Title : スクール
革命 / School Kakumei / School Revolution
Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—) Rating : PG-15 Pairing : Boa ♥ Jaejoong Location : Japan Cast : Boa, TVXQ, TOP, Lina, Kwon Soonhwon, Kwon Soonuk Length : series Genre : romance, school drama, complicated Language : Indonesian, Japanese (a little) A/N : The title was taken from Hey!Say!JUMP’s song
CHAPTER 7 Don't Cry My Lover >Jae PoV<
Pagi ini aku sudah di depan gerbang bersama Boa, menunggu Junsu-tachi. "Oi, Jaejung, Boa... ohayo... selamat pagi..." salam Yuchun yang baru muncul. "Osh," balasku singkat. "Ohayo, senpai..." balas Boa. "Langsung masuk yuk," ajak Yuchun. "Tapi yang lainnya?" tanya Boa sambil mengikutiku dan Yuchun masuk ke dalam. "Tinggal saja," kata Yuchun. " Oh iya, aku ada kelas Fisika baru jam 10 nanti. kita ke perpustakaan dulu yuk. Di sana sepi," ajak Yuchun. Kami pun pergi ke perpustakaan. Selain fotografi, aku juga suka mambaca. Aku langsung menuju bagian fotografi. "Ah!!! JAEJUNG, BOA!!! MITE TE!!! Lihat ini!" teriak Yuchun dari suatu tempat. Aku mengambil satu buku fotografi dan membawanya ke tempat Yuchun. "Nani?" tanyaku sambil menghampiri Boa dan Yuchun yang sedang mengelilingi sesuatu. Aku mendekat dan melihat sebuah koran bertanggal hari ini. Ada fotoku dan Lina sedang duduk berhadapan. "Oh, itu... kemarin memang kami bertemu di Duklyon. Boa tau kok. Ne? Iya kan?" aku menoleh ke Boa. Dia menatap kosong lembar koran itu. Eee, doushite? "Baca beritanya dulu dong," kata Yuchun. Aku mulai membaca.
Jaejung-san, anak tunggal direktur perusahaan elektronik Aoba kemarin dipergoki sedang duduk dengan seorang perempuan, tapi bukan Boa-san yang selama ini digosipkan pacaran dengannya.
Lina-san adalah putri dari wakil direktur di perusahaan yang sama, dan diduga mempunyai hubungan khusus dengan Jaejung-san.
Dikabarkan dari kecil mereka sudah bertunangan akibat hubungan kedua orangtua mereka. "Kami dari kecil sangat akrab, dan orangtua kami memutuskan untuk menikahkan kami suatu hari nanti," kata Lina-san.
Lalu bagaimana hubungan Jaejung-san dengan Boa-san?
Aku menggebrak meja itu dan segera berlari ke luar sekolah dan menunggu Lina. Kusooo!!! Kenapa dia bisa bicara seperti itu? Kenapa Lina malah mau bersuara kepada wartawan seperti itu? Apa dia tidak perpikir bagaimana perasaan Boa?! bukannya dia tau kalau aku sudah memilih Boa? Aku sudah mengatakannya kalau aku lebih memilih Boa, dan hubunganku dan Lina tidak lebih dari "osana najimi". Tidak lebih dari teman sepermainan.
スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"Ohayo, Jae-chan..." sapa Lina. Aku hanya memandangnya dengan tajam walaupun aku tahu tidak akan mempan. Tanpa berkata apa-apa, aku menarik tangannya dan masuk ke sekolah. "Nanda yo, Jae-chan? Kowai yo... kamu kenapa sih? Menakutkan..." tanya Lina. Aku tidak menjawabnya dan terus berjalan menuju perpustakaan. Saat aku masuk perpustakaan, keadaan sudah jauh lebih ramai daripada saat kutinggal tadi. Di meja resepsionis sudah ada penjaga perpustakaan. Lalu di meja besar ada Boa, Changmin, Yunho, dan Yuchun. "Araaa... minna, ohayou... selamat pagi, semua..." sapa Lina. Mereka hanya mengangguk canggung. "Lina..." panggilku. "Kenapa kamu mau diwawancara?" tanyaku sambil menunjuk koran di meja. Lina melihat koran itu dan mengambilnya. "Araaa... ternyata sudah terbit ya? Kemarin waktu salah satu report—" "Kamu sengaja kan?" selaku. Kini semua yang ada di perpustakaan memandangiku. "Jae-chan, atashi wa shitto yo... aku kan cemburu..." kata Lina. "Omae wa dare? Osana najimi darou? Nani "shiitto" te?! Kamu siapa sih? Cuma teman sepermainanku kan?! Untuk apa kamu cemburu," tanyaku. "Hidoi yo Jae-chan! Kamu jahat. Kita kan tunangan," kata Lina sok imut. Aku hanya memandangnya dengan marah. Aku tau dia bukan orang yang bisa digertak. Aku sampai heran setengah mati kenapa ada cewek seperti itu. Kini Boa dan Yuchun-tachi berdiri dengan cemas. Hanya Lina yang tidak terpengaruh keadaan dan malah membaca-baca koran itu. "Ayamaru yo... minta maaflah..." suruhku ke Lina. "Eee? Nanda atashi... kenapa aku harus..." "Kamu nggak merasa bersalah?! Kamu sudah menyusahkan—tidak hanya aku dan keluargaku—tapi juga Boa dan keluarganya. Lalu kamu juga menyakiti hati Boa. Apa kamu sama sekali nggak merasa bersalah?" tanyaku. "Betsu ni... nggak juga..." kata Lina santai. Kini kesabaranku sudah habis. "AYAMARU YO, LINA!!!" teriakku. Semua yang ada di perpustakaan tersentak kaget dan memandangku, tapi aku sudah tidak peduli lagi. "Shizukani kudasai! Tolong tenang sedikit, ini perpustakaan!" tegur penjaga perpustakaan. "URUSAI!!! CEREWET!!!" sebenarnya aku tidak bermaksud membentaknya juga. "HAYAKU AYAMARU!!!" "Senpai, mo ii..." kata Boa sambil memegang lenganku. "Iie, dia harus minta maaf..." kataku tanpa memandang Boa. Wajahku pasti sangat menyeramkan. Aku tidak mau dia melihatku seperti ini, dan aku tidak mau melihatnya begitu cemas seperti biasa. Lina mengerucutkan mulutnnya, lalu membungkuk ke arah Boa. "Gomenasai..." kata Lina, lalu dia cepat-cepat berdiri tegak lagi. Dia dari dulu memang seperti itu, dia paling susah kalau disuruh minta maaf. Tapi dulu dia jauh lebih lembut dari ini. "Jaaa, kami pergi dulu...' kata Yuchun dan Yunho. "He, doko?" tanyaku. "Remidi da yo... Junsu dapat semua remidi, jadi dia dari pagi sudah harus di kelas," kata Yuchun sambil mengambil tasnya.
スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"Boa-chan, chotto ii? Boleh bicara sebentar?" aku mendengar suara Lina. Aku langsung menoleh. Boa mengangguk, lalu berjalan mengikuti Lina. Aku mau menahannya, tapi Boa berbalik dulu dan berkata tanpa suara, "daijoubu"
Aku dan Changmin menunggu di atap sekolah seperti biasa. Changmin dari tadi hanya memandangku dengan cemas seakan aku bisa meledak kapan saja. "Aku benar-benar frustasi..." akhirnya mulutku mengeluarkan suara. "Nande?" tanya Changmin, walaupun aku yakin dia pasti tau jawabannya. "Otoosama to Lina... mereka membuatku benar-benar frustasi. Padahal masalahku dengan otoosama saja belum selesai, sudah muncul Lina. Kamisama wa fukouhei da... Tuhan tidak adil..." kataku sambil memandang langit. "Jaejung-kun..." "Changmin, ore hontou ni ureshii na... aku benar-benar senang..." "E???" "Boa no kareshi ni naru hontou ni ureshii... demo otoosama ga chigau. Aku senang jadi pacarnya Boa, tapi tidak dengan otoosama. Dia tidak pernah menyetujui apa yang aku inginkan. Baginya yang paling penting adalah kedudukan. Dia tidak peduli apakah Boa cantik, pintar, dan kaya... hidoi yo ne... kejam kan..." ceritaku sambil tersenyum miris. "Jaejung-kun ojitsuite... tenanglah... di dunia ini tidak ada yang sempurna kan..." "Demo..." "Hai, hai... iya, iya, sudahlah... lalu bagaimana hubunganmu dengan Lina?" tanya Changmin mengalihkan topik. "Ano aitsu... cewek itu... dia dulu tidak begitu. Dulu dia sangat pendiam. Dulu aku menganggapnya sebagai adikku, tapi dia... dia selalu bergantung padaku. Entah apa yang dilakukan orang tuanya beberapa tahun terakhir ini. Dia jadi rusak seperti itu," ceritaku. Kenangan masa lalu pun terkuak kembali. Aku ingat betapa dulu aku menyayanginya sebagai saudara, tapi sekarang ini aku tidak mau bertemu dengannya. Tidak sewaktu aku bermasalah dengan otoosama, tidak sewaktu aku sudah memiliki Boa. "Jaejung-kuuuun!!!" aku mendengar suara Junsu, Yunho, dan Yuchun. Aku menoleh ke arah pintu. Ah ternyata benar mereka. "Dou? Bagaimana? Remidinya?" tanyaku. "Karena aku ngantuk, tadi waktu guru menjelaskan, aku hanya tidur..." kata Junsu sambil memakan roti yang dari tadi dipegangnya. (note : setahuku, remidi di Jepang tuh berupa tambahan kelas dan bukan ujian ulang^^; gomen kalau salah) "Junsu wa Junsu da yo... Junsu tetap saja Junsu... kamu tetap tidak berubah..." kataku sambil mencuil rotinya. Perasaanku mulai tenang begitu kami berkumpul seperti ini. Mereka selalu membuatku tertawa dan melepaskan beban-bebanku. "Boa-chan wa?" tanya Junsu. "Boa masih ngobrol sama Lina..." "Lina te dare? Siapa Lina?" "Hanashi wa nagai n daaa... ceritanya panjang..." kataku sambil duduk dan bersandar.
スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Aku diam untuk beberapa saat dan hanya mendengarkan mereka ngobrol tanpa aku. Beberapa menit kemudian Changmin berkata, "Hora, Jaejung-kun! Boa-chan te..." Changmin menunjuk ke halaman depan. Boa memandangi punggung Lina yang berjalan meninggalkan gerbang sekolah. "Kita tunggu saja di sini," kataku santai. Padahal... padahal dalam hatiku, aku benar-benar penasaran apa yang dikatakannya pada Boa.
Tidak sampai lima menit, Boa sudah sampai di atap. "Dia bicara apa denganmu?" tanyaku pelan. "Nandemonai... tidak bicara apa-apa..." kata Boa tanpa memandangku. Entah mengapa dia memandang ke arah langit. Aku berdiri dan menghampirinya, tapi dia memunggungiku. Saat itu aku hanya fokus pada Boa sampai-sampai aku tidak sadar Junsu-tachi sudah keluar. "Dia menyuruhmu melakukan sesuatu? Dia cerita sesuatu?" tanyaku sambil memegang tangannya dan memaksanya berbalik. "Do, doushite... kenapa kamu menangis?" tanyaku saat melihat matanya yang merah dan berkacakaca. "Hanase... lepaskan..." kata Boa sambil melepas peganganku. Aku mau mengusap matanya, tapi Boa malah menghempaskan tanganku. "A, aku... aku cuma mau bilang... jangan dekati aku lagi. Onegai... kumohon..." kata Boa sambil berjalan memunggungiku. Aku hanya terpaku di tempat memikirkan apa yang terjadi. Ketika aku membuka pintu atap, Junsu-tachi menunggu. "Dou? Bagaimana?" tanya mereka serempak. Aku hanya mengibaskan tanganku dan terus berjalan. Mereka berempat mengikutiku. Mereka terus mengikutiku, padahal aku tidak tahu kemana kakiku akan membawaku. Begitu aku sadar, kami sudah ada di jembatan. "Jaejung-kun, genki? Kamu nggak pa-pa?" tanya Yuchun. "Ck... Lina bicara apa sih? Dia bicara apa ke Boa sampai Boa seperti itu?" gumamku. "Heee, mana kita tahu... kenapa tanya ke kita..." celetuk Junsu polos. Pandangan Changmin-tachi seperti mau membunuhnya. Aku hanya tersenyum. Junsu dari dulu memang tidak peka. Mereka hanya bersandar di jembatan dan memandang langit. Iia'!!! aku tidak boleh diam saja. Aku harus bertindak. Aku mengambil cellphone-ku. "Moshi-moshi, Lina?" tanyaku. "Aaa, Jae-chan ka? Ada apa?" tanya Lina. "Kamu tadi bicara apa ke Boa?" tanyaku. "Heee... aku tidak bicara apa-apa. Aku cuma cerita tentang masa kecil kita, supaya dia lebih bisa mengerti kamu," kata Lina tidak meyakinkan. Aku tidak tahu mau bicara apa lagi, dan langsung menutup cellphone-ku. "Oi, aku menginap di rumahmu..." kataku pada Yunho. "Aaa," jawab Yunho singkat. Aku berjalan lagi dan mereka berempat membuntutiku.
スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
"Zenzen wakara... aku sama sekali tidak mengerti..." kataku sambil mengacak-acak rambut. "Nani?" tanya Yunho sambil membaca majalah dewasa. "Onna no kimochi... zenzen wakaranai... perasaan perempuan... aku sama sekali tidak mengerti," jawabku. "Aa, sama, aku juga..." jawab Yuchun yang juga ikut membaca bersama Yunho. Aku memandang sebal keempat temanku yang sekarang berdesakan di kamar Yunho. Changmin memang dari tadi mendengarkan, tapi dia kelihatannya berpikir terus. Yunho sama Yuchun malah baca majalah "seperti itu". Junsu juga hanya main game di komputer Yunho. "Aaah!!! Mukatsuita!!! Menyebalkan! Ja, oyasumi..." kataku sambil berbaring miring dan menutup mataku. "Hooo, 'yasumi..." jawab mereka malas-malasan. Mou... hara heta na... aku lapar... ibu dan ayah Yunho sedang keluar kota, jadi kami dari tadi tidak makan. Kalau aku di rumah Boa pasti sekarang aku sedang makan-makan bersama keluarganya, mencuci piring bersama, bahkan main kartu dengan Soonhwon-niichan. Demo... demo... gara-gara Lina!!! Ciiih, dia bicara apa sih ke Boa sampai membuat Boa menangis seperti itu?!
BRAK!!! "JAEJUNG WA KOKO??? JAEJUNG DI SINI???" seseorang mendobrak pintu dan berteriak. Aku langsung terbangun, dan begitu juga keempat temanku. "Ee, Jaejung-niichan wa koko ni iru yo. Ya, dia di sini. Anata wa dare? Anda siapa?" tanya suara adik perempuan Yunho. Aku dan Yunho-tachi bergegas bangkit dan keluar kamar. Aku langsung berlari ke arah pintu depan. "Ah, Jaejung-niichan... kono kowai hito wa Jaejung-nii ga motomeru yo... orang yang menakutkan ini mencarimu..." kata adik Yunho, lalu dia masuk ke dalam. Aku memandang wajahnya. "Soonhwon-nii—"
BUGH!!! Sebelum aku selesai menyebut namanya, aku sudah mendapat pukulan. Rasanya aku tahu ini tentang apa. "Daijoubu?" tanya Yunho sambil mengangkatku. "Nani?" tanyaku pelan, tanpa memandang wajah Soonhwon-niichan. "'NANI' JANAI!!! AKU SUDAH BILANG KAN?! KALAU KAMU MEMBUAT BOA MENANGIS, AKU AKAN MEMBUNUHMU!!!" teriak Soonhwon-nii yang sepertinya sudah siap mau memberiku pukulan lagi, tapi kedua tangannya ditahan oleh Junsu dan Changmin. "Gomen..." kataku sambil membungkuk. "KAMU PIKIR AKU KE SINI CUMA UNTUK MENDENGARMU BERKATA 'GOMEN'???" teriak Soonhwon-nii. Dia lalu melepas pegangan Junsu dan Changmin, lalu berbalik. "Bicaralah dengannya. Jangan main kabur dulu, pengecut..." kata Soonhwon-nii, lalu dia pergi.
"Oi, Jaejung, daijoubu ka?" tanya Yuchun sambil mengelus lenganku. スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)
Ingin aku menjawab "daijoubu", tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutku. Aku benar-benar frustasi. Aku harus mencari tahu apa yang dikatakan Lina. Tanpa banyak pikir lagi, aku lengsung menyambar jaket. "Oi, Jaejung doko iku? Mau kemana? Ini kan sudah malam sekali," kata Changmin. "Boa no ie. Rumah Boa," jawabku singkat. Entah mereka bicara apa lagi, aku tidak peduli. Aku hanya ingin bertemu dengannya dan bicara yang sebenarnya. Aku benar-benar mau memperjelas semuanya. Semua gara-gara Lina!!!
Aku mengetuk pintu. "Sumimaseeen... permisiii..." salamku. Aku melihat jam tanganku. Aaa, pantas saja tidak ada yang membukakan. Ini sudah jam 12 malam. Aku sudah mau pulang ketika seseorang membuka pintu. Aku langsung berbalik... dan melihat Boa di depanku. "Aku mau bicara sebentar..." kataku. Boa tidak berkata apa-apa, tapi menutup pintu di belakangnya. "Nani?" tanya Boa dingin. Aku memandang wajahnya yang putih itu. Malam ini benar-benar terang, aku bisa melihatnya dengan jelas. "Genki?" tanyaku. Boa menunduk. "Heiki... nggak pa-pa," jawab Boa. "Heiki janai... apanya yang nggak pa-pa?" tanyaku sambil mengangkat wajah Boa. "Hora... lihat, wajahmu berantakan. Kamu baru menangis?" tanyaku. "Iie... tidak..." kata Boa sambil melepas tanganku. "Lina tadi bicara apa sama kamu?" tanyaku santai. "Mou yamete yo, senpai... sudahlah, senpai... jangan dekati aku lagi. Urus saja bekas luka Lina dan janji kalian untuk menikah!" seru Boa. lalu dia berbalik dan menggebrak pintu. Aku masih terpaku di tempat memikirkan kata-katanya. "Ah, senpai! Barang-barangmu aku antar ke rumah Yunho-senpai. Ja!" teriak Boa dari dalam rumah.
Nani??? Boa tadi bilang apa? Bekas luka? Janji? Pasti Lina yang menceritakannya!!! Iya, memang aku mengakui kalau bekas luka itu aku yang membuatnya. Dulu waktu bermain di lapangan, Lina selalu mengikutiku. Suatu hari ada bola yang melambung ke arahnya dan aku menangkap bola itu, tapi aku menabrak Lina sampai lengannya tergores tanaman berduri dan darahnya tidak mau berhenti. Ano toki... waktu itu... aku benar-benar merasa bersalah, tapi Lina hanya tersenyum padaku dan berterima kasih karena sudah menangkap bola itu sebelum mengenai kepalanya. Huf... dia dulu sangat baik. Sampai waktu itu aku dengan cerobohnya ingin menikah dengan Lina. Orang tua kami hanya tertawa, tapi mereka menunangkan kami.
Itu sepuluh tahun yang lalu. Keadaannya sudah berbeda, harusnya Lina tahu itu. Aku dan dia sudah bukan anak kecil lagi. Yang ada di pikiranku saat ini hanyalah Boa.
スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)