BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seorang pemimpin bisa dikatakan hampir seperti “Superman”. Ia perlu memiliki kombinasi antara kematangan pribadi dan penguasaan keterampilan profesionalnya sendiri. Tidak semua orang bisa memimpin tanpa bekal kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin, dan tidak semua pimpinan mampu memerankan kepemimpinannya sesuai dengan keinginan yang dipimpinnya. Atasan (pemimpin) juga, bisa berperan sebagai coach (pelatih) bagi bawahannya. Tebentuknya kesempatan untuk tumbuh, mencoba hal baru, mengasah kekuatan emosi lewat tugas yang gagal maupun berhasil, menemukan talenta dan mengoptimalkan potensi tentu akan membuat individu happy (bahagia) dan engaged (menarik hati) karena merasa dirinya “berarti”. Begitu pun kepemimpinan seorang guru dalam pendidikan sangat berpengaruh dalam menghasilkan out put yang berprestasi, baik akademik maupun non akademik. Sekarang ini kiprah guru sebagai teladan seolah luluh oleh keegoisan anak didik, pengaruh teknologi, dan juga keapatisan guru. Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu tokoh pendidikan yang merupakan salah satu contoh sosok yang berdedikasi sebagai guru, pendidik, pembimbing dan pejuang yang hingga kini terus terpatri dan abadi di masarakat Indonesia. Guru sebagai pendidik harus bisa menjadi pemimpin yang disukai, dipercaya, mampu membimbing, berkepribadian, serta abadi sepanjang masa. Sosok guru sebagai pembimbing dan motivatorpun sangat berperan untuk kemajuan pendidikan , sikap memberi dan mendahulukan kepentingan siswa/ umum menjadi teladan dalam prilaku akan menjadikan panutan pengikutpengikutnya atau siswa-siswi dengan sendirinya. Mereka sangat membutuhkan figur-figur seorang pemimpin yang bisa membentuk pribadinya mejadi lebih berguna dan dihargai sebagai pribadi yang utuh.
1
Sebagai sosok yang disukai dan menyukai siswa, seorang guru secara fisik hendaknya bisa menyenangkan hati siswa. Ini bisa dimulai dari cara berpakaian, berbicara dan tidak pelit bercanda ria. Dalam pembelajaran di kelas jangan sungkan-sungkan memberikan pujian, penghargaan untuk merangsang kemajuan belajarnya sampai siswa itu benar-benar merasa berharga dan bermanfaat bagi dirinya maupun temantemannya. Sebagai guru harus jeli, apa yang diinginkan anak didiknya dan tidak pelit terhadap nasihat. Selain itu pemimpin yang hampir sempurna adalah pemimpin yang berkepribadian yang baik, mampu mengenal dirinya sendiri karena dengan mengenal kekurangan-kekurangannya pasti kita akan mampu memperbaikinya dan menyadarinya sehingga mau menerima masukan dan kritikan, terus belajar dan mengenal kelebihan dirinya serta mampu mentransfer ilmunya kepada anak didik sehingga generasi kita akan lebih baik dan sukses. Menahan nafsu pun tidak kalah penting dalam mewujudkan guru yang berkepribadian baik, bersikap demokratis, tidak sewenang-wenang karena merasa lebih pintar, lebih tua, dan berpengalaman. B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pengertian kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas?
2.
Faktor apa saja yang mempengaruhi kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas?
3.
Apa unsur-unsur, sifat dan klasifikasi kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas?
4.
Bagaimanakah gaya, fungsi, aspek dan teknik kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas?
C. Tujuan Penulisan 1.
Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas.
2.
Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas. 2
3.
Untuk mengetahui unsur-unsur, sifat dan klasifikasi kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas.
4.
Untuk mengetahui gaya, fungsi, aspek dan teknik kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Kelas Cukup banyak definisi kepemimpinan yang bisa kita dapatkan dari berbagai literatur. Menurut Stoner dan Freeman (1992;472) kepemimpinan ialah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan terhadap para anggota kelompok. Sedangkan menurut Bartol dan Martin (1991;480) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain tentang pencapaian prestasi ke arah tujuan organisasi. Jadi, yang dimaksud kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru kelas untuk mengarahkan dan membina serta mendidik siswanya guna tercapainya tujuan belajar mengajar yang baik. B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Kelas Berdasarkan formula Hersey dan Blanchard membagi dua factor besar yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu factor internal dan factor eksternal. 1.
Faktor internal Sebagai seorang pribadi, pemimpin tentu memiliki karakter unik yang
membedakannya dengan orang lain. Keunikan ini tentu akan berpengaruh pada pandangan dan cara ia memimpin. Ada karakter bawaan yang menjadi ciri pemimpin sebagai individu, ada kompetensi yang terbentuk melalui proses pematangan dan pendidikan. 2.
Faktor eksternal Faktor eksternal menurut formula Hersey dan Blanchard, adalah faktor
bawahan dan situasi. Faktor-faktor
ini
tentu akan
pemimpin mengatur dan mempengaruhinya.
4
menentukan
bagaimana
Jika bawahan ini adalah siswa , maka pemimpin akan menjalankan pola kepemimpinan sesuai dengan karakter siswa. Faktor eksternal lain adalah faktor situasi, situasi ini berkaitan dengan dengan aspek waktu, tempat , tujuan, karakteristik organisasi. C. Unsur-Unsur Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Kelas 1.
Unsur manusia Yaitu manusia sebagai pemimpin ataupun mereka yang dipimpin.
Bagaimana hubungan antar mereka itu di dalam situasi kepemimpinan, bagaimana sifat seorang pemimpin dan syarat-syarat kepemimpinan itu tanpa melupakan bagaimana seharusnya memperlakukan manusia itu sebagai manusia. 2.
Unsur Sarana Yaitu merupakan segala macam prinsip dan teknik kepemimpinan yang
dipakai dalam pelaksanaannya. Termasuk bekal pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut masalah manusia itu sendiri dan kelompok manusia. 3.
Unsur Tujuan Yaitu merupakan sarana terakhir ke arah mana kelompok manusia akan
digerakkan untuk menuju maksud tujuan tertentu. D. Sifat-Sifat Pemimpin dalam Manajemen Berbasis Kelas 1.
Cakap Cakap di sini dalam pengertian luas bukan saja ahli (skill)
atau kemahiran teknik (technical mastery) dalam satu bidang tertentu, melainkan meliputi hal-hal yang besifat abstrak, inisiatif, konsepsi, perencanaan dan sebagainya. Seorang pemimpin harus memiliki ketajaman berpikir yang kritis dan rasional. 2.
Kepercayaan Menurut Le Bon, seorang pemimpin harus memiliki keyakinan yang
kuat, percaya akan kebenaran tujuannya, percaya kemampuannya (pada diri sendiri). Sebaliknya harus mendapat kepercayaan dari pengikutnya.
5
3.
Rasa tanggung jawab Sifat ini penting sekali, sebab mana kala seorang pemimpin tidak
memiliki rasa tanggung jawab, ia akan mudah bertindak sewenang-wenang terhadap kelompoknya. 4.
Berani Berani dalam arti karena benar dan dengan perhitungan. Lebih-lebih
dalam saat-saat yang kritis dan menentukan, pemimpin harus tegas, berani mengambil keputusan dengan konsekwen dan tidak boleh ragu-ragu. 5.
Tangkas dan ulet Pemikiran seorang pemimpin harus luas. Ia berpandangan jauh ke depan
harus dapat membedakan mana das sein, mana das sollen. Terutama dalam merumuskan strategi atau menggariskan suatu taktik. E. Klasifikasi Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Kelas 1.
Kepemimpinan Otoriter Pemimpin ini menentukan segala-galanya. Semua aktivitas kelompok
dijalankan atas instruksi pemimpin. Pemimpin mengatur dan mendikte anggota. Anggota hanya sebagai pelaksana perintah pemimpin. Anggota tidak pernah tahu rencana-rencana yang akan dijalankan oleh kelompok. Kedudukan pemimpin seolah-oleh terpisah dari yang diimpin. Sebab pimpinan berhubungan dengan anggota pada saat memberikan intruksi atau perintah. Pemimpin yang otoriter memiliki kekuatan yang absolut berbeda dengan pimpinan tang demokratis. 2.
Kepemimpinan Demokratis Di sini ada kerja sama antar pemimpin dan anggotanya. Semua kegiatan
kelompok dijalankan atas keputusan bersama. Semua perencanaan dan langkahlangkah pekerjaan ditentukan secara musyawarah. Pemimpin menempatkan anggota sebagai kawan dan bukan sebagai orang yang dipekerjakan. Tugas dan kewajiban dijalankan bersama-sama dengan pemimpin. Pemimpin
demokratis
berusaha
menampilkan
keterlibatan
dan
keikutsertaan yang maksimum dari setiap anggota dalam kegiatan kelompok dan dalam menentukan tujuan kelompok. Ia berusaha membagi tanggungjawab
6
dengan anggotanya. Bila dibandngkan dengan kepemimpinan otoriter yang cenderung sebagai “ dictator “ pemimpin demokratik melayani sebagai “ wakil kelompok”. 3.
Kepemimpinan Liberal Pemimpin pasif tidak berpatisipasi dengan kegiatan kelompok. Ia berada
di luar kelompok. Pemimpin tidak memimpin tetapi melepaskan anggotaanggotanya. Tidak pernah menegur kesalahan anggotanya, tetapi selalu bersikap baik. F. Gaya Kepemimpinan Guru dalam Manajemen Berbasis Kelas Kelas adalah suatu organisasi, dimana guru kelas adalah sebagai pemimpinnya. Guru berkewajiban mengadakan supervise atas kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manejemen kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis (Hamalik, 2004 ;124) Menurut Ahmad Rohani (2004:130) gaya atau tipe kepemimpinan guru ada tiga yaitu: 1.
Otoriter Dengan gaya kepemimpinan otoriter guru, peserta didik hanya akan aktif
kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi semua aktivitas menjadi menurun. Aktivitas proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut banyak perhatian guru. 2.
Laizzes faire Gaya kepemimpinan yang laizes faire , biasanya tidak produktif
walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan . Dalam kepemimpinan ini biasanya aktivitas pendidik lebih produktif kalau gurunya tidak ada. 3.
Demokratis Gaya kepemimpinan ini lebih memungkinkan terbinanya sikap
persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling
7
mempercayai. Peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru. G. Fungsi Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Kelas Knech, Crutchfield, dan Ballachey menyebutkan fungsi pemimpin sangat kompleks 1.
Pemimpin adalah eksekutif
2.
Pemimpin sebagai perencana
3.
Pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan
4.
Pemimpin sebagai wasit( pererai ) dan perantara.
5.
Pemimpin sebagai contoh( teladan )
6.
Pemimpin sebagai idiologis
7.
Pemimpin sebagai figur ayah
8.
Pemimpin sebagai tempat menumpahkan segala kesalahan(scapegoat)
H. Aspek Kepemimpinan Guru Dalam Manajemen Berbasis Kelas Kepemimpinan merupakan hal yang mutlak dalam tiap segi kehidupan . Dari kepemimpinan Negara sampai kepemimpinan di dalam rumah tangga adalah hal yang bisa dan gampang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi di sekolah? Walaupun sudah jelas ada jabatan kepala sekolah serta sederet jabatan lain yang intinya adalah pemimpin para guru, namun guru sebagai individu tidak bisa tidak harus juga punya aspek kepemimpinan diantaranya; 1.
Menumbuhkan dan menyuburkan suasana mencari ilmu di kelas Guru dibutuhkan perannya agar siswa menguasai subyek yang diajarkan,
mempunyai inisiatif dalam mencari pengetahuan di luar yang diajarkan serta berserta berfikir kritis dan analisis. ( Di butuhkan teknik mengajar yang kreatif) 2.
Mengambil hati dan pikiran pribadi-pribadi yang ada disekitarnya Mudah sekali memimpin siswa di kelas jika kita sudah bisa mengambil
hati serta bisa membaca pikiran siswa di kelas. Sebenarnya tidak mudah membaca dalam membaca pikiran siswa karena memerlukan pembiasaan melihat apa yang tersirat.
8
3.
Bermitra dalam bekerja dengan orang lain Dalam mengajar sebuah kelas guru pastinya tidak sendiri , ada banyak
pihak yang ada di sekeliling lingkup pekerjaan nya sebagai pendidik. Ada kepala sekolah, rekan sesama guru, administrasi dan pihak lain yang jika tidak diperlakukan sebagai team akan menimbulkan masalah dikemudian hari. 4.
Mau mengerti diri sendiri dan orang lain Banyak guru yang mengalami tekanan pekerjaan karena kurang
berorientasi pada diri sendiri. Sikap berorientasi pada diri sendiri bukan berarti egois, tetapi lebih kepada upaya menggali apa yang menjadi potensi orang-orang disekitarnya sambil menghormati diri kita sendiri. I.
Teknik-Teknik Memimpin dalam Manajemen Berbasis Kelas 1.
Stimulations Metode ini mengutamakan pengarahan dengan menstimulir masyarakat
agar masyarakat sadar akan apa yang sedang dijalankan oleh pemimpin. Cara semacam ini bersifat menstimulasi atau merangsang subyek. 2.
Persuations Di sini biasanya menggunakan propaganda, sehingga kadang-kadang ada
unsur yang menggambarkan keadaan agak berbeda, suatu keadaan yang lebih baik dengan kenyataan. 3.
By Force ( paksaan ) Di sini menggunakan kekuatan dalam arti dengan kekerasan atau
paksaan. Metode ini biasanya dipakai bila masyarakat belum memiliki kesadaran terhadap usaha yang dijalankan dan sifatnya segera. Contoh : Untuk menanggulangi berjangkitnya penyakit menular , maka penduduk di suatu Desa dipaksa oleh Lurah setempat untuk disuntik, sebab kalau tidak akibatnya fatal.
9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Kepemimpinan dalam manajemen berbasis kelas adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru kelas untuk mengarahkan dan membina serta mendidik siswanya guna tercapainya tujuan belajar mengajar yang baik. Berdasarkan formula Hersey dan Blanchard membagi dua factor besar yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu factor internal dan factor eksternal. Kelas adalah suatu organisasi, dimana guru kelas adalah sebagai pemimpinnya. Guru berkewajiban mengadakan supervise atas kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manejemen kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis Aspek
kepemimpinan
Guru
di
kelas
ialah
Menumbuhkan
dan
menyuburkan suasana mencari ilmu di kelas, Mengambil hati dan pikiran pribadipribadi yang ada disekitarnya, Bermitra dalam bekerja dengan orang lain, Mau mengerti diri sendiri dan orang lain, Fungsi Kepemimpinan Guru di kelas, Pemimpin adalah eksekutif, Pemimpin sebagai perencana, Pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan, Pemimpin sebagai wasit (pererai) dan perantara., Pemimpin sebagai contoh (teladan), Pemimpin sebagai idiologis, Pemimpin sebagai figur ayah
B. Saran Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penulisan ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon maaf. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan pastisipasinya
10
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Cetakan 3 ( edisi Revisi ), Juli 2009, PT. RINEKA CIPTA. Arernds, Richard I. 2008. Learning to Teach. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Arikunot, Suharsimi. 1998. Pengelolaan kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta : Rajawali Press. Mustakim, Zaenal. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Matagraf Yogyakarta. Yusuf, Musfirotun. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Gama Media Yogyakarta.
11