SBY Disambut Demo Mahasiswa Adhari purnawan Presiden Melantik 6.000 Penyuluh Pertanian Se-Indonesia Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Istana Bogor, Senin (26/3) diwarnai aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan mahasiswa dari tiga elemen berbeda yaitu dari mahasiswa dan lulusan Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) seIndonesia, BEM KM IPB dan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bogor. Presiden datang ke Istana Bogor untuk melantik 6.000 penyuluh pertanian daerah seluruh Indonesia. SBY didampingi Menteri Pertanian Anton Apriyantono. SBY yang tiba di Istana Bogor sekitar pukul 9.00 WIB dengan pengawalan ketat disambut aksi para mahasiswa yang sudah menunggu sejak pagi di pintui gerbang. Dari informasi yang diperoleh "PR", sejumlah mahasiswa dari BEM KM IPB yang melakukan aksi unjuk rasa di pintu gerbang III Istana Bogor sempat menjebol pintu gerbang istana dan membuat repot petugas kemanan. Dalam aksinya, mereka juga sempat menghadang sejumlah kendaraan tamu yang hendak masuk istana via pintu III ini. Setelah terjadi aksi dorong-dorongan, akhirnya lima orang perwakilan mahasiswa diizinkan untuk menyampaikan aspirasinya. Dalam aksinya, para pengunjuk rasa dari KAMMI menilai pemerintahan SBY-JK gagal dalam menjaga profesionalisme dan mengemban amanat rakyat. Sedangkan BEM KM IPB menuntut dan mengultimatum SBY-JK untuk melakukan langkah-langkah strategis. Seperti melakukan reshuffle atau mengganti menteri yang ada dalam tim kesejahteraan rakyat, karena dinilai telah gagal menyejahterakan rakyat. Sementara, ratusan mahasiswa dan STPP se-Indonesia menagih janji Menteri Pertanian yang akan merekrut alumni STPP sebagai tenaga harian lepas, tetapi hingga kini tidak terealisasi. Mereka menuntut dan mengultimatum SBY-JK untuk melakukan langkah-langkah strategis. "Prioritaskan pembangunan di sektor pertanian sebagai sumber daya alam utama Indonesia. Tangkap seluruh mafia perberasan dan perbaiki tata niaga perberasan," ujar Presiden Mahasiswa IPB Erick Wahyudyono. Selain itu, para mahasiswa juga mendesak SBY-JK untuk memprioritaskan pembangunan di sektor pendidikan dengan merealisasikan 20 persen anggaran pendidikan di APBN yang akan disahkan DPR di DPR. "Lakukan perbaikan ekonomi di sektor riil yang sekarang masih stagnan bahkan merosot tajam," kata Erick.
Sementara itu ketua KAMMI Daerah Bogor Hermawan menegaskan kemorosotan tersebut terjadi pada kuartal 1 2006 yakni dari 6,7 persen (awal pemerintahan SBY-JK) menjadi 4,59 persen. "Bagaimana dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen pada akhir tahun 2006 apakah tercapai? Kebijakan pemerintah cenderung berorientasi monetaris atau sekadar menjaga suku bunga dan nilai tukar rupiah," katanya. Sedangkan ratusan mahasiswa dan alumni STPP se-Indonesia, melakukan unjuk rasa di Tugu Kujang Kota Bogor menuntut dan menagih janji Menteri Pertanian Anton Apriyantono, yang akan merekrut lulusan STPP untuk diangkat jadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk memperkuat Unit Kerja Pertanian dan pemerintah daerah (tingkat provinsi/kabupaten/kota). "Tapi sampai saat ini, daerah tidak menanggapi surat tersebut bahkan saat ini ada 361 lulusan STPP se-Indonesia yang belum ditempatkan dimanapun padahal biaya selama mereka kuliah ditanggung oleh Departemen Pertanian," ujar Nofrie. Kendati sempat diwarnai saling dorong antara aparat dan mahasiswa, aksi demo tersebut tidak sampai mengganggu jalannya pelantikan. SBY meninggalkan Istana Bogor sekitar pukul 16.00 WIB. (A-104