Riwayat Hidup Auguste Comte.docx

  • Uploaded by: Dedy Dedicate Dedication
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Riwayat Hidup Auguste Comte.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 881
  • Pages: 3
A. Riwayat Hidup Auguste Comte Riwayat hidup adalah hal yang penting untuk mempelajari pola pikir atau jalan berpikir seseorang. Melalui biografi, kita menjadi lebih paham akan latar belakang yang

medasari

bagaimana sebuah teori pemikiran dicetuskan. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari sedikit biografi Auguste Comte, sehingga akan lebih mudah memahami apa teori positivism yang dicetuskan olehnya. Auguste Comte lahir di Montpellier, Prancis pada tahun 1798. Auguste Comte lahir dari kalangan bangsawan yang dalam masa pergolakan politik (Revolusi Perancis), social, dan intelektual. Auguste Comte terkenal sebagai oeang yang keras kepala dan suka memberontak. Comte memperoleh pendidikan matematika namun lebih konsen dalam masalah kemanusiaan dan social. Dalam perkembangannya, Comte bertemu dengan seseorang yang cukup berpengaruh bernama Saint Simon. Mereka berdua saling melengkapi. Tapi setelah tujuh tahun terjadi perdebatan sehingga mereka berpisah. Setelah itu dia menderita gejala paranoid dengan sering menyerang lawan-lwannya dengan kasar. Sampai dia menderita gangguan mental hingga berusaha bunuh diri. Kondisi ekonomi Comte juga pas-pasan. Pergaulan Comte dengan kaum hawa juga banyak mempengaruhi pemikirannya. Ketika sedang mengembvangkan pemikiran positifnya, dia menikah dengan seorang wanita mantan pelacur bernama Caroline Massin. Dia merawat Comte hingga sembuh. Setelah berpisah sekian waktu dia meninggalkan Comte. Tahun 1844, Comte menulis karya berjudul Course Of Positive Philosophy dan bertemu dengan Chothilde de Vaux. Vaux merubah kehidupan Comte. Comte pun jatuh cinta, dan menganggap Vaux adalah wanita yang sempurna. Meskipun Vaux tidak terlalu meluap-luap seperti Comte. Meraka sering berkirim surat. Namun dalam perjalannya Vaux mengidap penyakit TBC dan kemudian meninggal. Compe pun tergoncang dan berniat mengenang Vaux dalam sisa hidupnya. Setalah itu, Comte membuat karya bagian duanya berjudul System of Positive Politics. Kayta ini menjadi bentuk perayaan cinta namun tetap membangun system menyeluruh tentang pemikiran filsafat positifnya sebagaimana karya sebelumnya. Dia mengusulkan untuk melakukan

reorganisasi masyarakat dengan suatu tata cara untuk mengembangkan suatu agama baru, agama humanitas, yang bersumber dari perasaan manusia dari yang semula cinta diri dan egoisme menjadi altruisme dan cinta, sekaligus tidak membenarkan ajaran agama tradisional yang bersifat supranaturalistik. Agama humanisme sesuai standar intelektual dan persyaratan positivism. Humanitas adalah objek pemujaan utama dalam agama tersebut. Comte megungkapkan bahwa perasaan wanita dan altruism lebih tinggi daripada intelek dan egoism pria menurut nilai sosialnya. Chlothilde de vaux adalah sosok ideal bagi Comte. Hubungan mereka adalah cinta murni tanpa hubungan fisik. Hal ini yang kedepan sangan mempengaruhi pandangan positivistik Comte. Perubahan tekanan pada tulisan Comte agaknya sedikit membingungkan para pengikutnya. Namun gagasan-gagasan positivistic terus dikembangakan dan Comte mendeklarasikan dirinya sebagai “Pendiri Agama Universal, Imam Agung Humanitas”. Dia beralih ke masyarakat luas dan pimpinan politik untuk mengimbangi kurangnya dukungan dari pengagumnya. Comte menulis buku yang berjudul Positivist Catechism untuk wanita dan pekerja, serta satu buku lagi berjudul Appeal ti Conservatives untuk pe,mimpin-pemimpin poltik. Comte berharap ahli sosiologi mengikuti bimbingannya sebagai penjaga moral dan iman, mengarahkan pemimpin industry dan politik, serta meningkatkan kerterarahan dan penyaturasaan dengan humanitas. Gagasan ini muncul tahun 1857 ketika Comte menderita kanker dan menginggal dunia. Pada masa masa kehidupan Comte adalah awal terjadinya revolusi Perancis yang menandakan gejolak yang memunculkan sautu tatanan masyarakat baru. Kepercayaan ahli-ahli filasfat pada kemampuan akal budi manusia untuk mengubah masyarakat sesuai dengan prinsipprinsip ilmiah tak terbatas. Comte memili cukup alasan untuk melakukan pencarian kebenaran dalampijakan filosofisnya. Orang positivism percaya bahwa hukum-hukum alam yang mengendalikan manusia dan gejala social dapat digunakan sebagai dasar untuk mengadalakanpembaharuan-pembaharuan social dan politik untuk menyelaraskan instutusi-institusi masyarakat dengan hukum itu. Hasilnya adalah masyarakat rasional yang dapat menghasilkan kerjasama dengan melenyapkan kepercayaan erhadap takhayul, ketakutan, kebodohan, paksaan, dan konflik social. Pandangan tersebut adalah starting Comte yang melahirkan positivisme(289-295).

B. Pegertian Positivisme Positifisme berasal dari kata positif. Kata positif semakna dengan kata factual, yaitu yang berasal dari fakta-fakta. Menurut aliran ini pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta. Hal ini sejalan dengan pengetahuan empiris dalam penegtahuan. Positivisme menolak cabang metafisika. Bagi poditivisme menanyakan hakikat benda atau penyebab yang sebenarnya bukan sesuatu yang bermakna. Sebaliknya, ilmu pengetahuan dan filsafat hanya menyelidiki fakta-fakta dan hubungan antara fakta-fakta.

Tugas khusus filsafat hanya mengkoordinir ilmu-ilmu

pengethaun yang coraknya beragam. Empirisme dan positivisme berkaitan erat. Positivisme juga mengutamakan pengalaman. Namun, positivisme mengabaikan penaglaman batiniah atau subjek sebagai sumber pengetahuan, melainkan hanya mengandalkan fakta-fakta yang ada (Atang & Saebani, 2008: 296). Positivisme menganggap masyarakat merupakan bagian dari alam metode-metode penelitian empiris sudah tersebar. Golongan positivistic cenderung mencampakkan tradisi-tradisi irasional menjadi rasional. Conte menanggap masyarakat adalah kesatuan organic yang lebih dari sekedar jumlah bagian-bagian yang tergantung (Atang dan Sarbani, 2008: 297). Gagasan untuk menggunakan metode-metode empiris yang sama seperti yang digunakan dalam ilmu fisika dan biologi untuk menganalisis gejala social sejalan dengan pandangan Comte mengenai kesatuan filosofis dalam suatu ilmu. Menurut Comte semua ilmu memperlihatkan perkembangan intelektual yang sama, seperti tergambar pada tiga tahap perkemabangan yaitu teologis, metafisik, dan positif. Gagasan yang dikemukakan adalah bahwa manusia dan gejala social merupakan bagian dari alam dan dapat dianalisis dengan metode-metode ilmu alam. Sumbangan Comte adalah memberikan suatu analisis komprehensif mengenai kesatuan filosofis dan metodologisyang menjadi dasar antara ilmu alam dan ilmu social (Atang dan Saebani, 2008: 299). The Course of Philosophy merupakan sebuah ensiklopedia mengenai evolusi filosofis dari semua ilmu dan merupakan pernyataan yang sistematis tentang filsafat positif. Topik yang tercakup meliputi matematika, astronomi, fisika kimia, biologi, fisika social (sosiologi) yang terperinci ke berbagai spesialisasi. Misalnya fisika yang terbagi atas barologi, termologi, akustik, optic, dan elektrologi. Conte menunjukkan statika dan dinamika gejala yang bersangkutan (Atang dan Saebani, 2008: 299).

Related Documents


More Documents from ""

Rpp.doc
November 2019 15
Makalah Ipa.docx
November 2019 12
Genre Sastra Anak.docx
November 2019 21
Tugas Uas.pdf
November 2019 10
Positivisme.doc
November 2019 16