BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi terciptanya suatu komunikasi antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan seperti investor, issuer, dan penjamin emisi. Laporan keuangan dapat dipandang sebagai sarana untuk mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang dilakukan manajer atas sumber daya pemilik (Belkaoui, 1993). Dengan demikian laporan keuangan merupakan media untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang diharapkan dapat menyediakan informasi bermanfaat bagi pihak berkepentingan dalam mengevaluasi keberhasilan perusahaan. Pada awalnya laporan keuangan cenderung bersifat sederhana yang memuat informasi kuantitatif tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan ekuitas dan penjelasan atas laporan keuangan. Namun, seiring dengan perkembangan bisnis dan teknologi, laporan keuangan tidak hanya berisi informasi kuantitatif, akan tetapi berisi informasi kualitatif. David (2002) menyatakan bahwa pada perkembangannya, pelaporan keuangan yang diwujudkan dalam annual report tidak hanya menyajikan informasi kuantitatif tetapi juga informasi lain seperti text, foto, tabel, grafik dan narrative text. Narrative text di dalam pelaporan perusahaan antara lain meliputi sambutan yang disampaikan oleh direktur dan komisaris serta analisis manajemen. Diskusi dan analisis manajemen digunakan sebagai alat untuk menjelaskan mengenai tujuan dari perusahaan. Sambutan dari Dewan Direksi dan Dewan Komisaris berisi informasi tentang ringkasan kinerja masa lalu dan rencana kerja yang akan datang (Yuthas et al ,2002). Kemunculan informasi lain selain informasi kuantitatif bukannya tanpa tujuan bagi perusahaan. Informasi non-kuantitatif dimunculkan perusahaan dengan tujuan untuk membentuk atau memunculkan suatu image tertentu sebagaimana yang diinginkan perusahaan. Perusahaan cenderung menginginkan image yang positif serta menghindari image negatif. Pembentukan image positif dipilih perusahaan karena dapat menguntungkan posisi perusahaan di mata masyarakat dan pihak eksternal yang berkepentingan. Integrated reporting menyediakan satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan informasi keuangan perusahaan dan non-keuangan (termasuk environmental, social, governance, dan intangibles ) (Krzus 2010; Eccles dan Krzus 2010; Oates 2009 dalam Azam, et al. 2011). Pada dasarnya keinginan suatu perusahaan untuk mengikuti atau tidak mengikuti perkembangan format pelaporan yang baru seperti integrated reporting, tergantung dari judgement internal perusahaan itu sendiri. Akuntansi bukan sekedar menyajikan angka, akan tetapi merupakan media untuk mengakui eksistensi perusahaan di dalam industri. Pelaporan keuangan seharusnya dipahami dari perspektif yang terintegrasi yang melibatkan berbagai elemen dalam pelaporan tersebut seiring dengan perkembangan bisnis dan tuntutan para stakeholder.
1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi dari integrated reporting? 2. Apa saja prinsip dan elemen yang ada pada integrated reporting? 3. Bagaimana pengimplementasian integrated reporting dalam suatu perusahaan?
1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu integrated reporting 2. Untuk mengetahui prinsip dan elemen dalam integrated reporting 3. Mengetahui penerapan integrated reporting pada suatu perusahaan
1.4. Manfaat Dapat memberikan kontribusi berupa pengetahuan dan wawasan tentang integrated reporting. Dengan demikian, dapat mendorong untuk melakukan penelitian lebih dalam pada kajian integrated reporting. Selain itu mampu memberikan contoh penyajian integrated reporting yang baik bagi perusahaan yang sudah menerapkan laporan ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Integrated Reporting Menurut The International Integrated Reporting Committe (IIRC), Integrated Reporting (IR) adalah suatu proses komunikasi informasi suatu organisasi kepada stakeholder tentang penciptaan nilai dari waktu ke waktu dan juga berperan sebagai komunikasi yang ringkas dan terintegrasi tentang bagaimana strategi, tata kelola, kinerja dan prosepek suatu organisasi menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Konsep inti dari integrated reporting adalah menyediakan satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan informasi keuangan perusahaan dan non keuangan seperti masalah environmental, governance, social issues. Implementasi integrated reporting pada suatu perusahaan bukanlah sekedar technical exercise (White, 2010). Maka dari itu, integrated reporting menyajikan dua aspek yang sama pentingnya yaitu informasi keuangan dan informasi yang sifatnya berkelanjutan. White (2010) mengemukakan bahwa integrated reporting tercipta atas dasar capital stewardship yang berarti pemeliharaan terhadap semua yang berbentuk modal. Capital stewardship dioperasionalkan dengan mengurai konsep menjadi lima komponen yang disingkat "INFOS” (intellectual, natural, financial, organizational and social capital). International Integrated Reporting Council membagi modal atau capital menjadi enam kategori (IIRC, 2011). Modal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Modal intelektual, yaitu intangible yang memberikan manfaat kompetitif, di antaranya adalah paten, copyright, software, dan sistem organisasi 2. Modal alam yaitu input terhadap produksi barang atau ketentuan mengenai suatu jasa. 3. Modal keuangan yaitu modal yang tersedia bagi organisasi untuk memproduksi barang dan jasa serta diperoleh melalui pembiayaan, seperti utang, ekuitas, hibah, atau yang dihasilkan melalui operasi dan investasi. 4. Modal pabrik yaitu modal yang berbeda dengan modal alam yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa, contohnya adalah gedung, peralatan dan infrastruktur. 5. Modal manusia yaitu kemampuan seseorang dan motivasinya untuk berinovasi seperti kemampuan untuk memahami dan menerapkan startegi organisasi. 6. Modal sosial yaitu lembaga dan hubungan yang dibangun di dalam dan diantara kelompok dan stakeholder untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
2.2. Lembaga Terkait Integrated Reporting Berbagai perusahaan yang mulai menerapkan IR bermula dari adanya inisiatif dari suatu lembaga yang dibentuk pada tahun 2010. Lembaga tersebut dinamakan the International Integrated Reporting Council (disingkat IIRC). Tujuan pembentukan lembaga tersebut adalah
mengembangkan suatu pedoman mengenai IR yang sesuai dengan kompleksitas bisnis saat ini sehingga dapat memenuhi kebutuhan dari para pemangku kepentingan (IIRC, 2011). Berbagai pihak yang terlibat di dalam IIRC mencakup pemerintah, investor, perusahaan, pembuat standar, profesi akuntan dan organisasi non-pemerintah (IIRC, 2013). Sejak didirikan pada tahun 2010, IIRC mulai melakukan langkah stratejik terkait IR. IIRC mempublikasikan discussion paper pada tahun 2011. Discussion paper memuat paparan mengenai pentingnya IR dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan dari berbagai pihak. Discussion paper merupakan langkah awal dari IIRC untuk mengembangkan suatu pedoman mengenai IR. Pada tahun 2012, IIRC menerbitkan rancangan pedoman IR. Rancangan tersebut resmi diterbitkan menjadi suatu pedoman IR pada bulan Desember 2013 dengan judul the International Integrated Reporting Framework (disingkat Framework). Framework berfungsi sebagai acuan bagi perusahaan yang akan mengadopsi IR sebagai model pelaporannya. Perusahaan dapat mengidentifikasi prinsip dan elemen IR yang sesuai dengan karakteristik bisnisnya. Gagasan IR sebenarnya muncul sebelum IIRC dibentuk. Perusahaan yang menjadi pioner dalam menyajikan laporan tunggal adalah Novo Nordisk (De Villiers et al. [2014], serta Eccles dan Krzus [2010]). Perusahaan ini bergerak di sektor layanan kesehatan dan mulai menyajikan laporan tunggal pada tahun 2003. Novo Nordisk merupakan contoh perusahaan yang berupaya mengintegrasi informasi keuangan dan non-keuangan dan terefleksi dari laporannya (Eccles & Krzus, 2010). Negara yang menjadi pioner mengenai IR adalah Afrika Selatan melalui pedoman “King III” pada tahun 2009. King III memuat persyaratan wajib (mandatory) kepada perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Johannesburg untuk menerbitkan integrated report (ACCA, 2012).
2.3. Prinsip-Prinsip Panduan tentang Integrated Report International Integrated Reporting Council (IIRC) memiliki prinsip-prinsip panduan tentang integrated reporting. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut: 1. Fokus strategi. Integrated report menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai organisasi. Integrated Report mengkomunikasikan apa yang penting bagi organisasi dari perspektif strategis. Hal tersebut berarti menjelaskan mengenai: a. tujuan strategis organisasi; b. apa yang telah digunakan beserta rencana implementasi; c. hubungan keduanya dengan komponen lainnya dari model bisnis. 2. Konektivitas informasi. Integrated report menunjukkan hubungan komponen yang berbeda di dalam organisasi bisnis diantaranya adalah faktor eksternal yang mempengaruhi organisasi. Konektivitas adalah pusat untuk memastikan bahwa integrated report dapat menjelaskan tentang
3.
4.
5.
6.
7.
8.
perubahan di dalam pengambilan keputusan bisnis serta hubungannya dengan pemikiran bisnis dan aktivitas bisnis. Contoh konektivitas termasuk: a. Informasi tentang pengaruh dampak perubahan di lingkungan pasar terhadap strategi organisasi. b. Hubungan antara strategi dengan Key Performance Indicators (KPIs), Key Risk Indicators (KRIs) dan remunerasi. Orientasi Masa Depan. Integrated report menyajikan informasi harapan manajemen tentang masa depan. Informasi tersebut bermanfaat membantu pengguna laporan untuk memahami dan menilai prospek organisasi beserta risiko yang dihadapi. Orientasi ke masa depan meliputi: a. keseimbangan kepentingan organisasi pada jangka pendek dan jangka panjang; b. harapan organisasi kedepan; c. rencana masa depan suatu organisasi; d. kemungkinan tantangan dan hambatan. Tanggapan terhadap stakeholder. Integrated report memberikan pengetahuan mengenai relasi antara organisasi dengan stakeholder. Integrated report juga memberi pandangan tentang bagaimana serta sejauh mana organisasi memahami, memperhitungkan dan menanggapi kebutuhan para stakeholder. Hal ini membantu organisasi untuk: a. mengidentifikasi isu-isu material; b. mengembangkan dan mengevaluasi strategi organisasi; c. mengelola kegiatan termasuk tanggapan dan strategi terhadap masalah yang material. Materialitas Sebuah laporan yang terintegritas harus mengungkapkan informasi tentang hal-hal substantif yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk menciptakan value dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Keringkasan Sebuah laporan yang terintegrasi harus singkat. Artinya, sebuah laporan yang terintegrasi meliputi konteks yang cukup untuk memahami strategi organisasi, governance, kinerja dan prospek tanpa ditambah berwujud yang berbasis pengetahuan. dengan informasi yang kurang relevan. Reliabilitas dan Kelengkapan Sebuah laporan yang terintegrasi harus mencakup semua hal yang material, baik positif maupun negatif, secara seimbang dan tanpa kesalahan yang material. Konsistensi dan Dapat Dibandingkan Informasi dalam laporan yang terintegrasi perusahaan harus disajikan: a. Secara yang konsisten dari waktu ke waktu b. Dengan cara yang memungkinkan perbandingan dengan organisasi lain terhadap hal yang material untuk organsasi.
2.4. Elemen-elemen Integrated Reporting Adapun elemen IR berdasarkan IR Framework yang harus dipenuhi agar sebuah laporan perusahaan sudah disebut sebagai laporan yang terintegrasi sebagai berikut: 1. Organizational overview and external environment. Organizational overview menjelaskan organisasi perusahaan baik dari visi, misi, budaya, struktur kepemilikan, maupun aktivitas perusahaan. External environment menggambarkan kondisi lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan, seperti aspek hukum, sosial, lingkungan ekonomi, tantangan pasar, dan kondisi politik. 2. Governance. Governance menggambarkan struktur tata kelola perusahaan yang dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan dan menciptakan value baik jangka pendek, menengah, dan panjang. 3. Business model. Business model perusahaan adalah sistem perusahaan yang dapat mengubah input melalui aktivitas perusahaan yang menghasilkan output dan outcome. 4. Risks and opportunities. Risks and opportunities menjelaskan risiko dan peluang spesifik pada perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Elemen ini juga menjelaskan cara perusahaan dalam mengelola risiko dan peluang yang terjadi pada perusahaan. 5. Strategy and resource allocation. Strategy and resource allocation menjelaskan strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia pada perusahaan. 6. Performance. Performance menggambarkan kinerja perusahaan pada tahun berjalan yang dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 7. Outlook. Outlook menjelaskan kondisi pada masa akan datang yang berkaitan dengan perusahaan. Outlook meliputi prospek maupun tantangan yang akan dihadapi perusahaan. 8. Basis of presentation. Basis of presentation merupakan dasar pengungkapan elemen yang disajikan oleh perusahaan dalam laporan agar dapat dievaluasi tingkat pemenuhan kriteria pelaporan.
2.5. Kelebihan Integrated Reporting The Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) mengungkapkan beberapa keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan apabila mengimplemntasikan integrated reporting dalam memberikan informasi kepada stakeholders. Kelebihan tersebut antara lain :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
More integrated thinking and management Greater clarity on business issues and performance Improved corporate reputation and stakeholder relationships More efficient reporting Employee engagement Improved gross margins Cost of capital impact?
Integrated reporting hadir dengan tampilan sempurna. Semua unsur-unsur yang tidak tersaji dalam sustainability reporting tersaji dalam integrated reporting sesuai dengan prinsipprinsip panduan model pelaporan ini. Di atas telah dipaparkan secara detail konsep dari integrated reporting. Evolusi model pelaporan sangat menentukan masa depan perusahaan karena Investor cenderung melirik entitas yang mengikuti tren pasar global. Pernyataan dibawah ini sebagai gambaran mengapa Integrated reporting penting untuk diterapkan. “ The development of IR was given impetus by the global financial crisis (GFC) and driven by a perceived need for an improved method of reporting that incorporates a range of financial and non-financial information necessary for effective decision-making and risk management in the current business and financial environment (see, for example, Abeysekera, 2012). Also, there is a growing awareness on the part of both corporates and investors of the interconnectedness between financial stability and environmental and social sustainability, and the need for greater integration between financial and nonfinancial information, and present and future-oriented data, in reporting to stakeholders ” (Hanks and Gardiner, 2013) Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa informasi keuangan dan non keuangan sangat urgen adanya untuk mendukung keefektifan pengambilan keputusan dan juga menjaga stabilitas keuangan, lingkungan, dan sosial serta menjadikan laporan terintegrasi sebagai media komunikasi yang sempurna kepada stakeholders utamanya investor.
2.6. Perusahaan Yang Telah Mengimplementasikan IR merupakan pelaporan yang tergolong baru bagi perusahaan di Indonesia. Belum ada aturan yang mengakomodasi IR di Indonesia seperti di negara-negara lain. Walaupun demikian, Simposium Nasional Akuntansi XVII (SNA XVII) pada tahun 2014 mengusung tema “Peran Akuntan dalam Mewujudkan Sustainable Development melalui Integrated Reporting.” Hal ini menyiratkan perlunya peran serta dari berbagai pihak, terutama akuntan, untuk memahami dan berkontribusi dalam pengembangan IR di Indonesia. Beberapa perusahaan yang telah go public di Indonesia juga sudah mulai menerapkan integrated reporting. Namun, hanya beberapa perusahaan saja yang secara eksplisit menunjukkan telah menerapkan pelaporan tersebut, diantaranya adalah PT Timah (Persero) Tbk, PT Pertamina
EP dan PT Semen Indonesia Tbk. Seperti beberapa perusahaan pada negara-negara yang dirangkum oleh de Viller (2014) bahwa pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut masih belum sepenuhnya sesuai dengan rerangka yang dikeluarkan oleh IIRC pada akhir tahun 2013, masih terdapat kekurangan dalam pengungkapan pelaporan yang disyaratkan oleh IIRC tersebut. Demikian juga dengan beberapa perusahaan di Indonesia di atas, masih ada keraguan dalam penerapan pelaporan yang dilaksanakan. Hal ini akan dijabarkan pada perumusan masalah berikut ini. Berikut akan dijelaskan mengenai pengimplementasian integrated reporting pada ketiga perusahaan tersebut: 1. Penerapan pedoman integrated reporting dari Rerangka Internasional IR yang dilihat dari empat hal berikut ini. a. Format laporan dan hubungannya dengan informasi lain. PT Timah menggunakan format pelaporan yang diatur oleh OJK. Pertamina EP juga telah menggunakan format laporan yang diatur oleh OJK. Selain itu, PT Timah juga mulai menerapkan Rerangka Internasional IR sejak tahun 2014. Sementara, PT Semen Indonesia hanya menggunakan peraturan dari OJK. Ketiga perusahaan tersebut masih kurang dalam mencapai keringkasan serta kurang dalam penyajian konektivitas informasi. b. Pertanggungjawaban atas laporan terintegrasi. Dalam pertanggungjawaban atas laporan tahunan/terintegrasi ini, ketiga perusahaan tersebut hanya memasukkan satu pernyataan yaitu tentang integritas laporan tersebut. PT Timah dan PT Semen Indonesia tidak memasukkan pernyataan telah menerapkan pemikiran kolektif dalam penyusunan dan penyajian laporan terintegrasi serta opini maupun kesimpulan telah sesuai dengan Rerangka Internasional IR karena meretia belum mengacu pada rerangka tersebut. Sedangkan, Pertamina EP telah mengacu kepada rerangka tersebut, namun juga tidak memasukkannya dalam laporan terintegrasi serta tidak memberikan penjelasan yang disyaratkan dalam rerangka tersebut. c. Penerapan prinsip pedoman Rerangka Internasional IR. Dari analisis data dan pembahasan, PT Timah secara keseluruhan telah mendekati penerapan prinsip-prinsip pedoman IR yang disyaratkan oleh IIRC, meskipun PT Timah belum mengacu kepada Rerangka Internasional Integrated Reporting. Pertamina EP juga telah cukup baik dalam penerapan prinsip-prinsip tersebut secara keseluruhan. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan terutama prinsip keringkasan dan materialitas serta prinsip konektivitas informasi. Dalam penerapan konektivitas informasi masih banyak disajikan dalam kata-kata daripada bagan dan tidak ada link pada informasi lain yang tidak sering berubah. PT Semen Indonesia telah mendekati penerapan beberapa prinsip (prinsip fokus stratejik dan orientasi masa yang akan datang dan konektivitas informasi) yang disyaratkan oleh IIRC. Namun, untuk beberapa prinsip lainnya masih menunjukkan penerapan yang jauh dari yang disyaratkan oleh IIRC dan bahkan ada yang belum diterapkan sama sekali.
Hal ini dikarenakan PT Semen Indonesia belum mengacu kepada Rerangka Internasional IR. d. Pengungkapan elemen-elemen konten Rerangka Internasional IR. Untuk beberapa elemen konten, PT Timah telah menunjukkan pengungkapan yang cukup baik. Beberapa elemen tersebut yaitu elemen gambaran organisasi dan lingkungan eksternal, tata kelola, risiko dan peluang, outlook dan dasar penyusunan dan penyajian. Beberapa elemen lain masih menunjukkan pengungkapan dengan kualitas yang rendah yaitu model bisnis, strategi dan alokasi sumber daya, dan kinerja. Pertamina EP, secara keseluruhan menunjukkan pengungkapan elemen-elemen konten yang cukup baik, meskipun masih terdapat kekurangan dalam masing-masing elemen. Hal ini dapat disebabkan karena pelaporan tahunan 2014 merupakan pertama kalinya Pertamina EP mulai mengacu pada Rerangka Internasional IR. Beberapa elemen telah diungkap dengan cukup baik oleh PT Semen Indonesia, namun beberapa elemen lainnya masih berkualitas rendah bahkan ada yang belum diungkapkan oleh PT Semen Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan pada kesimpulan penerapan prinsip pedoman IR, PT Semen Indonesia belum mengacu kepada Rerangka Internasional Integrated Reporting, meskipun PT SI telah mengungkapkan melalui web telah memenuhi elemen-elemen rerangka tersebut dengan menyajikan dalam bentuk ceklis. Elemen-elemen Rerangka Internasional IR tidak berupa bentuk ceklis tetapi berbentuk pertanyaan yang harus dijawab dengan cara pengungkapan yang telah diajukan oleh IIRC. Oleh karena itu, pengungkapan elemen ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan daftar ceklis, melainkan disajikan dengan cara pengungkapan yang baik untuk dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dalam elemen tersebut. 2. Hasil perbandingan penerapan Rerangka Internasional IR. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hasil perbandingan penerapan Rerangka Internasional IR sebagai berikut ini. a. Format laporan dan hubungannya dengan informasi lain. Dari ketiga perusahaan tersebut, hanya Pertamina EP yang telah menggunakan format laporan terintegrasi dari Rerangka Internasional Integrated Reporting. Meskipun demikian, dalam pembahasan prinsip keringkasan dan konektivitas informasi, Pertamina EP masih kurang dalam menerapkan kedua prinsip tersebut. b. Pertanggungjawaban atas laporan terintegrasi. Seperti yang telah diungkapkan pada kesimpulan penerapan Rerangka Internasional IR, bahwa ketiga perusahaan tersebut hanya memasukkan pernyataan mengenai integritas laporan tahunan/terintegrasi yang meretia publikasikan. PT Timah dan PT Semen Indonesia tidak memberikan pernyataan lainnya karena belum mengacu pada Rerangka Internasional IR. Sementara, Pertamina EP, meskipun telah menerapkan rerangka tersebut tetapi juga tidak memberikan penyataan yang disyaratkan oleh
IIRC serta juga tidak memberikan penjelasan jika tidak memberikan pernyataan tersebut. c. Penerapan prinsip-prinsip pedoman Rerangka Internasional IR. Ketiga perusahaan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapan prinsip-prinsip pedoman Rerangka Internasional IR. Namun, secara keseluruhan Pertamina EP lebih baik dalam penerapan prinsip-prinsip pedoman tersebut. Pertamina EP telah menunjukkan secara eksplisit ketersediaan dan keterjangkauan modal yang dapat mempengaruhi organisasi untuk menciptakan nilai. Selain itu, Pertamina EP juga memberikan pernyataan untuk peringatan informasi yang mengandung ketidakpastian. d. Pengungkapan elemen-elemen konten Rerangka Internasional IR. Dalam pengungkapan elemen-elemen konten Rerangka Internasional IR, secara keseluruhan Pertamina EP memiliki pengungkapan yang lebih baik dibanding dua perusahaan lainnya. Salah satu elemen yang diungkapkan paling baik dari perusahaan lain oleh Pertamina EP adalah model bisnis. Pertamina EP telah mengungkapkan model bisnis sesuai dengan yang disyaratkan oleh IIRC.
BAB III KESIMPULAN
Definisi Integrated Reporting berdasarkan IR Framework yang diterbitkan oleh IIRC pada tahun 2013 adalah komunikasi yang ringkas tentang bagaimana strategi organisasi, governance, kinerja dan prospek, dalam konteks lingkungan eksternal yang dapat menciptakan value jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Selain berisi tentang informasi keuangan, IR juga berisi informasi lainnya yang relevan dengan organisasi. Tujuan IR sebagai-mana yang tercantum dalam IR Framework adalah untuk memberikan wawasan tentang: (1) lingkungan eksternal yang mempengaruhi suatu organisasi; (2) sumber daya dan hubungan yang digunakan oleh organisasi; (3) bagaimana organisasi berinteraksi dengan lingkungan eksternal dan capital untuk menciptakan value jangka pendek, menengah dan panjang Prinsip-prinsip dalam integrated reporting yaitu: (1) focus strategi; (2) konektivitas informasi; (3) orientasi masa depan; (4) tanggapan terhadap stakeholder; (5) materialitas; (6) keringkasan; (7) reliabilitas dan kelengkapan serta (8) konsistensi dan dapat dibandingkan. Sedangkan elemenelemen dalam integrated reporting yaitu: (1) Organizational overview and external environment; (2) Governance; (3) Business model; (4) Risks and opportunities; (5) Strategy and resource allocation; (6) Performance; (7) Outlook dan (8) Basis of presentation.
DAFTAR PUSTAKA
Permani, Dewi Sinta. 2017. Evolusi Dalam Pelaporan Keuangan Melalui Integrated Reporting Pada PT United Tractors Tbk di https://www.academia.edu/34688647/INTEGRATED_REPORTING (Diakses pada 22 Maret 2019). Husain, Sri Apriyanti. 2014. Makalah Pelaporan Keberlanjutan Dan Pelaporan Terintegrasi di https://www.slideshare.net/SriApriyantiHusain/makalah-pelaporan-keberlanjutan-danpelaporan-terintegrasi (Diakses pada 22 Maret 2019). Kustiani, Nur Aisyah. 2016. Penerapan Elemen-Elemen Integrated Reporting Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi. 3(4): 44-61. Novianti, Neva. 2015. Penerapan Integrated Reporting (Studi Pada PT Timah (Persero) Tbk., PT Pertamina EP, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.). Tesis. Universitas Gadjah Mada.