School Kakumei Chapter 5

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View School Kakumei Chapter 5 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,291
  • Pages: 7
Title : スクール

革命 / School Kakumei / School Revolution

Author : Dila (di LA —SAFE, BoA-Indo, Sujunesia, TVXQ-Indo—) Rating : PG-15 Pairing : Boa ♥ Jaejoong Location : Japan Cast : Boa, TVXQ, TOP, Lina, Kwon Soonhwon, Kwon Soonuk Length : series Genre : romance, school drama, complicated Language : Indonesian, Japanese (a little) A/N : The title was taken from Hey!Say!JUMP’s song

CHAPTER 5 Summer Dream >Jaejung PoV<

Paginya aku sudah memutuskan tidak akan menyusahkan keluarga Boa. Paling tidak aku harus membantu sebisaku, dan bersikap sesopan yang aku bisa. Selama ini aku hidup di keluarga seperti itu tentu saja aku mengerti adat. "Ara, Jaejung-kun. Tidak perlu repot-repot, anata wa okyakusan dakara. Kamu kan tamu," kata ibu Boa. "Ah, iie, obasan... saya tidak mau merepotkan dan hanya menghabiskan tempat. Saya juga mau membantu," kataku sambil mengiris wortel. "Eee? Senpai bisa masak?" tanya Boa sambil melihatku. "Hm, chotto... sedikit..." kataku. "Boa, kamu pintar juga memilih pacar. Sudah cakep, kaya, pintar, jago masak lagi," puji obasan. Aku hanya tersenyum. "Ara'! Cowok itu ngapain ikut masak? Mau cari perhatian?" celetuk kakak tertua Boa, Soonhwonniichan. Urgh, ano yarou... orang itu tidak pernah suka padaku! Padahal aku kurang sopan bagaimana sih?! "Niichan!!!" tegur Boa sambil menghampiri kakaknya. "Boa, hanabitai... isshoni ikimasho! Ayo kita lihat kembang api bersama!" aku mendengar suara Soonuk-niichan. "E? Hanabi, ka? Kembang api? Itsu, itsu? Kapan?" tanya Boa semangat. "Nanti malam di kuil dekat rumah. Dari situ kelihatan jelas kembang apinya," kata Soonuk-niichan. "Ah, hanabi... di rumahku juga jelas sekali, apalagi kalau dari lantai dua," kataku. "Ah, tentu saja, ISTANAmu kan luas," celetuk Soonhwon-niichan sambil membaca koran. Ano yarou!!! "Niichan, yamete yo!!! Ssudahlah!!! Ah, hontou ka, Jaejung-kun?" tanya Soonuk-niichan padaku. "Hontou da. Tapi aku nggak bisa balik nanti malam kan?" kataku sambil merebus wortel yang baru kupotong-potong. "Aaa, so ka... ja, issho ni ikou yo! Kalau begitu kita berangkat bersama saja," kata Soonuk-niichan. "Soonuk, atarimae ja, tentu saja. Boa dan bocah itu akan senang sekali disambut para wartawan dan bapak si bocah akan marah-marah lagi," kata Soonhwon-niichan tenang. Urgh, ketenangan yang memuakkan! "Tapi mereka kan bisa menyamar," Soonuk-niichan bersikeras. "Ii wa, ii wa... terserah kalian saja, aku tidak mau ikut-ikut," kata Soonhwon-niichan sambil berdiri dan kembali ke kamarnya. Setelah sarapan bersama, aku membantu Boa mengerjakan PR musim panasnya. Aku sendiri ke sini tidak membawa apa-apa jadi tentu saja aku tidak bisa mengerjakan tugasku. Baju saja aku pinjam Soonuk-niichan. "DAME!!!" seru Boa sambil menutup bukunya. "Nanda yo?" "Atsuiiiiiii... panas sekali, aku sampai tidak bisa konsentrasi!" kata Boa sambil mendekat ke kipas angin. "Senpai nggak kepanasan?" tanya Boa. スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

"Hm, chotto... sedikit... kalau kepanasan, jangan banyak gerak dan bicara nanti makin panas," kataku sambil membuka lagi buku Boa dan melihat-lihat soalnya. "Ne, senpai... hanabitai isshoni ikou... ayo kita melihat kembang api bersama," ajak Boa. "Jitsu wa ore mo ikitai, demo gomen ne... sebenarnya aku mau ikut tapi maaf... gara-gara aku, kamu jadi ikut susah. Pasti kamu tidak bisa keluar dengan bebas lagi," kataku. "Aa, daijoubu... senpai no kazoku yuumei dakara. Keluarga senpai kan terkenal, mau bagaimana lagi," kata Boa sambil tersenyum. "Kamu terlalu baik untukku...." kataku jujur. Kami saling memandang mata ketika... "TADAIMAAA!!!" seru suara yang kukenal sebagai suara ojisan, ayah Boa. "Eee? Nanda yo, otoosan?! Kenapa pulang sepagi ini?!" tanya Boa sambil menghampiri ojisan, yang kemudian dikelilingi obasan, Soonuk-niichan, dan Soonhwon-niichan. "IZU NI IKIMASHOOO!!! AYO KITA KE IZU!!!" seru ojisan. Aku hanya diam seperti orang bego di meja makan. "HEEEE?" teriak keluarga itu. "Hehehe, otoosan dapat cuti dari kantor, dan mendapat bonus tentunya. Jadi karena kita sudah lama tidak berlibur, bagaimana kalau sekali ini kita bersenang-senang sekeluarga?" ajak ojisan sambil meletakkan tasnya di sampingku. Yabai! Gawat! Kalau mereka mau pergi, lalu aku harus kembali ke rumah otoosama?! "Ano kozou wa??? Lalu bocah itu???" tanya Soonhwon-niichan sambil mengedikkan kepalanya ke arahku. Aku hanya tersenyum canggung. "Oh tentu saja kami boleh ikut, Jaejung-kun!" kata ojisan. "Eee? Tapi saya nanti malah mengganggu keluarga Anda," kataku sopan. "Iie, kita senang kalau pacar Boa yang mau ikut. Lebih ramai lebih bagus," kata ojisan. Hm, bagaimanapun aku tidak mau merepotkan mereka. Aku melihat jam. Yosh! Masih jam 11. Otoosama masih di kantor. Aku berdiri dan berkata pada mereka kalau aku ada urusan sebentar. Boa memaksaku memakai topi dan kacamatanya, lalu aku pulang ke rumah.

"Jaejung-sama!!!" seru para kaseifu begitu melihatku. "Otoosama to okaasama wa?" tanyaku. "Belum pulang, Jaejung-sama," kata salah satu kaseifu. "Yosh!" Aku langsung mengepak beberapa barangku—dan tentunya kamera kesayanganku—dalam tas ransel ukuran sedang. Kemudian aku menulis memo yang kutempel di pintu.

Aku sedang menenangkan diri di pinggiran kota. Jaejung.

Aku sudah merepotkan keluarga Boa dengan bersembunyi di rumahnya, dan aku tidak mau merepotkannya lebih jauh lagi. Paling tidak aku tidak akan mengurangi biaya yang mereka keluarkan. Lagipula aku sangat senang begitu tau akan diajak ke Izu. Disana tidak akan banyak wartawan— kecuali ada yang memberitahu kalau aku dan Boa disana. "Tadaima..." salamku. "Hm, 'kaeri..." kata Boa sambil membaca sebuah pamflet. スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

"Nani kore?" tanyaku sambil mengambil pamflet dari Boa. "Penginapan yang akan kita tempati di Izu nanti," kata Boa. "Tidak besar sih, tapi paling tidak dekat dengan laut dan ada pemandian air panasnya." "Oh iya, kamu nggak beli keperluan untuk di sana nanti?" tanyaku sambil mengembalikan pamflet ke tangannya. "Keperluan?" "Ya misalnya baju renang, kacamata, atau apalah..." kataku mengusulkan. "Baju renang sih aku baru beli beberapa bulan yang lalu. Lagipula aku tidak bisa berenang," kata Boa pelan. Aku memandangnya kaget. "Kamu nggak bisa berenang?" ulangku. Dia mengangguk malu. "Warau janakute... jangan tertawa," kata Boa lagi. "Heee, sapa yang tertawa. Hm, bagaimana kalau liburan ini kita aku mengajarimu berenang?" ajakku. "Iia'!" Boa menolak. "Aku nggak suka berenang di laut, airnya asin! Kalau aku tenggelam gimana?" tanya Boa khawatir. "Iya juga sih, kalau latihan berenang itu paling enak ya di kolam renang. Oh iya, di dekat penginapan kita kan ada pemandian," kataku. Boa kelihatannya tidak bersemangat. Duh, gimana ya? Aku sebelumnya nggak pernah pacaran serius seperti ini, jadi aku nggak tau cara bikin cewek senang. Aku menyerah dan kembali ke kamar yang dipinjamkan untukku.

Liburan ini aku benar-benar ingin menenangkan diri. Aku tidak tau apakah liburan bersama keluarga Boa akan membuatku tenang, tapi yang jelas aku tidak mau memikirkan apa-apa dulu. Aku ingin menjadikan liburan ini liburan paling bebas dalam hidupku.

Tanpa sadar aku memegang kamera. Ini juga salah satu cara untuk menenangkanku, melihat fotofoto hasil potretanku. Hahaha, banyak sekali foto Boa di sini. Lalu perlahan aku terlelap.

Keesokan harinya setelah kami sampai di penginapan, kami langsung memesan 3 kamar. Boa dengan obasan, soonuk-niichan dengan ojisan, dan aku dengan Soonhwon-niichan. Aku sengaja membayar biaya kamarku sendiri. Aku tidak mungkin selamanya bergantung pada mereka kan? Tapiii... kenapa Soonhwon-niichan memaksaku supaya satu kamar dengannya sih? Dari awal aku sudah merasa tidak enak kalau dekat dengannya. "Jaejung-senpaaai!" panggil Boa dari balik pintu. "Iku yo!" "Haaai!!!" aku buru-buru memakai jaket dan mengambil handuk, lalu membuka pintu. Uargh!!! Aku menahan diri agar tidak mimisan. Boa memakai baju renang yang dia tutupi dengan semacam selendang—aku tidak tau namanya. Aku terdiam di depan pintu sampai Soonhwon-niichan mendorongku. "Hai, hai'!!! Ikusou!!!" seru niichan. Aku mengedikkan kepalaku ke Boa lalu jalan duluan. Kami sampai di pantai. Hm, pantai ini cukup sepi, dan ini menguntungkan untukku karena aku tidak mau dipergoki wartawan lagi. Kami bermain voli pantai sampai tengah hari.

スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

"Senpai, ayo ke pemandian biasa saja. Aku takut berenang di sini. Kalau aku terseret ombak gimana?" aku tersenyum memandang wajah cemas itu. "Ii wa yo," kataku. Aku pun minta izin pada keluarga Boa dan pergi ke pemandian dekat situ. "Pantas saja kamu pendek," celetukku sambil berjalan ke pemandian. "He?" "Kamu jarang olahraga sih. Padahal olahraga, apalagi renang, bisa nambah tinggi lho," kataku. Boa hanya cemberut. Yosh, kami sampai! Untuk latihan, aku menyuruh Boa berpegangan pada pinggir kolam dan menggerakkan kakinya seperti berenang sungguhan. "Ayo... badanmu jangan turun! Jangan kakimu saja yang diangkat," kataku sambil melihatnya berlatih. Setelah kurasa cukup baik, aku memegangi tangannya dan dia menggerak-gerakkan kakinya seperti tadi, lalu kami mengelilingi kolam. "Senpai, senpai..." Boa tiba-tiba berdiri. "Tsukareta desu... aku capek..." kata Boa sambil terengahengah. "Baiklah, kita istirahat dulu," kataku. "Aku beli minum dulu ya," kataku sambil mengantar Boa duduk. Boa hanya mengangguk. Ketika aku berjalan kembali ke tempat Boa, ada yang menyenggolku dan minuman kami tumpah. Cewek itu bahkan tidak menoleh. "Woi chotto!!!" seruku ke cewek itu. Dia menoleh padaku. Si cewek memakai bikini yang sepertinya bisa membuat mata cowok se-pemandian tertuju padanya. Lalu memakai kacamata hitam. Rambutnya yang panjang terurai rapi. Ugh, tapi gayanya sok sekali!!! "Hai?" tanya si cewek sambil menurunkan kacamata hitamnya. "Minumanku jatuh karena kau senggol dan kau tidak minta maaf?!" kataku sambil menunjuk salah satu minumanku yang terjatuh. Boa sepertinya melihat ada keributan dan menghampiriku. Si cewek mengeluarkan selembar uang 10.000 yen dan menyerahkan padaku. "Cukup?" tanya si cewek sombong. Benar-benar keterlaluan dan tidak tahu sopan santun. Dia pikir dengan uang segalanya selesai?! Aku mengembalikan 10.000-an dengan mendorong bahu kirinya, lalu aku kembali ke toko minuman tadi. "Senpai, daijoubu?" tanya Boa. "Mukatsuita!!! Aku sebal!!! Apa cewek itu tidak pernah diajari sopan santun?" gerutuku sambil membayar lagi minumannya. Kami berjalan ke tempat kami meletakkan tas dan duduk di sana sambil minum. "Hihihi, Ekspresi senpai tadi sama seperti pertemuan pertama kita," kata Boa tersenyum geli. Aku mengingat-ingat. Ah iya, waktu itu dia menabrakku dan tanpa sengaja menciumku, lalu aku marah padanya. Saat itu aku sama sekali tidak pernah mengira dia akan jadi pacarku.

Malamnya aku dan keluarga Boa makan bersama. Setelah makan, kami mandi di pemandian air panas. "Kimochiii..." desah ojisan sambil menyandarkan badannya di batu. "Oi, kozou. Oi, bocah..." panggil Soonhwon-niichan. "Hai?" スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

"Apa yang kamu sukai dari Boa?" tanya niichan tanpa memandangku. Aku tersenyum. "Zenbu suki desu... saya suka semuanya. Dia pintar, baik, dan sifatnya yang mudah cemas, saya suka semuanya..." kataku. "Boa itu manja lho," celetuk ojisan. "Sou desu ka... hm, saya kebetulan anak sulung, jadi saya rasa saya bisa mengerti manjanya seorang adik," kataku. Soohhwon-niichan mengernyit, "Kupikir kamu anak tunggal. Boa bilang begitu." "Ah, iya... sebenarnya saya punya adik perempuan. Dari lahir dia memang suka sakit-sakitan. Meninggal saat umur 6 tahun," ceritaku. Cerita ini belum pernah aku ceritakan pada siapapun. Bahkan pada Boa. Tapi entah mengapa aku begini mudah menceritakannya pada kakak-kakak dan ayah Boa. "Ne, Jaejung-kun," panggil Soonuk-niichan. Aku menoleh. "Arigato na," kata Soonuk-niichan. "Untuk?" "Kalau kamu tidak memaksa Boa memberitahu tentang Top waktu itu, Boa tidak akan sebahagia ini sekarang," kata niichan. Aku hanya tersenyum. Mana mungkin aku membiarkan Boa pacaran dengan orang yang tidak membuatnya bahagia? Demo... bahkan saat mau tidur pun aku diintrogasi Soonhwon-niichan. "Oi, kouzo..." "Hai?" Saat ini kami sudah berbaring di futon masing-masing. "Apa kamu benar-benar cinta sama Boa?" tanya niichan. "Mochiron. Tentu saja," jawabku langsung. "Aku sebagai kakak tertua tidak mau menyerahkan Boa pada cowok yang tidak serius dengannya. Boa adalah adik kesayangan dan kebangganku. Waktu aku tahu dia pacaran dengan Top yang suka membolos dan melanggar peraturan, aku marah sekali," kata niichan membuatku salah tingkah. Apa Boa tidak cerita kalau aku dulu juga begitu? "Tentu saja niichan marah," gumamku. "Jaejung..." saking kagetnya aku sampai menoleh padanya. Baru kali ini dia menyebut namaku. "Boa wa... yoroshiku onegaishimasu, kuserahkan Boa padamu," kata Soonhwon-niichan sambil tersenyum. Aku membalas tersenyum. Soonhwon-niichan sebenarnya kakak yang baik. Dia sangat protektif pada Boa. betapa senangnya Boa memiliki kakak seperti itu. Mungkin kata Boa itu sister complex, tapi bagiku itu adalah kasih sayang akak pada adiknya. "Tapi kalau kau membuat Boa menangis, ore omae ga korosu. Aku akan membunuhmu," celetuk Soonhwon-niichan. Mendadak sekujur tubuhku merinding.

Besok paginya kami ke pantai lagi. Pagi ini pantai cukup ramai dengan pengunjung, jadi aku dan Boa pergi ke pemandian untuk belajar berenang lagi. "Senpai, pokoknya jangan lepaskan tanganku..." kata Boa sambil berenang. "Tapi kamu sudah cukup bagus. Kalau kulepas sebentar..." "Dame!!! Jangan!!!" "Boa, atashi mou tsukareta... aku juga capek..." kataku. スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

Boa berhenti berenang dan melepas tanganku. "Hm... yatte miru... akan kucoba," kata Boa sambil berjalan membelakangiku. "Cukup, sampai situ dulu..." kataku. Jarak kami hanya 5 meter. Boa berenang cukup bagus dan ketika hampir sampai, dia sepertinya kelelahan dan berhenti. "Huwaaa!" aku buru-buru menangkap Boa yang sepertinya tergelincir. "Yappa kowai, senpai!!! Ternyata memang menakutkan!" kata Boa sambil berpegangan pada lenganku. Saking dekatnya kami, aku sampai bisa merasakan kulitnya yang lembut, harum rambutnya, dan mungilnya tubuh Boa. Membuatku ingin selalu memeluknya.

Tiba-tiba dari belakang ada yang menabrakku. Aku dan Boa hampir terjatuh. Aku buru-buru memegangi Boa erat-erat. Aku berbalik. "Nani atenda ya omae?!" gertakku. Cewek yang menabrakku menoleh. "Omae?!" ternyata dia adalah cewek yang kemarin menumpahkan minuman kami. "Ah, gomen ne," kata si cewek tanpa menunjukkan rasa bersalah. Ketika dia mau pergi, aku menarik tangannya dengan tangan kananku—tangan kiriku memegang tangan Boa. "CHOTTO!!! Kamu tidak pernah diajari sopan santun?!" bentakku lagi. "Anata mou? Kamu sendiri? Tidak pernah diajari cara memperlakukan wanita?" kata cewek itu tenang. Dia melepas peganganku dengan santai dan berjalan melewatiku sambil berbisik. "Oboetenai? Jae-chan?" bisiknya di telingaku. Aku langsung menoleh ke arahnya. Si cewek pergi secepat dia datang. "Nani, Jaejung-senpai?" tanya Boa. "N, nandemonai..." kataku pelan. Pikiranku sudah tidak ada di samping Boa lagi. Rasanya aku ingat panggilan itu. Hanya ada satu anak yang berani memamanggilku seperti itu. Perasaanku tidak enak. Mengapa dia tau namaku? Dan kenapa dia memanggil seperti itu? Tunggu, sepertinya aku mengenal wajah itu. Dare? DARE ANO KANOJO WA? Siapa dia?

スクール 革命 wrote by di LA @ dila-no-nikki.livejournal.com (SAFE, BOA-INDO, THE GRACE-INDO, TVXQ-INDO, SUJUNESIA, WONDERLAND INDO, etc)

Related Documents