BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu hal yang gaib, sehingga penanganannya
secara
supranatural
spiristik
yaitu
hal-hal
yang
berhubungan dengan kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur jiwa yang manifestasinya pada kesadaran, emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah satu gangguan jiwa tersebut adalah resiko perilaku kekerasan. Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap
kecemasan
yang
dirasakansebagai
ancaman
individu.
Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami kecemasan, stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini, peran serta keluarga sangat penting, namun perawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan jiwa.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Setelah membahas kasus ini diharapkan mahasiswa mengerti dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Resiko Perilaku Kekerasan.
2. Tujuan Khusus Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu : a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan b. Merumuskan diagnosa untuk klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan
1
c. Membuat perencanaan untuk klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan d. Melakukan implementasi pada klien dengan
Resiko Perilaku
Kekerasan e. Membuat evaluasi pada klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan.
2
BAB II TINJAUAN TEORI A. Masalah Utama Resiko Perilaku Kekerasan B. Proses Terjadinya Masalah 1. Pengertian a. Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman individu. (Stuart and Sundeen, 1995). b. Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis (Depkes RI, 2000 hal 147). c. Kemarahan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang tidak dapat di elakkan dan sering menimbulkan suatu tekanan.
2. Rentang Respon
Adaptif
Maladaptif
Asertif
Pasif
Frustasi
Agresif Kekerasan (Stuart dan Sundeen, 1995)
3. Penyebab Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan
3
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
4. Proses Terjadinya Masalah Stress, cemas, harga diri rendah, dan bersalah dapat menimbulkan kemarahan. Respons terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal. a. Eksternal yaitu konstruktif, agresif. b. Internal yaitu perilaku yang tidak asertif dan merusak diri sendiri. c. Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan menggunakan kata-kata yang dapt di mengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain, akan memberikan perasaan lega, keteganganpun akan menurun dan perasaan marah teratasi. d. Marah di ekspresikan dengan perilaku agresif dan menentang, biasanya dilakukan individu karena ia merasa kuat. Cara ini tidak menyelesaikan masalah bahkan dapat menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan dandapat menimbulkan tingkah laku yang destruktif, amuk yang ditujukan pada orang lain maupun lingkungan. e. Perilaku tidak asertif seperti menekan perasaan marah atau melarikan diri dan rasa marah tidak terungkap. Kemarahan demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan yang lama dan pada suatu saat dapat menimbulkan kemarahan destruktif yang ditujukan pada diri sendiri.
5. Tanda dan Gejala a. Muka merah dan tegang b. Pandangan tajam c. Mengatupkan tangan dengan kuat d.
Mengepalkan tangan
4
e. Jalan mondar mandir f. Bicara Kasar g. Suara tinggi,menjerit atau berteriak h. Mengancam secara verbal atau fisik i. Melempar atau memukul benda / orang lain j. Merusak barang atau benda k. Tidak mempunyai kemamapuan untuk mencegah / mengontrol perilaku kekerasan 6. Akibat Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi minciderai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko menciderai merupakan
suatu
tindakan
yang
kemungkinan
melukai/mrmbahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
C. Pohon Masalah Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain Dan Lingkungan
Resiko Perilaku Kekerasan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Koping Individu Inefektif
Kurang Pengetahuan
Gambar 1 : pohon masalah PK ( Budi Anna Keliat )
5
dapat
D. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko menciderai diri dan orang lain atau lingkungan b.d perilaku kekerasan. 2. Perilaku kekerasan b.d Mekanisme koping individu in efektif.
6
BAB III TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN A.
IDENTITAS KLIEN Nama
: Tn.H.A.L
Umur
: 14 Tahun
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Status
: Belum Kawin
Alamat
: Gampeng, Kediri
Pekerjaan
:-
Jenis Kelamin : Laki-Laki No. RM
: 114***
Tanggal dirawat
: 22 September 2016
Tanggal Pengkajian
: 3 Oktober 2016
Ruang Rawat : Wijaya Kusuma Sumber Informasi
B.
: Klien dan Rekam Medik
ALASAN MASUK Data Primer : Klien mengatakan datang ke rumah sakit diantar ayahnya karena kejang-kejang, dan sebelum kejang klien marah-marah Data Sekunder Dari status klien anusnya berdarah merah segar, ada riwayat kejang dan luka di kaki saat kejang.
7
C.
FAKTOR PRESIPITASI Saat pengkajian klien mengatakan baru pertama masuk RSJ Lawang, pada tanggal 22 september 2016 karena klien kejangkejang dan sering marah-marah tanpa sebab sebelum kejang. Klien juga sering memukul ibunya, tetangga, serta teman-teman yang membuatnya merasa kesal.Klien sudah pernah dibawah berobat ke Puskesmas sebelum masuk RSJ Lawang
D.
FAKTOR PREDISPOSISI 1. Riwayat Penyakit Lalu a. Pernah Mengalami Gangguan Jiwa dimasa lalu Klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak usia 5 tahun. Gejala: klien menghancurkan barang-barang dan melakukan kekerasan. sudah pernah dibawa berobat ke Klinik Swasta Jombang,klinik Pasuruan Rawat nginap dan Klinik Jiwa Raga Kediri. Klien lupa nama-nama obat yang diberikan. b. Pengobatan Sebelumnya Klien berobat di Jombang 1 kali, dan di Kediri 3 kali. Klien minum obat teratur namun sering berkelahi dan kepala klien sering terbentur. Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan c. Pernah mengalami Penyakit Fisik Klien mengatakan sering kejangn saat klien berusia 11 tahun dan sudah mendapat pengobatan di Puskesmas. Masalah Keperawatan: d. Pernah ada riwayat NAPZA : tidak Masalah Keperawatan: -
8
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio, Psiko, Sosio, Kultural dan Spiritual) Klien mengatakan
ekonomi keluarga yang kurang dan
keinginan klien yang tidak dipenuhi yaitu keiginan klien dibelikan motor dan laptop. Masalah Keperawatan: koping individu in efektif 2. Riwayat Trauma No
Trauma
Usia
Pelaku Korban
1
Aniaya fisik
8 thn
tetangga
2
Aniaya seksual
3
Penolakan
4
Kekerasan dalam keluarga
5
Tindakan criminal
14 thn
Keluarga dan tetangga
6
Klien
Usaha Bunuh Diri
mengatakan
pernah
membakar
dan
mengancam
melakukan kekerasan pada tetangga yang membuatnya kesal. Klien mengatakan sering mencuri uang untuk membantu keluarganya. Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
3. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai gangguan jiwa
E.
PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum : Saat pengkajian klien gelisah, kooperatif, rileks, bicaranya baik, terarah, namun terkadang klien bicara tidak jelas nada bicara cepat, intonasi kadang tinggi, penampilan klien bersih dan rapi.
9
Saksi -
2. Tanda Vital : Tekanan Darah
: 110/ 70 mmHg
Nadi
:88 x/menit
Suhu
: 36,2 oC
Pernafasan : 22 x/menit 3. Ukur : Berat Badan
: 45 Kg
Tinggi Badan
: 160 cm
4. Keluhan Fisik : Klien mengatakan kakinya luka. 5. Pemeriksaan Fisik: (head to toe)
Kepala : rambut pendek, kulit kepala bersih dan ada bekas luka pada dahi.
Mata : simetris, konjungtiva merah dan sklera putih.
Hidung : tidak ada polip, bersih, tidak ada secret.
Telinga : simetris, pendengaran baik.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
Mulut : mukosa bibir lembab, gigi bersih.
Dada : tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen : tidak ada masa pada abdomen.
Ekstermitas atas dan bawah : tidak ada kelainan pada ekstermitas, hanya terdapat luka pada kaki yang sudah mongering.
Masalah Keperawatan: -
10
F.
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL 1. Genogram:
X
X
14
Keterangan gambar: X
: Perempuan
: Meninggal
: Laki-laki
: Klien/ Pasien
: Garis Perkawinan
: Tinggal Satu Rumah.
Klien anak pertama dari 2 bersaudara, saat ini klien tinggal dengan ibunya dan saudara perempuannya di Kediri, sedangkan sang ayah tinggal di Surabaya. Klien mengatakan lebih dekat dengan ibunya. Pengambil keputusan dirumah ayah. Klien mengatakan pola asuh ibu baik, komunikasi baik kepada klien.
11
2. Konsep Diri a. Citra tubuh: Klien tidak merasa ganteng, karena ada cerawat di muka. Anggota tubuh yang disuka, bagian tangan, karena tangan bisa untuk makan, minum, bermain dan mengambil sesuatu. Bagian yang di benci, bagian perut, karena susah lari kalau gemuk. b. Identitas: Klien mengatakan senang menjadi seorang laki-laki, sebab bisa menjadi anak kuat dan menjadi kepala keluarga. Klien mengatakan nama saya H.A.L. c. Peran: Di rumah : hanya belajar, bermain, nonton televisi, bersepeda, olaraga bersama teman dan mencuci baju. Di RSJ. Lawang : tidur, makan dan menonton televisi. d. Ideal diri: Klien mengatakan ingin cepat pulang,cepat dewasa agar dapat membantu orang tua membangun rumah. e. Harga diri: Klien merasa malu minder karena putus sekolah, dan tidak dapat melanjutkan sekolah karena sakit. Masalah Keperawatan: Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti/ terdekat: Klien mengatakan lebih dekat dengan ibunya, karena hanya tinggal dengan ibunya. Di RSJ, klien dekat dengan teman laki-lakinya yang bernama S sebab lucu dan gila.
12
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat: Klien pernah mengikuti lomba menyanyi, bulu tangkis mewakili klub di RTnya, c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan hambatan dalam berhubungan dengan orang lain adalah karena sakit dan berpergian dengan keluarga. Masalah keperawatan: 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan: Klien mengatakan sakitnya karena mendapat cobaan dari tuhan. Agama klien islam. b. Kegiatan ibadah: Klien
mengatakan
sering
melakukan
sholat
lima
waktu,zuhur, ashar, dan sholat subuh saat di rumah. Di RSJ, klien tidak sholat karena tidak punya sarung. Masalah keperawatan: -
G.
STATUS MENTAL 1. Penampilan : rapi Penampilan klien rapi, bersih, menggunakan baju RSJ Lawang, tidak ada bau badan, kuku jari tangan dan kaki pendek dan bersih, klien menggunakan sendal. Masalah keperawatan: 2. Interaksi selama wawancara : kooperatif Bicara sesuai dengan pertanyaan, kontak mata baik, melihat ke arah perawat, nada bicara cepat, mudah tersinggung saat ada pasien lain menceritakan tentang keseharian klien, intonasi kadang tinggi.
13
3. Pembicaraan : Cepat Pembicaraan klien mudah dimengerti, kontak mata baik, nada bicara cepat, intonasi kadang tinggi. Masalah keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan 4. Aktifitas Motorik : Gelisah Kegiatan sehari-hari mulai dari bangun tidur, mandi, sikat gigi, ganti pakaian, makan, klien tampak gelisah sebab klien merasa kesal dengan temannya, karena temannya boleh keluar kamar, sedangkan diri tidak, sehingga menyebabkan klien mengatur strategi untuk kabur dengan mencungkil dinding kamar dengan menggunakan kunci. Masalah keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan 5. Kesadaran a. Kuantitatif : Compos mentis Klien sadar penuh ( Composmentis) GCS 4-5-6, terbukti klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari,mengerti namanya,umur dan agamanya. b. Kualitatif : Relasi
lingkungan
c. Kesadaran baik, klien bisa melakukan relasi dengan yang lain,mau diajak bicara, nada bicara cepat. Klien menggalami gangguan limitasi, klien sering mengambil barang orang lain, klien tidak mengakui perbuatan yang dilakukan. Masalah keperawatan : gangguan Proses Pikir
14
6. Orientasi Waktu : klien mampu menyebutkan waktu dengan benar,klien mengatakan sekarang sore. Tempat : klien mampu berorientasi tempat dengan benar, klien mengatakan sekarang dia berada di Ruang Wijaya Kusuma. Orang : klien mampu berorientasi terhadap orang,klien mengatakan orang yang memakai baju putih adalah perawat dan klien mengetahui nama temannya sekamarnya. Masalah keperawatan: 7. Perasaan a. Emosi : Cemas b. Afek : Labil Emosi cemas, terbukti saat ditanya klien menjawab tidak suka kalau difitnah oleh temannya. Afek labil terbukti klien mudah tersinggung. Masalah keperawatan: Gangguan Proses Pikir
8. Persepsi sensorik Halusinasi : Pendengaran Klien mengatakan tidak mendengar bisikan atau suara dari luar yang tidak ada wujudnya. Namun sebelum masuk RSJ klien pernah mendengar bisikan. Masalah keperawatan: Resiko Halusinasi Pendengaran. 9. Proses pikir a. Arus piker : Koheren Klien bicara lancar, nada bicara keras, jawaban sesuai pertanyaan. Masalah keperawatan: b. Isi piker : Pikiran curiga Klien mengatakan sering difitnah oleh temannya Masalah keperawatan: Gangguan proses piker
15
c. Bentuk piker : Non realistic Klien mengatakan sering difitnah oleh temannya dan di bohongi oleh tetangga. Masalah keperawatan: Gangguan proses pikir. 10. Memori : tidak ada gangguan Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang, jangka pendek mau pun saat ini terbukti klien mampu menceritakan masa lalu klien, mengingat tanggal lairnya, klien juga mengatakan dia berada di RSJ ini sudah 2 minggu. Klien mampu mengingat lauk yang dimakan tadi pagi. Masalah keperawatan : 11. Tingkat konsentrasi dan berhitung : mampu berhitung Saat ditanya urutan angka berapa mulai dari 10,20,30, dan klien dengan cepat menjawab 40. Masalah Keperawatan : 12. Kemampuan penilaian : Gangguan ringan Saat di tanya setelah jalan-jalan biasanya cuci kaki tangan dulu baru masuk atau langsung masuk ? klien menjawab jika kotor ya dicuci tapi kalau tidak langsung masuk saja. Masalah keperawatan: Gangguan proses pikir 13. Daya tilik diri : Mengingkari penyakit yang diderita Klien mengatakan di bawa ke RSJ karena sering marah-marah, sering kejang, dan mangancam dan memukul orang. Masalah keperawatan: Gangguan proses pikir
H.
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan Klien makan 3x sehari nasi, ikan, sayur buah dan tiap kali makan selalu dhabiskan. 2. BAB/BAK Klien BAB/BAK diWC dan setelah BAB/BAK selalu disiram.
16
3. Mandi Mandi 2X sehari, menggunakan sabun saat mandi. 4. Berpakaian/ berhias Pakaian sesuai dengan yang ada diRuang Wijaya Kusuma. 5. Istirahat dan tidur o Tidur siang lama o Tidur malam, lama 19.00
s/d
05.00
Klien mengatakan susah tidur siang karena panas, mulai tidur malam jam 19.00- 05.00, klien tidur nyenyak. 6. Penggunaan obat : Klien mengatakan minum obat 2X sehari pagi-sore.
1. MEKANISME KOPING Adaptif
Maladaptif
o Bicara dengan orang lain
o Minum alcohol
o Mampu
o Reaksi lambat/ berlebihan
menyelesaikan
o Bekerja berlebihan
masalah o Tehnik relaksasi
o Menghindar
o Aktifitas konstruksi
o Mencederai diri
o Olah raga
o Lainnya
o Lain-lain
orang
:
lain,karena
dibohong oleh
mencedarai
dan teman
tetangganya.
Masalah keperawatan: Mekanisme Koping individu Inefektif
I.
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN 1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya: Klien
merasa
dihohongi
tetangganya
karena
menyembunyikan teman yang menbuat klien kesal.
17
sudah
difitnah dan
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya: Klien mengancam teman serta tetangga karena menbuat klien kesal marah sehingga klien membakar rumah tetangganya. 3. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya : Klien tidak melanjutkan pendidikan karena sakit. 4. Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya : Klien tidak bisa bekarja sebab belum dewasa dan masih berada diRSJ 5. Masalah dengan perumahan, spesifiknya : Klien mengatakan rumahnya jelak sebab tidak punya uang untuk membangun rumah. 6. Masalah dengan ekonomi, spesifiknya : Penghasilan ayah tidak tetap. 7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya : bila sakit dibawah ayah ke Puskesmas dan dokter untuk berobat.
J.
PENGETAHUAN KURANG TENTANG Penyakitf fisik Klien mengatakan klien tidak sakit jiwa, klien hanya sakit kejankejang, sakit otak dan marah-marah. Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
K.
ASPEK MEDIS Diagnosis medic : F.06.8 + GMO Terapimedik : 1. Tb Carbamazepine 200 mg 1-0-1 2. Tb Fenitoin 100 mg 1-0-1 3. Tb Asam Folat 1 mg 1-0-1
18
II.
ANALISA DATA NO 1.
DIAGNOSA
DATA
KEPERAWATAN
DS:
Resiko
Klien
mengatakan
kejang-kejang
Perilaku
dan Kekerasan
sebelum kejang klien marah-marah
Klien
mengatakan
pernah
mengancam
,membakar rumah dan melakukan kekerasan pada tetangga yang membuat kesal
Klien mengatakan sering mencuri uang.
DO:
Klien mudah tersingung
Nada bicara cepat, intonasi kadang tinggi.
Klien mencungkil dinding kamar sebab tidak diijin keluar
2.
Klien gelisah
DS:
Klien mengatakan sering difitnah teman dan Gangguan Proses Pikir dibohongi tetangganya
Klien mengatakan tidak sakit jiwa, klien hanya kejang, sakit otak, dan sering marahmarah
DO:
Klien gelisah
Nada bicara cepat
Mudah tersinggung
19
3.
DS:
Klien mengatakan merasa malu dan minder Gangguan Harga Diri Rendah
karena klien putus sekolah
Klien pembicaraan cepat
DO:
III.
Klien mudah tersinggung
Klien gelisah
Pembicaraan cepat
POHON MASALAH Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain Dan Lingkungan
Resiko Perilaku Kekerasan
efec
core problem
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Koping Individu Inefektif
Kurang Pengetahuan DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Resiko Perilaku Kekerasan 2. Gangguan Proses Pikir 3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah 4. Mekanisme Koping Inefektif 5. Resiko Halusinasi Pendengaran
20
etiologic
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko Perilaku Kekerasan 2. Gangguan Proses Pikir 3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Malang, 4 Oktober 2016 Perawat yang mengkaji
Ignasia Ida Royani NIM : 012141011
21
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Nama : Tn. H.A.L
Ruang : Wijaya Kusuma
RM No: 114XXX
Rencana Tindakan Keperawatan No.
Tujuan dan Kriteria
DX
Evluasi
1
TUM:
Tindakan Keperawatan
Rasional
1. Beri ksempan klien dalam Beri kesempatan untuk
Klien tidak mencederai
menggungkapkan
ungkapakan
orang lain dan
persaannya.
dan juga mengetahui
lingkungan
2. Bantu
klien tanda dan gejala marah
menggungkapakan TUK 1 :
persaan
sebab
persaan marah
1. Identifikasi
3. Anjurkan
klien
penyebab dan
menggungkapakan
perilaku kekerasan
perasaan yang di alami
Kriteria Evaluasi:
4. Simpulkan bersama klien
Klien dapat
tanda marah
mengguangkapkan tanda penyebab jengkel dan kesal. TUK II : Identifikasi
1. Anjurkan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
klien
untuk Mengeksporasi
menggungkapkan perilaku perasaan klien terhada yang biasa dilakukan klien. perilaku 2. Bantu
klien
kekerasan
berperasan yang biasa dilakukan
sesuai perilaku kekerasan dapat menbantu klien Kriteria Evaluasi: Klien
yang biasa di lakukan. dapat 3. Bicara
dengan
menggungkapka
apakah
masalah
perilaku
dengan
kekerasan
yang biasa dilakukan
dilakukan
dan mengetahui cara
22
cara
untuk cara yang tepat
klien menyelesaikan selesai maslah. yang
yang
dapat
menyelesaikan masalah
TUK III :
1. Bicara akibat kerugian dari Membantu menilai PK
Identifikasi
perilaku
kekerasan
cara yang dilakukan klien. 2. Simpulkan
akibat
cara perilaku,
yang digunakan klien. Kriteria Hasil :
3. Tanyakan
dia
ingin
apakah
menyelesaikan
akibat
menggunakan cara yang
yang
di
mempelajari perilaku
klien sehat yang lain.
dapat
cara
dapat
pada
Klien
dari
klien dapat merubah
baru dan sehat
gunakan klien. TUK IV :
1. Tanyakan
Identifikasi
cara
kontraktif berespon
dalam
pada
klien Membantu klien untuk
apakah ingin mempelajari menemukan cara yang yang sehat.
baik
terhadap 2. Diskusikan dengan klien :
kemarahan.
Klien dapat melakukan
dengan
klien untuk memilih
b. Verbal : katakan pada cara yang lain sesuai perawat.
cara merespon terhadap c. Sosial kemarahannya.
kekesalannya.
a. Fisik : latihan napas dalam, Diskusikan dan pukul bantal kasur.
Kriteria Hasil :
untuk
dengan :
kenyamanan
manajemen klien.
perilaku kekerasan d. Spiritual
:
sembayang,
ibadah, berdoa. TUK V : Mendemostrasikan cara mengontrol PK
1. Bantu klien memilih cara Memberi yang tepat. 2. Mengidentifikasi
untuk terhapap
mengenai cara yang di membantu Kriteria Hasil :
pilih.
23
membuat
stimulasi penilaian PK klien keputusan
Klien
dapat 3. Bantu klien menstimulasi ( dengancara yang di
mendemostrasikan cara mengontrol PK
role play) 4. Beri
pilih. pujian
keberhasilan
atas klien
menstimulasi cara tersebut. TUK VI : Klien menggunakan
1. Jelaskan jenis obat yang di Klien dapat
minum klien
obat 2. Diskusikan
dengan benar
mengetahui nama obat manfaat yang di minum
dan
minum obat dan kerugian prinsip yang benar. jika berhenti minum obat.
Kriteria Hasil : Klien
dapat
3. Jelaskan prinsip yang benar dapat
minum obat
mengungkapkan obatobatan yang di minum sesuai terapi.
24
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Hari: Senin, tgl: 3 Oktober 2016 Interaksi: I
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien: Klien kooperatif, bicara cepat, intonasi kadang tinggi. 2. Diagnosa Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3. Tujuan Khusus (TUK) BHSP, identifikasi marah, tanda dan gejala PK yang dilakukan,cara mengendalikan dengan cara fisik I ( Napas Dalam). 4. Tindakan Keperawatan 1. Mengidentifikasi penyebab PK 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK 3. Mengidentifikasi PK yang dilakuka 4. Mengidentifikasi akibat PK 5. Menyebutkan cara mengontrol PK 6. Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol cara latihan fisik I 7. Menganjurkan pasien memasukan dalan jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI 1. Salam Terapeutik “Selamat siang Ade, perkenalkan nama saya Sr. L Mahasiswa dari Unipa Maumere praktek diruangan ini. Saya akan merawat Ade,
25
selama praktek diruangan ini. Nama Ade siapa..?dan senang di panggil siapa..?” 2. Evaluasi / Validasi “Bagaimana perasaan H saat ini..? Apakah masih ada perasan marah..?” 3. Kontrak Topik : “Bagaimana kalau kita bincang-bincang tentang persaan marah H..?” Waktu : “Bagaimana kalau 15 menit saja..?” Tempat : “Bagaimana kalau di Ruang Bermain..?”
b. FASE KERJA ”Menurut H apa yang menyebabkan H marah..?, Apa sebelumnya H pernah marah-marah..?, penyebabnya apa..? (tunggu respon Klien). Apakah H merasa kesal..?, kemudian dada berdebar-debar..?, jadi H merusak dinding kamar RSJ..?, Apakah dengan masalah ini masalah dapat terselesaikan..?, H mau tidak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian..?. Ada berapa cara mengontrol marah, bagaimana kalau kita belajar, kalau H marah maka H berdiri lalu tarik napas dalam dari hidung, tahan dan hembuskan lewat hidung secara perlahan ulangi 5X. Sebaiknya latihan ini H lakukan secara rutin sewaktu-waktu rasa marah itu muncul, H bisa melakukan cara tersebut.”
c. FASE TERMINASI a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subyektif (Klien) “Bagaimana perasaan H sekarang..?, setelah kita berbincangbincang tentang perasaan marah yang H alami.?”
26
Evaluasi Obyektif (Perawat) “Tadi ada berapa penyebab marah..?, tolong sebutkan apa yang dirasakan saat marah dan apa akibatnya.” b. Rencana tindak lanjut “H, tadi kita sudah belajar latihan fisik I (menarik napas dalam), bagus sekali H, sudah bisa melakukannya, dilatih terus ya..cara mengendalikan marah dengan tarik napas dalam yang saya ajarkan”. c. Kontrak yang akan datang Topik : ”baiklah H, cukup dulu hari ini, besok saya ajarkan yang kedua yaitu memukul bantal “ Waktu : “Besok kita bertemu setelah senam pagi ya,, selama 15 menit” Tempat : “Di Ruang Bermain ya,, H., sampai jumpa.”
27
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama : Tn H.A.L No.
Tanggal
DX
& Jam
1
Ruang: Wijaya Kusuma
RM No: 114XXX
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI
Senin, 3
1. Mengidentifikasi penyebab PK
Oktober
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK o Saya marah karena
2016
03.00
S:
3. Mengidentifikasi PK yang dilakuka
saya bohongi,difitnah
4. Mengidentifikasi akibat PK
oleh teman.
5. Menyebutkan cara mengontrol PK
o Pernah mbak
6. Membantu pasien mempraktekan
o Ya karena di fitnah
latihan cara mengontrol cara latihan
dan di bohongi. o Ya mbak.
fisik I 7. Menganjurkan pasien memasukan
o Tidak mbak
dalan jadwal kegiatan harian.
o Mau mbak. o Baik mbak.
O: o Bicara cepat, o Intonasi tinggi
A: Klien mampu mengidentifikasi penyebab PK,tanda dan gejala PK yang dilakukan,cara mengontrol PK,Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol PK dengan latihan nafas
28
dalam dan memasukkan dalam jadwal kegiatan harian klien P: Untuk klien : latihan cara fisik I (tarik napas dalam). Untuk perawat : Lanjut Sp II.
29
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Hari: Selasa, tgl : 4 Oktober 2016 Interaksi: II
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien: Klien mau mencoba latihan Fisik I ( tarik napas dalam) Klien gelisah. 2. Diagnosa Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3. Tujuan Khusus (TUK) Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara memukul bantal kasur 4. Tindakan Keperawatan a. Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara latihan Fisik II c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1. FASE ORIENTASI a. Salam Terapeutik “Selamat pagi H, masih ingatkah nama saya..?” b. Evaluasi/ Validasi ”Bagaimana perasaan H saat ini..? Apkah masih ada persaan jengkel..? c. Kontrak Topik : ”sesuai dengan perjanjian kita kemarin hari ini kita akan melatih mengontrol marah dengan cara ke II.” Waktu :” bagaimana kalau 15 menit saja..?” Tempat :” bagaimana di Ruang Bermain”
30
2. FASE KERJA “Baiklah hari ini kita akan latihan fisik ke II, dengan cara memukul bantal kasur, bagaimana kalau ditempat tidurnya H..?, jadi jika H marah H langsung ketempat tidur dan langsung memukul bantal kasur. Coba, H lakukan cara ini secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya lagi.”
3. FASE TERMINASI a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subyektif (Klien) “Bagaiman perasaan H, setelah kita berbincang-bincang dengan saya tadi ..?” Evaluasi Obyektif (Perawat) “Coba sekarang H, ingat-ingat kembali ada berapa cara yang kita latih, masih ingankan..?”
b. Rencana tindak lanjut “Maunya kapan H latihan memukul bantal dan kasur..? Bagaimana kalau setiap hari setelah bagun tidur..?” c. Kontrak yang akan datang Topik : “ sudah ya , H besok kite bertemu lagi ya, kita akan latih cara mengontrol matah dengan bicara” Waktu : “Mau jam berapa latihannya..? Bagaimana jam 09.00.” Tempat: “Di Ruang bermain ya, sampai jumpa H”.
31
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama: Tn H.A.L No.
Tanggal
DX
& Jam Selasa, 4 Oktober 2016
09.00
Ruang: Wijaya Kusuma
RM No:114XXX
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
EVALUASI
S: o Iya mbak
pasien 2. Melatih pasien mengontrol PK
o Baik mbak
dengan cara latihan Fisik II
o Boleh mbak
3. Menganjurkan klien memasukan
o Iya..
dalam jadwal kegiatan harian O: o Klien mau latihan memukul bantal dan kasur A: Klien mampu latihan mengontrol PK dengan cara memukul bantal kasur.
P: 4. Untuk Klien : Klien mampu melakukan latihan memukul bantal Kasur dan memasukan kedalam jadwal harian klien. 5. Untuk Perawat : Lanjutkan SP III
32
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Hari: Rabu, tgl : 5 Oktober 2016 Interaksi: III
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien: Klien masih kesal. Klien mau mencoba latihan pukul bantal kasur. 2. Diagnosa Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3. Tujuan Khusus (TUK) Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal 4. Tindakan Keperawatan a. Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN a. FASE ORIENTASI 1. Salam Terapeutik “Selamat pagi H, masih ingatkah nama saya..?” 2. Evaluasi/ Validasi “Bagaimana perasaan H saat ini..? Apkah masih ada persaan jengkel..? sudah di coba cara yang saya ajarkan..? Apakah yang dirasakan setelah dilakukan latihan secara teratur..? bagus sekali.” 3. Kontrak Topik : “sesuai dengan perjanjian kita kemarin, sekarang kita belajar latihan cara berbicara dengan orang lain.”
33
Waktu : “bagaimana kalau 15 menit saja..?” Tempat : “bagaimana di Ruang Bermain”
b. FASE KERJA “Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah, kalau marah sudah di salurkan melalui tarik napas dalam, memukul bantal dan kasur dan sudah lega, maka perlu bicara dengan orang yang membuat marah ada 3 cara yaitu: a) Meminta dengan baik tanpa marah, dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. b) Menolak dengan baik jika ada yang menyuruh dan H tidak mau melakukannya. c) Mengungkapkan perasaan kesal jika ada perilaku orang lain yang membuat kesal.”
c. FASE TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subyektif (Klien) “Bagaiman perasaan H, setelah kita berbincang-bincang tadi ..?” Evaluasi Obyektif (Perawat) ”Coba sekarang H,ingat-ingat ada berapa cara yang kita latih..? iya bagus.” 2. Rencana tindak lanjut “Mau kapan H, kita melakukan kegiatan sehari-hari misalnya menyapu, mengepel, dan mencuci alat dapur.” a. Kontrak yang akan datang Topik : “sudah ya , H besok kita bertemu lagi ya, kita akan latih cara
mengontrol matah dengan cara spirtual”
Waktu : “mau jam berapa latihannya..? Bagaimana jam 09.00”. Tempat : “Di Ruang bermain ya, sampai jumpa H.”
34
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama: Tn H.A.L No.
Tanggal
DX
& Jam Selasa, 4 Oktober 2016
Ruang: Wijaya Kusuma
RM No:114XXX
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
EVALUASI
S: o Baik mbak saya akan
pasien 2. Melatih pasien mengontrol PK
mengikuti saran mbak
dengan cara berbincang-bincang 09.00
3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
O: o Klien berbincangbincang dengan teman. A: Klien mampu mengontrol latihan PK dengan cara verbal.
P: Untuk Klien: klien dapat melakukan latihan PK dengan cara Verbal dan memasukan dalam jadwal harian klien. Untuk Perawat Lanjutkan SP IV.
35
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Hari: Kamis, tgl : 6 Oktober 2016 Interaksi: IV
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien: Klien tenang. Klien mau berbincang-bincang dengan teman. 2. Diagnosa Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3. Tujuan Khusus (TUK) Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual 4. Tindakan Keperawatan 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien 2) Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual 3) Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN a. FASE ORIENTASI 1. Salam Terapeutik ”Selamat pagi H, Apa kabarnya hari ini..?” 2. Evaluasi/ Validasi “Bagaimana perasaan H saat ini..?Sudah di coba cara yang saya ajarkan..? Apakah yang dirasakan setelah dilakukan latihan secara teratur..? bagus sekali.” 3. Kontrak Topik : “sesuai dengan perjanjian kita kemarin, sekarang kita belajar cara mengontrol marah dengan cara berdoa .” Waktu : “bagaimana kalau 15 menit saja..?” Tempat : “bagaimana di Ruang Bermain”.
36
b. FASE KERJA “Coba ceritakan ibadah yang H lakukan..! kalau H lagi marah coba H lansung duduk dan tarik napas dalam, memukul bantal dan kasur, berbincang-bincang, tapi kalau tidak reda juga H, bisa langsung berdoa. Dengan berdoa perasaan marah yang H alami akan sendirinya hilang dan pikiran H tidak terganggu lagi.”
c. FASE TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subyektif (Klien) “Bagaiman perasaan H, setelah kita berbincang-bincang tadi ..?” Evaluasi Obyektif (Perawat) “Coba sekarang H,ingat-ingat ada berapa cara yang kita latih..? iya bagus .” 3. Rencana tindak lanjut “Mau kapan H.sebutkan sekali lagi cara ibadah yang H lakukan ketika marah”
b. Kontrak yang akan datang Topik :”sudah ya , H besok kita bertemu lagi ya, kita akan latih cara mengontrol matah dengan cara minum obat.” Waktu : “Mau jam berapa latihannya..? Bagaimana jam 09.00.” Tempat: “Di Ruang bermain ya, sampai jumpa H.”
37
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama: Tn H.A.L No.
Tanggal
DX
& Jam kamis, 6 Oktober 2016
Ruang: Wijaya Kusuma
RM No:114XXX
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan
EVALUASI
S: o Jika marah saya hanya
pasien 2) Melatih pasien mengontrol PK
mengatakan
dengan cara spiritual 09.00
Astafirullah Halazim
3) Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
O: o Klien berdoa.
A: Klien mampu mengontrol latihan PK dengan cara berdoa.
P: Untuk Klien : Klien dapat melakukan latuhan mengontrol PK dengan berdoa dan memasukan dalam jadwal harian klien. Untuk Perawat : Lanjutkan SP V.
38
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Hari: Jum’at, tgl : 7 Oktober 2016 Interaksi: V
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien: Klien tenang. Klien bisa berdoa. 2. Diagnosa Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3. Tujuan Khusus (TUK) Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat 4. Tindakan Keperawatan 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien 2) Melatih pasien mengontrol PK dengan cara minum obat 3) Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN a. FASE ORIENTASI 1. Salam Terapeutik “Selamat pagi H, Apa kabarnya hari ini..?” 2. Evaluasi/ Validasi “Bagaimana perasaan H saat ini..?apakah sudah di latih 4 cara mengontrol marah ..? bagus sekali.” 3. Kontrak Topik : “sesuai dengan perjanjian kita kemarin, sekarang kita belajar cara mengontrol marah cara yang terakhir yaitu dengan cara minum obat” . Waktu : “ bagaimana kalau 15 menit saja..?” Tempat : “bagaimana di Ruang Bermain”
39
b. FASE KERJA “H, sudah pernah di periksa Dokter..?, berapa macam obat yang sudah di minum..?,setelah minum obat sebaiknya H istirahat dulu, sebelum minum obat H harus melihat nama H terlebih dahulu. H jangan berhenti minum obat karena dapat menjadi kambuh.”
c. FASE TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subyektif (Klien) “Bagaiman perasaan H, setelah kita berbincang-bincang tadi ..?” Evaluasi Obyektif (Perawat) “Coba sekarang H,ingat-ingat ada berapa obat yang di minum dan cara minum obat yang benar..? iya bagus .” 2. Rencana tindak lanjut “Sudah berapa cara untuk mengontrol marah..?” 3. Kontrak yang akan datang Topik :”sudah ya , H besok kita bertemu lagi ya, dan kita melihat sejauh mana H melakukannya.” Waktu :” mau jam berapa latihannya..? Bagaimana jam 09.00.” Tempat : “di Ruang bermain ya, sampai jumpa H.”
40
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama: Tn H.A.L No.
Tanggal &
DX
Jam Jum’at, 7 Oktober 2016
Ruang: Wijaya Kusuma
RM No:114XXX
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan
EVALUASI
S: o Sudah mbak
pasien 2) Melatih pasien mengontrol PK
o 2 macam pagi 2
dengan cara minum obat 09.00
Tb,sore 2 Tb
3) Menganjurkan klien memasukan
o Iya mbak saya
dalam jadwal kegiatan harian
mengerti.
O: o Klien minum obat dengan benar o Klien mampu minum obat teratur.
A: Klien mampu latihan mengontrol PK dengan minum obat.
P: Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien dan bimbing pasien dalam melakukan latihan mengontrol PK.
41
BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN Nama klien : Tn. H.A.L, umur 14 tahun, Jenis Kelamin : Laki-Laki, Agama : Islam, Pendidikan : SD, Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia, Status Perekawinan : Belum Kawin, Alamat : Gampeng, Rejo Kediri, No CM : 114xxx . Klien mengatakan diantar ayahnya ke RS karena kejang – kejang,sebelum kejang – kejang klien marah – marah Saat pengkajian klien mengatakan baru pertama masuk RSJ Lawang, pada tanggal 22 September 2016 karena klien kejang-kejang dan sering marah-marah tanpa sebab sebelum kejang. Klien juga sering memukul ibunya, tetangga serta teman-teman yang membuatnya merasa kesal. Klien sudah pernah dibawa berobat ke Klinik Swasta Jombang,klinik Pasuruan Rawat nginap dan Klinik Jiwa Raga Kediri. Klien lupa nama-nama obat yang diberikan.
B.
DIAGNOSA KEPEARAWATAN Dengan adanya data-data hasil pengkajian pada kasus Tn. H.A.L penulis menyimpulkan terdapat diagnosa keperawatan yaitu resiko perilaku kekerasan, b.d koping individu kurang efektif, gangguan proses pikir b.d koping individu inefektif dan harga diri rendah b.d gangguan konsep diri. Diagnosa yang pertama yaitu resiko perilaku kekerasan,terhadap orang lain dan lingkungan b.d koping individu kurang efektif hal ini didukung karena pada kasus Tn. H.a.l didapatkan hasil sebagai berikut : saat di rumah klien juga sering memukul ibunya, tetangga serta teman-teman yang membuatnya merasa kesal. Menurut Budi Anna Keliat S.Kp (1998), mengatakan bahwa perilaku yang berhubungan dengan perilaku kekerasan adalah sebagai berikut : mata merah, memaksakan kehendak, menyerang atau menghindar, mengatakan dengan jelas (asertivines), memberontak (acting out), amuk atau kekerasan (violence).
42
Dari data teori yang ditanyakan Budi Anna Keliat S.Kp 1998 pada dasarnya tidak efektif berbeda tetapi pada saat pengkajian tidak ditemukan klien klien muka merah.yang di temukan intonasi tinggi , bicara cepet. Diagnosa kedua adalah gangguan proses pikir b.d koping individu tidak efektif hal ini didukung karena pada kasus Tn. H.A.L didapatkan data sebagai berikut : klien gelisah,nada bicara cepat ,dan mudah tersinggung.. Diagnosa ketiga adalah harga diri rendah ,saat pengkajian didapatkan data sebagai berikut : klien gelisah,nada bicara cepat ,dan mudah tersinggung.
C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI Penulis akan menguraikan rencana dan penatalaksanaan yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Tn. H.A.L.Pada poin ini pembahasan hanya difokuskan pada dignosa pertama,yaitu resiko perilaku kekerasan. Pada diagnosa pertama ini terdapat 7 rencana keperawatan serta 7 tindakan yang telah dilaksanakan. Untuk SP 1 Diantaranya adalah :
Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Mengidantifikasi tanda dan gejalah perilaku kekerasan.
Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.
Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol fisik 1 seperti menarik napas dalam.
Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.. .
Pada SP 1 kelompok tidak mengalami hambatan karena klien dapat diajak bekerja sama dengan cukup kooperatif.
43
Untuk SP 2. Rencana keperawatan yang telah disusun adalah :
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
Melatih pasien mengontrol PK,dengan cara fisik 2,seperti memukul bantal / kasur.
Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
Pada SP 2 kelompok tidak mengalami kesulitan atau kendala, karena klien mampu mengungkapkan penyebab marah yang dialami yaitu karena keinginan yang tidak dipenuhi.
Untuk SP 3. Rencana keperawatan yang telah disiapkan adalah
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal,seprti berbincang – bincang.
Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal harian..
Pada SP 3 ini kelompok tidak mengalami kendala karena klien mampu untuk mengungkapkan perasaan saat marah, jengkel, klien dapat menyimpulkan tandatanda jengkel dan marah, yaitu saat marah klien berbicara keras, banyak bicara, perilaku tidak wajar dan sulit diarahkan.
Untuk SP 4. Rencana keperawatan adalah :
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual.
Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
Pada SP 4 ini kelompok tidak mengalami kendala karena klien mampu untuk mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual yaitu dengan berdoa
44
Untuk SP 5 Rencana keperawatan untuk SP 5 adalah :
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Menjelaskan cara mengontrol PK dengan cara minum obat.
Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Pada SP 5 kelompok tidak mengalami kendala karena klien kooperatif.dan klie mampu menjelaskan 5 benar minum obat
D. EVALUASI Pengkajian inervensi dan implementasi yang telah dilakukan menghasilkan sebagai berikut : Diagnosa 1 yaitu resiko perilaku kekerasan
terhadap orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan koping individu kurang efektif Pada diagnosa hasil yang diperoleh antara lain : 1. Evaluasi SP 1: Klien mampu mempraktekan latihan fisik 1 ( tarik napas dalam) klien mampu memasukan dalam jadwal kegiatan harian. Pada SP 1 tidak ada kendala karena klien kooperatif. Kesimpulan pada SP 1 telah dapat dilakukan dan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh kelompok.
2. Evaluasi SP 2 klien mampu melakukan latihan fisik 2 yaitu dengan cara memukul bantal, kasur,dank lien mamapu memasukan dalam jadwal kegiatan harian. Pada SP 2 ini kelompok tidak mengalami kendala karena klien mampu mengontrol PK dengan cara fisik 2 Dengan cara memukul bantal dan kasur.
45
Kesimpulan SP 2 dapat dilakukan dengan baik dan sudah sesuai dengan
intervensi yang telah direncanakan dan
disusun oleh kelompok.
3. Evaluasi SP 3 klien dapat berbincang – bincang dengan orang lain dan mampu memasukan dalam jadwal kegiatan harian. Pada SP 3 kelompok tidak mengalami kendala dalam pelaksanaan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang disusun.
4. Evaluasi SP 4 klien dapat mengontrol PK dengan cara spiritual yaitu dengan berdoa dan memasukan dalam jadwal kegiatan. Kesimpulan SP 4 dapat terlaksanan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
5. Evaluasi SP 5 klien dapat menyebut dan menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat (5 benar ) dan memasukan dalam jadwal kegiatan harian . Dalam SP 5 ini kelompok tidak mengalami kendala dalam pelaksanaan tersebut, klien kooperatif dan dapat diajak kerjasama. Kesimpulan SP 5 dapat terlaksanan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
46
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada kasus Resiko Perilaku Kekerasan yang dialami oleh Tn. H.A.L.Tindakan yang dilakukan sesuai dengan konsep teori adalah membina hubungan saling percaya, membantu klien mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau marah, membantu klien mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan, membantu klien mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam berespon terhadap kemarahannya dan mengajarkan latihan fisik 1,2 dan 3. Dan minum obat dengan 5 benar. (Budi Anna Keliat , S.Kp 1998)
B. Saran Untuk pasien : Usulan kelompok pada klien dengan perilaku kekerasan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 1. Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan marah yaitu mengungkit masalah tentang keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan klien jengkel. 2. Ekspresikan marah dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang lain 3. Anjurkan klien untuk mengikuti kegiatan atau aktivitas sehari-hari baik didalam ruangan maupun diluar ruangan. 4. Anjurkan klien minum obat secara teratur sesuai dengan ketentuan dokter. 5. Anjurkan klien kontrol dengan teratur setelah pulang dari rumah sakit
47
Untuk perawat : 1. Perawat perlu mengeksplorasikan perasaan marah dengan : mengkaji pengalaman
marah
masa
lalu
dan
bermain
peran
dalam
mengungkapkan marah. 2. Perawat perlu mengembangkan tingkah laku asertif bagi klien yaitu menganjurkan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secara berkelompok misal dengan keluarga untuk dapat pemecehan masalahya. 3. Perawat perlu mengembangkan dan menyalurkan energi kemarahannya dengan cara yang konstruktif. 4. Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, lari pagi, angkat berat dan aktivitas lain yang membantu relaksasi otot. 5. Mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok.
Untuk di Rumah Sakit : 1. Dapat mempertahankan keperawatan yang komprehensif yang telah dilakukan selama ini. 2. Pertahankan kerjasama dalam keperawatan kepada pasien, dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan disetiap sub keperawatan.
Untuk mahasiswa : 1. Tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok, mengelola kasus kelompok agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional. 2. Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek khususnya dalam bidang keperawatan jiwa.
48
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Kes. Wa, 1998, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Direktorat Kesehatan Jiwa RSJP, Bandung
Keliat B.A, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, ( Terjemahan ). Penerbit Buku Kedokteran , EGC, Jakarta.
Maramis, WF. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya.
Stuart G. W, Sundeen. S. J. 1998 Buku Saku Keperawatan Jiwa. (Terjemahan) Edisi 3, Alih Bahasa Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Stuart G. W, dan Laria M. T, 2001, Erinciple and Practice of Phychitric Nursing. (Terjemahan) (7 th ed), St. Lois : Mosby
Townsend M. C, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri, (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
49