SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PRAKTIK KLINIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
Disusun oleh : SIWI DWI FEBRIYANTI 1810104371
PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2019
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PRAKTIK KLINIK I.
IDENTITAS 1. Mata Kuliah 2. Program Studi 3. Kode/Bobot SKS 4. Semester 5. Elemen Kompetensi 6. JenisKompetensi 7. WaktuKuliah 8. Pokok Bahasan
: Kesehatan Reproduksi : Sarjana Terapan Kebidanan : MW2708 / 4 sks : 4 (Empat) : MKB : Utama : 1 x 20Menit : Asuhan Deteksi Dini Ca. Mammae dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
II.
STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa mampu melakukan keterampilan dalam asuhan kebidanan kesehatan reproduksi khususnya deteksi dini kanker payudara sesuai dengan PERMENKES 028/MENKES/PER/X/2017 yang berbunyi bidan berwenang dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan yang tertuang dalam pasal 9c yang dijabarkan dalam pasal 12 dan 13.
III.
KOMPETENSI DASAR Mampu melakukan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sesuai dengan prosedur.
IV.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Mahasiswa dapat: 1. Menunjukkan anatomi payudara dengan benar dan lengkap. 2. Menentukan alat-alat untuk pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan benar dan lengkap 3. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sesuai dengan prosedur secara teliti dan aman.
V.
TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui BST mahasiswa dapat : 1. Menunjukkan anatomi payudara dengan benar dan lengkap. 2. Menentukan alat-alat untuk pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan benar dan lengkap 3. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sesuai dengan prosedur secara teliti dan aman.
VI.
DESKRIPSI MATERI 1. Anatomi payudara dan alat-alat untuk pemeriksaan payudara sendiri. 2. Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri
VII.
METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN BST
VIII. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Pasien 2. 1 Set Peralatan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Peralatan : a. Handuk b. Cermin c. Baby oil 3. Jobsheet 4. Cheklist IX.
KEGIATAN PEMBELAJARAN Komponen Uraian Kegiatan Estimasi Langkah Waktu Pendahuluan / 1. Membuka pertemuan dengan salam 5 menit Pre Conference 2. Meminta mahasiswa membahas ulang praktik SADARI yang dilakukannya 3. Menanyakan kepada mahasiswa pengetahuan baru yang didapat selama praktik SADARI dan relevansinya 4. Menanyakan kepada mahasiwa langkah mana yang dilatih secara khusus dalam praktik SADARI yang dikerjakan 5. Review langkah-langkah SADARI di dalam penuntun belajar yang dianggap sulit oleh mahasiswa yang akan dipraktikannya 6. Bersama mahasiswa menentukan tujuan spesifik yang akan dicapai pada praktik SADARI 7. Menyampaikan kepada mahasiswa tahapan dan waktu yang akan dilalui 8. Menekankan kepada mahasiswa pentingnya praktik klinik SADARI yang akan dilakukan Inti / Conference 1. Melakukan pengamatan selama mahasiswa 10 menit melakukan ketrampilan praktik SADARI 2. Memberi dorongan positif dan saran perbaikan saat mahasiswa melakukan praktik SADARI 3. Merujuk pada penuntun belajar saat mengadakan pengamatan praktik SADARI 4. Mencatata kinerja mahasiswa kebidanan dalam penuntun belajar selama pengamatan 5. Memperhitungkan keberadaan pasien saat memberi umpan balik kepada mahasiswa 6. Memberi komentar perbaikan hanya pada saat kemananan dan kenyamanan klien dipertaruhkan 7. Mampu menguasai diri sendiri dan lingkungan Penutup / 1. Memberikan salam kepada mahasiswa 5 menit
Post Conference
2. Menanyakan pendapat mahasiswa tentang praktik SADARI yang baru saja dikerjakan 3. Meminta mahasiswa menyebutkan langkahlangkah SADARI yang dapat dikerjakan dengan baik 4. Merujuk kembali kepada penuntun belajar 5. Memberi saran spesifik untuk perbaikan 6. Meberikan umpan balik positif untuk langkahlangkah SADARI yang telah dikerjakan dengan baik oleh mahasiswa 7. Bersama mahasiwa menentukan tujuan / goal praktik SADARI yang akan datang 8. Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
X.
PENILAIAN A. Jenis Unjuk kerja: Performance test B. Bentuk 1. Cheklist
XI.
SUMBER BELAJAR Barang, Aji, S.Kep, Ns.27 Oktober 2011. Cara Perawatan payudara. Luwia, Mellisa S, Dr, MHA. 2004. Problematik dan perawatan payudara. Kawan Pustaka : Jakarta, Hal 43-47 Manuaba, I. B. G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Kemenkes. 2013. Panduan pencegahan kanker leher rahim dan payudara untuk fasilitas dengan sumberdaya terbatas. Jakarta. Suryaningsih, E. 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Yogjakarta : Paradigma Indonesia. Widyastuti, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Yogyakarta, 27 Maret 2019
Dosen Pembimbing
Praktikan
(………………………….)
(………………………….)
SADARI A. Pengertian Periksa payudara sendiri atau yang biasa disingkat SADARI, adalah usaha menemukan adanya kelainan atau tumor pada payudara secara dini, dengan cara memeriksa payudara sendiri. Manfaat yang bisa diambil setelah melakukan SADARI wanita semakin waspada dan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan pada payudaranya. Sehingga ketika didapatkan kelainan pada payudaranya saat pemeriksaan bisa segera dilakukan, pengobatan yang dibutuhkan bisa segera diberikan, dan tingkat kesembuhan bisa lebih cepat dicapai. B. LatarBelakang SADARI di Indonesia a. Penderita kanker payudara (CaMammae) di Indonesia b. Sebagian besar pasien datang pada stadium lanjut. c. lebih dari 80% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien. d. SADARI yang dilakukan teratur setiap bulan bisa mempertinggi kewaspadaan wanita terhadap adanya kelainan pada payudara. e. Motto setiap benjolan di payudara di anggap kanker payudara, kecuali bila kemudian terbutkti bukan kanker. C. Aturan SADARI a. SADARI dilakukan setiap bulan secara teratur pada hari ke 7 sampai 10 setelah hari pertama menstruasi. b. Pada wanita yang tidak menstruasi, SADARI dilakukan pada hari yang sama setiap bulannya. c. ketika melakukan SADARI, focus perhatian adalah ukuran, bentuk, kontur, warna payudara dan putting, serta deteksi adanya benjolan, retraksi kulit, warna, dan cairan abnormal pada payudara. D. Cara SADARI 1. MengamatiPayudara a) Berdiri di depan cermin dan lihat kedua payudara sendiri. b) Perhatikan ukuran, bentuk, kontur, warna, dan arah kedua payudara dan putting c) Selanjutnya angkat ke dua tangan lurus keatas, lalu amati apakah ada tarikan kulit payudara ke arah dalam. Lakukan pengamatan sambil berputar perlahan-lahan agar setiap sisi terlihat.
d)
Letakkan kedua tangan pada pinggul dan dorong kedua bahu ke belakang. Perhatikan masing-masing payudara.
2. Meraba dan Merasakan pada saat berdiri a) Tetap berdiri di depan cermin dan lakukan perabaan pada payudara mulai dari bawah tulang klavikula. b) Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payu dara kanan. Olesi telapak 3 jari dengan body lotion, kemudian rabalah dengan tekanan mantap. Arah gerakan dari depan kebelakang secara sirkuler melingkupi seluruh payudara termasuk putting. c) Lanjutkan pemeriksaan payudara di daerah bawah lengan (ketiak). Lakukan dengan tidur berbaring dan angkat salah satu lengan keatas. Periksa payu dara seperti sebelumnya, termasuk daerah di bawah lengan. d) Ulangi SADARI pada payudara satunya. Catat hasil pengamatan SADARI dan tandai tanggal pemeriksaan SADARI.
3. Pemeriksaan raba pada saat berbaring. a).Berbaringlah di atas permukaan yang keras. Saat melakukan pemeriksaan pada payudara kanan, letakkan bantal di bawah pundak kanan. b).Kemudian letakkan lengan kanan di belakang kepala. c).Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut dengan gerakan memutar searah jarum jam. d).Mulailah pada bagian paling puncak dari payudara kanan (posisi jam 12), kemudian bergerak ke arah jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam 12. e).Setelah itu, pindahkan jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting. Teruskan gerakan memutar seperti sebelumnya hingga seluruh bagian payudara, termasuk puting selesai diperiksa. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri. Teknik SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah Anda, bukan ujung jari. Anda sangat dianjurkan untuk mengulangulang gerakan melingkar dengan buku jari yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada tulang rusuk dan akan terasa seperti benjolan E. Pencegahan 1. Aktif bergerak Tidak ada kata tua untuk mulai berolahraga. Penelitian menyebutkan, olahraga akan menurunkan kadar hormon estrogen, yang berkaitan dengan kanker. Lakukan olahraga minimal 30 menit sehari. 2. Kurangi berat badan Kenaikan bobot tubuh pada wanita yang tadinya beratnya ideal juga mendatangkan risiko yang sama. 3. Cukupi kebutuhan vitamin D Studi yang menegaskan manfaat vitamin D sebagai anti-kanker terus bermunculan. Yang terakhir menyebutkan, 94 persen pasien kanker payudara yang kekurangan vitamin D, kankernya lebih cepat menyebar dibanding mereka yang cukup vitamin D. 4. Hindari alcohol Data terbaru dari National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang minum satu atau dua gelas alkohol setiap hari memiliki risiko terkena kanker payudara 32 persen lebih besar. Para ahli menyarankan untuk membatasi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari. 5. Perhatikan gejalanya Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran tidak teratur. Tanda lain yang mungkin timbul adalah benjolandi ketiak, perubahan ukuran atau bentuk
payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu, dan perubahan warna atau tekstur kulit payudara. 6. Lakukan deteksi dini Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan stadium pada temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi, pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang dapat diajarkan, kemudian dipraktikkan sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur bisa mendeteksi tumor 1,2 sentimeter
DAFTAR TILIK PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
NO
KEGIATAN
1
Menyiapkan alat - Cermin - Penerangan - Bantal tipis/lipatan handuk
2
Mencuci tangan
3
Menanggalkan pakaian dan juga bra yang digunakan sehingga bertelanjang dada
4
Berdiri tepat di depan cermin dengan penerangan yang baik
5
6
7
8
9
10
Posisikan tangan lurus di samping badan perhaatikan kesimetrisan kedua payudara, pembengkakan, benjolan atau lekukan pada payudara. Perhatikan juga perubahan pada kulit dan puting payudara. Posisi kedua tangan diangkat lurus ke atas, dan perhatikan hal yang sama yaitu kesimetrisan kedua payudara, pembengkakan, benjolan atau lekukan pada payudara. Perhatikan juga perubahan pada kulit dan puting payudara. Posisi kedua tangan di pinggang dan kencangkan otot-otot dada sambil menekan kuat pinggang, dan perhatikan perubahan pada payudara Masih dengan posisi Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan dan perhatikan perubahan pada payudara. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Amati perubahan pada payudara
11
Berbaring terlentang tanpa bantalan kepala
12
Letakkan bantal tipis atau lipatan handuk di bawah bahu kanan (pemeriksaan payudara kanan)
13
Letakkan tangan kanan di bawah kepala
NILAI 1 2 3
14
15
16
17 18 19
Periksa seluruh bagian payudara menggunakan telapak jari telunjuk, tengah dan jari manis tangan kiri. Pemeriksaan dilakukan dengan meraba dan menekan, dengan gerakan membentuk lingkaran kecil-kecil. Pada setiap tempat, lakukan penekanan ringan, sedang dan kuat untuk merasakan adanya benjolan. Pemeriksaan dimulai dari dekat ketiak ke arah bawah sampai bra line, lalu geser sekitar 2cm ke arah selangka dan lanjutkan pemeriksaan ke atas. Setelahnya geser lagi dan ke arah bawah, dst. Gerakan geser, naik dan turun ini dimaksudkan agar jangan sampai ada bagian yang terlewat Setelahnya, dilanjutkan dengan gerakan melingkari puting sampai ke bagian luar payudara. Lakukan dengan tekanan ringan dan kuat. Periksa juga ketiak untuk meraba adanya benjolan Pada wanita yang tidak sedang menyusui, tekan lembut puting susu dengan jari telunjuk dan ibu jari untuk melihat ada tidaknya pengeluaran puting Ulangi langkah 12-19 untuk memeriksa payudara kiri menggunakan tangan kanan
20
PENILAIAN PENILAIAN KLASIFIKASI HASIL TIDAK 1 0-20 MAHIR CUKUP 2 21-40 MAHIR 3
MAHIR
41-60
JOB SHEET KETERAMPILAN : SADARI UNIT
: Asuhan kebidanan komunitas
REFERENSI
: Helen, Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC Maulani. 2009. Kanker Payudara dan Solusinya. Jakarta : Media Aesclapius Suryaningsih, Imelda. 2014. 6 Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara. Diananda, R. 2009. Panduan Lengkap Mengenal Kanker. Jogjakarta : Mirza Media Pustaka.
Objektif perilaku mahasiswa Mahasiswa dapat : 1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan SADARI 2. Melaksanakan proseur dan langkah melakukan SADARI secara benar dan sistematis Petunjuk 1. 2. 3. 4.
Baca dan pelajari lembar kerja Siapkan alat-alat yang membutuhkan dan susunan secara ergonomis Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet Bekerja secara hati-hati dan teliti.
Keselamatan Kerja 1. Perhatikan kenyamanan ibu 2. Perhatikan keadaan ruangan, pastikan ruangan cukup luas. 3. Perhatikan teknik septik dan aseptic dalam melakukan prosedur Peralatan 1. 2. 3. 4.
Cermin Kursi Sarung tangan Selimut/handuk/kain bersih
PROSEDUR PELAKSANAAN NO LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan untuk periksa payudara sendiri
2.
Beritahu orang tua bayi tindakan yang akan dilakukan Key point : Segala tindakan yang akan dilakukan harus kita informasikan kepada pasien/ keluarga
3.
Cuci tangan dengan sabun sebelum melakukan tindakan. Key point: Lepaskan semua perhiasan dan jam tangan Lakukan cuci tangan efektif sesuai dengan standar pencegahan infeksi Keringkan dengan handuk bersih
4.
Pakai sarung tangan dan skort
GAMBAR
5.
Meminta dan membantu klien untuk membuka baju bagian atas Key point : dengan menjaga kenyamanan dan privasi klien
6.
Berdiri di depan cermin untuk melihat kelainan pada payudara Key point : perhatikan kesimetrisan, benjolan dan warna kulit
7.
Posisikan tangan lurus disamping badan. Key point : perhatikan kesimetrisan kedua payudara, pembengkakan, benjolan atau lekukan pada payudara. Perhatikan juga perubahan pada kulit dan putting payudara.
8. Posisi kedua tangan diangkat lurus keatas. Key point : perhatikan hal yang sama kesimetrisan kedua payudara, pembengkakan, benjolan atau lekukan pada payudara, perubahan pada kulit dan putting payudara
9. Posisi kedua tangan dipinggang dan badan agak condong kearah cermin, tekan bahu dan sikut kearah depan. Key point : perhatikan kesimetrisan kedua payudara, pembengkakan, benjolan atau lekukan pada payudara. Perhatikan juga perubahan pada kulit dan putting payudara. 10.
Angkat lengan kiri, dengan menggunakan 3 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri, gerakkan jari-jari tangan memutar (membentuk lingkaran kecil) disekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak kearah dalam sampai ke puting. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Key point :lakukan hal payudara sebelah kanan.
11.
serupa
pada
Berbaring telentang tanpa bantalan kepala, kemudian letakkan bantal tipis atau lipatan handuk dibawah bahu kanan (periksa payudara kanan), letakkan tangan kanan dibawah kepala. Key point :lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri setelah payudara kanan selesai dilakukan pemeriksaan.
12.
Periksa seluruh bagian payudara menggunakan 3 jari, pemeriksaan dengan meraba dan menekan dengan gerakan membentuk lingkaran kecil pada setiap tempat, lakukan penekanan ringan, sedang dan kuat untuk merasakan adanya benjolan. Key point :lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri setelah payudara kanan selesai dilakukan pemeriksaan.
13.
Pemeriksaan dimulai dari dekat ketiak kearah bawah sampai bra line, lalu geser sekitar 2 cm kearah selangka dan lanjutkan pemeriksaan keatas. Setelahnya geser lagi dan kearah bawah, dan seterusnya. Key point : Jangan lupa periksa daerah ketiak karena biasanya didaerah tersebut ditemukan tumor dan tidak jarang kita dan lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri setelah payudara kanan selesai dilakukan pemeriksaan.
14.
Setelahnya, dilanjutkan dengan gerakan melingkari putting sampai ke bagian luar payudara. Lakukan dengan tekanan ringan dan kuat. Periksa juga ketiak untuk meraba adanya benjolan. Key point :lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri setelah payudara kanan selesai dilakukan pemeriksaan.
15.
Pada wanita yang tidak sedang menyusui, tekan lembut puting dengan jari telunjuk dan ibu jari untuk melihat ada tidaknya pengeluaran puting. Key point :lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri setelah payudara kanan selesai dilakukan pemeriksaan.
8.
Merapikan kembali alat-alat yang dipergunakan dan gunakan kembali pakaian ibu
9.
Buka sarung tangan Key point : lakukan proses DTT
10.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk kering Key point : Lakukan dengan 7 langkah
11.
Menulis di buku catatan mengenai tanggal serta hasil tes yang dilakukan dan meminta ibu membuat jadwal untuk melakukan SADARI, terutama setelah menstruasi. Pastikan bahwa tanggal yang dijadikan patokan untuk pemeriksaan mudah diingat.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PRAKTIK KLINIK IMUNISASI CAMPAK
Disusun oleh : SIWI DWI FEBRIYANTI 1810104371
PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2019
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PRAKTIK KLINIK I.
IDENTITAS 1. Mata Kuliah 2. Program Studi 3. Kode/Bobot SKS 4. Semester 5. Elemen Kompetensi 6. Jenis Kompetensi 7. Waktu Kuliah 8. Pokok Bahasan 9. Hari/tanggal
: Asuhan neonatus, bayi dan balita : DIII Kebidanan : MW2105 /4 sks : II (Dua) : Neonatus : Utama : 1 x 20 Menit : Imunisasi Campak :
II.
STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita terkait dengan pemberian imunisasi pada bayi sesuai dengan standar kompetensi bidan menurut Kepmenkes RI No 369/Menkes/SK/III/2007 yaitu pada kompetensi ke-6 bahwa bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
III.
KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu melakukan imunisasi pada bayi khusunya imunisasi campak
IV.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Mahasiswa dapat: 1. Mengerti tujuan dari imunisasi campak 2. Menentukan tempat penyuntikan yang benar 3. Melakukan tindakan dengan imunisasi campak dengan benar, tepat, aman dan memperhatikan pencegahan infeksi
V.
TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui BST mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan tujuan dari imunisasi campak pada bayi 2. Menentukan tindakan yang tepat yang akan dilakukan pada imunisasi campak 3. Melakukan tindakan yang benar, tepat, aman dan memperhatikan pencegahan infeksi
VI.
DESKRIPSI MATERI 1. Tempat penyuntikan imunisasi campak 2. Alat – alat yang digunakan dalam imunisasi campak 3. Langkah – langkah melakukan imunisasi campak dijabarkan
VII.
METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN BST
VIII.
MEDIA PEMBELAJARAN 1. Pasien 2. 1 Set Alat Praktik 3. Jobsheet 4. Ceklist 5. Buku KMS 6. Buku KIA
IX.
KEGIATAN PEMBELAJARAN Komponen Uraian Kegiatan Estimasi Waktu langkah Pendahulua / 1) Membuka pertemuan dengan salam 5 Menit Pre 2) Meminta mahasiswa membahas ulang conference praktik imunisasi campak yang dilakukannya 3) Menanyakan kepada mahasiswa pengetahuan baru yang didapat selama praktik imunisasi campak dan relevansinya 4) Menanyakan kepada mahasiswa, langkah imunisasi campak mana yang ingin dilatih secara khusus dalam praktik yang akan dikerjakan 5) Review langkah-langkah imunisasi campak didalam penuntun belajar yang dianggap sulit oleh mahasiswa, yang akan dipraktiknya 6) Bersama mahasiswa menentukan tujuan spesifik yang akan dicapai pada praktik imunisasi campak 7) Menyampaikan kepada mahasiswa tahapan dan waktu yang akan di lalui 8) Menekankan kepada mahasiswa pentingnya praktik klinik imunisasi campak yang akan dilakukan Inti / 1) Melakukan pengamatan selama 10 Menit Conference mahasiswa melakukan keterampilan praktik imunisasi campak 2) Memberi dorongan positif dan saran perbaikan saat mahasiswa melakukan praktik imunisasi campak 3) Merujuk pada penuntun belajar saat mengadakan pengamatan 4) Mencatat kinerja mahasiswa ke bidanan dalam penuntun belajar selama
5)
6)
7) Penutup / 1) Post 2) Conference 3)
4) 5) 6)
7)
8)
X.
XI.
pengamatan Memeprhitungkan keberadaan pasien saat memberi umpan balik kepada mahasiswa. Memberi komentar perbaikan hanya pada saat kenyamanan dan keamanan klien dipertaruhkan Mampu menguasai diri sendiri dan lingkungan Memberi salam kepada mahasiswa 5 menit Menanyakan pendapat mahasiswa tentang praktik imunisasi campak yang baru saja dikerjakan Meminta mahasiwa menyebutkan langkah – langkah imunisasi campak yang dapat dikerjakannya dengan baik Merujuk kembali kepada penuntun belajar Memberi saran spesifik untuk perbaikan Memberi umpan balik positif untuk langkah – langkah imunisasi campak yang telah dikerjakan dengan baik oleh mahasiswa Bersama mahasiswa menentukan tujuan atau goal praktik imunisasi campak yang akan datang Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
PENILAIAN A. Jenis Unjuk Kerja (non test) B. Bentuk 1. Ceklist SUMBER BELAJAR Rokhanawati, dkk .2012. Modul asuhan neonatus, bayi, dan anak balita. Yogyakarta : STIKES ‘aisyiyah yogyakarta. Muslimatun, W . 2010. Asuhan neonatus bayi dan balita. Yogyakarta : fitramaya. Yogyakarta, 27 Maret 2019 Dosen Pembimbing Praktikan
(……………..……………)
(………………………….)
CAMPAK A. Pengertian Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular, disebabkan oleh virus dengan gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala mata, diikuti erupsi makulopapula berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi kulit. Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di bawah lima tahun (Balita) akan tatapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit ini. Penyakit campak sebetulnya tidak berakibat fatal apabila menyerang anak-anak yang sehat dan bergizi baik. Tetapi apabila di negara di masa anak yang menderita kurang gizi sangat bayak, campak merupakan penyakit yang berakibat fatal. Campak hanya akan menulari sekali dalam seumur hidup. Bisa terjadi pada anak-anak yang masih kecil maupun yang sudah besar. Bila daya tahan tubuh kuat, bisa saja anak tidak terkena campak sama sekali. B. Etiologi (Penyebab) Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya penyakit campak agak sulit untuk dideteksi. Campak yang disebut juga dengan measles atau rubeola merupakan suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus yang pada umumnya menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui percikan liur (droplet) yang terhirup. Di seluruh dunia, campak menyebabakan sekitar 1 juta kematian (hampir semua pada bayi dan anak) setiap tahunnya. C. Tanda dan Gejala Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari (referensi lain menyebutkan sekitar 10-20 hari) setelah terinfeksi, yaitu berupa: - nyeri tenggorokan - hidung meler - batuk - nyeri otot - demam - mata merah fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau). Namun, gejala ini tidak semuanya terjadai pada tiap penderita tergatnung dari stamina masing-masing. Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni: 1.
Stadium awal (prodromal) Pada umumnya berlangsung sekitar 4-5 hari, ditandai dengan: panas, lemas (malaise), nyeri otot, batuk, pilek, mata merah, fotofobia (takut cahaya), diare karena adanya peradangan saluran pernapasan dan pencernaan.
Pada stadium ini, gejalanya mirip influenza. Namun diagnosa ke arah Morbili dapat dibuat bila 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Di dinding pipi bagian dalam (mukosa bukalis) dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam 2 minggu terakhir. 2.
Stadium timbulnya bercak (erupsi) Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul terjadi sekitar 2-5 hari setelah stadium awal. Ditandai dengan: demam meningkat, bercak merah menyebar ke seluruh tubuh, disertai rasa gatal. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar hari ketiga. Kadang disertai diare dan muntah. Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segeramenghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
3.
Stadium masa penyembuhan (konvalesen) Stadium masa penyembuhan (konvalesen) Pada stadium ini, gejalagejala di atas berangsur menghilang. Suhu tubuh menjadi normal, kecuali ada komplikasi.
D. Penularan Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul. Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali seumur hidup? Jadi kalau waktu kecil sudah pernah, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup berbahaya.
Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut. E. Pencegahan Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi/campuran dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps/gondongan, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Jika hanya mengandung campak, vaksin campak untuk bayi diberikan pada usia 9 bulan.
LEMBAR CHEKLIST PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK Nama NIM Hari/Tanggal TANDA TANGAN
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : 0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tidak tepat 2 : dilakukan dengan tepat Nilai No Langkah kegiatan 0 1 2 A. Data Subjektif 1 Menanyakan identitas 2 Menanyakan jarak dengan vaksinasi sebelumnya 3 Menanyakan keluhan pasien B. Data Objektif 4 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 5 Melakukan pemeriksaan antropometri 6 Memastikan rekam medis C. Interpretasi Data dan Pengambilan Keputusan Klinik 6 Menentukan diagnosis 7 Menentukan pengambilan keputusan dari diagnosa yang ditetapkan D. Keterampilan Prosedur Klinik 8 Mempersiapkan alat dan bahan a. flakon berisi vaksin campak 1 buah b. spuit 3cc 1 buah c. jarum ukuran 23 1 buah d. kapas desinfektan 1 buah e. sarung tangan 1 pasang f. bengkok 1 buah g. safety box 1 buah h. tempat sampah kering i. tempat sampah basah j. larutan klorin 0,5 % 6 Menginformasikan pasien tentang prosedur yang akan dilakukan (informed consent)
7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 E. 22 F. 23
G. 24 25 26 27 28
Menyiapkan vaksin dengan mendorong tutup vaksin ke dalam hingga bunyi klik Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien Mengatur posisi pasien dan membuka pakaian pasien pada daerah yang akan disuntik Menentukan daerah suntikan, yaitu di daerah 1/3 lengan kiri atas secara subcutan Memasang alas dan mendekatkan bengkok Mensterilkan permukaan kulit yang akan disuntik/diusap dengan kasa steril/DTT dari tengah keluar secara melingkar sekitar 5 cm Menyiapkan spuit berpenutup, melepaskan penutup sambil menunggu antiseptik kering Menyuntikan jarum dengan perlahan-lahan dengan lubang mengarah keatas membentuk 450 Mengaspirasi obat Memasukkan obat dengan perlahan-lahan Menarik jarum suntik dengan cepat setelah semua obat masuk Menekan daerah suntikan dengan kasa steril/DTT, lalu memijat daerah suntikan perlahan Merapikan alat-alat Merapikan pasien Mengobservasi pasien Pendidikan Kesehatan Memberikan KIE pasca pemberian imunisasi Pendokumentasian Mendokumentasikan kegiatan (waktu, nama obat, dosis, rute pemberian dan reaksi pasien) dengan baik dan tepat Perilaku Profesional Mencuci tangan Melaksanakan tindakan secara sistematis Menjaga privasi pasien Melakukan komunikasi dan merespon klien dengan baik Menunjukkan sikap percaya diri dan tidak gugup Total skor Nilai akhir = total skor x 100 Total poin penilaian
JOB SHEEET PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK N0 KEGIATAN A Menyiapkan alat
1 Baki beralas
2 Bak spuit steril
3 Spuit steril 5 cc dan 1cc/2,5 cc
4 Vaksin Campak kering
5 Pelarut vaksin Campak 5 ml
GAMBAR
6 Gergaji ampul
7 Plastik/kasa
8 Kapas alkohol
9 Bengkok
10 Kom Bertutup
11 Sarung tangan
12 Daftar / buku suntikan
13 Sampiran bila perlu
14
Tempat sampah khusus : medis,tempat jarum,tempat spuit
medis,non
15 Larutan klorin 0,5 %
16 Chucing
B Menyiapkan pasien 1 Membawa alat kedekat pasien Orang tua diberitahu tentang tindakan yg akan 2 dilakukan
2
Memasang sampiran bila perlu
C Persiapan Petugas :
1
Cuci Tangan
D Pelaksanaan
1 Melakukan pemeriksaan fisik
2 Memakai sarung tangan kanan dan kiri
3 Melakukan pengecekan vaksin
4 Mengambil spuit dan meletakkan di bak spuit
5 Memegang ampul antar ibu jari dan jari tengah
6
Jari telunjuk menekan ujung leher ampul
7
Mengambil gergaji ampul dan gergaji lehernya sampai ampul terlepas secara melingkar
8
Membersihkan leher ampul dengan kapas yang telah dibasahi dengan air
9
Melilitkan plastik/kasa dengan erat
pada leher ampul
10
Mematahkan ampul vaksin pada lehernya dengan hati-hati
11
Membuka flakon dengan gergaji ampul
12
Menyedot pelarut kedalam membuang ampul pelarut
semprit
dan
13
Membersihkan tutup flakon dengan kapas basah dan masukkan pelarut dalam vaksin campak
14
Memasukkan pelarut ke flakon dan membuang spuit
Mengocok vaksin sampai benar-benar tercampur 16 Mengambil spuit 1cc / 2,5 cc dan mengisi udara 17 Memasukkan udara 0,6 cc dalam flakon 15
18 Menghisap 0,6 cc vaksin kedalam semprit
Semprit ditegak luruskan keatas untuk melihat gelembung udara apabila ada, gelembung udara 19 diketok-ketok pelan sehingga gelembung naik keatas,lalu dorong pinston agar udara keluar.
20
Mengatur Posisi Bayi Antiseptik kulit dan jepitlah lengan yang akan 21 disuntik dengan jari-jari tangan kiri
Masukkan jarum kedalam kulit yang dijepit dengan sudut kira-kira 45 ° terhadap lengan ( 22 1/3 bagian lengan atas) secara subkutan (spuit 2,5 cc) atau 90 ° (spuit 1 cc)
23
Menarik pinston sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum tidak mengenai pembuluh darah
24
Menekan pinstonnya perlahan-lahan sebanyak 0,5 cc
Mencabut jarum dan usaplah bekas suntikan dengan kapas alcohol 26 Pasien dirapikan 25
Alat-alat dibereskan , membuang bahan habis 27 pakai ke tempat sampahdan merendam alat-alat kelarutan klorin 0,5%
28
29
Mencuci tangan
Mendokumentasikan dalam catatan dan beritahukan jadwal kembali
Buku KMS
Buku KIA