keluar masuknya pegawai. 12. Peningkatan pengetahuan tentang hasil Analisis data yang dikumpulkan dari beberapa catatan pasien dapat mengarah pada kesimpulan tentang hasil yang akan dicapai. Informasi ini dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan klinis dan mengarah pada perbaikan sistem. 13. Ketersediaan data Informasi yang didapat dari sejumlah besar catatan pasien dapat meningkatkan penggunaan riset keperawatan dan memperbaiki kualitas untuk menyoroti masalah sistemik yang sedang terjadi atau untuk mengumpulkan informasi tentang hasil pasien. ·Mempermudah penetapan biaya serta dapat membantu menghemat biaya organisasi. Dengan sistem dokumentasi komputer, kemampuan untuk menetapkan biaya berdasarkan perawatan aktual yang diberikan mengalami perbaikan. 14. Dapat menurunkan waktu untuk proses dokumentasi hingga 40-50% per pasien per shift. Sebagai contoh, setelah melengkapi pengkajian, kemudian dibuat rencana perawatan individu, dan setelah itu, lembar jalur perawatan spesifik dapat dibuat. Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi juga dapat mengurangi perawat dari tugas-tugas administratif dan pemantauan berulang serta dapat meningkatkan waktu yang tersedia untuk memberikan perawatan langsung kepada klien lebih lama. 15. Program perangkat lunak memungkinkan perawat untuk dengan cepat memasukkan data pengkajian spesifik sekali waktu, dan informasi secara otomatis telah ditransfer menjadi bentuk laporan yang berbeda. 16. Pencegahan kesalahan pemberian obat. Software dapat memberi perhatian khusus pada ketidaktepatan intruksi, dosis, atau obat yang tidak cocok. 17. Mencetak instruksi pemulangan.

14

Banyak fasilitas yang menyimpan interuksi pemulangan rutin di dalam komputer; bersifat individu dan dapat dicetak agar dapat digunakan oleh pasien. b. Kerugian 1. Masalah keamanan dan kerahasiaan informasi pasien Pemeliharaan kerahasiaan data dengan sistem terkomputerisasi tanpa menghambat upaya untuk mendapatkan kembali informasi yang diperlukan adalah persoalan yang dihadapi pengguna, pengembang sistem, dan pemerintah. Masalah privasi, keamanan dan kerahasiaan pasien telah menarik perhatian Kongres untuk mengatasinya karena terdapat peningkatan kekhawatiran publik dalam mengakses informasi kesehatan pribadi. Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPPA) tahun 1996 telah memandatkan bahwa hukum dan peraturan dibuat untuk melawan akses yang tidak sah dan yang menyalahkan gunakan informasi kesehatan pribadi. Komite penasihat dan task force melanjutkan kerjanya untuk membuat peraturan privasi yang jelas, realitis, dan dapat dilaksanakan, tetapi sampai saat ini, organisasi pelayanan kesehatan masih berjalan sesuai kebijakan dan prosedur untuk mendukung perlindungan informasi. 2. Gangguan downtime komputer Downtime adalah waktu ketika komputer tidak berfungsi karena perbaikan rutin atau tiba-tiba akibat kerusakan yang tidak diharapkan. 3. Jumlah catatan Kebijakan rumah sakit atau persyaratan software adalah dapat menghasilkan catatan tebal yang berisi cetakan data harian. 4. Penerimaan yang salah terhadap informasi terkomputerisasi Insiden informasi yang tidak akurat yang tercantum dalam rekamedis dapat mengalami peningkatan, tetapi hal ini tidak dipertanyakan oleh profesional kesehatan karena informasi terkomputerisasi dianggap sudah sempurna. 5. Keterbatasan dalam format pencatatan Software informasi keperawatan yang membatasi penggunaan teks bebas mendorong perawat untuk mengabaikan informasi utama tentang pasien. 6. Resistensi

15

Resistensi terhadap perubahan merupakan kekuatan penting yang dapat mempengaruhi penerimaan terhadap komputer. 7. Ketidakadekuatan jumlah terminal Pusat perawatan yang dirancang sebelum komputerisasi pelayanan kesehatan diperkenalkan, sering terlalu kaku bagi perawat untuk memiliki terminal komputer. 8. Keterbatasan komputer pada saat pengguanaan memuncak Sistem informasi keperawatan dapat dengan cepat memakai kapasitas kerangka utama, sehingga membutuhkan pereluasan sistem. 9. Kesulitan perawat melepaskan lembar kerja Daripada memasukkan data langsung pada komputer, beberapa perawat lebih senang menuliskan informasi tersebut diatas lembar kerja terlebihdahulu kemudian memasukkannya kedalam terminal komputer, hal ini mengurangi efisiensi sistem tersebut. 10. Biaya Meliputi pembelian hardwre dan software, pendidikan staf keperawatan, biaya perizinan, dan perubahan yang diperlukan agar hardware atau software tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan pembeli.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 16

Dokumentasi keperawatan melalui komputer yaitu pencatatan yang dilakukan oleh perawatan dengan menggunakan perangkat komputer. Perangkat tersebut tentunya sudah disediakan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan. Pemasukan data dilakukan setiap saat sehingga perkembangan data pasien dapat terekam secarak kontinyu dan komprehensif. Alpay & Russell (2002 dalam). Program perangkat lunak memungkinkan perawat untuk dengan cepat memasukan data pengkajian spesifik dan informasi lainnya secara otomatis. Kemajuan teknologi informasi telah meresap dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pencatatan medis. Pencatatan real-time entry dari pasien hemodialisis pada komputer merupakan hal yang ideal dalam dunia keperawatan. Salah satu sistem pencatatan komputer untuk memenuhi harapan akan peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien Hemodialisis telah dikembangkan oleh Saudi Center for Organ Transplantation. Sistem pencatatan tersebut mencakup data registrasi pasien dialisis, data diagnosa pasien (jenis gagal ginjal, golongan darah, berat badan kering ideal, serologi hepatitis, status pasien, serta jadwal dialisis, isu dalam proses dialisis, pencatatan pre- dan post-dialisis, data intra-dialisis, tanda vital dan parameter dialisis, catatan dokter, investigasi, pengobatan yang dianjurkan, serta rangkuman dialisis secara keseluruhan. Pendokumentasian keperawatan melalui komputerisasi juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan efisien waktu dan salah satu kekuranganya adalah biaya ang cukup mahal. 3.2 Saran Dokumentasi keperawatan lewat komputer sangat diharapkan unuk diterapkan di rumah sakit. Hal ini dapat mempermudah asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sehingga derajat kesehatan di masyarakat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

17

Endang,

Sri.

2008.

Dokumentasi

Keperawatan

Berbasis

Komputer.

http://pkko.fik.ui.ac.id Diakses pada Selasa, 13 November 2018 pada pukul 15.20 WITA. https://pdfcoke.com/document/351692975/IT. Diakses pada Selasa, 13 November 2018 pada pukul 15.35 WITA. Iqbal, M. 2009. Teknologi Informasi dalam Pelayanan di Ruang Rawat. http:// detik.com/read/2009/09/04/175250/1197017/471/teknologi-informasi-dalampelayanan-di-ruang-rawat. Diakses pada Selasa, 13 November 2018 pada pukul 15.00 WITA. Lestaria, Dame. 2012. Upaya peningkatan Pemberian Asuhan Keperawatan dengan

Dokumentasi

Berbasis

Komputerisasi.

https://

kompasiana.com/damelestaria/551b067da33311e521b65bd2/dokumentasikeperawatan-berbasis-komputer. Diakses pada Selasa, 13 November 2018 pada pukul 16.00 WITA. Sukesi, Niken. 2010. Perkembangan Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer. http://pkko.fik.ui.ac.id. Diakses pada Selasa, 13 November 2018 pada pukul 15.30 WITA.

18

Related Documents


More Documents from "Jerry Fariza"