Sap Kusta.docx

  • Uploaded by: Subhan Nur Ramadhan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Kusta.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,765
  • Pages: 18
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Adapun satuan acara penyuluhan ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari beberapa referensi, sehingga dapat memperlancar pembuatan satuan acara penyuluhan ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Karawang, 19 Januari 2017

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii RAGANGAN SATUAN PENGAJARAN ........................................................................................... 1 Tujuan Pengajaran ................................................................................................................... 1

1. a.

TUM / TIU ............................................................................................................................. 1

b.

TUK / TIK ............................................................................................................................. 1

2.

Metode dan alat Pengajaran .................................................................................................... 1

3.

Kegiatan Belajar Mengajar...................................................................................................... 2

4. Evaluasi ( terlampir ) .................................................................................................................... 3 MATERI ................................................................................................................................................ 4 I.

Pengertian .............................................................................................................................. 4

II.

Penyebab ................................................................................................................................ 5

III.

Tanda dan Gejala .................................................................................................................. 5

IV.

Penularan ............................................................................................................................... 7

V.

Pencegahan............................................................................................................................ 8

VI.

Pengobatan Penyakit KUSTA.............................................................................................. 9

EVALUASI .......................................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

ii

RAGANGAN SATUAN PENGAJARAN

Pokok bahasan

: Asuhan Keperawatan kebersihan Diri

Sub pokok bahasan

: Pendidikan Kesehatan KUSTA

Waktu

: 09.00 – 10.00

Hari / Tanggal

: Rabu, 18 Januari 2017

Tempat

: Aula Kantor Desa Tanjung Pura

Sasaran

: Masyarakat Desa Tanjung Pura RT 09 RW 03

Pengajar

: Subhan Nur Ramadhan

1. Tujuan Pengajaran a. TUM / TIU Setelah dilakukan promosi kesehatan selama 1x60 menit masyarakat diharapkan mampu memahami tentang penyakit KUSTA dengan baik dan benar secara mandiri. b. TUK / TIK Setelah dilakukan promosi kesehatan 1x60 menit masyarakat diharapkan mampu : 1) Masyarakat mampu menjelaskan definisi KUSTA 2) Masyarakat mampu mendeinisikan tanda dan gejala KUSTA 3) Masyarakat mampu menyebutkan etiologi KUSTA 4) Masyarakat mampu mendemonstrasikan pencegahan KUSTA 5) Masyarakat mampu menjelaskan perawatan mandiri pasien KUSTA 6) Masyarakat mampu mendemonstrasikan perawatan pasien KUSTA dengan baik dan benar secara mandiri 2. Metode dan alat Pengajaran a. Media/alat bantu

: Leaflat dan LCD

b. Metoda

: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab Dan Demontrasi

c. Materi dan sumber (terlampir)

1

3. Kegiatan Belajar Mengajar No KEGIATAN 1

2

PENYULUH

PESERTA

Pembukaan

1. Mengucapkan salam

1. Menjawab salam

(10 menit)

2. Memperkenalkan diri

2. Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan

3. Memperhatikan

1. Apersepsi terhadap pengetahuan

1. Menjawab

Kegiatan Inti (30 menit)

audience tentang materi yang akan

disampaikan

mengenai

KUSTA 2. Memperhatikan

2. Mendefinisi KUSTA 3. Mejelaskan

tanda

dan

gejala

3. Memperhatikan 4. Memperhatikan

KUSTA 4. Menyebutkan etiologi KUSTA

5. Memperhatikan

5. Mendemonstrasikan pencegahan KUSTA

6. Memperhatikan

6. Menjelaskan perawatan mandiri pasien KUSTA 7. Mendemonstrasikan

perawatan

pasien KUSTA secara mandiri 8. Memberi

kesempatan

pada

audience untuk bertanya

7. Mendemonstrasikan 8. Mengajukan pertanyaan 9. Merespon pertanyaan

9. Memberikan kesempatan pada audience

untuk

merespon 10. Memperhatikan

pertanyaan yang diajukan 10. Memberikan jawaban yang tepat dan benar 3

Penutup (5 menit)

1. Menyimpulkan bersama audience tentang

materi

yang

telah

disampaikan

yang telah disampaikan 2. Menjawab pertanyaan

2. Mengajukan lisan/tulisan

1. Menyimpulkan materi

pertanyaan (sesuai 2

dengan

3. Menjawab salam

materi yang telah disampaikan) 3. Mengucapkan salam

4. Evaluasi ( terlampir ) a. Prosedur evaluasi : Tertulis b. Alat evaluasi (Terlampir)

3

MATERI

I.

Pengertian Kusta atau lepra disebut juga penyakit morbus hansen. merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabakan oleh bakteri atau kuman mycrobacterium leprae. Penyakit kusta menyerang kulit dan syaraf tepi seseorang yang menyebabkan syaraf tepi orang tersebut mati rasa, gangguan pada kulit, kelumpuhan pada tungkai dan kaki, menyerang sistem pernapasan atas, kerusakan mata, dan membran selaput lendir. Bakteri mycrobakterium leprae adalah jenis kuman anaerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan tahan asam. bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit, muccus membran, dan saluran nafas.Terdapat tiga macam jenis kusta yakni : 1. Kusta Tuberkuloid Atau Tuberculoid Leprosy (tl) Merupakan jenis kusta yang tidak menular karena kelainan kulitnya mengandung sedikit kuman, membentuk radang granuloma tuberkel tanpa nekrosis perkejuan yang menyebabkan kulit berwarna pucat dan mati rasa. Bentuk kusta

tuberkoloid

mempunyai

kelainan

pada

jaringan

syaraf

sehingga

mengakibatkan cacat pada tubuh. 2. Kusta Lepromatosa atau Lepromatous Leprosy (ll) Jenis kusta satu ini adalah jenis kusta yang menular sebab dalam kulit yang terjejas mengandung banyak kuman. kusta lepromatosa memiliki ciri kelainan kulit yang menyebar secara simetris di seluruh tubuh, berhubungan dengan lesi, nodul atau plak, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung atau kongesti nasal danepistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.

4

3. Kusta Multibasiler Kusta multibasiler merupakan penyakit kusta dengan tingkat keparahan yang sedang dan tipe kusta yang sering ditemukan. kusata ini bercirikan dengan adanya lesi (bercak atau luka) kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid tapi jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan. bagian lesi yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang.Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa ataupun menjadi kusta tuberkuloid.

II.

Penyebab Bakteri Mycobacterium leprae menjadi penyebab utama kusta. Bakteri ini tumbuh pesat pada bagian tubuh yang bersuhu lebih dingin seperti tangan, wajah, kaki dan lutut. M. leprae termasuk jenis bakteri yang hanya bisa tumbuh berkembang di dalam beberapa sel manusia dan hewan tertentu. Cara penularan bakteri ini adalah melalui cairan dari hidung yang biasanya menyebar ke udara ketika penderita batuk atau bersin. Selain penyebab utamanya, ada juga faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini. Beberapa faktor risiko tersebut meliputi:

 Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa sarung tangan.Beberapa di antaranya adalah armadilo dan simpanse afrika.  Melakukan kontak fisik secara rutin dengan penderita kusta.  Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.  Menderita cacat genetik pada sistem kekebalan tubuh.

III.

Tanda dan Gejala Timbulnya gejala penyakit yang dirasakan penderita dikarenakan telah terjadinya perkembangbiakan bakteri kusta terhadap sistem imun tubuh penderita sehingga merangsang tubuh untuk melakukan perlawanan. 5

Ada tiga jenis kusta maka tanda-tanda atau gejala yang ditimbulkannya pun berbeda-beda yakni sebagai berikut : Kusta Tuberkoloid :  beberapa bagian tubuh mengalami anestesi atau mati rasa.  hipopigmentasi kulit  bercak-bercak seperti panu pada permukaan kulit secara simetris dan menyebar serta kering.  resistensi yang tinggi. Kusta Lepromatosis :  terdapat plak dan nodul pada tubuh.  dermis (permukaan kulit) mengering.  hidung berdarah (epistaksis).  terjadi kerusakan pada sekat dan tulang hidung. Kusta Multibasiler :  pada permukaan kulit terdapat bercak-bercak seperti panu (lesi) yang sangat banyak dan tidak beraturan.  kehilangan rasa rangsang. kusta paussibaasilar :  Bercak putih seperti panu yang mati rasa.  Permukaan bercak kering dan kasar.  Permukaan bercak tidak berkeringat.  Batas (pinggir) bercak terlihat jelas dan sering bintil-bintil kecil. Gejala dan tanda kusta sukar diamati dan muncul sangat lambat. Beberapa di antaranya adalah:  Mati rasa. Tidak bisa merasakan perubahan suhu hingga kehilangan sensasi sentuhan dan rasa sakit pada kulit.  Pembesaran pembuluh darah, biasanya di sekitar siku dan lutut.  Perubahan bentuk atau kelainan pada wajah.  Hidung tersumbat atau terjadi mimisan.  Muncul luka tapi tidak terasa sakit.  Kerusakan mata. Mata menjadi kering dan jarang mengedip biasanya dirasakan sebelum muncul tukak berukuran besar.

6

 Lemah otot atau kelumpuhan.  Hilangnya jari jemari. WHO menggolongkan kusta menjadi dua jenis berdasarkan kondisi luka pada kulit penderita, yaitu:  Paucibacillary: Ada luka kulit tanpa bakteri penyebab lepra pada bercak kusta di kulit.  Multibacillary: Ada luka kulit dengan bakteri penyebab lepra pada bercak kusta di kulit.

IV.

Penularan Masih belum bisa dipastikan cara dan bagaimana cara penyakit kusta dapat diderita oleh seseorang. namun, dari beberapa penelitian dan dugaan penyakit kusta menyebar bisa melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita kusta menular seperti kusta lepromatosis dan kusta multibasiler. Kusta dapat menyeber melalui udara sebab menurut penelitian yang dilakukan pedley bahwa sebagian pasien lepromatosa memperlihatkan adanya bakteri atau basil di sekret hidung mereka. Sedangkan dalam penelitian Davey dan Rees mengindikasi bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi 10.000.000 organisme per hari. sekret hidung yang keluar dari hidung penderita kusta ini mengandung basil kusta. Basil kusta ini masih dapat hidup selama 2 – 7 x 24 jam setelah dikeluarkan dari hidung penderita dan mengering oleh udara luar. Kusta yang menular dengan kontak langsung pada penderita dikarenakan adanya penjalaran bakteri mycrobacterium leprae dari kulit penderita pada orang sehat ketika kulit mereka bersentuhan secara langsung. telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adanya sejumlah organisme di dermis kulit. Diduga pula bakteri ini dapat berpindah ke kulit oarang yang sehat melalui kontak dengan keringat si penderita. Perlu diketahui selain penularan kusta dengan cara di atas bahwa sistem imun tubuh manusia juga turut mempengaruhi apakah seseorang akan terinfeksi penyakit kusta atau tidak setelah ia kontak atau berada si lingkungan orang dengan penyakit kusta, sebab menurut penelitian, dalam sebuah keluarga bisa saja antar anggota keluarga menderita penyakit kusta yang berbeda jenisnya, bahkan ada anggota 7

keluarga yang tidak mengidap sama sekali padahal anggota keluarga lainnya menderita penyakit kusta. Menurut Ress (1975) dapat ditarik kesimpulan bahwa penularan dan perkembangan penyakit kusta hanya tergantung dari dua hal yakni jumlah atau keganasan Mycrobacterium leprae dan daya tahan tubuh penderita. Disamping itu faktor-faktor yang berperan dalam penularan kusta adalah:  Usia: laki-laki lebih banyak dijangkiti.  Ras: Bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkiti.  Kesadaran sosial: umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah.  Lingkungan: fisik, biologi, sosial yang kurang sehat. V.

Pencegahan Yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kusta adalah: 1. Mencegah kontak dengan kulit penderita. 2. Melakukan vaksinasi. 3. Meningkatkan sistem imun dengan melakukan hidup sehat. 4. Meningkatkan kebersihan pribadi. 5. Diagnosis dan pengobatan yang segera. 6. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah sebab bakteri kusta akan mati pada suhu yang panas, serta hindari ruangan yang lembab. 7. Tidak memakai air kotor untuk mandi. 8. Tidak memakai pakaian-pakaian bekas yang tidak jelas asalnya. 9. Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.

8

VI.

Pengobatan Penyakit KUSTA Obat-obat yang dapat digunakan untuk penyakit kusta adalah:  Rifampicim: dapat membunuh bakteri kusta dengan menghambat perkembangbiakan bakteri, dengan dosis 600mg.  Diaminodiphenylsulfone: mencegah restansi bakteri terhadap obat (dikombinasikan dengan obat lain).  Clofazimine: menghambat pertumbuhan dan menekan efek bakteri yang perlahan pada Mycobacterium leprae dengan berkaitan pada DNA bakteri.  Olfloxacin: bereaksi menyerupai penghambat bakteri.  Minocycline: menghambat sintesis protein bakteri. Berbagai macam terapi pengobatan penyakit kusta antara lain:  Pada awalnya hanya digunakan satu obat Dapson untuk pengobatan penyakit kusta, pengobatan ini disebut juga pengobatan monoterapi tapi kemudian hal ini menyebabkan bakteri kusta menjadi kebal sehingga pemakian dihentikan.  Untuk pengobatan penyakit kusta dapat juga digunakan metode kombinasi antara obat Dapson, Rifamfisin, dan Klofazimin. Pengobatan dengan multi obat ini cukup berhasil hanya saja diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari penderita untuk terus-menerus meminumnya. Pengobatan multi obat ini disebut juga drugs treatment. Cara pengobatan penyakit kusta adalah dengan pengobatan rutin siap harinya.  Untuk tipe kusta Tuberkoloid membutuhkan pengobatan 6 bulan dengan terapi Dopson dan Rifamfisin.  Untuk tipe kusta Multibasiler dan Lepromatosis membutuhkan pengobatan selama 24 jam dengan terapi Dapson, Rifamfisin, dan Klofazimin.  Disarankan juga penderita kusta untuk mengonsumsi Lamprin, Prednison, Sulfat feros, dan Retinol (vitamin A) bagi menyehatkan kusta dengan kulit yang bersisik. 9

Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta. Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan amat menimbulkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh. Jadi, faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah. Kebanyakan penderita kusta mengalami kecacatan disebabkan keterlambatan orang tersebut untuk meminum obat itu dengan tidak sempurna atau pengobatannya tidak tuntas, jika penderita meminum obat dengan cepat maka kecacatan akibat saraf tepi yang mati dapat dicegah atau dihindari. Saat ini obat kusta sudah gratis dan bisa didapatkan di Puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah. Obat ini merupakan bantuan dari organisasi kesehatan dunia (WHO)

10

EVALUASI

1. Prosedur evaluasi : Tertulis 2. Alat evaluasi

1) Apa itu penyakit kusta? 2) Apa saja gejala-gejala penyakit kusta? 3) Bagaimana cara penularan penyakit kusta? 4) Bagaimana pengobatan penyakit kusta? 5) Bagaimana pencegahan dari penyakit kusta?

Jawaban 1. Kusta atau lepra disebut juga penyakit morbus hansen. merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabakan oleh bakteri atau kuman mycrobacterium leprae. Penyakit kusta menyerang kulit dan syaraf tepi seseorang yang menyebabkan syaraf tepi orang tersebut mati rasa, gangguan pada kulit, kelumpuhan pada tungkai dan kaki, menyerang sistem pernapasan atas, kerusakan mata, dan membran selaput lendir. Bakteri mycrobakterium leprae adalah jenis kuman anaerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan tahan asam. bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit, muccus membran, dan saluran nafas.Terdapat tiga macam jenis kusta yakni :  Kusta Tuberkuloid Atau Tuberculoid Leprosy (tl)  Kusta Lepromatosa atau Lepromatous Leprosy (ll)  Kusta Multibasiler.

Jawaban 2. Gejala dan tanda kusta sukar diamati dan muncul sangat lambat. Beberapa di antaranya adalah:  Mati rasa. Tidak bisa merasakan perubahan suhu hingga kehilangan sensasi sentuhan dan rasa sakit pada kulit.  Pembesaran pembuluh darah, biasanya di sekitar siku dan lutut.  Perubahan bentuk atau kelainan pada wajah. 11

 Hidung tersumbat atau terjadi mimisan.  Muncul luka tapi tidak terasa sakit.  Kerusakan mata. Mata menjadi kering dan jarang mengedip biasanya dirasakan sebelum muncul tukak berukuran besar.  Lemah otot atau kelumpuhan.  Hilangnya jari jemari. WHO menggolongkan kusta menjadi dua jenis berdasarkan kondisi luka pada kulit penderita, yaitu:  Paucibacillary: Ada luka kulit tanpa bakteri penyebab lepra pada bercak kusta di kulit.  Multibacillary: Ada luka kulit dengan bakteri penyebab lepra pada bercak kusta di kulit.

Jawaban 3. Masih belum bisa dipastikan cara dan bagaimana cara penyakit kusta dapat diderita oleh seseorang. namun, dari beberapa penelitian dan dugaan penyakit kusta menyebar bisa melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita kusta menular seperti kusta lepromatosis dan kusta multibasiler. Kusta dapat menyeber melalui udara sebab menurut penelitian yang dilakukan pedley bahwa sebagian pasien lepromatosa memperlihatkan adanya bakteri atau basil di sekret hidung mereka. Sedangkan dalam penelitian Davey dan Rees mengindikasi bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi 10.000.000 organisme per hari. sekret hidung yang keluar dari hidung penderita kusta ini mengandung basil kusta. Basil kusta ini masih dapat hidup selama 2 – 7 x 24 jam setelah dikeluarkan dari hidung penderita dan mengering oleh udara luar. Kusta yang menular dengan kontak langsung pada penderita dikarenakan adanya penjalaran bakteri mycrobacterium leprae dari kulit penderita pada orang sehat ketika kulit mereka bersentuhan secara langsung. telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adanya sejumlah organisme di dermis kulit. Diduga pula bakteri ini dapat berpindah ke kulit oarang yang sehat melalui kontak dengan keringat si penderita.

12

Perlu diketahui selain penularan kusta dengan cara di atas bahwa sistem imun tubuh manusia juga turut mempengaruhi apakah seseorang akan terinfeksi penyakit kusta atau tidak setelah ia kontak atau berada si lingkungan orang dengan penyakit kusta, sebab menurut penelitian, dalam sebuah keluarga bisa saja antar anggota keluarga menderita penyakit kusta yang berbeda jenisnya, bahkan ada anggota keluarga yang tidak mengidap sama sekali padahal anggota keluarga lainnya menderita penyakit kusta. Menurut Ress (1975) dapat ditarik kesimpulan bahwa penularan dan perkembangan penyakit kusta hanya tergantung dari dua hal yakni jumlah atau keganasan Mycrobacterium leprae dan daya tahan tubuh penderita. Disamping itu faktor-faktor yang berperan dalam penularan kusta adalah:  Usia: laki-laki lebih banyak dijangkiti.  Ras: Bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkiti.  Kesadaran sosial: umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah.  Lingkungan: fisik, biologi, sosial yang kurang sehat.

Jawaban 4. Obat-obat yang dapat digunakan untuk penyakit kusta adalah:  Rifampicim: dapat membunuh bakteri kusta dengan menghambat perkembangbiakan bakteri, dengan dosis 600mg.  Diaminodiphenylsulfone: mencegah restansi bakteri terhadap obat (dikombinasikan dengan obat lain).  Clofazimine: menghambat pertumbuhan dan menekan efek bakteri yang perlahan pada Mycobacterium leprae dengan berkaitan pada DNA bakteri.  Olfloxacin: bereaksi menyerupai penghambat bakteri.  Minocycline: menghambat sintesis protein bakteri.

13

Jawaban 5. Yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kusta adalah: 1. Mencegah kontak dengan kulit penderita. 2. Melakukan vaksinasi. 3. Meningkatkan sistem imun dengan melakukan hidup sehat. 4. Meningkatkan kebersihan pribadi. 5. Diagnosis dan pengobatan yang segera. 6. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah sebab bakteri kusta akan mati pada suhu yang panas, serta hindari ruangan yang lembab. 7. Tidak memakai air kotor untuk mandi. 8. Tidak memakai pakaian-pakaian bekas yang tidak jelas asalnya. 9. Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.

14

DAFTAR PUSTAKA

Anwar H. (2014). Makalah penyakit kusta. From: http:haerulanwar6.blogspot.co.id/2014/11/makalah-penyakitkusta.html?m= [19 januari 2017].

15

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Diajukan untuk Memenuhi Ujian Microteaching

Disusun oleh : Subhan Nur Ramadhan NIM : 0433131420115029

PRODI STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES KHARISMA KARAWANG TAHUN AJARAN 2017 JL. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass Karawang 41316 Telp. (0267) 412480, Fax : (0267) 410842

Related Documents

Sap
June 2020 69
Sap
November 2019 86
Sap
June 2020 67
Sap
November 2019 82
Sap
November 2019 80
Sap
May 2020 58

More Documents from ""

Story Telling.docx
November 2019 8
Sap Kusta.docx
June 2020 5
Osteoartritis.docx
November 2019 13
Seenbud Kata.docx
November 2019 11
Ckd.docx
November 2019 5
Pkn.docx
November 2019 8