Sediaan Basah Mikroskopik Tumbuhan Dengan Uji Histokimia.docx

  • Uploaded by: Hana Veronica
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sediaan Basah Mikroskopik Tumbuhan Dengan Uji Histokimia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,383
  • Pages: 8
SEDIAAN BASAH MIKROSKOPIK TUMBUHAN DENGAN UJI HISTOKIMIA

LAPORAN PRATIKUM Ditulis untuk memenuhi matakuliah Mikroteknik yang dibimbing oleh Dra. Hj. Nursasi Handayani, M.Si.

Oleh :

Hana Veronica

(160342606281)

Offering GHK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM S1 BIOLOGI februari 2019

TUJUAN DASTER Pada tanaman terdapat dua jenis metabolisme, yaitu metabolisme primer dan skunder. Proses metabolisme primer menghasilkan senyawa-senyawa yang digunakan dalam proses biosintesis sehari-hari, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat. Sebaliknya proses metabolic skunder menghasilkan senyawa dengan aktivitas biologis tertentu seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, tannin dan steroid . metabolit skunder merupakan senyawa yang menghasilkan atau deri sel dan kelompok taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress tertuntu. alat dan bahan

ALAT kaca benda kaca penutup Pinset Gunting Silet gelas arlogi Mikroskop pipet tetes Spirtus

BAHAN Kentang kacang tanah Alpukat Apel kelapa Labu kacang merah Padi ubi ungu Jagung

Prosedur

1. Uji coba amilum • membuat irisan melintang dari bahan yang akan di amati

1

• letakan bahan amatan pada kaca benda

2

• beri tetesan IKI

3

4 5

• tutup preparat menggunakan kaca penutup

• mengamati preparat menggunakan mikroskop

2. Uji coba lipid

larutan IKI sudan III Floroglusin HCl 25% FeCl 1% Benedict Millon Mayer KOH

• membuat irisan melintang dari bahan yang akan di amati

1

• letakan bahan amatan pada kaca benda

2

• beri tetesan sudan III

3

4 5

• tutup preparat menggunakan kaca penutup • mengamati preparat menggunakan mikroskop

3. Uji coba lignin • membuat irisan melintang dari bahan yang akan di amati

1

• letakan bahan amatan pada kaca benda

2

• beri tetesan reagen floroglusin dan HCl 25%

3

4 5

• tutup preparat menggunakan kaca penutup • mengamati preparat menggunakan mikroskop

4. Uji coba tannin 1 2 3

4 5

• membuat irisan melintang dari bahan yang akan di amati • letakan bahan amatan pada kaca benda

• beri tetesan reagen FeCl 1%

• tutup preparat menggunakan kaca penutup • mengamati preparat menggunakan mikroskop

5. Uji coba gula reduksi • membuat irisan melintang dari bahan yang akan di amati

1

• letakan bahan amatan pada kaca benda

2

• beri tetesan reagen benedict

3

4 5

• tutup preparat menggunakan kaca penutup • mengamati preparat menggunakan mikroskop

6. Uji coba protein 1 2 3

4 5

• membuat irisan melintang dari bahan yang akan di amati • letakan bahan amatan pada kaca benda • beri tetesan reagen millon

• tutup preparat menggunakan kaca penutup • mengamati preparat menggunakan mikroskop

Hasil dan analisis

1. Uji Amilum Pengujian kandungan amilum menggunakan bahan-bahan yaitu, padi, jagung, kacang tanah, kacang merah, kentang, alpukat, kelapa dan apel. Uji amilim dilakukan dengan menambahkan bahan yang diuji dengan reagen IKI. Bahan makanan yang mengandung amilum, apabila bereaksi dengan regen IKI akan menunjukkan warna biru kehitaman. Dari semua bahan yang diujikkan menunjukkan perubahan warna menjadi biru kehitam, Pada padi, jagung, kacang tanah, kentang, mengalami perubahan warna biru kehitam. Sedangkan alpukat, kelapa dan apel tdk mengalami perubahan warna. 2. Uji protein Pada uji protein menggunakan bahan yang sama. Uji protein dilakukan dengan menambahkan bahan yang diuji dengan reagen millon. Bahan makanan yang mengandung protein, apabila bereaksi dengan millon akan menunjukan warna merah. Dari semua bahan

yang diujikan menunjukan perubahan warna menjadi merah, pada kentang, kacang tanah, kacang merah, padi dan ubi. Sedangkan jagung, apel, alpukat dan kelapa tidak mengalami perubahan warna. 3. Uji lemak Pada uji lemak beras, kentang, alpukat, kelapa dan kacang tanah yang di berikan reagen sudan III menunjukkan bahwa pada beras yang awalnya berwarna putih keruh dan setelah diberikan reagen sudan III berwarna sedikit merah hal ini menunjukkan adanya lemak dalam beras, sedangakan pada jagung kacang awalnya berwarna putih berubah warna menjadi merah hal ini menunjukkan adanya lemak. Pada kelapa yang awalnya berwarna putih keruh berubah warna menjadi sangat merah hal ini menunjukkan adanya banyak lemak dan pada kacang tanah yang awalnya putih keruhmenjadi sangat merah hal ini menunjukkan adanya lemak pada kacangtanah. 4. Uji Gula Reduksi Pada uji gula reduksi menggunakan bahan yang sama, uji gula di lakukan dengan penambahan bahan yang di uji dengan reagen benedict. Bahan yang mengandung gula reduksi apa bila bereaksi dengan reagen benedict akan mengalami perubahan warna menjadi merah dan bahan uji yang mengalami perubahan warna hanyalah apel. 5. Uji Tanin Pada uji tannin menggunakan bahan yang sama, uji tannin di lakukan dengan penambahan bahan yang di uji dengan reagen FeCl . bahan yang mengandung tannin apa bila breaksi dengan FeCL akan mengalami perubahan warna menjadi biru kehitaman dan bahan uji yang mengalami perubahan hanya pada kacang merah. 6.Uji Lignin Pada uji lignin menggunakna bahan yang sama , uji lignin di lakukan dengan penambahan bahan yang di uji dengan reagen floroglusi dan HCl. Bahan yang mengandug lignin apa bila bereaksi dengan reagen akan mengalami perubahan warna menjadi merah – ungu pada dinding sel bahan uji, dan bahan yang menunjukan adanya lignin hanya pada alpukat dan kacang merah. PEMBAHASAN 1. Uji amilum Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan karbohidrat dalam bahan makanan nabati, karbohidrat yang kami amati jenis polisakarida yaitu pati atau amilum. Polisakarida dalam bahan makanan nabati terdiri dari 2 jenis, yaitu yang dapat dicerna (zat tepung/amilum, dekstrin), dan yang tidak dapat dicerna (selulosa, pentosa, dan galaktan) (Sulistyoningsih, 2011). Pengamatan amilum pada bahan makanan menggunakan reagen IKI. Berdasarkan hasil pengamatan beras, jagung, kacang, kentang, ubi, mengalami perubahan warna menjadi sangat biru kehitam. Hal tersebut dapat terlihat bahwa kandungan pada bahan makanan tersebut memiliki kandungan amilumnya lebih banyak dibandingkan dengan dan kacang tanah yang sedikit mengandung amilum. Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Barangkali tidak ada satu senyawa organik lain yang tersebar begitu luas sebagai kandungan tanaman seperti halnya pati. Dalam jumlah besar, pati dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penympanan sementara dari produk fotosintesis. Pati juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan permanen untuk tanaman,

dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun dan umbi. Pati merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Ginting,2004). Secara umum pati terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut dalam air (amilopektin). Amilosa merupakan molekul yang lurus, terdiri dari 250 sampai 300 satuan D-glukopiranosa dan dihubungkan secara seragam oleh ikatan alfa1,4-glukosida yang cenderung menyebabkan molekul tersebut dianggap berbentuk seperti uliran helix (Buckle, 1987).Amilopektin terdiri dari 1000 atau lebih satuan glikosa yang kebanyakan juga dihubungkan dengan hubungan alfa-1,4. Namun terdapat juga sejumlah hubungan alfa-1,6 yang terdapat pada titik-titik percabangan. Jumlah hubungan semacam ini terdapat kurang lebih 4% dari jumlah hubungan atau satu untuk setiap 25 satuan glukosa. Oleh karena perbedaan struktur ini maka amilosa lebih larut dalam air dibandingkan dengan amilopektin. Hal ini digunakan untuk memisahkan kedua komponen tersebut. Pemisahan yang lebih efisien dilakukan dengan mengendapkan dan membuat senyawa kompleks dari amilosa dengan pereaksi yang sesuai meliputi bermacam-macam etanil atau nitroparafin. Amilosa bereaksi dengan iodium membentuk senyawa kompleks berwarna biru tua, sedangkan amilopektin memberikan warna violet kebiruan atau ungu (Buckle, 1987). erdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil yang sama dengan teori yang ada. Hal ini dapat dilihat pada saat butir amilum belum direaksikan dengan larutan IKI. Amilum terlihat putih bening dan tersebar pada biji-bijian dan umbi. Pada teori yang telah diungkapkan diatas disebutkan bahwasannya butir amilum karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Kemudian butir amilum ini memang tersimpan pada biji-bijian atau umbiumbian sebagai cadangan makanan hasil dari fotosintesis. Oleh karena itu ketika diamati pada mikroskop ditemukan butir amilum pada biji dan umbi. Ketika butir amilum dari seluruh bahan direaksikan dengan larutan IKI akan menghasilkan warna ungu atau biru kehitaman. Hal ini juga sesuai dengan teori yang ada. Pada teori disebutkan bahwa jika terdapat amilosa yang bereaksi dengan iodium akan membentuk senyawa kompleks dan menghasilkan warna biru tua, sedangkan amilopektin akan memberikan warna violet kebiruan atau ungu. Amilosa atau amilopektin pada biji dan umbi adalah bagian dari pati. Amilosa adalah 20% bagian pati yang merupakan molekul yang larut didalam air sedangkan amilopektin adalah bagian sisanya yang tidak larut didalam air. Ketika direaksikan dengan IKI memberikan warna ungu maka disana lebih banyak menghasilkan amilopektin seperti pada singkong, beras dan tepung beras, sedangkan ketika direaksikan dengan larutan IKI dan memberikan warna biru tua maka disana terdapat kandungan amilosa yang lebih banyak seperti pada jagung, kacang tanah, kentang, ubi, dan padi 2. uji lemak Lemak adalah molekul besar dan terbentuk dari molekul yang lebih kecil melalui reaksi dehidrasi. Lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil, yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alcohol yang memiliki tiga karbon, yang masing – masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon panjangnya (Campbell, 2002). Secara kimia yang diartikan dengan lemak adalah triester dari gliserol yang disebut gliserida atau lebih tepat trigliserida. Dari bentuk strukturnya, trigliserida dapat dilihat sebagai hasil kondensasi dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak, dan daripadanya menghasilkan tiga molekul air dan satu molekul trigliserida (Sastrohamidjojo, 2005). Sudan III / etanol / kertas buram digunakan untuk menunjukkan bahan makanan yang mengandung lemak / minyak. Berdasrkan praktikum percobaan yang dilakukan Pada uji lemak beras, jagung, talas, ketela rambat dan kacang tanah yang di berikan reagen

sudan III 2 ml menunjukkan bahwa pada beras yang awalnya berwarna putih keruh dan setelah diberikan reagen biuret berwarna sedikit merah hal ini menunjukkan adanya lemak dalam beras, sedangakan pada jagung yang awalnya berwarna kuning berubah warna menjadi merah hal ini menunjukkan adanya lemak. Pada talas yang awalnya berwarna putih keruh berubah warna menjadi sangat merah hal ini menunjukkan adanya banyak lemak dan ketela rambat yang awalnya berwarna putih keruh berubah warna menjadi merah hal ini menunjukkan adanya lemak. Sedangakan pada kacang tanah yang awalnya putih keruh menjadi sangat merah hal ini menunjukkan adanya lemak pada kacang tanah. Pada percobaan tersebut dapat ditunjukkan bahwa yang sangat banyak mengandung lemak sampai dengan yan paling sedikt mengandung lemak yaitu talas, kacang tanah, ketela rambat, jagung dan terakhir beras. 3. uji Gula Reduksi Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani sάκχaρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat. Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapat larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energi. Gula yang dibahas di sini adalah senyawa yang molekulnya lebih sederhana atau bisa disebut sebagai glukosa.

Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam suasan basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion ion logam misalnya ion Cu 2+ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1% , pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan (Poedjiadi.A, 2006). Pada amilum dan selulosa jika diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) dan kemudian dipanaskan ternyata larutan berwarna biru dengan sedikit endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum + larutan Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna biru

setelah dipanaskan. Begitu pula dengan Selulosa yang merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling. Pada lima bahan yang telah di uji terdapat dua bahan yang positif yaitu wortel dan kacang panjang, sedangkan tiga bahan lainnya negatif yaitu kentang, daun bayam, dan daun singkong. Hal ini menunjukkan bahwa gula terdapat pada wortel dan kacang panjang sedangkan pada daun bayam, daun singkong, dan kentang tidak terdapat gula. Wortel menunjukkan keadaan positif dengan warna kuning ke merah merahan. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1997), wortel memiliki kantong minyak dalam ruang antar sel perisikel pada umbi wortel mengandung minyak esensial yang menyebabkan bau dan aroma yang khas wortel. Akar tunggang menyimpan sukrosa dan gula lain dalam jumlah yang cukup banyak. kandungan gula dan asam amino pada wortel tergantung dari jenis varietas wortel, lingkungan, pertaniannya dan penyimpanannya. Gula-gula yang terdapat pada wortel umumnya terdiri dari sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa. Kacang panjang menunjukkan keadaan positif dengan warna oranye ke merah merahan. Menurut Haryanto (2007), kacang panjang penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayur ini banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C terutama pada polong muda. Bijinya banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Kacang panjang memiliki banyak sekali karbohidrat, oleh karena itu reagen Fehling bereaksi positif pada kacang polong . Berikut adalah tabel komposisi zat gizi kacang panjang. DAFTAR RUJUKAN Anonim, ___. Isi Kandungan Gizi Kacang Kedelai - Komposisi Nutrisi Bahan Makanan .(Online), http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizikacang-kedelaikomposisi nutrisi-bahan-makanan.html Apriliyanti, Tina. 2010. Kajian Sifat Fisikokimia Dan Sensori Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas Blackie) Dengan Variasi Proses Pengeringan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Direktorat Gizi. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Departemen Kesehtan R I, Bhatara, Jakarta. Ginting, 2004. Pemanfaatan Pati Ubi Jalar Sebagai Substitusi Terigu Dalam Pembuatan Roti manis. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Koswara, Sutrisno. ___. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian, Bagian 1: Pengolahan Umbi Talas. Bogor: Bogor Agricultural University. Krisno,Toha. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Oktaviana, I., 2009. Formulasi Tepung Ubi Kayu (Manihot Estulenta Cranta)Dengan Tepung Terigu Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Roti Tawar Ubi Kayu. Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram Penny. 2005. Pengetahuan Ilmiah Konsumsi Kacang, http:www.ot.co.id.http:www.ot.o.id.research life konsumsi kacang tanah.html. Dalam skripsi: Handayani, Fitria D. 2008. Biologi Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera: Nitidulidae) pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Universitas Brawijaya

Related Documents


More Documents from ""