Sap Cara Menyusui.docx

  • Uploaded by: Suci Aulia Permata
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Cara Menyusui.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,545
  • Pages: 24
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Topik

: Cara Menyusui Yang Benar

Sasaran

: Ibu Menyusui di RW 07 Kelurahan Lubuk Minturun Padang

Pelaksanaan Kegiatan : -

Hari / Tanggal : Kamis, 28 Maret 2019

-

Tempat

: Di Mesjid Nurul Falah RW 07

-

Jam / waktu

: 09.00 WIB– 09.45 WIB

-

Peyuluhan

: Mahasiswa Profesi Ners STIKes Mercubaktijaya Padang

A. Latar Belakang Menyusui adalah proses yang alami dan bayi menghisap secara alamiah, akan tetapi bisa timbul kesulitan pada awalnya karena itu diperlukan cara menyusui yang baik dan benar yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar Dengan menyusui sendiri bayi telah menjalin hubungan yang sangat penting antar ibu dan bayi (Syafrudin, 2011: 105). Menyusui adalah proses alamiah yang merupakan suatu seni yang harus dipelajari kembali. Keberhasilan dalam menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalaminya atau dari seseorang yang profesional (Ramaiah, 2007:57). Ketidakmampuan cara menyusui yang baik dan benar itu terjadi bukan hanya karena ibu masih mempunyai anak pertama atau lebih dikenal dengan ibu primipara Tetapi ternyata ibu multipara yang sudah mempunyai anak lebih dari satu dan sudah mempunyai pengalaman juga masih banyak yang belum tahu tentang cara menyusui yang baik dan benar dan mereka sering salah

memposisikan bayi. Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI, bila teknik menyusui tidak dengan baik dan benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi akan jarang menyusu. Bila bayi jarang menyusu karena bayi enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun seringkali ibu- ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang teknik menyusui yang baik dan benar (Roesli, 2005:93). Sebuah analisis menerangkan bahwa memberikan ASI selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa diseluruh dunia, termasuk 22% bayi meninggal setelah kelahiran. Kajian WHO yang dituangkan kepmenkes No. 450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Menurut UNICEF, ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia. UNICEF menyatakan bahwa 10 juta kematian anak balita di dunia dan 30.000 kematian bayi di Indonesia setiap tahunnya bisa dicegah melalui pemberian ASI Eksklusif (Prasetyo, 2009:52). Berdasarkan laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan pada payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI Eksklusif mencapai 32,3% ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada anak mereka. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu lecet, kemungkinan hal tersebut dikarenakan teknik menyusui yang tidak baik dan benar. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kota Padang tahun 20108 jumlah ibu yang menyusui 20.966 orang. Setelah dilakukan studi

pendahuluan di RW 07 Lubuk Minturun terhadap 10 ibu menyusui didapati hasil 4 orang mempunyai perilaku positif,6 orang mempunyai perilaku negatif. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi 3 tentang cara menyusui yang baik dan benar dan penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang cara menyusui yang baik dan benar bagi ibu menyusui dan tenaga kesehatan. Pada generasi terdahulu, keterampilan dan teknik menyusui diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi wanita lainnya. Anak perempuan tumbuh mengamati tetangga dan kerabatnya wanita yang menyusui. Sayangnya keterampilan menyusui menjadi salah arah, samar, dan menyimpang (Karin Cadwell, 2008:29).

Ibu-ibu menyusui mungkin akan mengalami berbagai

masalah hanya karena tidak mengetahui cara menyusui yang baik dan benar yang sebenarnya sangat sederhana. Misalnya seperti cara meletakkan payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan putting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah yang lain, seperti terjadinya sindrom ASI kurang dan bayi menolak menyusu terutama pada minggu pertama setelah persalinan (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011:31). Sebelum ibu menyusui sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu untuk menghindari ASI terkontaminasi oleh kuman. Susui bayi sesuai dengan kebutuhan masing-masing

payudara, karena jika dipaksakan salah satu sisi

payudara saja yang kosong, ini yang akan membuat bayi jengkel dan akhirnya malas menyusu. Melihat adanya beberapa akibat dari teknik menyusui yang salah berdasarkan uraian diatas, maka erat hubungannya dengan situasi-situasi ibu yang kurang atau tidak mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan menyusui. Kurang informasi atau sama sekali tidak mempunyai pengalaman tentang teknik menyusui yang baik dan benar.

Berdasarkan uraian diatas maka mahasiswa STIKes Mercubaktijaya Padang tertarik untuk mengadakan penyuluhan tentang cara menyusui yang benar pada ibu menyusui agar dapat mengetahui cara menyusui yang benar di RSUD Dr. Rasidin Kota Padang Tahun 2018. B. Tujuan Intruksional 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menyusui yang benar di RW 07 Lubuk Minturun Padang Tahun 2018 diharapkan para ibu menyusui dapat mengetahui tentang cara menyusui yang benar. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menyusui yang benar di RW 07 Lubuk Minturun Padang Tahun 2018 : a.

Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang Pengertian Cara Menyusui Yang Benar

b.

Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang Posisi Cara Menyusui Yang Benar

c.

Ibu Menyusui dapat mengetahui zat-zat yang ada pada ASI

d.

bu Menyusui dapat mengetahui tentang manfaat Menyusui Yang Benar

e.

Ibu Menyusui dapat mengetahui Akibat tidak Menyusui Yang Benar

f.

Ibu Menyusui dapat mengetahui tentang tanda bayi Menyusu dengan Benar

g.

Ibu Menyusui dapat mengetahui cara menyusui apabila ibu bekerja

h.

Ibu Menyusui dapat mendemonstrasikan langkah-langkah cara menyusui yang benar

3. Strategi Pelaksanaan 1) Pokok Bahasan

: Cara Menyusui yang benar

2) Sasaran

: Ibu Menyusui di RW 07 Lubuk Minturun Kota

Padang 3) Target

: Ibu menyusui

4) Media dan alat

: Leaflet, proyektor, laptop

5) Metode

: Ceramah, tanya jawab, Demonstrasi

6) Waktu

: 09.00 WIB – 09.45 WIB

7) Tempat

: Mesjid NurulFalah RW 07 Lubuk Minturun

8) Pengorganisasian a) Moderator

: , S.Kep

b) Penyaji

: , S.Kep

c) Observer

: , S.Kep

d) Dokumentasi

: , S.Kep

e) Fasilitator

: - , S.Kep - , S.Kep - , S.Kep - , S.Kep

9) Fungsi pengorganisasian ( uraian tugas ) a) Peran Moderator 1) Membuka dan menutup acara 2) Memperkenalkan diri dan pembimbing 3) Menjelaskan tujuan acara penyuluhan 4) Menjaga kelancaran acara 5) Memimpin diskusi

6) Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama-sama audien b) Peran Penyaji 1) Menyajikan materi penyuluhan 2) Bersama fasiltator menjalin kerja sama dalam penyuluhan 3) Mendemonstrasikan teknik menyusui yang benar. c) Peran Observer 1) Mengamati jalannya acara 2) Mengevaluasi kegiatan 3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan d) Peran Dokumentasi 1) Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan e) Peran Fasilitator 1) Memotivasi peserta penyuluhan 2) Menjadi contoh dalam kegiatan 3) Menjalankan absensi penyuluhan 4. Setting Tempat

Keterangan :

: Ibu Hamil

: Moderator

:Pembimbing Klinik

: Observer

: Penyaji

:Pembimbing Akademik

: Fasilitator

5. Susunan Acara NO 1

KEGIATAN

KEGIATAN AUDIENCE

MAHASISWA

WAKTU

Pembukaan -

Memberi salam

-

Menjawab salam

-

Melakukan

-

Menjawab

Evaluasi

Validasi -

dan

memberikan respon -

Memberikan reinforement positif

-

5menit

Menjelaskan tujuan

Mendengarkan

dan

memperhatikan -

Mendengarkan

-

Mendengarkan

-

Menyepakati

-

Mengungkapkan

penyuluhan -

Memperkenalkan diri, dan pembimbing

-

Kontrak Waktu dan Bahasa

2

Pelaksanaan -

Menggali pengetahuan tentang

audien

30 menit

pendapat

pengertian

cara menyusui yang benar -

-

Memberikan reinforement positif

-

Menjelaskan tentang

materi

Mendengarkan memperhatikan

-

pengertian

Mendengarkan memperhatikan

cara menyusui yang benar -

-

Menggali pengetahuan

audien

tentang zat-zat yang ada dalam ASI

dan

Mengungkapkan pendapat

dan

-

-

Memberikan reinforement positif

-

Menjelaskan

materi

Mendengarkan

dan

memperhatikan -

tentang zat-zat yang

Mendengarkan

dan

memperhatikan

terkandung dalam ASI -

-

Menggali pengetahuan tentang

audien

Mengungkapkan pendapat

posisi

menyusui yang benar -

-

Memberikan reinforement positif

-

Menjelaskan

materi

tentang

posisi

Mendengarkan

dan

memperhatikan -

Mendengarkan

dan

memperhatikan

menyusui yang benar -

-

Menggali pengetahuan

audien

tentang

fungsi

Mengungkapkan pendapat

menyusui yang benar -

-

Memberikan reinforement positif

-

Menjelaskan

materi

Mendengarkan

dan

memperhatikan -

fungsi menyusui yang

Mendengarkan

dan

memperhatikan

benar -

-

Menggali pengetahuan

audien

Mengungkapkan pendapat

tentang Akibat tidak menyusui

dengan

benar -

-

Memberikan reinforement positif

-

Menjelaskan

materi

tentang Akibat tidak menyusui

dengan

Mendengarkan

dan

memperhatikan -

Memperhatikan dan mendengarkan

benar -

-

Menggali pengetahuan tentang

audien

Mengungkapkan pendapat

tanda bayi

menyusu

dengan

benar -

-

Memberikan reinforement positif

-

Menjelaskan tentang

materi

tanda

menyusu

Memperhatikan dan mendengarkan

-

bayi

Memperhatikan dan mendengarkan

dengan

benar -

-

Menggali pengetahuan

audien

Mengungkapkan pendapat

tentang cara menyusui pada ibu bekerja -

-

Memberikan reinforement positif

-

Menjelaskan

materi

mendengarkan -

tentang tentang cara menyusui

Memperhatikan dan

Memperhatikan dan mendengarkan

pada ibu

bekerja -

Mendemonstrasikan

-

langkah-langkah cara

Memperhatikan dan mendengarkan

menyusui yang benar -

Memberikan kesempatan

3

Bertanya

-

Memperhatikan dan

untuk

bertanya -

-

Menjawab pertanyaan

mendengarkan

Penutup -

Mengevaluasi

-

pemahaman audien -

Menyimpulkan materi

Mengungkapkan pendapat

-

Ikut menyimpulkan

10 menit

-

Meminta audien untuk

-

menyebutkan

Menjelaskan tentang cara menyusui yang

pengertian

cara

benar

menyusui yang benar dan langkah-langkah cara menyusui yang benar -

Meminta

Audien

-

Mendemonstrasikan

-

Mendengarkan

-

Menjawab salam

mendemonstrasikan langkah



langkah

cara menyusui yang benar -

Memberikan reinforcement positif

-

Memberi salam

6. Kriteria Hasil a.

Evaluasi struktur 1) Diharapkan Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan 2) Diharapkan Tempat dan alat sesuai perencanaan

b. Evaluasi proses 1) Diharapkan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan 2) Diharapkan Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir 3) Diharapkan selama kegiatan Peserta berperan aktif 4) Diharapkan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

c.

Evaluasi hasil

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan : 1) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang pengertian Cara menyusui yang benar 2) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Posisi cara menyusui yang benar 3) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Fungsi menyussui yang benar 4) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang Akibat tidak menyusui dengan benar 5) Diharapkan 80 % audien menjelaskan tentang tanda bayi menysu dengan benar 6) Diharapkan 80 % audien mendemonstrasikan langkah – langkah cara menyusui dengan benar 7. Materi (terlampir)

MATERI PENYULUHAN CARA MENYUSUI YANG BENAR

1. Cara menyusui yang benar Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti,

2004).Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan

bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali.Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)

2. Posisi menyusui a.

Posisi Dekapan Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono,2008; h. 34).

b. Posisi Football hold Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan,menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008, 35).

c.

Posisi Berbaring Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono,2008; h. 35).

3. Zat-zat yang terkandung dalam ASI a) Air Asi mengandung 87,5 persen air. Karenanya pada periode ASI eksklusif selama 6 bulan, bayi tak perlu diberi minuman atau makanan lain, kecuali dalam kondisi medis tertentu, seperti harus minum obat. b) Kolostrum Kolostrum merupakan ASI yang keluar pertama kali pada 1-5 hari pascamelahirkan. Kolostrum yang berwarna kekuningan ini mengandung immunoglobulin A yang tinggi. Jadi, sangat penting menyusui sejak bayi lahir. c) Karbohidrat karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa berfungsi sebagai energi untuk otak. d) Protein Protein penting yang terkandung dalam ASI, yaitu whey dan kasein. Kandungan whey pada ASI lebih tinggi dibanding susu formula. Sementara itu, kandungan kasein lebih tinggi dibanding pada susu formula e) asam amino taurin yang berperan untuk pertumbuhan otak. Selain itu, terdapat nukleotida yang berfungsi untuk perkembangan usus. f) Lemak Kadar lemak pada ASI berfungsi untuk pertumbuhan otak. ASI kaya akan lemak omega 3 dan omega 6. ASI juga mengandung zat penting untuk otak, yaitu DHA dan ARA. g) Karnitin Kartinin yang terkandung dalam ASI memiliki peran membantu proses pembentukan energi. Hal ini diperlukan untuk memertahankan metabolisme tubuh.

h) Vitamin dan mineral ASI juga kaya akan vitamin dan mineral. Vitamin E berfungsi untuk ketahanan sel darah merah. Vitamin A untuk kekebalan tubuh dan pertumbuhan si kecil. Terdapat pula vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, C, dan asam folat yang berfungsi untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh. Untuk kandungan mineralnya, antara lain kalsium yang berfungsi untuk perkembangan tulang dan otot, serta mengandung zinc untuk membantu metabolisme.

4. Manfaat menyusui yang benar Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia terdapat 10 manfaat menyusui, yaitu: a) ASI dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu. Sebuah penelitian terhadap 14 ribu ibu baru, yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, menunjukkan ibu yang menyusui cenderung terhindar dari masalah kesehatan mental. Satu dari sepuluh perempuan dunia rentan terkena depresi, namun jumlah itu turun saat perempuan punya kesempatan untuk memberikan ASI b) ASI meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu meneruskan zat antibodi mereka lewat ASI kepada bayi-bayi mereka, sehingga bayi dapat membentuk sistem pertahanan tubuh yang kuat untuk melawan virus flu dan infeksi. c) ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan ibu mereka. Kedekatan ini merupakan katalis dalam membangun hubungan yang kuat antara orang tua dengan anak-anak mereka karena anak akan merasa lebih terlindungi dan beradaptasi dengan dunia baru di sekitar mereka. d) ASI membuat anak lebih cerdas. Meskipun demikian, masih diperdebatkan oleh para pakar, apakah kecerdasan itu dipicu kandungan asam lemak dalam ASI ataukah ikatan emosional yang terbentuk antara orang tua dan anak selama proses menyusui berlangsung.

e) ASI mengurangi risiko obesitas. ASI membantu bayi untuk memilih makanan lebih baik di kemudian hari, yang pada akhirnya memperkecil risiko obesitas. ASI adalah makanan yang mudah dicerna bayi, sangat bergizi, dan membantu bayi memutuskan berapa banyak yang bisa dia konsumsi dan kapan meminumnya. f) ASI menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik. Anak-anak yang minum ASI dan mampu membentuk ikatan emosional dengan kedua orang tuanya selama proses menyusui, mampu mengembangkan perilaku yang lebih baik daripada yang tidak. Namun jika ikatan itu tidak terbentuk, dampaknya bisa berlawanan. g) Nutrisi dalam ASI membantu otak anak berkembang sempurna dan lebih baik daripada nutrisi dalam susu formula. h) ASI membantu ibu menurunkan berat badan. Proses menyusui membakar banyak kalori dalam tubuh ibu, sehingga berat badan berlebih selama hamil dapat cepat turun. i) ASI mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker payudara dan indung telur. j) ASI membantu keluarga menghemat anggaran rumah tangga karena gratis.

5.

Akibat tidak menyusui dengan benar a. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI b. Bayi menjadi kembung c. Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu) Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi premature dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat menurun 6-10%.

d. Biaya kesehatan untuk pengobatan Dengan mendukung ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya. e. Kerugian kognitif - hilangnya pendapatan bagi individual ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak, potensi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik karena memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan meningkatkan potensi mendapatkan penghasilan yang lebih optimal. f. Biaya susu formula Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan ASI eksklusif, penghasilan orangtua dapat dihemat sebesar 14%.

6. Tanda bayi menyusu dengan benar Menurut(DepKes RI, 2005 adalah sebagai berikut: a.

Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu

b. Dagu bayi menempel pada payudara ibu c.

Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara bagian bawah)

d. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi e.

Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka

f.

Sebagian besar areola tidak tampak

g.

Bayi menghisap dalam dan perlahan

h. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu i.

Terkadang terdengar suara bayi menelan

j.

Puting susu tidak terasa sakit atau lecet.

7. Tanda bahwa Bayi Mendapatkan ASI dalam Jumlah Cukup Menurut Rahmawati dan Proverawati, 2010 tanda bayi mendapatkan jumlah yang cukup adalah sebagai berikut: 1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu 2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr setiap minggu) 3. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri 4. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari 5. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya 8. Langkah-langkah menyusui yang benar 1) Persiapan  Persiapan tempat Pastikan ibu dalam tempat yang nyaman dalam menyusui  Persiapan alat - Bantal - Kapas - Air bersih - Kursi atau tempat yang dapat menyangga punggung 2) Langkah-langkah a. Beritahu ibu untuk mencuci tangan terlebih dahulu b. Beritahu ibu untuk duduk santai

di tempat yang nyaman dan terdapat

penyanggah pada punggung, jika ibu menggunakan kursi beri bantal untuk sandaran kekursi serta pastikan punggung ibu tegak lurus

c. Letakkan kaki ibu diatas kursi kecil agar tidak menggantung d. Letakkan bantal pada pangkuan ibu e. Bersihkan puting susu ibu dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air bersih f. Sebelum meyusui, keluarkan ASI sedikit. Oleskan pada puting susu dan aerola disekitarnya sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban puting susu g. Beritahu ibu untuk membentuk tangan seperti sudut 90ᵒ diatas bantal. Letakkan bayi diatas bantal pada pangkuan ibu menghadap ke payudara h. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu i. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara j. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus k. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya l. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi (rooting reflex): Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

m. Setelah bayi membuka mulut anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, pastikan bayi tidak menghisap putingnya saja tetapi

seluruh aerola masuk ke dalam mulutnya. Sehingga puting susu berada pada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah aerola. n. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga payudara lagi

o. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan dan menatap bayi dengan penuh kasih sayang selama menyusui p. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah

q. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

r. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) atau bayi ditengkurapkan dipangkuan

9. Upaya memperbanyak ASI a.

Untuk Bayi 1) Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra 1015 menit disetiap payudara 2)

Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah

3) Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan mendengarkan suara menelan yang aktif.

4) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui. b.

Untuk Ibu 1) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum 2) Makan makanan yang bergizi 3) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan. 4) Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22)

10. Pemberian Asi Untuk Ibu Yang Bekerja Bagi ibu yang bekerja, memberikan ASI bukanlah halangan. Ibu tetap bisa memberikan ASI Perahan (ASIP) dari pada memberi susu formula untuk bayinya. ASIP yang ditampung dalam botol kaca, botol plastik, atau kantung plastik aman untuk diberikan kepada bayi. ASIP dapat disimpan dan digunakan dalam waktu yang lama asalkan dalam suhu yang tepat: - Deep freezer (-20°C): 6-12 bulan - Kulkas (4°C): 5 hari - Ruangan dengan suhu < 25°C: 2-4 jam - Ruangan dengan suhu > 25°C: 1 jam ASIP yang disimpan di dalam freezer bisa diturunkan ke kulkas pada malam sebelum digunakan. Saat hendak digunakan, keluarkan wadah ASIP dari kulkas dan hangatkan dengan cara mengalirkan air hangat ke dinding wadah ASIP atau merendamnya di air hangat.

Jangan memanaskan ASIP dengan microwave/kompor karena dapat merusak antibodi yang terdapat dalam ASIP. Kocok ASIP sebelum diberikan pada bayi. ASIP yang tidak habis dalam sekali konsumsi harus dibuang, tidak bisa digunakan lagi.

\ \

DAFTAR PUSTAKA

Astutik & Setyaningrum,2009. Hubungan Antara Praktik Perawatan Payudara Dengan Kejadian Mastitis Pada Ibu Nifas Di BPS Nunukan Desa Bandengan Kabupaten Jepara, www.isjd.pdpi.lipi.go.id. Iqbal Mubarak, Wahid. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC; 2007 Jannah, Nurul. Buku Ajar AsuhanKebidanan Kehamilan,Yogyakarta: CV Andi Offset;2012 Kuswandi, Lanny. Hypnobirthing AGentle Way to Give Birth.Jakarta: Pustaka Bunda; 2013 Kristiyanasari. 2009. ASI, Meyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi.4, Vol. 1.Jakarta: EGC; 2006

Related Documents

Sap
June 2020 69
Sap
November 2019 86
Sap
June 2020 67

More Documents from ""

Laporan Hasil.docx
May 2020 5
Tulisan Ke 12.docx
May 2020 7
Vertigo
August 2019 34
Soal Jiwa Bibah
October 2019 9