I.
SISTEM AGRIBISNIS KOMODITI CABAI
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dalam pertanian dalam arti luas, yang dimaksud dengan pertanian dalam arti yang luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian (Soekartawi, 2003). Adjid (1998) juga mengemukakan bahwa agribisnis adalah kegiatan usaha dibidang pertanian yang berwatak bisnis, pelakunya secara konsisten berupaya untuk meraih nilai tambah komersial dan finansial yang berkesinambungan untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan pasar. Menurut Suparta (2005) konsep sistem agribisnis yaitu keseluruhan aktivitas bisnis dibidang pertanian yang saling terkait dan saling tergantung satu sama lain, mulai dari : (1) subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi (SS1); (2) subsistem usahatani (SS2); (3) subsistem pengolahan dan penyimpanan hasil (agroindustri) (SS3); (4) subsistem pemasaran (SS4); dan (5) subsistem jasa penunjang (SS5). Berdasarkan beberapa pengertian mengenai konsep sistem agribisnis tersebut, maka dapat disajikan sistem agribisnis komoditas cabai pada Gambar 4.
SS 1 a. Input produksi b. Alat produksi
SS 3 Pengolah an lanjutan b. Pengema san
SS 2
SS 4
a.
Proses produksi Sambel Congor
Pemasaran produk
SS 5
Gambar 4 Alur Sistem Agribisnis
Subsistem Pengadaan Input dan Sarana Produksi
CV Saco Cahya Purnama memproduksi sambal dalam kemasan yang diberi label “Sambel Congor”. Input yang digunakan oleh Sambel Congor untuk memproduksi Sambal Congor terdiri dari cabai rawit, rempah-rempah, gula, air dan bahan baku campuran seperti belimbing dewa , belimbing mulu serta bahan campuran lainnya yang sesuai dengan varian rasa yang ingin di produksi. Pemenuhan bahan baku cabai rawit diperoleh dari supplier yang berada di daerah Jakarta. Cabai rawit yang digunakan jenisnya bermacam-macam seperti cabai rawit RM, Boyolali, Blitar dan lain-lain. Sedangkan untuk bahan campuran seperti belimbing dipasok langsung dari petani belimbing yang ada di Depok sedangkan pengadaan rempah rempah sebagai bumbu dan bahan lainnya diperoleh dari Pasar Induk Keramat Djati. Kebutuhan bahan baku dari Sambal Congor yaitu cabai per bulan adalah sebesar 1 sampai 2 kuintal sesuai dengan harga. Sedangakan peralatan yang digunakan untuk pembuatan Sambal Congor masih terbilang tradisional yaitu cobek, ulekan, pisau, piring, nampan, telenan dan lain-lain. Sambal Congor disajikan dalam bentuk kemasan botol plastik dengan berbagai ukuran yaitu ukuran 150 ml, 220 ml dan 330 ml. Pasokan botol kemasan diperoleh dari toko botol sekitar Depok.
Subsistem On farm
Pada umunya proses pembuatan Sambal Congor sama dengan proses pembuatan sambel lainnya yang membedakan dengan sambal lainnya adalah dari segi tingkat kepedasan dan komposisi bahan pembuatan sambal. Subsistem Off farm 1. Pengolahan lanjutan
Sambel congor memiliki 16 varian rasa dan setiap varian rasa memiliki komposisi bahan pembuatan yang berbeda-beda. Enam belas varian rasa Sambel Congor tersebut yaitu teri, bawang, terasi, bandeng, cumi, jengkol, petai, mangga, gandaria (musiman), belimbing wuluh, buto ijo, merdeka, sambel kacang, sambel rujak, sambel ijo, sambel jawi 2. Pengemasan produk
Kemasan yang dipakai Sambal Congor adalah kemasan botol dengan ukuran yang bermacam-macam yaitu botol 150 ml, 220 ml dan 330 ml. Pengemasan dilakukan secara tradisional tanpa menggunakan mesin Subsistem Pemasaran Produk sambel congor melakukan pemasaran dengan membuat beberapa akun di media sosial seperti whatsapp, instagram. Twitter, facebook, blog, BBM dan line. Kegiatan pemasaran lain yang dilakukan oleh produk sambel congor adalah rutin mengikuti kegiatan bazar yang diselenggarakan oleh pemerintah depok. Sambel congor juga membuka kelas pelatihan untuk membuat sambel ulek bagi siapa saja yang ingin berlatih termasuk para warga sekitar tempat kegiatan produksi. Produk sambel congor memasok ke beberapa restaurant di sekitar kota Depok. Subsistem Jasa Penunjang