BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah kematian dan kesakitan Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah salah satu indikator penting untuk mengukur status kesehatan masyarakat. Angka kematian Ibu ( AKI ) di indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup ( SDKI tahun 2002/2003). Hal ini merupakan salah satu masalah nasional yang belum dan sulit teratasi, angka tersebut cukup tinggi dibandingkan target AKI yang harus dicapai pada tahun 2010 yaitu per 125 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. dari hasil survei (SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan hipertensi dalam kehamilan (eklampsi), infeksi partus lama dan komplikasi keguguran. (Maureen, 2010). Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab lainnya. (Mitayani, 2009). Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan.Kematian obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya.Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus.Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia adalah salahsatunya dengan memberikan pengawasan
1
pada ibu hamil sacara teratur.gangguan yang sering kita jumpai pada kehamilan adalah mual dan muntah dalam 16 minggu pertama.kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual mual dan 34% mengalami mual di sertai muntah,dan jika wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan di minum hingga berat badannya sangat turun,turgor kulit berkurang,diuresis berkurang dan timbul asetonuri (Rustam, 2009). Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi ketika muntah terjadi sangat hebat dan dapat mengarah pada kekurangan cairan tubuh dan kehilangan berat badan. Mual (nausea) dan Muntah (emesis gravidarum) adalah hal yang normal dan sering ditemukan dalam kehamilan terutama pada trimester pertama tetapi akan berubah tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh (Adriaanz, 2012). Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual muntah pada kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Mual dan muntah bila terjadi terus menerus dapat menyebabakan dehidrasi dan jika dehidrasi tidak mendapatkan penanganan yang baik maka akan membahayakan nyawa ibu dan bayi. Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan pula karena kurangnya asupan gizi untuk wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan semua sehingga dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan perdarahan kemudian syok dan keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada ibu (Apriany, 2010). Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida.Mual biasanya terjadi pagi hari.Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu
2
pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan. (Indriyani, 2013). Data yang akurat tentang angka kejadian hiperemesis gravidarum tidak banyak dipublikasikan. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 di antara 1.000 kehamilan. Di Amerika Serikat tahun 2014 menyebutkan 0,5-2% diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000 kehamilan . Angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia tahun 2015 adalah 1,5-3% dari wanita hamil (Depkes RI, 2017) Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.
B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari hiperemesis gravidarum ? 2. Apa saja etiologi hiperemesis gravidarum ? 3. Bagaimana patofisiologi hiperemesis gravidarum ? 4. Apa tanda dan gejala hiperemisis gravidarum ? 5. Apa komplikasi dari hipremisis gravidarum ? 6. Bagaimana penatalaksanaan hiperemisis gravidarum ? 7. Bagaimana asuhan keperawatan pada hiperemisis gravidarium ?
3
C. Tujuan Makalah ini disusun bertujuan untuk : 1. Untuk memenuhi tugas stase maternitas 2. Untuk menambah informasi kepada mahasiswa keperawatan
4
BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP TEORI HIPEREMISIS GRAVIDARIUM 1. Definisi Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief, 2009). Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah di masa kehamilan dengan frekuensi serta gejala yang jauh lebih parah daripada morning sickness. (Abramowitz, 2017). Hiperemesis adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil, sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, sebagai akhirnya terjadi dehidrasi. (Hidayati, 2009) 2. Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan: a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi b. Faktor organik: perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi c. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan (Wiknjosastro, 2005). 3. Manisfestasi Klinis Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari 10 kali muntah. Akan tetapi, apabila keadaan umum ibu terpengaruh hiperemesis gravidarum. hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
5
a. Tingkat I Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini klien merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100x/menit, tekanan darah sistol menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung. b. Tingkat II Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, sehu kadang-kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi. c. Tingkat III Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wernicke ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esophagus, lambung dan retina.(Runiari. N, 2010) 4. Patofisiologi Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi trisemester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. (Wiknjosastro.2016). Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks egofagus, penurunan motilitas lambung dan peningkatan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan social kultural. Kekurangan
intake
dan
kehilangan
cairan
karena
muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
6
Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urine turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal berakibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati. (Runiari.2010) Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas dan energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk menghasilkan energi, akibatnya beberapa hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urin (terdapat atau kelebihan keton dalam urin). (Runiari.2010.hal 11)
7
Pathway Peningkatan hormone estrogen dan HCG
Penurunan pompa pylorus
Menghambat ambang depolarisasi saraf enteric
Peningkatan tekanan lambung
Hiperemesis gravidarum (mual muntah yang berlebih )
Refluks sebagian Hcl Sensasi asam
Emesis gravidarum
Kehilangan cairan berlebih
Nyeri pada epigastrik Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Nyeri akut
Dehidrasi Oliguri
Nafsu makan menurun
hemokonsentrasi Anoreksia
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan eleminasi urine
Dampak pada bayi
Resiko mordibilitas dan morialitas
Penurunan aliran darah ke jaringan
Penurunan metabolisme Penurunan ATP
Bayi lahir mati, anemia pada bayi, BBLR Koping individu tidak Anoreksia efektif
Psikologis kehamilan
Intoleransi aktifitas
Kelemahan otot
Skema 2.1 Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum (Runiari.2010.hal 12 8
5. Komplikasi Menurut Manuaba (2010) didalam terdapapt beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat adanya Hiperemesis Gravidarum pada kehamilan diantaranya: a. Komplikasi Ringan 1) Kehilangan Berat Badan Diakibatkan ibu hamil yang mengalami Hiperemesis gravidarum memuntahkan semua makanan yang telah dimakan dan diminum yang dapat menyebabkan ibu tersebut kehilangan pemenuhan nutrisi kehamilan sehingga mampu menyebabkan BB ibu turun drastis. 2) Dehidrasi Akibat rasa mual dan muntah berulang maka cairan yang seharusnya diserap oleh tubuh ikut keluar bersama makanan yang dimuntahkan, sehingga tubuh tidak memiliki banyak cairan untuk menjalankan fungsi normalnya 3) Asidosis dari kekurangan gizi Disebabkan karena rasa mual yang berlebihan meyebabkan kondisi lambung tidak adekuat dalam memproses nutrisi makanan sehingga terjadi peningkatan asam pada tubuh. Sehingga tubuh mencerna asam atau zat yang dapat diubah menjadi asam. 4) Alkalosis hypokalemia Diakibatkan karena rasa mual dan muntah berlebih sehingga kadar cairan dalam tubuh berkurang (hilangnya Na dan K) yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan pH dalam tubuh. 5) Kelemahan otot Diakibatkan karena nutrisi makanan banyak yang terbuang dalam proses muntah sehingga proses pembentukan energi terganggu dan akibatnya sel-sel otot tidak menerima asupan nutrisi dengan baik. 6) Kelainan elektrokardiografik Diakibatkan oleh makanan yang tidak termetabolisme dengan baik atau dimuntahkannya makanan yang dapat menyebabkan perfusi jaringan tidak adekuat menerima nutrisi dan mendistribusikan bahan-bahan makanan dari pengambilan sisa-sisa metabolisme. 7) Gangguan psikologi Diakibatkan oleh rasa mual dan muntah yang diderita terjadi berkalikali dalam kurun waktu 24 jam mampu memicu terjadinya stress dalam menangani hal tersebut, gelisah, tegang, dan ketakutan.
9
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan 1) Ruptur oesophageal Hal ini berkaitan dengan muntah berat, jika terlalu sering muntah maka secara tidak langsung memberikan tekanan pada esopagus untuk mengeluarkan kembali makanan yang telah dimakan. Sehingga mampu menimbulkan nyeri pada esopagus dan menimbulkan jejas yang dapat menyebakan dinding esopagus ruptus secara bertahap. 2) Encephalophaty wernike’s mielinolisis pusat pontine Dapat diakibatkan kehilangan cairan yang berlebih dari proses muntah. Sehingga, terjadi kerusakan ginjal yang memicu terjadinya gangguan regulasi vaskuler oleh ginjal. Hal ini dapat menyebabkna nyeri kepala berat pada ibu hamil. 3) Kerusakan ginjal Akibat hilangnya nutrisi dan cairan berlebih menyebabkan ginjal tidak dapat mensekresi dan ekskresi cairan di dalam tubuh dengan baik. Sehingga jika terjadi dalam waktu yang lama ginjal akan mengalami kolaps. 4) Keterlambatan pertumbuhan janin didalam kandungan Diakibatkan pemenuhan nutrisi pada plasenta janin mengalami gangguan, sehingga proses pertumbuhan janin mengalami keterlambatan (usia kandungan 16 minggu belum merasakan pergerakan janin). 5) Kematian janin Diakibatkan oleh kondisi ibu muntah berat sehingga plasenta janin kurang asupan nutrisi dan cairan. Jika terjadi dalam waktu yang lama janin mengalami defisiensi nutrisi dan akhirnya dapat menyebabkan kematian 6. Penatalaksanaan Penatalaksaan medis yang dapat diberikan antara lain: a. Hospitalisasi Tujuan penatalaksanaan hiperemesis gravidarium, saat ibu dihospitalisasi adalah memperbaiki gangguan elektrolit dan hematologis lain, mencegah komplikasi dan memindahkan ibu kerumah sakit dengan segera, meskipun banyak wanita yang memiliki angka yang tinggi untuk masuk kembali ke rumah sakit. Penyebab muntah yang terjadi secara berlebihan harus diidentifikasi, bukan semata-mata untuk membuat diagnosis banding, tetapi juga untuk mempertimbangkan faktor lain seperti masalah psikologis, yang dapat menambah keperahan ibu. (Tiran, 2008).
10
b. Obat-obatan Sedativa Phenobarbital, vitamin: Vitamin C, B1 dan B6 atau B kompleks, anti histamin: dramanin, avomin, anti emetik (pada keadaan lebih berat): Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine. Penanganan hiremesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola dirumah sakit. c. Cairan parenteral Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glokosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolisme dan vitamin (vitamin B kompleks, vitamin C) bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena. Penatalaksanaan Keperawatan antara lain: d. Isolasi dan Terapi Psikologis 1) Isolasi di ruangan yang dilakukan dengan baik dapat meringankan gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga. 2) Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut. 3) Memberikan informasi tentang diet ibu hamil dengan makan tidak sekaligus banyak, tetapi dalam porsi yang sedikit namun sering. 4) Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pasi, karena akan membuat ibu hamil mengalami pusing, mual, dan muntah. B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Riwayat keperawatan a. Riwayat kehamilan saat ini meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan antenatal dan komplikasi. b. Riwayat diet, khususnya intake cairan. c. Pengobatan yang didapat saat ini. d. Riwayat pembedahan khususnya pembedahan pada umumnya. e. Riwayat medis sebelumnya seperti riwayat penyakit obstetri dan ginekologi, kolelitiasis atau gangguan abdomen lainnya, gangguan tiroid, dan ada tidaknya depresi.
11
f. Riwayat sosial seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, ketidakhadiran di tempat bekerja, perubahan status kesehatan atau stresor kehamilan, respons anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan kondisi sakit, serta seistem pendukung. g. Integritas ego seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisi, dan kehamilan yang tidak direncanakan. h. Riwayat penyakit sebelumnya meliputi awal kejadian dan lamanya. Jika mengalami muntah, kaji warna, volume, frekuensi, dan kualitasnya. Kaji juga faktor yang memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan yang dilakukan baik di fasilitas kesehatan atau pengobatan di rumah. i. Gejala-gejala lain seperti bersendawa atau flatus, diare atau konstipasi, serta nyeri pada abdomen. Riwayat nyeri abdomen meliputi lokasi, derajat, kualitas, radiasi, serta faktor yang memperingan dan memperberat nyeri. 2. Pemeriksaan fisik : Data Fokus a. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per menit) b. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan. c. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine. d. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering. e. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat. f. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
12
g. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik. h. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang. i. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum di muntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urine. 3. Pemeriksaan penunjang a. Ulrasonografi untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dankemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa b. Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi penyulis seperti anemia dan infeksi c. Kadar gula darah karena pasien yang mual-muntah umumnya sulit makan sehingga bisa mengalami hipoglikemia d. Analisa gas darah e. Urinalisis : Kultur, mendeteksi bakeri, BUN (Blood Urea Nitrogen) f. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT, dan kadar LDH (Hazlynpote, 2013) 4. Diagnosa keperawatan Diagnosa 1 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea dan vomitus yang menetap. a. Definisi Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh. b. Batasan Karakteristik 1) Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal 2) Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
13
3) Membran mukosa dan konjungtiva pucat 4) Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan atau mengunyah 5) Luka, inflamasi rongga mulut 6) Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan. 7) Adanya perubahan sensasi rasa 8) Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan 9) Kehilangan BB dengan makanan cukup 10) Kram pada abdomen 11) Tonus otot jelek 12) Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi 13) Suara usus hiperaktif c. Faktor yang Berhubungan Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis, atau ekonomi. Diagnosa 2 Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan yang tidak adekuat. a. Definisi Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proposional. b. Batasan Karakteristik 1) Penurunan turgor kulit atau lidah 2) Membran mukosa kulit kering 3) Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume atau tekanan nadi. 4) Pengisian vena menurun baik 5) Perubahan status mental 6) Konsentrasi urine meningkat 7) Temperature tubuh meningkat 8) Kehilangan berat badan secara tiba-tiba 9) Penurunan urine output 10) HMT meningkat
14
11) Kelemahan c. Faktor yang Berhubungan Kehilangan volume cairan secara aktif dan kegagalan mekanisme pengaturan. Diagnosa 3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. a. Definisi Ketidakcukupan energi psikologis dan fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan. b. Batasan Karakteristik 1) Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas 2) Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas 3) Perubahan elektrokardiogram 4) Ketidaknyamanan setelah beraktivitas 5) Dispnea setelah beraktivitas 6) Keletihan 7) Keletihan umum c. Faktor yang Berhubungan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, Fisik tidak bugar. Diagnosa 4 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi dan kelelahan. a. Definisi Inspirasi/ekspirasu yang tidak memberikan ventilasi adekuat b. Batasan Karakteristik 1) Pola napas abnormal 2) Bradipnea 3) Penurunan tekanan ekspirasi 4) Penurunan tekanan inspirasi 5) Dispnea
15
6) Pernapasan cuping hidung 7) Ortopnea 8) Fase ekspirasi memanjang 9) Pernapasan bibir 10) Takipnea 11) Pengunaan otot bantu napas c. Faktor yang Berhubungan Ansietas, posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru, keletihan, hiperventilasi, obesitas, nyeri, keletihan otot pernapasan. 5. Perencanaan Diagnosa
Tujuan &
Keperawatan
Kriteria Hasil
Nutrisi dari
Intervensi
kurang NOC:
NIC
:
kebutuhan Nutritional Status : food Nutrition Management
berhubungan dengan
and
Fluid
Intake
nausea Kriteria Hasil:
dan vomitus yang
menetap.
2. Kolaborasi dengan ahli
berat badan sesuai
gizi untuk menentukan
dengan tujuan
jumlah
Berat
badan
ideal
kalori
dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien. 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Mampu
4. Anjurkan pasien untuk
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
meningkatkan
Tidak ada tanda tanda
dan vitamin C 5. Yakinkan
malnutrisi
alergi
Adanya peningkatan
badan
adanya
makanan
sesuai dengan tinggi
1. Kaji
Tidak
terjadi
penurunan
berat
badan yang berarti
dimakan tinggi
diet
protein
yang
mengandung serat
untuk
mencegah konstipasi 6. Berikan makanan yang terpilih(sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
16
7. Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
catatan makanan harian. 8. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 9. Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi 10. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan Nutrition Monitoring 1. BB pasien dalam batas normal 2. Monitor
adanya
penurunan berat badan 3. Jadwalkan pengobatan
dan
tindakan tidak 4. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 5. Monitor turgor kulit 6. Monitor rambut
kekeringan, kusam,
dan
mudah patah 7. Monitor
mual
dan
muntah 8. Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva 9. Monitor
kalori
dan
intake nuntrisi 10. Catat adanya edema, hiperemik,
17
hipertonik
papila lidah dan cavitas oral. 11. Catat
jika
lidah
berwarna magenta,
Kekurangan
NOC:
NIC :
Fluid balance
berhubungan
Hydration
dengan
Nutritional Status :
popok/pembalut
kehilangan cairan
Food
diperlukan
akibat
Intake
volume
cairan
vomitus
Fluid management 1. Timbang
and
Fluid
2. Pertahankan
jika
catatan
dan asupan cairan
intake dan output yang
yang
akurat
adekuat.
tidak Kriteria Hasil :
Mempertahankan
3. Monitor status hidrasi (
urine output sesuai
kelembaban membran
dengan usia dan BB,
mukosa, nadi adekuat,
BJ urine normal, HT
tekanan
normal
ortostatik
Tekanan darah, nadi,
diperluka
suhu tubuh dalam
Tidak
ada
tanda
),
jika
4. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi
batas normal
darah
cairan (BUN , Hmt ,
tanda
osmolalitas urin )
dehidrasi, turgor
5.
Monitor vital sign
kulit baik, membran
6.
Monitor
Elastisitas
mukosa
lembab,
masukan
makanan / cairan dan
tidak ada rasa haus
hitung
yang berlebihan
harian
intake
kalori
7. Dorong masukan Oral 8. Berikan nesogatrik output
18
penggantian sesuai
9. Dorong keluarga untuk membantu
pasien
makan 10. Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
Intoleransi
NOC :
NIC :
aktivitas
Energy conservation
berhubungan
Self Care : ADLs
Energy Management 1. Observasi
dengan kelemahan
adanya
pembatasan dalam
Kriteria Hasil
melakukan
aktivitas
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
klien
2. Dorong
anal
untuk
disertai peningkatan
mengungkapkan
tekanan darah, nadi
perasaan
dan RR
keterbatasan
Mampu melakukan
3.
Kaji
adanya
aktivitas sehari hari
yang
(ADLs)
kelelahan
mandiri
secara
terhadap
factor
menyebabkan
4. Monitor nutrisi sumber
energi
dan yang
adekuat 5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
emosi
secara
berlebihan 6. Monitor
respon
kardivaskuler terhadap aktivitas 7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
19
1. Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi
Medik dalammerencanakan progran
terapi
yang
tepat. 2. Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan 3. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten
yangsesuai
dengan
kemampuan
fisik,
psikologi dan social 4. Bantu
untuk
mengidentifikasi mendapatkan
dan
sumber
yang diperlukan untuk aktivitas
yang
diinginkan 5. Bantu
untuk
mendpatkan bantuan
alat aktivitas
seperti kursi roda, krek 6. Bantu
untuk
mengidentifikasi aktivitas yang disukai 7. Bantu
klien
membuat
untuk jadwal
latihan diwaktu luang 8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan beraktivitas
20
dalam
9. Sediakan
penguatan
positif bagi yang aktif beraktivitas 10. Bantu
pasien
untuk
mengembangkan motivasi
diri
dan
penguatan 11. Monitor respon fisik, emoi,
social
dan
spiritual
Ketidakefektifan pola
nafas
NOC :
berhubungan
kelelahan.
Respiratory status : Airway Management 1. Auskultasi suara nafas,
Ventilation
dengan penurunan energi
NIC :
dan
Respiratory status :
catat
Airway patency
tambahan 2. Atur
Vital sign Status
adanya
intake
suara
untuk
cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan batuk
efektif
suara
nafas
dan
3. Monitor respirasi dan status O2
yang
ada Vital sign Monitoring sianosis dan dyspneu 1. Monitor TD, nadi, bersih,
tidak
suhu, dan RR
(mampu
2. Catat adanya fluktuasi
mengeluarkan sputum,
mampu
bernafas
dengan
mudah,
tidak
ada
Menunjukkan jalan nafas
yang
paten
(klien tidak merasa tercekik, nafas,
irama frekuensi
21
3. Monitor VS saat pasien berbaring, dduk, atau berdiri
pursed lips)
tekanan darah
4. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas 5. Monitor kualitas dari nadi
pernafasan rentang
dalam normal,
tidak ada suara nafas abnormal)
6. Monitor frekuensi dan irama pernapasan 7. Monitor
pernapasan abnormal
Tanda Tanda vital
8. Monitor
dalam
rentang
perifer
normal
(tekanan
9. Identifikasi
darah,
nadi,
pernafasan)
22
pola
sianosis
penyebab
dari perubahan vital sign
DAFTAR PUSTAKA Arief, Nurhaeni. 2009. Panduan Lengkap Kehamilan Dan Kelahiran Sehat. Jogjakarta : AR Group Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2017. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI; 2017 Manuaba, Ida Bagus G. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. . Jakarta: EGC Nanda Nic-Noc.2015-2017.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda,Jilid 1.Jakarta:Media Action Publishing Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Runiari, N. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum. Jakarta: Salemba Medika. Runiari. N, 2010, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum: Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Tiran, Denise. 2008. Mual dan Muntah Kehamilan, Jakarta: EGC Winknjasastro, H. 2010. Ilmu kebidanan, Jakarta:EGC
23
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN PROGRAM PROFESI NERS STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2018-2019
PEDOMAN PENGKAJIAN KLIEN PADA MASA KEHAMILAN I. BIODATA Nama Klien
: Ny. R
Nama Suami : Tn. RR
Umur
: 30 Th
Umur
: 29 Th
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: DIII
Pendidikan
: S1
Suku/Bangsa
: WNI /Banjar
Suku Bangsa : WNI / Banjar
Alamat
: komp. Kartika Indah Lestari jalur 5
Tgl Masuk
: 21-01-2019 (19.00 Wita)
Tgl pengkajian
:22-01-2019 (18.00 wita)
II. RIWAYAT KESEHATAN a. Latar Belakang Kunjungan
: Mual dan muntah kurang lebih 10 kali dalam sehari.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit gula (Diabetes mellitus),tekanan
darah
tinggi
(Hipertensi),asma dan penyakit menular seperti hepatitis,tbc dan HIV AIDS c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Klien mengatakan pada kehamilan sebelumnya tidak pernah mual muntah seperti yang di alami saat sekarang,klien mengatakan mempunyai riwayat maag semenjak umur 18 tahun,klien mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun dan
24
klien tidak ada alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien diantar keluarganya ke RS pada tanggal 21 januari 2019 jam 18.00 WITA dengan kondisi mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam sehari,badan lemah dan pusing.klien hamil
kurang lebih 12
minggu.Kemudian pada jam 19.00 WITA klien dipindah ke ruang nifas 2 pada jam 19.00 WITA dan dilakukan pemeriksaan keadaan umum: Lemah,kesadaran:compos mentis,GCS: E4 V5 M6 klien mengeluh mual dan muntah lebih dari 10 kali dan kepala terasa pusing langsung diberikan obat ondacentron 8 mg dan ranitidine 50 mg.kemudian pada tanggal 22 januari 2019 pukul
19.00
pengkajian
WITA oleh
didapatkan
klien
dilakukan
mahasiswa keadaan
perawat umum:
lemah,kesadaran:compos mentis GCS : E4 V5 M6,TTV:TD : 90/60 mmhg,N:80 x/menit,S:36,5°C,SPO2:98%,klien mengatakan mual dan muntah lebih dari 6 kali dalam sehari,badan terasa lemah dan kepala pusing.
e. Riwayat Haid : Menarche
: Pada usia 12 tahun
Siklus
: teratur
Lamanya
: 5-7 hari
Banyaknya
: ± 200 cc
25
Masalah
: tidak ada masalah
HPHT
: 21 oktober 2018
f. Riwayat Kontrasepsi Jenis Kontrasepsi
: Klien mengatakan tidak menggunakan alat kontarsepsi jenis apapun
Waktu Menggunakan
: tidak ada
Masalah
: klien mengatakan tidak ada masalah
Alasan Berhenti
: klien tidak ada riwayat Menggunakan
alat
kontrasepsi
apapun. Rencana KB yang akan digunakan : Klien mengatakan ingin menggunakan jenis KB Spiral.
g. Riwayat Pengobatan/rokok/alcohol selama kehamilan
Obat yang pernah/sedang digunakan : Klien mengatakan obat yang pernah digunakan seperti antasida dan parasetamol.
Cara pemberian
: oral
Tujuan
: untuk meredakan gejala asam
pemberian
lambung dan sakit kepala
Ketergantungan dengan rokok
: klien tidak ada riwayat pernah merokok
Jumlah dalam sehari
: tidak merokok
Ketergantungan dengan alcohol
: klien tidak mempunyai riwayat
penggunaan alkohol
Jumlah Minman
: tidak mengonsumsi minuman berakohol
Jumlah Imunisasi didapat
: Klienmengatakan tidak pernah melakukan imunisasi sewaktu kehamilan
26
No
1
Riwayat Obstetric Tahun
Jenis Kelahiran
Lk/
(Ab,P,M,Mati)
Pr
Spt-Bk
LK
2018
Penolong
Komplikasi
Keadaan Anak
(Hamil.Lahir,Nifas)
Saat ini
Tidak ada
Hidup
Dokter dan bidan
h. Riwayat Kehamilan Sekarang G 2P1A0 hamil 12 minggu dengan HEG HPHT
: 21 oktober 2018
TP : 28 januari 2019
Mual
: Klien mengatakan mual bahkan pada saat mencium bau makanan.
Gangguan BAK
: Klien mengatakan tidak ada gangguan untuk BAK misalnya sakit saat BAK
Sakit Ulu Hati
:Klien mengatakan tidak ada sakit ulu hati
Perdarahan
:Klien mengatakan tidak ada mengalami perdarahan
Gangguan Tidur dan Istirahat
:Klien mengatakan selalu terganggu saat tidur karena sering mual dan muntah
Kram pada kaki
:Klien mengatakan tidak ada kram yang terjadi selama ini
Pusing
:Klien mengatakan ada pusing pada kepala dan terasa seperti berputarputar
Sakit Kepala
:Klien mengatakan tidak ada sakit kepala
Nyeri pada Abdomen
:Klien mengatakan tidak ada nyeri pada bagian perut manapun
Lelah
:Klien mengatakan sangat lelah
27
dengan
keadaan sekarang karena
cepat merasa cape dan selalu mual muntah
Obstipasi
:klien mengatakan ada karena dalam ± 1 minggu di ada bab
Sakit Pinggang
:klien mengatakan tidak ada merasa sakit pada pinggang
Lain-lain
:tidak ada
III. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI a. Istirahat dan tidur : SMRS
MRS
klien mengatakan sebelum sakit
Klien mengatakan setelah sakit
klien tidur malam dari jam 22.00
klien tidur malam dari jam 22.00
WITA dan terbangun pada jam
WITA dan sering terbangun dan
05.00 WITA klien jarang tidur
lama baru bisa tidur lagi, karena
siang, apabila tidur siang klien
klien merasa mual dan muntah,klien
hanya tertidur 1-2 jam dan nyaman
mengatakan
setelah tidur.
siang,karena mual dan muntah. Tidur
b. Personal Hygiene
tidak
bisa
tidur
:
SMRS
MRS
Klien mengatakan “sebelum sakit Klien mengatakan “saat dirumah sakit biasanya
mandi
2
kali
sehari klien mandi 1 kali sehari dan sikat gigi,
menggunakan sabun dan sikat gigi
karena badan terasa lemas dan mual”
c. Aktivitas SMRS
MRS
Klien mengatakan “sebelum masuk Saat di rumah sakit “klien hanya rumah sakit klien mampu beraktivitas berbaring mandiri,
ditempat
tidur
tidak
tiak ada gangguan saat melakukan aktivitas seperti biasanya
beraktivitas”
karena badan terasa lemas dan mual”
28
d. Makanan dan Minuman
:
SMRS
MRS
Klien mengatakan sebelum sakit klien Klien mengatakan saat dirumah sakit makan 3 kali sehari dengan porsi klien makan 3 kali sehari tetapi hanya makan 1 piring setiap makan, minum 1-2 sendok makan saja dan langsung ±1500 cc per hari
muntah setelah makan. Minum ±500 cc per hari
e.
Eliminasi SMRS
MRS
Klien mengatakan “sebelum sakit Klien mengatkan saat ini klien BAK 3klien BAK 5-6 kali sehari, urine 4 kali sehari, urine berwarna kuning berwarna kuning jernih, dan BAK 1 gelap, dan sudah satu minggu ini tidak kali setiap hari fases lembek dan ada BAB. berwarna kuning kecoklatan”
f. Seksual SMRS
MRS
Klien mengatakan sebelum sakit klien Klien mengatakan saat ini tidak berhubungan seperti biasanya
melakukan hubungan seksual karena menjaga kandungannya
IV. DATA PSIKOSOSIAL a. Status Perkawinan
Kawin/tidak
: kawin
Perkawinan ke
: pertama
Usia Kawin Pertama
: 28 tahun
Lama Perkawinan sekarang
: 3 tahun
b. Respon Klien Terhadap Kehamilan
:Klien mengatakan stress karena kehamilan ini merupakan kehamilan yang tidak di rencanakan sama sekali
29
c. Hubungan Social dengan suami 1. Reaksi dan persepsi terhadap kehamilan:
Direncanakan/tidak
: tidak,
alasan
: karena klien belum siap untuk hamil lagi
Diharapkan/tidak
: tidak
Alasan
: tidak di harapkan karena hamil tanpa di sengaja namun sudah perlahan menerima
Dilanjutkan/tidak
: dilanjutkan
Alasan
:karena anak merupakan titipan dari Tuhan yang sudah di percayakan.
Menerima/senang atau tidak : Menerima Alasan
: karena sudah terjadi klien menerima saja dengan
kehamilan yang
sekarang walau beberapa hari yang lalu
klien sempat stress karena
hamil 2. Jenis Kelamin anak diinginkan Alasan
: perempuan : Klien mengatakan karena sudah mempunyai anak laki-laki dan sekarang ingin mempunyai anak perempuan
3. Orang yang penting bagi klien
: keluarga dan suami
4. Rencana tempat melahirkan
: di rumah sakit
5. Rencana mengikuti kelompok senam hamil
: tidak ada
6. Rencana menyusui sendiri
: klien mengatakan ingin
memberikan
asi eskusif menyusui sendiri memberikan formula
30
tanpa susu
Alasan
: klien mengtakan karena anak akan lebih sehat dengan asi esklusif
d. Kebutuhan pendidikan kesehatan: 1. Perubahan fisik
: Pada saat kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana calon ibu harus sehat dan berkecukupan gizi sebelum dan sesudah hamil agar persalinan berjalan lancar.
2. Informasi Persalinan
: Klien harus melakukan kunjugan hamil satu kali setiap bulan sampai trimester ke dua dan dua kali setiap bulan pada trimester ke tiga.Ibu apabila bersalin harus didampingi oleh tenaga kesehatan yang professional atau langsung membawa ke klinik terdekat saat mulai merasakan kontraksi.
3. Personal Hygiene
: Klien harus menjaga kebersihan payudara agar saat bayi lahir air susu dapat keluar dengan
lancar
dan
selalu
menjaga
kebersihan diri.
4. Nutrisi Dalam Kehamilan
: Selama hamil klien harus selalu mengkonsumsi
makanan
yang
tinggi zat besi dan protein kalsium protein dan asam folat dan energy 5. Perawatn Bayi
: Ibu harus menjaga kebersihan tali pusat, ganti balutan minimal sehari 2
kali
sehari
dan
jangan
memberikan apapun ke tali pusat bayi agar tidak terjadi infeksi.
31
Jangan memberikan minuman dan makanan apapun selain asi selama 6 bulan 6. Latihan Aktivitas
: selama hamil ibu jangan melakukkan aktivitas yang berat, ibu boleh mengikuti senam hamil untuk
memperlancar
proses
persalinan 7. Kegiatan Seksual
: pada saat kehamilan muda sebaiknya ibu membatasi kegiatan seksual yang berlebihan akan tetapi nanti saat usia kehamilan sudah mau mendekati persalinan berhubungan seksual sangat disarankan karena dapat
membantu
melancarkan
proses persalinan. 8. Keluhan dan cara mengatasinya
: saat ibu merasa mual dan muntah
ibu
bisa
mengatasinya
dengan minum air hangat dan mencium aroma-aroma yang segar seperti aroma lemon atau jeruk
9. Keluarga Berencana
: setelah melahirkan ibu dapat merencanakan untuk menggunakan alat kontrasepsi seperti pil kb, suntik, spiral dan IUD
10. Jadwal Pemeriksaan
: ibu hamil dapat memeriksakan kehamilanya 1 kali setiap bulan pada trimester pertama sampai ke dua dan 2 kali stiap bulan pada trimester ke tiga. Akan tetapi jika terjadi tanda-tanda bahaya
32
kehamilan maka harus segera dibawa ke petugas rumah sakit V. PEMERIKSAAN FISIK a. Tanda-Tanda Vital: 1. Kesadaran
:Compos Mentis
2. TD
: 90/60 mmHg
3. Nadi
: 60 x/menit
4. Pernafasan
: 20 x/menit
5. Suhu
: 36,5oC
b. Berat Badan No. 1
:43 Kg Tinggi Badan :148 cm
Area Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Kulit dan Kepala Inspeksi : bentuk simetris, warna rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak tampak lesi maupun edema. Palpasi : tidak ada krepitasi dan nyeri tekan.
2
Mata
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada pembesaran palpebra, konjungtiva anemis, sclera normal, tidak tampak lesi ataupun kemerahan. Palpasi : tidak ada nyeri tekan. -reflek pupil (+) -penglihatan jelas, tidak ada gangguan penglihatan
3
Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada polip, secret, lesi maupun edema pada hidung. Palpasi : tidak ada krepitasi atau nyeri tekan
4
Bibir dan Mulut
Inspeksi : warna bibir pucat, bibir kering dan pech-pecah, tidak tampak sariawan. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5
Telinga
Inspeksi : bersih, tidak ada serumen bentuk sejajar, tidak ada lesi, tidak edema, tidak ada pembekakkan. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6
Leher
Inspeksi : tidk ada lesi, tidak edema Palpasi : tidak ada pembesaran trakea, tidak peningkatan jvp,tidak ada nyeri tekan, tidak ada devisiasi trachea
33
7
Dada & payudara
Inspeksi : bentuk dada dan payudara simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, aerola mamae mengitam dan melebar, puting susu menonjol, colostrum belum keluar Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi dinding dada Perkusi : suara perkusi paru normal sonor, suara perkusi jantung normal redup
8
Axilla
Auskultasi: suara napas normal vesikuler, suara jantung normal S1 : LUB S2 : DUB Inspeksi : tidak ada lesi. Palpasi : tidak ada benjolan tidak ada nyeri tekan
9
Abdomen
I: tidak ada lesi, tidak ada tanda-tanda peradangan A: auskultasi bising usus 5 kali per menit P: perkusi tympani P: normal tidak ada hepatomegali, splenomegali, ataupun tumor. Tinggi fundus 2 jari di atas simpisis pubis
10
Genetalia dan Anus
I: tidak ada lesi, tidak ada tanda-tanda peradangan, labia mayora simetris dan bersih, labia minora simetris dan bersih hemoroid (+), tidak ada oedem, tidak ada perdarahan P: tidak ada benjolan tidak ada nyeri tekan
11
Ektremitas atas dan
I: tidak ada lesi, tidak ada tanda-tanda peradangan tidak ada oedem
bawah
P: tidak ada benjolan, edema, tidak ada nyeri tekan 5555
5555
5555
5555
34
VI. PEMERIKSAAN KHUSUS 1.
Laboratorium
Tanggal dan jenis
Hasil
pemeriksaan
pemeriksaan
WBC
17,5
Nilai Normal
Interpretasi
3,5 – 10,0
Meningkat menandakan Adanya infeksi didalam tubuh
GRA
15,9
1.2-8.0
GRA%
90,2
35.0-80.0
35
Meningkat menandakan Adanya infeksi didalam tubuh Meningkat menandakan Adanya infeksi didalam tubuh
VII. TERAPI MEDIS Hari dan tanggal Selasa, 22 januari 2019
Nama obat, dosis dan rute Ondansentron 3 x 4 gr, injeksi iv Ranitidine 2 x 50 gr, injeksi iv Antasida syrup 3x 1cth, oral Cefadroxil 2 x 500 mg, oral
Rabu, 23 januari 2019
Ondansentron 3 x 4 gr, injeksi iv Ranitidine 2 x 50 gr, injeksi iv Antasida syrup 3x 1cth, oral Cefadroxil 2 x 500 mg, oral
Kamis, 24 januari 2019
Ondansentron 3 x 8 gr, injeksi iv Ranitidine 2 x 50 gr, injeksi iv Antasida syrup 3x 1cth, oral Cefadroxil 2 x 500 mg, oral
Jumat, 2 januari 2019
Ondansentron 3 x 8 gr, injeksi iv Ranitidine 2 x 50 gr, injeksi iv Antasida syrup 3x 1cth, oral Cefadroxil 2 x 500 mg, oral
36
Nama Obat Ranitidin
Indikasi
Kontraindikasi obat 1. Riwayat alergi untuk mengurangi terhadap ranitidin; jumlah asam 2. Ibu yang sedang lambung dalam perut, menyusui; radang saluranan 3. Pemberian ranitidin pencernaan bagian juga perlu diawasi atas (kerongkongan), pada kondisi gagal dan luka lambung ginjal.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Efek Samping Sakit kepala (3%); Sulit buang air besar (<1%); Diare (<1%); Mual (<1%); Nyeri perut (<1%); Gatal-gatal pada kulit (<1%)
Ondansentron
obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi.
hipersensitivitas, 1. Diare atau sindroma perpanjangan sembelit. interval QT bawaan 2. Merasa lemah atau capek. 3. Demam. 4. Sakit kepala. 5. Pusing, mengantuk.
Cefadroxil
Infeksi bakteri,
Alergi pada obat, penyakit ginjal, masalah usus
1. Reaksi alergi 2. Mual, muntah,
sakit perut, diare ringan 3. Otot kaku 4. Nyeri sendi 5. Perasaan gelisah atau hiperaktif
37
Kerja Obat Menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2 selsel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam lambung; volume lambung dan konsentrasi ion hidrogen berkurang memblokir salah satu substansi natural tubuh ( zat serotonin) yang menyebabkan muntah
Konsiderasi Perawat 1. 12 benar pemberian obat 2. Monitor tanda – tanda efek samping
menghambat pembentukan protein yang membentuk dinding sel bakteri
1. 12 benar pemberian obat 2. Monitor tanda – tanda efek samping
1. 12 benar pemberian obat 2. Monitor tanda – tanda efek samping
6. Rasa yang tidak
biasa atau tidak enak pada mulut 7. Gatal-gatal ringan atau ruam kulit 8. Gatal-gatal pada vagina atau keluarnya cairan dari vagina
Antacid syrup
mengobati sakit maag. Pada penderita sakit maag, terjadi peningkatan asam lambung dan luka pada lambung.
1. Gagal ginjal; 2. Ketidakseimbangan elektrolit/ion tubuh; 3. Adanya gejala radang usus buntu; 4. Pada pasien pascaoperasi perut; 5. Gangguan listrik jantung yang berat; 6. Nyeri perut tanpa sebab yang jelas.
1. Tekanan darah rendah; 2. Penekanan proses bernapas; 3. Diare; 4. Kram perut; 5. Gangguan keseimbangan elektrolit/ion tubuh; 6. Rasa lemas otot.
Antasida secara langsung akan menetralisir keasaman, peningkatan pH, atau secara reversibel mengurangi atau menghalangi sekresi asam lambung oleh sel untuk mengurangi keasaman di perut.
1. 12 benar pemberian obat 2. Monitor tanda – tanda efek samping
Inf. Ringer Laktat
sumber elektrolit dan air untuk hidrasi.
Alergi terhadap sodium laktat
1. Nyeri dada 2. Detak jantung
Ringer Lakat bekerja sebagai sumber air dan elektrolit tubuh serta untuk meningkatkan
1. 12 benar pemberian obat 2. Monitor tanda – tanda efek samping
abnormal 3. Penurunan
tekanan darah
38
4. Kesulitan 5. 6. 7. 8. 9.
Inf. Glucose 5%
Penganti cairan dan menambah kalori
Kondisi hiperhidrasi, asidosis, DM, sindroma malabsorbsi glukosa-galaktosa
bernapas Batuk Bersin-bersin Ruam Gatal-gatal, dan Sakit kepala
Demam, iritasi atau infeksi pada tempat infus, tromboflebitis atau flebitis yang meluas dari tempat injeksi dan ekstravasasi
39
diuresis (penambah cairan kencing).
Glukosa disimpan di dalam tubuh sebagai lemak dan di otot dan di hati sebagai glikogen. Jika suplai glukosa tidak mencukupi maka tubuh akan memobilisasi cadangan lemak untuk melepaskan atau menghasilkan energy. Glukosa dimetabolisme menjadi karbondioksida dan air yang bermanfaat untuk hidrasi tubuh
1. 12 benar pemberian obat 2. Monitor tanda – tanda efek samping
Patway Peningkatan hormon esterogen dan hcg
Peningkatan hormon esterogen dan hcg
Menghambat ambang depolarisasi saraf enteric
Emesi gravidarum
Peningkatan asam lambung
Penurunan pompa pylorus
Hiperesis Gravidarum ( mual muntah yang berlebih )
Mual
Kehilangan cairan berlebih
Dehidrasi
kekurangan volume cairan
Hemokonsentrasi
Penutupan aliran
Penurunan darah ke metabolisme jaringan Penurunan atp
Kelemahan
Keletihan
Analisa Data 40
Data
Kemungkinan penyebab
Masalah
1. Ds : Klien
mengatakan
merasa mual dan muntah
Mual muntah yang berlebih
lebih dari 6 kali sehari lebih banyak cairan dari pada
makanan
yang
dikeluarkan nafsu makan klien
menurun
Kehilangan cairan yang berlebih
karena
Volume cairan kurang
mual saat mencium bau
dari kebutuhan tubuh
makanan.
Dehidrasi
Do : -
Keadaan
umum
:
Lemah
Kekurangan volume
-
GCS : E4 V5 M6
-
Kesadaran : Compos
cairan
mentis -
TTV : TD : 90/60 mmhg,N
:
x/menit,R:
80 20
x/menit,S
:
36,5
°C,SPO2 : 98 % -
Mata tampak cekung dan wajah tampak pucat
-
bibir
kering
dan
pecah-pecah -
Turgor
kulit tidak
elastis -
kulit tangan tampak kering
-
Urin
berwarna
kuning pekat
41
-
BB : 50 kg (sebelum hamil) 43 kg (setelah hamil) Data input dan output dalam 24 jam: Input : 2515 ml/24 jam
(air
putih
+
cairan infus + obat+ air metabolisme) Output : 2650 ml/24 jam
(Urine+feses
muntah+IWL)
2.Ds : Klien
mengatakan
Kehilangan cairan berlebih
merasa mual dan muntah lebih dari 6 kali sehari lebih
Dehidrasi
banyak cairan dari pada makanan yang dikeluarkan, nafsu makan klien menurun
Hemokonsentrasi
karena mual saat mencium bau makanan dan rasa asam dimulut.
Penurunan aliran darah ke jaringan
Do : -
Keadaan
umum
:
Penurunan metabolisme
Lemah -
Klien tampak mual
Penurunan atp
dan muntah beberapa kali saat mencium bau makanan. -
Klien berbaring
Keletihan tampak
terus
di
tenpat tidur
42
Keletihan
3. Ds :
Peningkatan hormon
Klien
mengatakan
estrogen dan hcg
“mual dan muntah lebih dari 6 kali dalam sehari, badan lemah dan pusing
Menghambat ambang
dan semakin berat saat
depolarisasi saraf enteric
beraktivitas” Do : -
Keadaan
umum
:
Penurunan pompa pylorus
Mual
Lemah -
Kesadaran : compos mentis
-
Peningkatan asam lambung
Klien tampak mual dan muntah beberapa kali.
Emesi gravidarum
-
Turgor tidak elastis
-
Bibir
kering
dan
Hiperemesis gravidarum
pecah pecah -
TTV : TD : 90/60 mmhg, x/menit,
N
: R:
80
Mual muntah
20
x/menit, S : 36,5 °C,SPO2 : 98 %
Mual
Diagnosa Keperawatan dan diagnosa prioritas 1. Kekurangan Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d Kehilangan cairan aktif ditandai dengan muntah lebih dari 6 kali sehari 2. Mual b.d Kehamilan ditandai dengan klien tampak lemah mual dan muntah 3. Kelelahan b.d kelemahan ditandai dengan klien tampak lemah
43
Diagnosa
1. Kekurangan cairan
Mulai
Teratasi
volume Kamis 24, januari 2019
kurang
kebutuhan tubuh
dari
(16.00 wita)
Kamis 24, januari, 2019 (16.00 -21.00)
Ds : ”klien megatakan
Masalah teratasi
sering mual” 1. klien tampak mual 2. turgor kulit elastis 3. bibir tampak kering dan pecah-pecah 4. kulit lembab 5. ttv,
td
:110/80,
N:80x/m,
R:20x/m,
S:36,5C
2. Mual
Senin, 21 januari 2019
Kamis, 24 januari 2019 (teratasi sebagian )
(16.35 wita) Ds
:”
klien
mengatakan sering
Jumat, 25 januarin2019
mual sejak 2 hari
08.00 wita (teratasi)
yang lalu Do : 1.
Klien tampak mual saat makan
2.
Klien
mual
saat
pagi 3.
Klien mual sejak 2 hari
yang
sebelum rumah sakit
44
lalu masuk
3. Keletihan
Senin,
21/januari
2019
teratasi
(18.00) Ds
:”klien
mengatakan meras kepala pusing” Do : 1.
Klien
tampak
berbaring di tempat tidur 2.
Klien tampak mual
3.
Klien
tampak
keletihan 4.
Kamis,24 januari 2019
Klien
tampak
pusing
45
RENCANA TINDAKAN Nama Klien : Ny.R Diagnosa I
: Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan aktif di tandai dengan muntah lebih dari 6 kali sehari
Patient out come Setelah dilakukan
Intervensi 1. Ukur TTV pasien
Rasional 1. Vital
Implementasi
sign
membantu
1. Mengobservasi TTV
Evaluasi Selasa, 22 januari 2019
tindakan keperawatan
mengidentifikasi fluktuasi
TD : 110/80 mmHg
(14.30-21.00)
selama 1x8 jam
cairan intravaskuler
Nadi : 81x/menit
S:
Respirasi: 22x/menit
Pasien
Suhu : 35,8°C
mengatakan merasa mual dan
diharapkan kekurangan
-
volume cairan dapat -
hasil :
dalam batas normal T = 36-37,5˚c P = 60 – 100 x/menit R = 12 – 20 x/menit
menentukan
intervensi selanjutnya
teratasi, dengan kriteria
a. TTV pasien berada
Untuk
Untuk
mengetahui
muntah lebih dari 6 kali
keaadan klien
1. Observasi capillary Refill 2. Observasi intake dan output.
2. Indikasi
sehari dan nafsu makan klien
keadekuatan
sirkulasi perifer 3. Penurunan urine
pekat
2. Mengobservasi CRT
menurun
: > 2 detik
haluaran dengan
3. Mengobservasi intake dan output
peningkatan BJ diduga
Intake : 2540 ml/24
dehidrasi.
jam( air putih+cairan
46
mengatakan
O: - Hasil TTV : (T : 35,8˚C, P : 81x/menit, R :
BP = 100-140 / <85
infus+obat+air
22x/menit,
mmHg
metabolisme),
110/80mmHg)
BP
:
b. Intake dan output
Output : 2415 ml/24
- Crt > 2 detik
cairan seimbang
jam (urine + feses +
- Intake : 2540 ml/24 jam
c. Turgor kulit lembab d. Mukosa bibir lembab e. Tidak mual dan muntah
muntah + IWL) 3. Anjurkan untuk minum
1500-
2000 ml /hari (
4. Untuk
memenuhi
4. Menganjurkan
( air putih + cairan infus + obat + air metabolism )
kebutuhan cairan tubuh
pasien untuk banyak
peroral
minum 1500-2000
jam ( urine + fese +
ml /hari ( sesuai
muntah + IWL )
sesuai toleransi )
toleransi )
47
Output
: 2415 ml/24
Pemberian intravena
cairan Dapat meningkatkan jumlah Memberikan
- Menganjurkan
cairan
pasien
banyak minum
cairan tubuh, untuk mencegah intravena yaitu inf RL
- Diberikan infus RL 30
terjadinya hipovolemic syok.
tpm A: Masalah teratasi sebagian
P: - Ukur TTV pasien - Observasi
capillary
Refill >2 detik - Observasi intake dan output. - Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ) - Pemberian intravena
48
cairan
Nama Klien : Ny.R Diganosa II : Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan klien tampak lemah mual, dan muntah Patient out come Setelah dilakukan tindakan
Intervensi 1.
keperawatan selama 1x24
Rasional
Implementasi
Catat intake dan output 1.
Untuk mengidentifikasi
yang adekuat
balance
dan
(14.30-21.00)
ml/24 jam( air
S:
putih+cairan
Klien
infus+obat+air
sering merasa mual lebih
Klien menyatakan
metabolisme), Output
dari 6 kali dan nafsu makan
tidak mual.
: 2415 ml/24 jam
menurun.
Keadaan umum
(urine + feses +
O:
pasien membaik
muntah + IWL)
nutrisi
dengann hasil : -
-
-
-
Turgor kulit dan mukosa bibir
-
22, januari 2019
output Intake : 2540
jam Mual dapat teratasi
cairan
5. 1. Mencatat intake dan
Evaluasi
mengatakan
Keadaan
masih
umum
lemah 2.
Monitor status nutrisi
2.
Klien
dengan
mual
lembab
mengalami penurunan
Klien tampak
nafsu makan dan rentan
segar
nutrisi anadekuat.
49
2. Memonitor status nutrisi dengan
cara
melihat
-
Klien masih mual dan
muntah
piring bekas makan klien
beberapa kali saat
dan nafsu makannya lalu
mencium
menanyakan apakah ada
makanan
bau
yang dimuntahkan atau tidak dapat masuk.
A: Masalah mual belum teratasi
Hasil : klien hanya makan 2
sendok
saja
dan
langsung muntah
3.
Monitor status hidrasi 3. Peningkatan vital sign
3. Memonitor status
(vital
hidrasi : (turgor Kulit
sign
kelembaban
dan membran
mukosa) .
mengakibatkan penguapan
tubuh
meningkat
sehingga
elastis),mengukur vital sign : TD : 110/80
perlu diimbangi dengan
mmHg
asupan
Nadi : 81x/menit
cairan
adekuat.
yang
Kelembaban
membran
Respirasi: 22x/menit
mukosa
menunjukkan
Suhu : 35,8°C dan
hidrasi
mengkaji kelembaban
yang normal.
bibir : bibir kering dan pecah-pecah
4.
Anjurkan klien untuk 4. Mempertahankan intake makan sedikit tapi sering
nutrisi
adekuat
50
agar
4.
Menganjurkan untuk
makan
klien sedikit
P: Lanjutkan semua intervensi.
tidak terjadi gangguan
demi sedikit dengan cara
nutrisi.
memberitahukan
klien
cara makan yang efektif dengan
sedikit
demi
sedikit agar tidak ada mual apalagi muntah.
5.
Berikan
IVFD.
terapi
cairan 5. Pemberian cairan dapat mempertahankan
5.
Memberikan
terapi
cairan IV : RL 30
kebutuhan
cairan
adekuat
untuk
tpm/menit Hasil : cairan terpenuhi
membantu hidrasi. 6. Kolaborasi obat golongan 6. Pemberian obat antasida antasida SOD
mengurangi mual dan peningkatan lambung
asam
6.Berkolaborasi pemberian obat SOD Ranitidine 1 x 2 (50gr) Ondansentron 1 x 2 (4 gr) injeksi IV
51
Nama Klien : Ny.R Diagnosa III : Keletihan berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien tampak lemah Patient out come Setelah dilakukan asuhan
Intervensi 1. Ukur TTV pasien
Rasional
Implementasi
Evaluasi
1. Mengetahui kondisi awal
1. Mengobservasi
22 januari 2019
selama 1x24 jam keletihan
pasien, nyeri dapat
TTV TD : 110/80
(14.30-21.00)
berhubungan dengan
mempengaruhi
mmHg
S:
kelemahan dapat teratasi
peningkatan TTV pasien
Nadi : 81x/menit
Pasien mengatakan “badan
dengan kriteria hasil :
pada umumnya.
Respirasi: 22x/menit
masih lemas, mual muntah
Suhu : 35,8°C
dan pusing”
a.
TTV
pasien
berada
dalam batas normal
b.
2. Anjurkan untuk istirahat
T = 36-37,5˚c
saat merasa lemah, mual
P = 60 – 100 x/menit
dan pusing saat
R = 12 – 20 x/menit
beraktivitas
2. Agar tidak memperparah kondisi
2. Menganjurkan klien untuk beristirahat
O: -
Hasil TTV : (T : 35,8˚C,
P
:
BP = 100-140 / <85
81x/menit,
R
:
mmHg
22x/menit,
BP
:
Pasien
berpatisipasi
dalam aktivitas sesuai kemampuan pasien
3. Jelaskan pola
110/80mmHg)
3. Program latihan yang 3. Menjelaskan pola
peningkatan bertahap
dianjurkan
dapat
peningkatan bertahap
A:
dari tingkat aktifitas.
membantu memperlancar
dari tingkat aktifitas,
Masalah teratasi sebagian
aliran darah
seperti bangun dari
52
tempat tidur bila tidak ada nyeri, dan istirahat
4. Anjurkan keluarga untuk
selam 1 jam setelah
P
makan.
intervensi
4. Keluarga berperan aktif 4. Menganjurkan keluarga
dapat membantu dan
dalam membantu proses
untuk dapat membantu
menemani aktivitas
kesembuhan pasien
dan menemani klien
pasien
dalam pemenuhan personal hygiene dan oral hygiene
53
:
Lanjutkan
semua
CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL, JAM Selasa, 22-012018 Dinas malam (21.30 wita)
DIAGNOSA volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
CATATAN PERKEMBANGAN S: klien mengatakan “mual dan muntah masih muntah setiap kali habis makan dan minum. Badan lemah terasa lemah O: -
Hasil TTV : (T : 35,8˚C, P : 81x/menit, R : 22x/menit, BP : 110/80mmHg)
-
Crt > 2 detik
-
terpasang infus RL 30 tpm
-
Mata tampak cekung dan wajah tampak pucat
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit tidak elastis
-
kulit tangan tampak kering
-
Urin berwarna kuning pekat
A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-5 I: - Ukur TTV pasien (06.00 wita) - Observasi Capillary Refill Time (06.00 wita) - Observasi intake dan output. (21.00 wita) - Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ) (21.30 wita) - Kolaborasi pemberian terapi cairan IV RL 30 tpm. (21.30 wita) E: S: klien mengatakan “klien masih merasa mual dan masih muntah, muntah 3x dan hanya muntah air saja, badan masih terasa lemah” O:
54
PARAF
-
TTV : Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 83x/menit, R : 22x/menit,
BP
:
110/80mmHg) -
Crt < 2 detik
-
terpasang infus RL 30 tpm
-
Mata tampak cekung dan wajah tampak pucat
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit tampak kering
-
Urin berwarna kuning
A: kekurangan voleme cairan belum teratasi P: lanjutkan intervensi
Mual berhubungan dengan
S: klien mengatakan “masih merasa mual dan muntah setiap kali habis makan maupun minum” O: -
Klien tampak lemah
-
Kesadaran : compos mentis
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali. -
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 35,8˚C, P : 81x/menit, R : 22x/menit, BP : 110/80mmHg)
-
Crt > 2 detik
A: Mual belum teratasi P: lanjutkan intervensi : 1-6
55
I: -
Catat
intake
dan
output
(21.30 wita) -
Monitor status nutrisi (22.00 wita)
-
Monitor ttv (06.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
makan
sedikit tapi sering (07.00 wita) -
Berikan terapi iv (21.00 wita)
-
Kolaborasi pemberian obat ranitidin
2x50
mg
dan
ondansentron 2x4 mg sesuai order dokter (01.00 wita ) E: S: klien mengatakan “mual dan muntah masih” O: -
Klien tampak lemah
-
Kesadaran : compos mentis
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali. -
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
TTV : Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 83x/menit, R : 22x/menit,
BP
110/80mmHg) A: mual belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-6
56
:
Keletihan berhubungan dengan
S: klien mengatakan “badan masih lemas, mual muntah dan pusing” O: - Hasil TTV : (T : 35,8˚C, P :
kelemahan
81x/menit, R : 22x/menit, BP
ditandai dengan
: 110/80mmHg)
klien
tampak
lemah
-
Keadaan umum : Lemah
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali saat mencium bau makanan. -
Klien tampak berbaring terus di tempat tidur
A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-4 I: -
Monitor ttv (06.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
istirahat
(21.00 wita) -
Anjurkan
keluarga
untuk
mengawasi dan menemani saat beraktivitas (21.00 wita) -
Jelaskan pola peningkatan aktivitas
secara
bertahap
(21.00 wita) E: S:
klien
mengatakan
“badannya
masih lemah, pusing mual dan muntah” O: -
TTV : Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 83x/menit, R : 22x/menit,
BP
110/80mmHg) -
Keadaan umum : Lemah
57
:
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali saat mencium bau makanan. -
Klien tampak berbaring terus di tenpat tidur
A: keletihan belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-4 Rabu 23-01,2019 Dinas pagi (08.00)
volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
S: klien mengatakan “mual dan muntah masih muntah setiap kali habis makan dan minum. Badan lemah masih terasa lemah” O: -
Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 73x/menit, R : 22x/menit, BP : 110/80mmHg)
-
Crt > 2 detik
-
terpasang infus RL 30 tpm
-
wajah tampak pucat
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit tangan tampak kering
-
Urin berwarna kuning
A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-5 I: - Ukur TTV pasien (12.00 wita) - Observasi Capillary Refill Time (12.00 wita) - Observasi intake dan output. (12.00 wita) - Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ) (08.30 wita) - Kolaborasi pemberian terapi cairan IV RL 30 tpm. (08.30 wita) E: S: klien mengatakan “klien masih merasa mual dan masih muntah,
58
muntah 3x dan hanya muntah air saja, badan masih terasa lemah” O: -
TTV : Hasil TTV : (T : 36,1˚C, P : 79x/menit, R : 20x/menit,
BP
:
100/80mmHg) -
Crt < 2 detik
-
terpasang infus RL 30 tpm
-
wajah tampak pucat
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit tampak kering
-
Urin berwarna kuning
A: kekurangan voleme cairan teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-5
Mual berhubungan dengan
S: klien mengatakan “masih merasa mual dan muntah setiap kali habis makan maupun minum” O: -
Klien tampak lemah
-
Kesadaran : compos mentis
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali. -
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 73x/menit, R : 22x/menit, BP : 110/80mmHgCrt > 2 detik
A: Mual belum teratasi
59
P: lanjutkan intervensi : 1-6 I: -
Catat
intake
dan
output
(08.30 wita) -
Monitor status nutrisi (08.00 wita)
-
Monitor ttv (12.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
makan
sedikit tapi sering (12.00 wita) -
Berikan terapi iv (08.00 wita)
-
Kolaborasi pemberian obat ranitidin
2x50
mg
dan
ondansentron 2x4 mg sesuai order dokter (12.00 wita ) E: S: klien mengatakan “mual dan muntah masih” O: -
Klien tampak lemah
-
Kesadaran : compos mentis
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali. -
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
TTV : Hasil TTV : (T : 36,1˚C, P : 79x/menit, R : 20x/menit,
BP
100/80mmHg) A: mual belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-6
60
:
Keletihan berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien tampak lemah
S: klien mengatakan “badan masih lemas, mual muntah dan pusing” O: - Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 73x/menit, R : 22x/menit, BP :
110/80mmHgKeadaan
umum : Lemah -
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali saat mencium bau makanan. -
Klien tampak berbaring terus di tenpat tidur
A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-4 I: -
Monitor ttv (12.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
istirahat
(08.00 wita) -
Anjurkan
keluarga
untuk
mengawasi dan menemani saat beraktivitas (08.00 wita) -
Jelaskan pola peningkatan aktivitas
secara
bertahap
(08.00 wita) E: S:
klien
mengatakan
“badannya
masih lemah, pusing mual dan muntah” O: -
TTV : Hasil TTV : (T : 36,1˚C, P : 79x/menit, R : 20x/menit, 100/80mmHg)
61
BP
:
-
Keadaan umum : Lemah
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali saat mencium bau makanan. -
Klien tampak berbaring terus di tenpat tidur
A: keletihan belum teratasi Rabu 23-012019 Dinas sore (14.30 wita)
volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
P: lanjutkan intervensi 1-4 S: klien mengatakan “mual dan muntah masih tapi sudah agak berkurang muntah setiap kali habis makan dan minum. Badan lemah masih terasa lemah” O: -
Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 80x/menit, R : 20x/menit, BP : 100/70mmHg)
-
Crt > 2 detik
-
terpasang infus RL 25 tpm
-
wajah tampak pucat
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit tangan tampak kering
-
Urin berwarna kuning
A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-5 I: - Ukur TTV pasien (18.00 wita) - Observasi Capillary Refill Time (18.00 wita) - Observasi intake dan output. (18.00 wita) - Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ) (14.30 wita) - Kolaborasi pemberian terapi cairan IV RL 26 tpm. (14.30 wita) E:
62
S: klien mengatakan “mual dan muntah bekurang, muntah 1x dan hanya muntah air saja, badan masih terasa lemah” O: -
TTV : Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P : 81x/menit, R : 20x/menit,
BP
:
110/80mmHg) -
Crt < 2 detik
-
terpasang infus RL 25 tpm
-
wajah tampak pucat
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit tampak kering
-
Urin berwarna kuning
A: kekurangan voleme cairan teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-5
Mual berhubungan dengan
S: klien mengatakan “masih merasa mual dan muntah setiap kali habis makan maupun minum” O: -
Klien tampak lemah
-
Kesadaran : compos mentis
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali. -
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 73x/menit, R : 22x/menit, BP : 110/80mmHgCrt > 2 detik
63
A: Mual belum teratasi P: lanjutkan intervensi : 1-6 I: -
Catat
intake
dan
output
(14.30 wita) -
Monitor status nutrisi (14.00 wita)
-
Monitor ttv (18.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
makan
sedikit tapi sering (18.00 wita) -
Berikan terapi iv (14.30 wita)
E: S: klien mengatakan “mual dan muntah masih” O: -
Klien tampak lemah
-
Kesadaran : compos mentis
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali. -
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
TTV : Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P : 81x/menit, R : 20x/menit,
BP
110/80mmHg) A: mual belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-6
64
:
Keletihan berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien tampak lemah
S: klien mengatakan “badan masih lemas, mual muntah berkurang dan pusing berkurang” O: - Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 80x/menit, R : 20x/menit, BP :
100/70mmHg)Keadaan
umum : Lemah -
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali saat mencium bau makanan. -
Klien tampak berbaring terus di tenpat tidur
A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-4 I: -
Monitor ttv (18.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
istirahat
(14.30 wita) -
Anjurkan
keluarga
untuk
mengawasi dan menemani saat beraktivitas (14.30 wita) -
Jelaskan pola peningkatan aktivitas
secara
bertahap
(14.30 wita) E: S:
klien
mengatakan
“badannya
masih lemah, pusing mual dan muntah” O: -
TTV : Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P : 81x/menit, R : 20x/menit,
BP
110/80mmHg) -
Keadaan umum : Lemah
65
:
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali saat mencium bau makanan. -
Klien terkadang duduk dan tidak berbaring terus
A: keletihan teratasi sebagian Rabu, 23-012019 Dinas malam (21.00 wita)
volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
P: lanjutkan intervensi 1-4 S: klien mengatakan
“mual
berkurang, muntah 1 kali” O: -
Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 82x/menit, R : 20x/menit, BP : 100/80mmHg)
-
Crt > 2 detik
-
terpasang infus RL 25 tpm
-
wajah tampak pucat
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit tangan tampak kering
-
Urin berwarna kuning
A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-5 I: - Ukur TTV pasien (06.00 wita) - Observasi Capillary Refill Time (06.00 wita) - Observasi intake dan output. (06.00 wita) - Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ) (21.30 wita) - Kolaborasi pemberian terapi cairan IV RL 26 tpm. (21.30 wita) E: S: klien mengatakan “mual berkurang dan muntah 1 kali” O:
66
-
TTV : Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 80x/menit, R : 20x/menit,
BP
:
110/80mmHg) -
Crt < 2 detik
-
terpasang infus RL 25 tpm
-
wajah tampak pucat
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit tampak kering
-
Urin berwarna kuning
A: kekurangan voleme cairan teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-5
Mual berhubungan dengan
S: klien mengatakan “mual sudah berkurang muntah 1 kali” O: -
Klien tampak lemah
-
Kesadaran : compos mentis
-
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 82x/menit, R : 20x/menit, BP :
100/80mmHg)A:
Mual
teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi : 1-6 I: -
Catat
intake
dan
output
(06.00 wita) -
Monitor status nutrisi (06.00 wita)
67
-
Monitor ttv (06.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
makan
sedikit tapi sering (07.00 wita) -
Berikan terapi iv (21.30 wita)
-
Kolaborasi pemberian ranitidin 2x50 mg dan ondansentron 2x4 mg sesuai order dokter (01.00 wita)
E: S: klien mengatakan “mual dan muntah masih” O: -
Klien tampak lemah
-
Kesadaran : compos mentis
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali. -
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
TTV : Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 80x/menit, R : 20x/menit,
BP
:
110/80mmHg) A: mual belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-6
Keletihan berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien tampak lemah
S: klien mengatakan “badan masih lemas, mual muntah berkurang dan pusing berkurang” O: - Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 82x/menit, R : 20x/menit, BP
68
:
100/80mmHg),
BP
:
100/70mmHg) -
Keadaan umum : Lemah .
-
Klien tampak sudah mulai duduk ditempat tidur
A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-4 I: -
Monitor ttv (06.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
istirahat
(09.30 wita) -
Anjurkan
keluarga
untuk
mengawasi dan menemani saat beraktivitas (09.30 wita) -
Jelaskan pola peningkatan aktivitas
secara
bertahap
(09.30 wita) E: S:
klien
mengatakan
“badannya
masih lemah, pusing mual dan muntah” O: -
TTV : Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P : 80x/menit, R : 20x/menit,
BP
:
110/80mmHg) -
Keadaan umum : Lemah
-
Klien
tampak
mual
dan
muntah beberapa kali saat mencium bau makanan. -
Klien terkadang duduk dan tidak berbaring terus
A: keletihan teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-4
69
Kamis, 24-012019 Dinas pagi 08.00 wita
volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
S:
klien
mengatakan
“mual
berkurang, muntah tidak ada lagi” O: -
Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P : 83x/menit, R : 20x/menit, BP : 110/80mmHg)
-
Crt > 2 detik
-
terpasang infus RL 25 tpm
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit lembab
-
Klien tampak segar
A: masalah teratasi P: lanjutkan intervensi 1-5 I: - Ukur TTV pasien (12.00 wita) - Observasi Capillary Refill Time (12.00 wita) - Observasi intake dan output. (12.00 wita) - Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ) (08.30 wita) - Kolaborasi pemberian terapi cairan IV RL 26 tpm. (08.30 wita) E: S: klien mengatakan “mual berkurang dan muntah tidak ada lagi ” O: -
TTV : Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 79x/menit, R : 20x/menit,
BP
:
120/80mmHg) -
Crt < 2 detik
-
terpasang infus RL 25 tpm
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
70
-
kulit tampak lembab
A: kekurangan voleme cairan teratasi P: lanjutkan intervensi 1,2,4,5
Mual berhubungan dengan
S: klien mengatakan “mual sudah berkurang muntah tidak ada lagi ” O: -
Klien tampaklebih segar
-
Kesadaran : compos mentis
-
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 82x/menit, R : 20x/menit, BP : 100/80mmHg)A:
A: Mual teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi : 1-6 I: -
Catat
intake
dan
output
(12.00 wita) -
Monitor status nutrisi (12.00 wita)
-
Monitor ttv (12.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
makan
sedikit tapi sering (12.00 wita) -
Berikan terapi iv (08.30 wita)
E: S: klien mengatakan “mual berkurang muntah tidak ada” O: -
Klien tampak segar
71
-
Kesadaran : compos mentis
-
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P : 83x/menit, R : 20x/menit, BP : 110/80mmHg)
A: mual belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1-6
Keletihan berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien tampak lemah
S: klien mengatakan “badan lebih segar, mual berkurang, muntah tidak ada pusing tidak ada” O: - Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 82x/menit, R : 20x/menit, BP :
100/80mmHg),
BP
:
100/70mmHg) -
Keadaan umum : segar .
-
Klien tampak sudah mulai duduk ditempat tidur
A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan Kamis 24-012019 Dinas siang 14.30 wita
volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
S:
klien
mengatakan
“mual
berkurang, muntah tidak ada lagi” O: -
Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 80x/menit, R : 20x/menit, BP : 110/80mmHg)
-
Crt > 2 detik
-
terpasang infus RL 25 tpm
-
bibir kering dan pecah-pecah
-
Turgor kulit elastis
-
kulit lembab
72
-
Klien tampak segar
A: masalah teratasi P: hentikan intervensi
Mual berhubungan dengan kehamila
S: klien mengatakan “mual sudah berkurang muntah tidak ada lagi ” O: -
Klien tampak lebih segar
-
Kesadaran : compos mentis
-
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 80x/menit, R : 20x/menit, BP : 110/80mmHg)A:
A: Mual teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi : 1-6 I: -
Catat
intake
dan
output
(15.00 wita) -
Monitor status nutrisi (18.00 wita)
-
Monitor ttv (18.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
makan
sedikit tapi sering (18.00 wita) -
Berikan terapi iv (14.30 wita)
-
Kolaborasi pemberian ranitidin 2x50 mg dan ondansentron 2x8 mg sesuai order dokter (13.00 wita)
E: S: klien mengatakan “mual berkurang muntah tidak ada”
73
O: -
Klien tampak segar
-
Kesadaran : compos mentis
-
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P : 83x/menit, R : 20x/menit, BP : 110/80mmHg)
A: mual teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-6 Kamis, 24-012019 Dinas malam 21.00 wita
Mual berhubungan dengan kehamilan
S: klien mengatakan “mual sudah berkurang muntah tidak ada lagi ” O: -
Klien tampak lebih segar
-
Kesadaran : compos mentis
-
Turgor elastis
-
Bibir kering dan pecah pecah
-
Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P : 80x/menit, R : 19x/menit, BP : 110/80mmHg)A:
A: Mual teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi : 1-6 I: -
Catat
intake
dan
output
(21.30 wita) -
Monitor status nutrisi (21.30 wita)
-
Monitor ttv (06.00 wita)
-
Anjurkan
untuk
makan
sedikit tapi sering 07.00 wita) -
Berikan terapi iv (09.30 wita)
-
Kolaborasi pemberian ranitidin 2x50 mg dan 74
ondansentron 2x8 mg sesuai order dokter (01.00 wita) E: S: klien mengatakan “mual berkurang muntah tidak ada” O: -
Klien tampak segar
-
Kesadaran : compos mentis
-
Turgor elastis
-
Bibir lembab
-
Hasil TTV : (T : 36,1˚C, P : 80x/menit, R : 20x/menit, BP : 110/80mmHg)
A: mual teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi 1-6
Jumat 25-012019 Dinas pagi 08.00 wita
Mual berhubungan dengan kehamilan
S: klien mengatakan “mual sudah sangat berkurang muntah tidak ada lagi ” O: -
Klien tampak lebih segar
-
Kesadaran : compos mentis
-
Turgor elastis
-
Bibir lembab
-
Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P : 82x/menit, R : 19x/menit, BP : 120/80mmHg)A:
A: Mual teratasi
75
P:
hentikan
intervensi,
dibolehkan pulang
76
pasien
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas, jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jelas memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. B. SARAN 1. Bagi Klien Dan Keluarga Diharapkan kepada klien dan keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan klien, keluarga dapat melakukan anjuran yang disampikan perawat dan manajemen perawatan klien yang bisa dilakukan sendiri bila pulang kerumah karena untuk melakukan perawatan memerlukan keterampilan dan kesabaran. 2. Bagi Pihak RSUD Anshari Saleh Banjarmasin Diharapkan mampu memberikan mutu pelayanan yang optimal dan meningkatkan sumber daya manusia serta mengembangkan ilmu, wawasan dan pengetahuan seperti seminar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperesis gravidarum. Pendidikan berkelanjutan bagi perawat agar lebih memahami tentang asuhan keperawatan klien dengan hiperesis gravidarum.
77
3. Bagi Pihak Institusi STIKES Suaka Insan Diharapkan bagi pihak institusi STIKES Suaka Insan menambah buku-buku di perpustakaan tentang asuhan keperawatan dengan kasus hiperesis gravidarum. 4. Bagi Mahasiswa Bagi mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawan pada klien hiperesis gravidarum sehingga siap ketika menemukan masalah yang bersangkutan dengan hiperesis gravidarum. Mahasiswa tidak selalu harus belajar dari teori akan tetapi pengalaman adalah guru yang sangat berharga ketika mahasiswa berada pada lahan praktik klinis karena dengan hal itu mahasiswa mampu meningkatkan pelayanan secara holistic dan komperhensif.
78