Sikap Terhadap Bunga Bank

  • Uploaded by: Yudi Adhitiya
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sikap Terhadap Bunga Bank as PDF for free.

More details

  • Words: 523
  • Pages: 2
SIKAP TERHADAP BUNGA BANK Haramnya bunga bank tentu sudah kita pahami bersama. Karena karakter bunga bank begitu pas dengan karakter riba yang dalil-dalil pengharamannya sudah dangat jelas. Namun di zaman berkuasanya ekonomi konvensional seperti sekarang, sangat tidak mudah untuk menghindari bunga bank. Kondisi KETERPAKSAAN membuat kita tetap berurusan dengan bank-bank yang tidak sesuai syariah. Okelah kita tidak menikmati bunga dari bank-bank tersebut karena keharamannya. Tapi apa yang harus kita lakukan terhadapnya? Ada 2 pendapat utama dari para ulama mengenai hal ini. Pendapat pertama mengatakan bahwa ketika seseorang TERPAKSA berurusan dengan bank ribawi, maka jangan diambil bunganya, biarkan saja di akunnya. Pendapat ini juga melarang penggunaan bunga bank untuk kegiatan-kegiatan sosial atau sedekah, karena sedekah dari barang haram tidak diterima. Disebutkan dalam hadits yang shahih, "Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik" (HR. Muslim) Konsekuensinya, nasabah ketika ingin menutup tabungannya, harus menyisakan sejumlah uang sesuai bunga yang ia dapat selama menabung. Namun berlainan dengan pendapat pertama, pendapat kedua membolehkan, bahkan menganjurkan kaum muslimin yang TERPAKSA menabung di bank ribawi agar tidak membiarkan uangnya di bank tersebut, bahkan harus memanfaatkan uangnya untuk kegiatan sosial, sedekah, atau yang semisalnya. Beberap hujjah mengenai pendapat kedua adalah sbb: 1. Bunga memang bukan hak nasabah, namun ia juga bukan hak bank. Sehingga bunga bank haram, baik bagi nasabah maupun bagi bank. 2. Membiarkan bunga bank tetap di bank, berakibat pada semakin besarnya dana bank untuk melakukan aktivitas ribawinya. Padahal Islam melarang untuk saling tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran (QS. 5:2) 3. Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyuruh sahabat untuk bersedekah dengan kambing panggang yang dihidangkan kepada beliau karena ketika akan dihidangkan diketahui bahwa kambing tersebut diambil tanpa seizin pemilikinya. Nabi bersabda "Berikanlah kepada para tawanan untuk dimakan" (Hr. Ahmad dengan sanad yang baik) 4. Dalam suatu atsar, dikisahkan bahwa al-Hasan radhiallahu anhu pernah ditanya tentang tobatnya koruptor -mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi- dan status hartanya setelah semua pasukan kembali ke rumah masing-masing. Beliau menjawab, "Disedekahkan". 5. Menyalurkan bunga bank sebagai sedekah atau kegiatan sosial, tidak bertentangan dengan hadis larangan sedekah kecuali dengan harta yang halal. Karena pada dasarnya, nasabah yang menyalurkan bunga bank tersebut bukan bertindak sebagai pemberi sedekah, tapi penyalur sedekah. Ia tidak mendapatkan pahala sedekah, tapi mendapatkan pahala sebagai penyalur kebaikan (tolong menolong dalam kebaikan). Selain itu pahala juga baginya karena telah berusaha menghindar dari harta haram (bunga bank). 6. Dari sudut pandang ekonomi makro, yang paling dirugikan dari sistem riba adalah masyarakat miskin. Karena sistem riba sebagai bagian dari sistem ekonomi kapitalis, membuat kaya semakin kaya dan miskin semakin miskin, sehingga mengembalikan

harta tersebut (bunga bank) kepada fakir miskin adalah tindakan yang tepat. Demikian 2 pendapat utama berkenaan dengan bunga bank. Saya pribadi lebih cenderung pada pendapat kedua karena lebih meminimalisir mudharat dan memperbesar manfaat. Satu hal lagi yang patut diperhatikan dalam bersikap terhadap bunga bank adalah mengeluarkannya dari perhitungan zakat. Karena 2.5% yang dihitung adalah 2.5% dari harta halal yang dimiliki. Adapun bunga bank, bukanlah harta halal. Namun jika kita melebihkan zakat kita sebagai sedekah tentu diperbolehkan (QS. 2:184). Di atas itu semua, mari tetap berusaha keras menghindari bank ribawi. Wallahul-musta'an Dan Allah-lah Yang Maha Penolong Referensi: http://muqorrobin.multiply.com/tag/islamic finance

Related Documents


More Documents from "opnofti prihandayu"