Seminar Pnc Benar.docx

  • Uploaded by: Munss
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Seminar Pnc Benar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,592
  • Pages: 32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan

kesehatan

bertujuan

untuk

meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang, agar dapat terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan adalah

keadaan

sejahtera

dari

badan,

jiwa

dan

sosial yang

memungkinkan seorang hidup produkitf secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2007). Di Indonesia tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) 235 per 100.000 kelahiran hidup hingga akhir tahun 2009 diharapkan Angka

Kematian

Ibu

mencapai

226

per

100.000

kelahiran

hidup.(http://mythaattaryeza.blogspot.com/2013/1) Asuhan masa nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Propinsi Sumatera Selatan AKI pada tahun 2007 adalah 467/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI disebabkan karena perdarahan yaitu 45 kasus (0,03%) dari 174.618 persalinan. Pada tahun 2008 AKI yang disebabkan karena perdarahan sebanyak 43 kasus (0,02%) dari 177.058 persalinan. (Profil Dinas Kesehatan Prop. SumSel,2008).(Sumber:httphttp://mythaattaryeza.blogspot.com/2013/1)

B. Rumusan masalah Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny.”f” post partum di puskesmas antang perumnas makassar C. Tujuan penulisan

1

1. Tujuan

umum

:

Mendapatkan

pengalaman

nyata

dalam

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dengan menggunakan management 7 langkah varney. 2. Tujuan Khusus a. Dapat melaksanakan pengkajian pada ibu nifas normal b. Dapat menentukan diagnosa potensial dan antisipasi pada ibu nifas normal c. Dapat menentukan interprestasi data secara tepat pada ibu nifas normal d. Dapat menentukan tindakan segera pada ibu nifas normal e. Dapat menentukan rencana tindakan pada ibu nifas f. Dapat mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal g. Dapat membuat evaluasi asuhan kebidanan pada ibu nifas normal D. Manfaat 1. Bagi Ibu: Untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi, dan mendeteksi sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada masa nifas serta tanda-tanda bahaya masa nifas. 2. Bagi Mahasiswa : Untuk menambah informasi dan pengetahuan serta pengalaman dalam mendiagnosa dan memberikan asuhan kebidanan

yang

tepat

dengan

menggunakan

manajemen

kebidanan. 3. Bagi Institusi PendidikanDapat memberikan pengetahuan yang didapat ditempat praktik secara nyata, yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada pendidikan yang dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa yang berguna dimasa mendatang dan sebagai referensi tentang pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas normal. E. Waktu Pengkajian

2

Pengambilan Data dan Pengkajian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny.”F” post partum hari pertama dilakukan pada tanggal 29 januari 2019 F. Tempat Pengkajian Pengambilan Data dan Pengkajian Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny.”F” post partum dilakukan di PKM antang perumanas Makassar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2013). Masa nifas merupakan masa yang dibutuhkan oleh seorang ibu untuk memulihkan kembali alat-alat kandungan kembali sama seperti sebelum hamil. Lama masa nifas sekitar 6-8 minggu. Pada periode ini orang tua mengalami rentang waktu transisi untuk menerima anggota baru dalm lingkungan mereka, yaitu seorang bayi.( Indriyani Diyan, 2013) B. Tujuan Asuhan Masa Nifas Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan dari pemberian asuhan pada ibu masa nifas, tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama masa nifas antara lain untuk (Rukiyah, A. Dkk.2011) :

3

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga. 2. Melaksanakan skrinning yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun penunjang. 3. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi. 4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan. 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat; memberikan pelayanan keluarga keluarga berencana( Saifuddin, 2006).

C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas Setelah proses persalinan selesai bukan berarti tugas dan tanggungjawab seorang bidan terhenti, karena asuhan kepada ibu harus dilakukan secara komprehensif dan terus menerus, artinya selama masa kurun reproduksi seorang wanita harus mendapatkan asuhan

yang

berkualitas

dan

standar,

salah

satu

asuhan

berkesinambungan adalah asuhan ibu selama masa nifas, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab antara lain (Rukiyah, A. dkk. 2013) : 1. Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk memastikan keduanya dalam kondisi yang stabil.

4

2. Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama, 20-30 menit pada jam kedua, jika kontraksi tidak kuat. Masase uterus sampai keras karena

otot

akan

menjepit

pembuluh

darah

sehingga

menghentikan perdarahan. 3. Periksa tekanan darah, kandung kemih, nadi, perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua. 4. Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersihkan perineum, dan kenakan pakaian bersih, biarkan ibu istirahat , beri posisi yang nyaman, dukung program bounding attachman dan ASI eksklusif, ajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa fundus dan perdarahan, beri konseling tentang gizi, perawatan payudara, dan kebersihan diri. 5. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengna kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. 6. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. 7. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman 8. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi. 9. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan. 10. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. 11. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan

diagnosa

melaksanakannya

untuk

dan

rencana

mempercepat

tindakan proses

serta

pemulihan,

mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode masa nifas. 12. Memberikan asuhan secara professional.

5

D. Tahapan Masa Nifas Puerperium dibagi dalam 3 periode, yaitu (Rukiyah, A.dkk. 2011) 1. Puerperium dini, yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, dan berjalan, yaitu kurang lebih sampai 40 hari. 2. Puerperium intermedial, yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu. 3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi.

Waktu

untuk

sehat

sempurna

bisa

berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan. (Mochtar, R.,2000).

E. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas 1. Perubahan Sistem Reproduksi a. Uterus Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan uterus ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Involusi disebabkan oleh (Rukiyah, A.dkk.2011) : - Pengurangan

estrogen

plasenta.

Pengurangan

estrogen

menghilangkan stimulus ke hipertropi dan hiperplasia uterus. - Iskemia miometrium. Miometrium terus berkontraksi dan berinteraksi setelah kelahiran, mengkontriksi pembuluh darah dan mencapai haemostasis pada sisi plasenta. Iskemia menyebabkan atropi pada serat-serat otot. - Autolisis

miometrium.

Selama

kehamilan,

estrogen

meningkatkan sel miometrium dan kandungan protein (aktin dan

miosin),

penurunan

estrogen

setelah

melahirkan

menstimulasi enzim proteolitik dan makrofag untuk menurunkan dan mencerna (proses autoloisis) kelebihan protein dan sitoplasma intrasel, mengakibatkan pengurangan ukuran sel

6

secara menyeluruh. Jaringan ikat dan lemak biasanya ditelan, dihancurkan dan dicerna oleh jaringan makrofag. Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusio terlihat pada tabel berikut : NO Waktu Involusi

Tinggi Fundus Uteri

Berat

1

Bayi lahir

Setinggi pusat

2900 gram

2

Plasenta lahir

Dua jari bawah pusat

750 gram

3

1 minggu

Pertengahan

pusat- 500 gram

simfisis

4

2 minggu

Tidak

teraba

diatas 350 gram

simfisis

5

6 minggu

Bertambah kecil

50 gram

6

8 minggu

Sebesar normal

30 gram

Segera setelah persalinan bekas implantasi plasenta berupa luka kasar dan menonjol kedalam cavum uteri. Penonjolan tersebut diameternya kira-kira 7,5 cm. Sesudah 2 minggu diameternya berkurang menjadi 3,5 cm. Pada minggu keenam mengecil lagi sampai 2,4 cm dan akhirnya akanpulih kembali. Disamping itu, dari cavum uteri keluar cairan secret yang disebut lochia. Ada beberapa jenis lochia, yakni ( Suherni, dkk.2009) :

7

- Lochia rubra (cruenta). Muncul pada hari I-II pasca persalinan, berwarna merah mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium. - Lochia sanguinolenta. Muncul pada hari III-VII pasca persalinan, berwarna merah kuning dan berisi darah dan lendir. - Lochia serosa. Muncul pada hari VII-XIV pasca persalinan, berwarna kuning dan cairan tidak berdarah lagi. - Lochia alba. Muncul sejak 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna putih mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. - Lochia purulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk - Lochiastatis. Lochia yang tidak lancar keluarnya. b. Afterpains (rasa sakit) Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan biasa menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, ditempat uterus terlalu tegang ( misalnya, pada bayi besar dan kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus. Oleh karena itu, perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu

mengganggu

dapat

diberikan

obat

antimules.(Rukiyah, A.dkk.2011)

c. Perubahan serviks dan segmen bawah uterus

8

antisakit

dan

Segera setelah melahirkan serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya dan bahkan sukar dimasuki 1 jari. Oleh karena hiperplasia dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan robekan-robekan

pada

pingggirnya,

terutama

pada

pinggir

sampingnya.(Rukiyah, A.dkk.2011) d. Perubahan

pada

vulva,

vagina

dan

perineum

(Rukiyah,

A.dkk.2011) Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Vagina dan pintu keluar vagina pada bagian pertama masa nifas membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang rukurannya secara perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran nullipara. Setelah minggu ketiga rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia jadi lebih menonjol. Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke 5 , perineum sudah mendapatkan kemballi sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan (nullipara). Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum

9

mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikaasi tertentu. Hymen mengalami rupture pada saat melahirkan bayi pervaginam, kemudian setelah melahirkan hymen muncul sebagai beberapa

potongan

jaringan

kecil

yang

berubah

menjadi

curunculae mirtiformis yang khas pada wanita yang pernah melahirkan.

2. Sistem pencernaan (Rukiyah, A.dkk.2011) Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah,

dan

melambatkan

kontraksi

melahirkan, kadar progesteron

otot-otot

polos.

Pasca

juga mulai menurun.

Namun

demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal. Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain: a. Nafsu makan. Pasca melahirkan biasanya ibu merasa lapar sehingga

diperbolehkan

untuk

mengkonsumsi

makanan.

Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. b. Motilitas. Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan

analgesia

dan

anestesia

bisa

memperlambat

pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal. c. Pengosongan usus. Pasca melahirkan ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal pasca persalinan, dehidrasi, hemoroid atau laserasi jalan lahir. Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain: pemberian diet / makanan yang mengandung serat ,

10

pemberian cairan yang cukup , pengetahuan tentang pola eleminasi pasca melahirkan , perawatan tentang perawatan luka jaln lahir, bila usaha diatas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau obat yang lain.

3. Sistem perkemihan Saluran kencing kembali normal dalam 2-8 minggu, tergantung pada keadaan atau status sebelum persalinan, lamanya partus kala2,

besarnya

tekanan

kepala

yang

menekan

pada

saat

persalinan.( Suherni,dkk.2009). Kandung kencing masa nifas mempunyai kapasitas yang bertambah besar dan relatif sensitif terhadap tekanan cairan intravesuca. Urin dalam jumlah besar (diuresis) akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam. Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan sebagai respon terhadap penurunan estrogen (Rukiyah,A.dkk.2011)

4. Perubahan sistem endokrin Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain (Rukiyah, A.dkk.2011) : a. Hormon plasenta. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (Human placenta lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas . b. Hormon pituitary. Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi ASI. FSH dan LH meningkat pada fase

11

konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga terjadi ovulasi. c. Hypotalamik pituitary ovarium. Hypotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu d. Hormon oksitosin. Disekresikan oleh kelenjar otak bagian belakang, bekerja tehadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi,sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri. e. Hormone estrogen dan progesteron. Volume darah normal selama kehamilan akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang dalam hal ini dapat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.

5. Perubahan tanda-tanda vital Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain (Rukiyah,A.dkk.2011) a. Suhu badan. Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C. Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 0C dari

12

keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini sebagai akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 postpartum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu diatas 380C, waspada terhadap infeksi postpartum. b. Nadi. Dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang berlebihan. Setiap denyut nadi diatas 100x/menit selama masa nifas adalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi atau haemoragic postpartum. Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi selama jam

pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai

menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil. c. Tekanan darah. Adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik antara 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kadud normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahn tekanan darah menjadi lebih rendah pasca persalinan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada postpartum merupakan tanda terjadinya preeklampsia postpartum. d. Pernapasan. Frekuensi pernapasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu postpartum umumnya pernapasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila

13

suhu nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas. Bila pernapasan

pada

masa

postpartum

menjadi

lebih

cepat,

kemungkinan ada tanda-tanda syok.

F. Perubahan Psikologis pada Masa Nifas Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan,

ibu

akan

mengalami

fase-fase

sebagai

berikut

(Suherni,dkk.2009): 1. Fase taking in Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai kedua setelahmelahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali mencceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapt dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gannguan psikologis yang mungkin dialami, seprti mudah tersinggung dan menangis. Pada fase ini petugas kesehatan harus menngunakan pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik. Ibu hanya ingin didengarkan dan diperhatikan. Kemampuan mendengarkan (listening skills) dan menyediakan waktu yang cukup merupakan dukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Gannguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu adalah:

14

a. Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentanng bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lain-lain. b. Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misalnya rasa mules karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, dan nyeri luka jahitan. c. Rasa bersalah karena belumbisa menyusui bayinya. d. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan tanggung jawab ibu semata.

2. Fase taking hold Yaitu periode yuang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.

Pada

fase

ini

ibu

timbul

rasa

khawatir

akan

ketidakmampuan dan rasa tanggungjawabnya dalam merawat bayi. Ibu

mempunyai

perasaan

sangat

sensitif

sehingga

mudah

tersinggung dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas. Tugas kita adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.

15

3. Fase letting go Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran

barunya.

melahirkan.

Ibu

Fase

ini

sudah

berlangsung mulai

sepuluh

menyesuaikan

hari diri

setelah denngan

ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga

siap

terjaga

untuk

memenuhi

kebutuhan

bayinya.

Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.

16

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN NY”F” POST PARTUM FISIOLOGI DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS TANGGAL10JANUARI2019

No.Register

:005/PKM-AP/1/2019

Tanggal masuk

:09januari 2019,pukul 08:00 WITA

Tanggal partus

: 09januari 2019,pukul 08:25 WITA

Tanggal pengkajian

: 10januari 2019,pukul 08:00 wita

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI Nama

: Ny.F/Tn.R

Umur

: 22/21 tahun

Nikah / lamanya

: 1x/± 1 tahun

Suku

: Makassar/makassar

Agama

: islam/islam

Pendidikan

: SMA/SMA

Pekerjaan

: IRT/Wirasuasta

Alamat

: jlnBiola 2 /6.100

17

B. DATA BIOLOGIS 1. Keluhan utama - Ibumerasakanlelah - ibunyeripada perineum 2. Riwayat keluhan utama - ibumerasakannyeripada perineum C. RIWAYAT KESEHATAN LALU - Ibu tidak pernah menderita penyakit Diabetes Mellitus, hypertensi, jantung dan hepatitis - Tidak riwayat alergi makanan

D. RIWAYAT OBSTETRI 1. Riwayat haid - Menarche

: umur 13 tahun

- Siklus haid

: 28 hari

- Durasi haid

:5 hari

- Perlangsungan haid :Normal 2. Riwayat kehamilan - GIP0A0 mual dan muntah dirasakan pada umur kehamilan muda (trimester I) - HPHT tanggal 21-04-2018 - TP tanggal 28-01-2019 3. Riwayat penyakit ginekologi - Ibu tidak ada penyakit menular seksual - Tidak ada riwayat penyakit kandungan 4. Riwayat KB - Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB 5. Riwayat Persalinan

18

Kala II : 5 menit Kala III : 10 menit, plasenta lahir lengkap Kala IV : perdarahan ± 100 cc kontraksi uterus baik TFU setinggi pusat Keadaan umum ibu baik, hasil TTV : TD : 100/80 mmHg N

: 88x/i

P

:24x/i

S

:36,0 °C

E. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI 1. Ibu tinggal bersama suami 2. Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga 3. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami 4. Biaya persalinan di tanggung oleh suami

F. RIWAYAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR 1. Nutrisiterpenuhi 2. Eleminasi - Kebiasaan BAB 1x sehari BAK 3-5x sehari - Perubahan selama post partum Ibu belum BAB setelah melahirkan BAK ± 2 kali

19

3. Pola istirahat dan tidur - Kebiasaan Tidur siang ± 2jam Tidur malam ± 7-8 jam - Perubahan selama post partum Ibu sering terbangun karena bayinya menangis 4. Personal hygiene - Kebiasaan: Mandi 2x sehari - Perubahan selama post partum Ibu belum mandi selama melahirkan Ibu ganti pembalut 3x sehari G. PEMERIKSAAN FISIK 1. Kesadaran umum baik 2. Tanda-tanda Vital TD : 100/80 mmHg N : 84x/i P

:24x/i

S

: 36.5°C

3. Pemeriksaan inspeksi dan palpasi - Kepala Rambut dan kulit kepala bersih, rambut hitam, dan tidak rontok dan tidak ada nyeri tekan

20

- Wajah Simetris kiri dan kanan Tidak pucat dan tidak ada oedema -

Mata Tidak ada secret Konjungtiva warna merah muda Sklera warna putih dan tidak ikterus - Mulut dan gigi Mulut dan gigi bersih, tidak ada caries - Telinga Simetris kiri dan kanan Telinga bersih dan tidak ada serumen - Leher Tidak ada pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe dan kelenjar tyroid - Payudara Simetris kiri dan kanan Puting susu menonjol dan ada pengeluaran colostrum Hyperpigmentasi pada areola mammae - Abdomen TFU setinggipusat

21

Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar) Kandung kemih kosong - Vulva dan perineum Pengeluaran lochia rubra, bau amis, dan berwarna merah tua - Anus Tidak ada hemoroid - Ekstremitas Tidak ada oedema dan varices

LANGKAH II IDENTIFIKASI MASALAH AKTUAL DIAGNOSA : PIA0 post partum berlangsung normal ANALISA DAN INTREPRETASI DATA Masa nifas adalah masa pulih kembali alat-alat reproduksi mulai dari persalinan sampai keadaan seperti prahamil( Rustam Mochtar, tahun 1998, hal.115) Setelah plasenta lahir maka uterus mengalami kontraksi dan reaksi , bentuknya menjadi bulat dalam proses involusio. Kualitas uterus menjadi lebih kecil. Pada pemeriksaan TFU didapatkan penurunan 1 jari( 1cm) per hari. Pada uterus hampir kembali keukuran semula (Verallas tahhun 1997 hal.155) Lochia adalah secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pada hari I-II post partum, lochia yang keluar adalah lochia rubra terdiri dari darah segar bercampur lendir dan sisa-sisa selaput

22

ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa dan mekonium ( Sarwono prawirohardjo, tahun 2006 hal.241)

LANGKAH III MERUMUSKAN DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Tidak ada data yang menunjang terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA/ KOLABORASI KolaborasitidakadadantindakansegeraHactingpadaluka perineum

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ATAU PLANNING Tujuan : 1. Post partum hari pertama berlangsung normal 2. Tidak terjadi infeksi pada jalan lahir Kriteria : a. Keadaan umum ibu baik b. Tanda-tanda vital dalam batas normal TD : sistol 100-120 diastol 60-90 mmHg N : 60-90x/i P : 16-20x/i S :36,5-37,5°C c. TFU mengalami penurunan d. Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar) e. Lochia rubra hari I-III post partum f. Kandung kemih kosong g. Lochia normal dan tidak berbau busuk

23

h. Tidakterdapatperadangan Rencana Tindakan : 1. cucitangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan 2. Beri ucapan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya 3. Observasi keadaan ibu dan tanda-tanda vital tiap 6 jam 4. Observasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran lochia 5. Jelaskan penyebab nyeri perineum 6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya seseringmungkin 7. Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut jika basah atau penuh 8. Laksanaan pemberian obat amoxicillin 500 mg 3x1 (tab) Asam mefenamat 500 mg 3x1 (tab) SF 1x1 (tab) Vitamin A 1x1 (kapsul) 9. Lakukan perawatan payudara dan mengajarkan ibu cara melakukan perawtan payudara. 10. Ajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif. LANGKAH VI IMPLEMENTASI Tanggal 10 januari 2019,pukul 08:00 wita 1. Mencuci

tangan

sebelum

dan

sesudah

melakukan

tindakan;telahdilakukan 2. Memberi

ucapan

selamat

kepada

bayinya;telahdiberikanucapanselamat 3. Memeriksa tanda-tanda vital; TD : 100/80 mmHg 24

ibu

atas

kelahiran

N :84x/i P

:24x/i

S

:36.5 °C

4. Mengobservasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran lochia;TFU setinggi

pusat,Kontraksi

uterus

baik

(

teraba

keras

dan

bundar),Pengeluaran Lochia rubra 5. Menjelaskan penyebab nyeri;telah dijelaskan penyebab nyeri 6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin;ibu telah menyusui bayinya sesering mungkin 7. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalutnya jika basah atau penuh;ibu telah mengganti pembalut saat merasa penuh 8. Laksanaan pemberian obat amoxicillin 500 mg 3x1 (tab) Asam mefenamat 500 mg 3x1 (tab) SF 1x1 (tab) Vitamin A 1x1

LANGKAH VII EVALUASI Tanggal 10 januari 2019,pukul 08:00 wita 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. Pemeriksaan TTV dalam batas normal TD : 100/80 mmHg N

: 84 x/i

25

P

:24 x/i

S

: 36.5 °C

1. TFU setinggipusat 2. Kontraksi uterus baik ( teraba keras dan bundar) 3. Lochia rubra 4. Teknik menyusui ibu sudah benar

26

BAB IV PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”F” FISIOLOGI POST PARTUM DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS TANGGAL 10JANUARI 2019

Tanggal masuk

:09 januari 2019,pukul 08:00 WITA

Tanggal partus

: 09januari 2019,pukul 08:25 WITA

Tanggal pengkajian

: 10 januari 2019,pukul 08:00 wita

IDENTITAS ISTRI/SUAMI Nama

: Ny.F/Tn.R

Umur

: 22/21 tahun

Nikah / lamanya

: 1x/± 1 tahun

Suku

: Makassar/makassar

Agama

: islam/islam

Pendidikan

: SMA/SMA

Pekerjaan

: IRT/Wiraswasta

Alamat

: jln Biola 2 /6.100

27

DATA SUBJEKTIF (S) 1. Ibu melahirkan tanggal 09 januari 2019,pukul 08:25 WITA 2. Ibu merasakannyeripada perineum DATA OBJEKTIF (O) 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar) 3. TFU setinggi pusat 4. Pengeluaran Lochia rubra 5. Tanda-tanda vital TD : 100/800 mmHg N :84x/i P

:24x/i

S

:36.5 °C

ASSESMENT (A) PIA0 Post partum berlangsung normal PENATALAKSANAAN (P) 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan;prosedur telahdilaksanakan 2. Memberi ucapan selamat pada ibu atas kelahiran bayinya; ibu senang dan bahagia 3. Memeriksa tanda-tanda vital Hasil: TD : 100/80 mmHg

28

N : 84x/i P

: 24x/i

S

: 36.5 °C

4. Mengobservasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran lochia;TFU setinggipusat pusat, kontraksi uterus baik( teraba keras dan bundar) dan pengeluaran lochia rubra 5. Menjelaskan penyebab nyeri; ibu mengerti dengan penjelasan tersebut 6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin ;ibu bersedia melakukannya 7. Melakukan perawatan payudara dan mengajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara;ibu mengerti dan telah dilakukan perawatan payudara 8. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar ;ibu tahu dan mengerti tentang penjelasan dan telah mengikutinya 9. Penatalaksanaan pemberian obat Hasil : Asam mefenamat 500 mg 3x1 (tab) Amoxicilin mg 2x1 (tab) SF 1x1 (tab) Vitamin A 1x1 (kapsul)

29

BAB V PENUTUP A.

Kesimpulan Masa nifas merupakan masa yang dimulai setelah plasenta lahir hingga pulihnya kembali alat-alat reproduksi. Masa nifas merupakan fase dimana ibu harus mendapatkan dukungan dan perhatian penuh baik dari bidan maupun dari suami atau keluarga, karena pada fase tersebut terjadi beberapa perubahan pada ibu baik perubahan fisiologis maupun psikologis. Nyeri perut bagian bawah merupakan salah satu perubahan fisiologis pada masa nifas, yaitu perubahan pada uterus. Nyeri ini timbul karena uterus mengalami kontraksi untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula tetapi tidak sepenuhnya seperti pada nullipara.

B. Saran Sebagai seorang bidan maupun mahasiswa kebidanan harus tahu perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas agar kita dapat memberikan asuhan yang tepat dan jika terdapat perubahan masa nifas yang nonfisiologis atau abnormal kita bisa memberikan tindakan segera.

30

DAFTAR PUSTAKA Indriyani, Diyan.2013.Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan Maternitas Postpartum. Cetakan I, Ar-Ruzz Media: Jogjakarta. Masruroh .2013. Praktik Ketrampilan Asuhan Kebidanan Nifas. Parama publishing: Yogyakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Rukiyah, Ai Yeyeh.,dkk. 2011. Asuhan Kebidanan III. CV.Trans Info Media: Jakarta Timur Suherni, dkk .2008. Perawatan Masa Nifas.Fitramaya: Yogyakarta.

31

32

Related Documents

Seminar Pnc Benar.docx
April 2020 24
Pnc
June 2020 23
Pnc Nifas.docx
June 2020 27
Aktivitas Pnc
May 2020 24
Acuartelamiento Pnc
June 2020 21
Patokan Pnc & Anc.docx
April 2020 20

More Documents from "puskesmas pancur"

Muns.docx
November 2019 33
Rahmawati(nh0417076).docx
December 2019 26
Rahma Jurnal.docx
April 2020 23
Kata Pengantar.doc
November 2019 28
Seminar Pnc Benar.docx
April 2020 24