A. B. WOC Sindrom Nefrotik Penyakit sekunder
Reaksi Autoimun
Idiopatik
Penyakit sistemik
Penurunan fungsi ginjal Kerusakan glomerulus Kegagalan dalam proses filtrasi Protein & albumin lolos dalam filtrasi Masuk ke urin Protein dalam urin meningkat
Proteinuria
Protein dalan darah menurun Hipoalbuminemia Tekanan osmotik plasma (-) Permeabilitas kapiler (+) Ekstravaksasi cairan
Hepar Sintesis lipid & protein Lipoprotein Aliran darah
Edema Hiperlipidemia Hiperlipoproteinemia
SINDROM NEFROTIK 1
SINDROM NEFROTIK
BREATHING Asites Distensi abdomen
Depresi pusat pernapasan
BRAIN
Reabsorbs Na & air meningkat
Reabsorbs Na & air meningkat
Volume Intravaskuler meningkat
Menekan diafragma Penurunan ekspansi paru
BLOOD
Volume Intravaskuler meningkat
Beban Kerja Jantung Meningkat Beban Kerja Jantung Meningkat Cardiac out put menurun
Kontraktilitas ventrikel menurun
Penurunan aliran arteri
Decompensasi cordis
Takipnea, Penggunaan otot bantu Pernapasan
CRT< 3 detik, akral dingin, kulit pucat
Aritmia, Bradikardia, Perubahan EKG, Palpitasi, Edema, Peningkatan BB
MK: Pola Nafas tidak efektif
MK: Perfusi perifer tidak efektif MK: Penurunan Curah Jantung
Berlangsung terus menerus meyebabkan kelelahan jantung
Penurunan kinerja Ventrikel kiri MK: Resiko perfusi serebral tidak efektif 2
MK: Resiko Gangguan integritas kulit
SINDROM NEFROTIK
BLADDER Kegagalan dalam proses filtrasi Mekanisme penghalang protein
BOWEL
Hipoalbuminemia
MK: Retensi Urine
Penurunan tekanan osmotik plasma
Disuria, distensi kandung kemih, residu urin ± 150 cc
Non selektif Kebocoran molekul besar (immunoglobulin)
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke intrstisial
Sistem imun menurun/ imununosupresi MK: Resiko infeksi
Menekan saraf vagus & Lambung
Peningkatan tekanan uretra Peningkatan tekanan hidrostatik
IgG, IgA, transferin dan zic masuk ke urin
Edema
Gangguan mekanisme regulasi Edema anasarka, asites, bengkak pada mata, bengkat pada kemaluan, oedema paru
Asites Hipovolemi intravaskuler Kompensasi ginal = stimulus renin dan angiotensin Retensi Na & air meningkat oliguri
MK: Hipervolemia
MK: Gangguan Eliminasi Urin
Faktor psikologis : Persepsi kenyang, rasa tidak enak di epigastrium
Kelebihan vol. cairan
BONE & SKIN
Edema saluran pencernaan
Tirah baring & Imobilisai
Absorbsi tidak adekuat (malabsorbsi)
Penekanan yang lama pada area tubuh yang edema
Feses encer dan berair
Sirkulasi perifer pada daerah yang tertekan tidak adekuat
MK: Diare Anoreksia, mual, muntah, BB menurun ≥ 10 % MK: Defisit nutrisi
Luka lecet pada kulit/ Dekubitus Kelemah, letih, lesu
MK: Gannguan integritas kulit
MK: Intoleransi Aktivitas
3
BAB V ASKEP KASUS I. Biodata A. Identitas Klien 1. Nama/Nama panggilan : An. A 2. Tempat tgl lahir/usia : Jatirejo, 12 Agustus 1996/ 7 tahun 3. Jenis kelamin :Perempuan 4. A g a m a : Islam 5. Pendidikan :6. Alamat : Jatirejo, kawengen Ungaran 7. Tgl masuk : 12 Agustus 2003 (jam 07:00) 8. Tgl pengkajian : 12 Agustus 2003 9. Diagnosa medik : Diare 10. No RM : 281098 B. Identitas Orang tua 1. Ayah a. N a m a : Tn.K b. U s i a : 28 tahun c. Pendidikan : S1 d. Pekerjaan : Pegawai koperasi e. A g a m a : Islam f. Alamat : Jatirejo, kawengen Ungaran 2. Ibu a. N a m a : NY. A b. U s i a : 25 tahun c. Pendidikan : SMA d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga e. Agama : Islam f. Alamat : Jatirejo, kawengen Ungaran C. Identitas Saudara Kandung No N A MA U S I A HUBUNGAN STATUS KESEHATAN -
II. Riwayat Kesehatan A. Riwayat Kesehatan Sekarang Keluhan Utama : Bengkak pada seluruh tubuh sejak 4 minggu Riwayat Keluhan Utama : Bengkak pada seluruh tubuh sejak 4 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Bengkak diawali pada daerah 4
kelopak mata dan muka sejak 6 minggu yang lalu, terutama pada pagi hari saat bangun tidur, dan bengkak berkurang saat siang dan sore hari yang kemudian menjalar ke daerah kaki sejak 4 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit, bengkak makin bertambah, menyebar ke daerah muka, perut dan kedua tungkai. Selama bengkak, ibu penderita mengeluh BAK berwarna kuning keruh. Ibu penderita mengaku frekuensi BAK 4 kali dalam sehari. Keluhan Riwayat sering terbangun pada malam hari untuk BAK disangkal. Keluhan bengkak ini disertai sesak napas saat tidur dan anak masih bisa tidur dengan dua bantal. Anak tidak pernah muntahmuntah, demam, dan kejang. Selama bengkak anak tidak pernah tampak pucat, lemah, lesu atau kehilangan nafsu makan. Anak masih bisa beraktivitas ringan. Riwayat adanya bercak merah diwajah tidak ada. Keluhan ini disertai dengan sesak napas, tidak ada sakit perut hebat, atau tidak ada kemerahan pada kulit yang terasa nyeri. Keluhan saat pengkajian: ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sesak, dan terlihat adanya bengkak pada mukka dan kedua tungkai B. Riwayat Kesehatan Lalu 1. Prenatal care a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap 4 minggu di bidan Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu Tidak ada b. Riwayat terkena radiasi : pemerksaan USG c. Riwayat berat badan selama hamil : Pada Tri semester 3 BB ibu naik 16 Kg. e. Riwayat Imunisasi TT : Ibu mendapat imunisasi TT 1X f. Golongan darah ibu :O Golongan darah ayah:O 2. Natal a, Tempat melahirkan : Puskesmas b. Jenis persalinan : Spontan c. Penolong persalinan : Bidan e. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah melahirkan : Tidak ada 3. Post natal a. Kondisi bayi : baik APGAR : 8 b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : Tidak cacat c. Klien pernah mengalami penyakit : tidak ada d. Riwayat kecelakaan : Tidak ada C. Riwayat Kesehatan Keluarga
5
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit seperti klien.
Genogram
Ket : : Laki-laki : Perempuan
: Pasien
: Tinggal dalam 1 rumah
D. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)
BCG
Usia 1 bulan
1 kali
Reaksi setelah pemberian Panas
HEPATITIS
Usia 2-3 bulan
1 kali
Panas
No. Jenis immunisasi Waktu pemberian 1. 2.
Frekuensi
Frekuensi Tidak terkaji Tidak terkaji 6
3. 4. 5.
DPT (I,II,III) POLIO (I,II,III,IV) CAMPAK
Usia 2-3 bulan, usia 4 blan Usia 2-3 bulan, usia 4 bulan, dan usia 9 bulan Usia 9 bulan
3 kali
Panas
4 kali
Tidak diketahui
1 kali
Panas
Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
E. Riwayat Tumbuh Kembang 1. Pertumbuhan Fisik a. Berat badan : 2,7 kg b. Tinggi badan :48 cm. c. Waktu tumbuh gigi : 7 bulan 2. Perkembangan tiap tahap usia anak saat a. Berguling : 1 bulan b. Duduk : 5bulan c. Merangkak : lupa d. Berdiri : 10 bulan e. Berjalan : 11 bulan f. Senyum kepada orang lain pertama kali : 3 bulan g. Bicara pertama kali :1tahun dengan menyebutkan : lupa h. Berpakaian tanpa bantuan : 9 bulan F. Riwayat Nutrisi 1. Pemberian ASI a. Pertama kali disusui : Sejak dilahirkan b. Cara Pemberian : Menetek/Disusui langsung c. Lama pemberian : Sampai anak usia 10 bulan 2. Pemberian susu formula a. Alasan pemberian : Kelanjutan dari pemberian ASI settelah berusia 10 bulan b. Jumlah pemberian : 5 X/ hari c. Cara pemberian : Botol susu Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini No Usia Jenis nutrisi Lama pemberian 1. 0-10 bulan ASI 10 bulan
7
2. 3.
10-14 bulan 18 bulan-Sekarang
Susu formula, bubur tim Nasi, sayur, daging, ikan, buah,
4 bulan Sampai sekarang
G. Riwayat Psikososial 1. Anak tinggal bersama : Orang tua di : Rumah prbadi 2. Lingkungan berada di : Kota 3. Rumah dekat dengan : Masjid (tempat ibadah), tempat bermain: Taman bermain 4. kamar klien : 1 kamar dengan orang tua 5. Rumah ada tangga : Tidak 6. Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis 7. Pengasuh anak : Orang tua H. Riwayat Spiritual 1. Support sistem dalam keluarga : Orang tua 2. Kegiatan keagamaan : Diselenggarakan dirumah dan dimesjid I. Reaksi Hospitalisasi 1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap a. Ibu membawa anaknya ke RS karena : tubuh anak bengkak b. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : iya c. Perasaan orang tua saat ini : Orang tua lebih tenang karena anaknya dirawat dengan baik di rumah sakit. d. Orang tua selalu berkunjung ke RS : Iya e. Yang akan tinggal dengan anak : ayah, ibu,dan nenek 2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap a. Anak belum mengerti bahwa ia dibawah dirumah sakit karena sakit b. Klien belum mengerti apa yang menyebabkan dia sakit J. Aktivitas sehari-hari 1. Nutrisi Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit a. Selera makan Baik Baik b. Menu makan Nasi +sayur+lauk Bubur+ sayur+ lauk c. Frekuensi 3 X sehari, habis 3 X sehari, habis d. Pantangan makan e. Cara makan Disuapi Disuapi
2. Cairan Kondisi a. Jenis minuman b. Frekuensi minum c. Kebutuhan cairan
Sebelum Sakit Air putih dan teh 4-5 gelas/hari 1091 cc/ hari
Saat Sakit Air putih, susu ± 4 gelas/hari 909 cc/ hari 8
d. Cara pemenuhan
Gelas
Gelas
3. Eliminasi (BAB&BAK) Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit BAB a. Tempat Toilet Toilet pembuangan b. Frekuensi (waktu) 1 X sehari 1 X sehari c. Konsistensi Lunak Lunak d. Kesulitan Tidak ada Tidak ada e. Obat pencahar Tidak digunakan Tidak digunakan BAK a. Tempat Toilet Menggunakan kateter pembuangan b. Frekuensi (waktu) 4 X sehari (700 cc/ 4 X sehari (550 cc/ hari) hari) c. Konsistensi Kuning jernih Kuning keruh d. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
4. Istirahat tidur Kondisi a. Jam tidur - Siang - Malam b. Pola tidur c. Kebiasaan sebelum tidur d. Kesulitan tidur
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Jam 13.00-15.00 Jam 21.30-05.00 Teratur Tidak ada
Jam 13.00-14.00 Jam 21.30-05.00 Tidak teratur Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
5. Olah Raga Kondisi Sebelum Sakit a. Program olah raga Tidak ada b. Jenis dan frekuensi Tidak ada c. Kondisi setelah Tidak ada olah raga
Saat Sakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
9
6. Personal Hygiene Kondisi a. Mandi - Cara - Frekuensi - Alat mandi b. Cuci rambut - Frekuensi - Cara c. Gunting kuku - Frekuensi - Cara
d. Gosok gigi - Frekuensi - Cara
Sebelum Sakit Dimandikan orang tua 3 X sehari Sabun dan handuk
Di lap memakai waslap 3 X sehari Handuk + Air hangat
3x seminggu Shampoo+air
Belum pernah Belum pernah
1x seminggu Dibantu orang tua menggunakan gunting kuku
Belum pernah Belum pernah
2x sehari Pasta gigi+sikat gigi, pagi dan malam sebelum tidur
2x sehari Pasta gigi+sikat gigi, pagi dan malam sebelum tidur
7. Aktifitas/Mobilitas Fisik Kondisi Sebelum Sakit a. Kegiatan sehari-hari Beramain dan nonton TV b. Pengaturan jadwal Tidak ada harian c. Penggunaan alat Bantu Tidak ada aktifitas d. Kesulitan pergerakan Tidak ada tubuh 8. Rekreasi Kondisi a. Perasaan saat sekolah b. Waktu luang c. Perasaan setelah rekreasi d. Waktu senggang klg e. Kegiatan hari libur
Saat Sakit
Saat Sakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tubuh bengkak
Sebelum Sakit Tidak ada
Saat Sakit Tidak ada
Hari minggu Senang
Tidak ada Tidak ada
Hari libur
Tidak ada
Bermain
dan nonton Tidak ada
10
TV K. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan 2. Kesadaran : composmentis 3. Tanda – tanda vital : a. Tekanan darah : 125/88 mmHg b. Denyut nadi : 110 x / menit c. Suhu : 36,5 o C d. Pernapasan : 35 x/ menit 4. Berat Badan : 19 Kg (saat sakit) 17 Kg (sebelum sakit) 5. Tinggi Badan : 108 cm 6. Kepala Inspeksi Keadaan rambut & Hygiene kepala : Baik a. Warna rambut : Hitam b. Penyebaran : Merata c. Mudah rontok : Tidak d. Kebersihan rambut : Rambut bersih Palpasi Benjolan : ada / tidak ada : Tidak ada Nyeri tekan : ada / tidak ada : Tidak ada Tekstur rambut : kasar/halus : Halus 7. Muka Inspeksi a. Simetris / tidak : Simetris b. Bentuk wajah : Oval, c. Gerakan abnormal : Tidak ada d. Ekspresi wajah : Normal/ baik Palpasi Nyeri tekan / tidak : Tidak ada Data lain : muka sembab 8. Mata Inspeksi a. Pelpebra : Edema / tidak Radang / tidak b. Sklera : Icterus / tidak c. Conjungtiva : Radang / tidak Anemis / tidak
11
d. Pupil
: - Isokor / anisokor - Refleks pupil terhadap cahaya : Positif
e. Posisi mata : Simetris / tidak f. Gerakan bola mata pemeriksa g. Penutupan kelopak mata h. Keadaan bulu mata i. Keadaan visus j. Penglihatan Palpasi Tekanan bola mata Data lain 9. Hidung & Sinus Inspeksi a. Posisi hidung b. Bentuk hidung c. Keadaan septum d. Secret / cairan Data lain 10. Telinga Inspeksi a. Posisi telinga b. Ukuran / bentuk telinga c. Aurikel d. Lubang telinga e. Pemakaian alat bantu Palpasi Nyeri tekan / tidak Pemeriksaan uji pendengaran a. Rinne b. Weber c. Swabach Pemeriksaan vestibuler Data lain 11. Mulut Inspeksi a. Gigi - Keadaan gigi
: Simetris : Mampu
mengikuti
jari
penunjuk
: Normal : Normal : 6/6 : - Kabur / tidak - Diplopia / tidak : Baik : Tidak ada
: Normal : Simetris : Ada dan simetris : Tidak ada : Tidak ada
: Normal : Simetris : Baik : Bersih / serumen / nanah : Tidak ada
: Normal : Normal : Normal : Tidak ada : Tidak ada
: Normal
12
- Karang gigi / karies : Tidak ada karies - Pemakaian gigi palsu : Tidak ada b. Gusi Merah / radang / tidak : Merah c. Lidah Kotor / tidak : Tidak d. Bibir - Cianosis / pucat / tidak : Tidak pucat dan cianosis - Basah / kering / pecah : Basah - Mulut berbau / tidak : Tidak berbau - Kemampuan bicara : Normal Data lain : Tidak ada 12. Tenggorokan a. Warna mukosa : Normal (putih kemerahan) b. Nyeri tekan : Tidak ada c. Nyeri menelan : Tidak ada 13. Leher Inspeksi Kelenjar thyroid : Membesar / tidak Palpasi a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak b. Kaku kuduk / tidak : Tidak ada c. Kelenjar limfe : Membesar/tidak Data lain : Tidak ada 14. Thorax dan pernapasan a. Bentuk dada : Normochest b. Irama pernafasan : Teratur c. Pengembangan di waktu bernapas :fase ekspirasi memanjang d. Tipe pernapasan : Dispnea Data lain : Tidak ada Palpasi a. Vokal fremitus : Teraba sama kuat pada paru kanan-kiri b. Massa / nyeri : Tidak ada Auskultasi a. Suara nafas : Vesikuler / Bronchial/Bronchovesikuler b. Suara tambahan : Ronchi / Wheezing / Rales Perkusi Redup / pekak / hypersonor / tympani
13
Data lain 15. Jantung Palpasi Ictus cordis ke V Perkusi Pembesaran jantung Auskultasi a. BJ I b. BJ II c. BJ III d. Bunyi jantung tambahan Data lain 16. Abdomen Inspeksi a. Membuncit b. Ada luka / tidak Auskultasi Peristaltik Palpasi a. Hepar b. Lien c. Nyeri tekan Perkusi a. Tympani lapang abdomen b. Redup dan Lien Data lain 17. Genitalia dan Anus 18. Ekstremitas Ekstremitas atas a. Motorik - Pergerakan kanan / kiri - Pergerakan abnormal - Kekuatan otot kanan / kiri - Tonus otot kanan / kiri - Koordinasi gerak b. Refleks
: Penggunaan oto bantu nafas
: Ictus cordis teraba di IC
: Tidak ada : Lub : Dub : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
: Tidak Kembung/Asites : Tidak : 45 X/Menit : Tidak teraba : Tidak teraba : Tidak ada :
Tympani
di
seluruh
: Redup pada organ hepar : Tidak ada : Normal
: Baik : Tidak ada : Baik :5 : Baik : Positif (Normal)
14
c. Sensori - Nyeri - Rangsang suhu - Rasa raba Ekstremitas bawah a. Motorik - Gaya berjalan - Kekuatan kanan / kiri - Tonus otot kanan / kiri b. Refleks c. Sensori - Nyeri - Rangsang suhu - Rasa raba Data lain
: Baik : Baik : Baik
: Baik : Baik :5 : Refleks patela positif : Baik : Baik : Baik : Terdapat edema pada kedua tungkai, pitting edema (+)
19. Status Neurologi. Saraf – saraf cranial a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : Klien dapat membedakan bau b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : Lapang pandang baik c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens) - Konstriksi pupil : Normal - Gerakan kelopak mata : Baik - Pergerakan bola mata : Baik - Pergerakan mata ke bawah & dalam : Baik d. Nervus V (Trigeminus) - Sensibilitas / sensori : Klien dapat merasakan sensasi pada daerah maksila dan mandibula - Refleks dagu : Baik (mampu mengatup gigi) - Refleks cornea : Baik e. Nervus VII (Facialis) - Gerakan mimik : Klien dapat tersenyum, menutup mata dengan rapat, mengangkat kedua alis, mengembangkan pipinya
15
f.
g.
h.
i.
Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : Klien dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit. Nervus VIII (Acusticus) Fungsi pendengaran : Klien dapat mendengar dengan baik Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus) - Refleks menelan : Baik - Refleks muntah : Baik - Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :Klien dapat merasakan fungsi pengecapan pada 1/3 posterior lidah. - Suara : Normal Nervus XI (Assesorius) - Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : Klien dapat mengalihkan kepala ke samping - Mengangkat bahu : Klien dapat mengangkat bahu Nervus XII (Hypoglossus) - Deviasi lidah : Klien dapat menggerakkan lidah
Tanda – tanda peradangan selaput otak a. Kaku kuduk b. Kernig Sign c. Refleks Brudzinski d. Refleks Lasequ Data lain
: Negatif : Negatif : Negatif : Negatif : Tidak ada
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun ) Dengan menggunakan DDST 1. Motorik kasar :Berlari-lari, melompat, dan berdiri dengan satu kaki selama 5 detik 2. Motorik halus :Mengambar coretan dengan crayon. 3. Bahasa :mampu meniru nyanyian anak-anak yang berlirik pendek. 4. Personal social :Anak bermain dengan teman-temannya.
XII. Test Diagnostik = Laboratorium
16
Pemeriksaan Laboratorium tgl 13/08/13 jam 08.17 Hematologi rutin Hemoglobin 13,8 11,5-15,5 g/dL Hematokrit 40,8 32-42% Eritrosit 5,20 4-5,2 106/ul Leukosit 9,8 4,5-10,5 103/ul Trombosit 144 150-450 103/ul Kolesterol total 697 < 200 mg/dl Protein total 3,83 6,7-7,8 g/dl Albumin 1,73 3,5-5,0 g/dl Globulin 2,1 1,5-3,0 g/dl
Urine rutin Warna Kejernihan Berat jenis pH Nitrit Protein urin Glukosa (reduksi) Keton Urobilinogen Bilirubin Eritrosit Leukosit
Kuning Keruh 1,015 6,5 500mg/dl / 4+ Normal 50mg/dl / 3+ Normal -
Kuning Jernih 1,013-1,030 4,6-8,0 Normal -
XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci) 1. Istirahat sampai edema berkurang (pembatasan aktivitas) 2. Pembatasan garam 1-2 gram/hari. 3. Diet rendah kolesterol <600 mg/ hari 4. Kortikosteroid : prednisone 60 mg/m2 LPB/hari (selama 4 minggu) 5. Prednisone 60 x 0,75 = 45 mg/ hari 3-3-3 6. Vipalbumin 500 mg 3 kali sehari
17
Analisa Data No. Data 1 DS: Ibu pasien mengatakan anaknya sesak. DO: Asites RR=35 x/ menit(Takipnea) Terdapat penggunaan otot bantu nafas dan pernafasan cuping hidung. Fase ekspirasi memanjang.
Masalah Pola napas tidak efektif
Penyebab Asites Distensi abdomen Menekan diafragma Penurunan ekspansi paru Depresi pusat nafas Takipnea, penggunaan otot bantu pernapasan
2
3
DS: Ibu pasien mengatakkan bahwa tubuh pasie bengkak pada muka, kedua tungkai. DO: a. Tampak asites, edema pada muka dan kedua tungkai. b. Terjadi kenikan BB: sebelum sakit (17 Kg) dan saat sakit (19 Kg) c. Balance cairan Intake (minum) - output (urin + IWL) = 909 - (550+209) = + 150 cc
Hipervolemia
Faktor Resiko Imununosupresi
Resiko Infeksi
:
Pola napas tidak efektif Hipoalbuminemia Penurunan tekanan osmotik plasma Peningkatan tekanan hidrostatik Perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstitial Gangguan mekanisme regulasi Asites, bengkak pada muka dan kedua tungakai Hipervolemia Kegagalan dalam proses filtrasi Mekanisme penghalang protein Non selektif Kebocoran molekul besar (Immunoglobulin)
18
IgG, IgA, Transferin, dan zic masuk ke urin Sistem imun menurun/ Immununosupresi
4
Faktor Resiko : Kelebihan volume cairan
Resiko gangguan integritas kulit
Resiko infeksi Kelebihan volume cairan Resiko gangguan integritas kulit
B. Diagnosa Keperawatan sesuai prioritas 1. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat nafas d.d takipnea dan penggunaan otot bantu napas. 2. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d Asites, bengkak pada muka dan tungkai. 3. Resiko infeksi d.d immununosupresi. 4. Resiko gangguan integritas kulit d.d kelebihan volume cairan.
19
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (Nursing Care Plan) HARI/ TGL 12/8/2003
2
DIAGNOSA KEPERAWATAN Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat nafas d.d takipnea dan penggunaan otot bantu napas.
TUJUAN & KH
Setelah dilkakukan asuhan keperawatan selama 3 X 24 jam diharakan pola nafas pasien efektif dengan kriteria hasil: a. RR= 20-30 X/ menit b. Tidak ada pernafasan cuping hidung, bunyi nafas tambahan, dan penguunaan otot bantu pernapasan. c. Anak mampu melakukan relaksasi (nafas dalam) Hipervolemia b.d Setelah dilkakukan gangguan asuhan keperawatan mekanisme selama 3 X 24 jam regulasi d.d Asites, diharakan terjadi bengkak pada keseimbangan volume
INTERVENSI 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
1. 2. 3. 4.
Observasi frekuensi pernafasan. Observasi adanya pernafasan cuping hidung Auskultasi adanya bunyi nafas tambahan. Observasi pengunaan otot bantu pernapasan. Posisikan pasien semifowler. Ajarkan keluarga tentang tekhnik relaksasi (nafas dalam) pada anak. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen tambahan.
RASIONAL 1. Peningkatan frekuensi nafas menunjukkan bahwa pasien sesak. 2. Pernafasan dengan cuping hidung menunjukkan bahwa pasien sesak. 3. Adanya bunyi ronchi menunjukkan adanya penumpukan sekret dan adanya buny wheezing menunjukkan penyempitan jalan nafas 4. Penguunaan otot bantu nafas menunjukkan bahwa pasien sesak. 5. Posisi semi fowler dapat memaksimalkan ekspansi paru. 6. Tekhnik relaksasi dapat membantu pemenuhan oksigen sehingga pasien tidak sesak. 7. Pemberian oksigen yang cukup dapat memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien.
Kaji lokasi dan luas edema. 1. Edema dapat bertambah terutama pada Monitor tanda-tanda vital. jaringan yang tergantung. Edema Monitor intake dan output periorbita menunjukkan adanya cairan. perpindahan cairan. Semakin luas edema Timbang berat badan setiap menunjukkan semakin banyak tubuh 20
muka dan tungkai.
3
cairan dengan kriteria hasil: 5. a. Edema dan Asiter berkurang. b. TTV dalam batas 6. normal (TD= 105/65 mmHg, N= 75-100 x/ menit, RR= 20-30 x/menit, T= 36,5-37,5 0C) c. Balance cairan = 20 cc d. BB ideal e. Terjadi peningkatan albumin = 3 g/dl
Resiko infeksi d.d Setelah dilkakukan immununosupresi. asuhan keperawatan selama 2 X 24 jam diharakan tidak terjadi infeksi dengan dengan kriteria hasil: a. TTV dalam batas normal (TD= 105/65 mmHg, N= 75-100 x/ menit, RR= 20-30 x/menit, T= 36,537,5 0C)
1. 2.
3. 4. 5.
hari. kelebihan cairan. Ajarkan keluarga tentang 2. Takikardi dan hipertensi dapat terjadi pembatasan konsumsi garam karena kegagalan ginjal untuk pada pasien 1-2 gram/ hari mengeluarkana urine. Kolaborasi dengan dokter 3. Hasil balance cairan yang positif dalam pemberian diuretik menunjukkan kelebihan volume cairan. dan albumin. 4. Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada retensi cairan. 5. Konsumsi garam yang berlebih dapat menyebabkan retensi Na yang berlehihan sehingga pasien edema. 6. Pemberian diuretik dapat melebarkan lumen tubular, mengurangi hiperkalemia dan meningkatkan volume urine adekuat. Pemberian albumin dapat menigkatkan tekanan osmotik dan menurunkan tekanan hidrostatik sehingga odema berkurang. Observasi Tanda-tanda vital. 1. Kenaikan tanda-tanda vital terutama suhu Observasi tanda tanda-tanda dapat mengindikasika infeksi. infeksi (kolor, Dolor, Rubor, 2. Adanya kolor, Dolor, Rubor, Tumor, Tumor, Fungsiolesia). Fungsiolesia menunujukkan adanya Monitor hasil laboratorium infeksi. leukosit. 3. Peningkatan leukosit menujukkan respon Ajarkan keluarga tandatubuh terhadap bakteri, virus, jamu yang tanda infeksi. mengindikasikan telah terjadi infeksi. Cuci tangan sebelum dan 4. Dengan mengetahui tanda-tanda infeksi, sesudah kontak dengan orang tua dapat melaporkan kondisi pasien, sebelun dan sesudah anaknya ke dokter jika terjadi infeksi. kontak dengan lingkungan 5. Tangan merupakan media penularan 21
b. Tidak ada tandatanda infeksi (kolor, Dolor, Rubor, 6. Tumor, Fungsiolesia). 7. c. Leukosit dalam batas normal 6.000- 8. 10.000
4
pasien, serta saat kontak dengan cairan tubuh pasien. Lindungi anak dari kontak individu yang terinfeksi. Lakukan tindakan invasif dengan tekhnik aseptik Ajarkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, sebelun dan sesudah kontak dengan lingkungan pasien, serta saat kontak dengan cairan tubuh pasien. 9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik. Resiko gangguan Setelah dilkakukan 1. Monitor adanya kemerahan integritas kulit d.d asuhan keperawatan dan lesi pada pasien. kelebihan volume selama 2 X 24 jam 2. Anjurkan pasien agar cairan. diharakan tidak terjadi menggunakan pakaian gangguan integritas longgar. kulit dengan dengan 3. Hindari kerutan pada tempat kriteria hasil: tidur. a. Tidak ada 4. Jaga kebersihan kulit agar kemerahan, luka, tetap bersih. dan ulkus dekubitus 5. Mobilisasi pasien (ubah b. Kulit bersih posisi pasien miring kanan c. Mampu miring kiri) tiap 2 jam. mempertahankan 6. Memandikan pasien dengan kelembapan kulit. sabun dan air hangat.
penyakit. 6. F 7. Tindakan aseptik dapat membunuh bakteri penyebab infeksi. 8. Tangan merupakan media penularan penyakit. 9. Pemberian antibiotik sebagai profilaksis sebelum terjadi infeksi.
1. Kemerahan dan lesi pada kulit menujukkan gangguan integrtas kulit. 2. Penggunaan pakaian longgar mengurangi resiko terjadinya gangguan sirkulasi sehingga tidak terjadi lesi. 3. Kerutan pada tempat tidur dapat mengiritasi kulit dengan edema. 4. Kebersihan kulit dapat mengurangi iritasi pada kulit. 5. Mobilisasi pasien dapat mengurangi penekanan yang lama pada daerah edema. 6. Kulit yang kotor menyebakan bakteri berkoloni di kulit dan menyebabkan lesi. 7. Baby oil dapat melembakan kulit. 22
7.
8.
Ajarkan keluarga agar 8. Mencegah terjadinya iritasi pada kulit. mengoleskan lotion/minyak/baby oil pada daerah yang tertekan. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.
23
DAFTAR PUSTAKA Askep Sindrom Nefrotik pada Anak. Diakses pada 20 Oktober 2018: https://www.pdfcoke.com/doc/136922176/Askep-Sindrom-Nefrotik-PadaAnak (Online) Donna L, Wong. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica Ester. Jakarta: EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 2. Salemba Medika : Jakarta. Husein A Latas. 2002. Buku Ajar Nefrologi. Jakarta: EGC. Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process (Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit), alih bahasa: Dr. Peter Anugrah. Jakarta: EGC
24