Revisi Anak Jadiii.docx

  • Uploaded by: Endah Puspitasari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Revisi Anak Jadiii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,619
  • Pages: 19
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 2 TENTANG ASKEP DHF PADA ANAK Dosen pengampu : Natalia Devi Oktarina, S.Kep., Ns, M.Kep., Sp. Kep.An.

Nama Kelompok 6 :

Baiq Asriati

(010116A013)

Endah puspitasari

(010116A028)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2018

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak II .Makalah ini disusun secara sederhana sehingga dapat memudahkan pembaca untuk mengerti dan memahaminya. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih terdapat kekurangan,oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat diterima, dipelajari dan bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa dan pembaca di kalangan masyarakat serta dapat digunakan sebagai acuan dengan penyusunan makalah yang lainnya.

Ungaran,11 September 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................................................................. Kata pengantar ............................................................................................................................. Daftar isi ..................................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ..................................................................................................... B. Rumusan masalah................................................................................................ C. Tujuan ................................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi ............................................................................................................... B. Etiologi ................................................................................................................ C. Klasifikasi ........................................................................................................... D. Tanda dan gejala.................................................................................................. E. Manifestasi klinis ................................................................................................ F. Komplikasi .......................................................................................................... G. Gambaran klinis DHF ......................................................................................... H. Patofisiologi ........................................................................................................ I. Pemeriksaan dan daignostik ................................................................................ J. Pemeriksaan penunjang ....................................................................................... K. Penatalaksanaan .................................................................................................. L. Asuhan keperawatan ........................................................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................................... B. Saran .............................................................................................................................. C. Daftar Pustaka ................................................................................................................

BAB I LATARANG BELAKANG A. LATAR BELAKANG DHF(DENGUE Haemorraghic Fever)pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam berdarah. Menurut para ahli demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam,nyeri otot,dan sendi diikut dengan gejala pendarahan spontan seperti:bintiki merah pada kulit,mimisan,bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah arau BAB berdarah. Demam berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)adalah suatub penyakit

yang disebabkan oleh irus Dengue Famili

Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda tergantung dari serotipe virus Dengue.morbiditas penyakit DBD menyebar dinegara-negara Tropis dan subtropis. Disetiap negara penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 disurabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi diindonesia. Timbulnya penyakit BDB dienggarai adanya korelasi antara strain dan genetik,tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda.hal ini kemungkinan adanya faktor geografik ,selain faktor genetik dari hospesnya.selain itu bedasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional sudah berubah.infeksi virus dengue telah menjadi asalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis. B. Rumusan Masalah 1. apa yang dimaksud dengan demam berdarah? 2. Apakah etiologi dari demam berdarah? 3. bagaimana manifestasi klinis dari demam berdarah? 4. Bagaimana patofisiologi dari demam berdarah? 5. Bagaimana penatalaksanaan dari demam berdarah

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi demam berdarah 2. Untuk mengetahui etiologi dari demam berdarah

3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari demam berdarah 4. Untuk mengetahui patofisiologi dari demam berdarah 5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari demam berdarah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Demam berdarah atau Dengue Emorrhagic Fever(DHF) ialah penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini cenderung polanya berubah ke orang dewasa. Gejala yang ditimbulkan dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock yang dapat menimbulkan kematian.(Depkes,2006). Infeksi virus dengue dapat menyebabkanDemam Dengue(DD),Dengue Hemorrhagic Fever(DHF), danSyndrom Shock Dengue(SSD).Infeksi dengue di jumpai sepanjang tahun dan meningkat pada musim hujan.Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini masih

disebabkan

oleh

karenatingginya

angka

morbiditas

dan

mortalitas

(Depkes,2006).

B. Etiologi Penyebab penyakit demam berdarah dengue adalah virus dengue.di indonesia virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grub B arthropediborne viruses (arboviruses). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes, diindonesia dikenal dua jenis nyamuk aedes yaitu: 1. Aedes Aegypti a. Paling sering ditemukan b. Nyamuk yang hidup didaerah tropis terutama hidup dan berkembang biak didalam rumah ,yaitu ditempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air disekitar rumah. c. Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik,berbintik bintik putih d. Biasanya menggigit pada siang hari terutama pada pagi dan sore hari e. Jarak terbang 100 meter

2. Aedes Albopictus a. Tempat habitatnya ditempat air bersih.biasanya disekitar rumah atau pohon-pohon seperti pohon pisang,pandan, kaleng bekas b. Menggigit pada waktu siang hari c. Jarak terbang 50 meter

C. Klasifikasi Derajat Beratnya Penyakit DHF Sesuai dengan patokan dari WHO, antara lain : 1. Derajat I (Ringan) Demam mendadak 2 sampai 7 hari disertai gejala klinik lain,Dengan manifestasi perdarahan ringan.Yaitu uji tes “rumple leed’’yang positif. 2. Derajat II (Sedang ) Golongan ini lebih berat daripada derajat pertama,oleh karena ditemukan perdarahan spontan di kulit dan manifestasi perdarahan lain yaitu epitaksis(mimisan),perdarahan

gusi,hematemesisdan

melena

(muntah

darah).Gangguan aliran darah perifer ringan yaitu kulit yang teraba dingin dan lembab. 3. Derajat III ( Berat ) Penderita

syok

berat

dengan

gejala

klinikditemukannya

kegagalansirkulasi,yaitu nadi cepat dan lembut,tekanan nadi menurun (< 20mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin,lembab,dan penderita menjadi gelisah. 4. Derajat IV Penderita syok berat (profound shock) dengan tensi yang tidakdapat diukur dan nadi yang tidak dapat diraba.

D. Tanda dan gejala penyakit DHF adalah : -

Meningkatnya suhu tubuh 5-7 hr

-

Nyeri pada otot seluruh tubuh

-

Sakit kpala

-

Suara serak

-

Batuk

-

Epistaksis

-

Disuria

-

Nafsu makan menurun

-

Muntah

-

Ptekie

-

Ekimosis

-

Perdarahan gusi

-

Muntah darah

-

Hematuria masih

-

Melena

E. Manifestasi klinis Bervariasi berdasarkan derajat DHF, dengan masa inkubasi 13-15 hari, tetapi rata-rata 5-8 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut (suhu meningkat tiba-tiba), sering disertai menggigil. Dengan adanya gejala-gejala klinis yang dapat menimbulkan terjadinya DHF seperti adanya gejala pendarahan pada kulit (ptekie, ekimosis, hematom) dan pendarahan lain (epitaksis, hematemesis, hematuri, dan melena) tingkat keparahan yang ditemui dari hasil pemeriksaan darah lengkap. Selain demam dan pendarahan yang merupakan ciri khas dhf, gambaran klinis lain yang tidak khas yang biasa dijumpai pada penderita dhf adalah : a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan. b. Keluhan pada pencernaan : mual, muntah, tidak nafsu makan (anoreksia)diare, konstipasi. c.

Keluhan pada sistem tubuh lain : 1. Nyeri atau sakit kepala. 2. Nyeri pada otot, tulang, dan sendi (break bone fever) 3.

Nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati

4.

Pegal-pegal pada seluruh tubuh

5. Kemerahan pada kulit, kemerahan (flushing) pada muka 6.

Pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan foto fobia. Otot-otot sekitar mata sakit apabila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.

7.

Trombosit < 500.000 / mm3. (Suriadi dan Rita yuliani 2006)

Seperti pada infeksi virus yang lain,maka infeksi virus Dengue juga merupakan suatu self limiting infectious disease yang akan berakhir sekitar 2 -7 hari.Infeksi virus Dengue pada manusia mengakibatkan suatu spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit yang paling ringan dengue fever,dengue hemmorrhagic fever dan dengue shock syndrom.(Depkes,2006) a. Demam Demam mendadak disertai dengan gejala klinis yang tidak spesifik seperti anoreksia,lemah,nyeri pada punggung,tulang sendi dankepala. Pada umumnya gejala klinik ini tidak mengkhawatirkan.Demam berlangsung antara 2-7 hari kemudian turun secara lysis. b. Perdarahan Umumnya muncul pada hari kedua sampai ketiga demam bentuk perdarahan Dapat berupa uji rumple leed positif,petechiae, purpura,echimosis,epistasis,perdarahan gusi dan yang paling parah adalah melena. c. Hepatomegali Hati pada umumnya dapatdiraba pada pemulaan demam,kadang-Kadang juga di temukannya nyeri,tetapi biasanya disertai ikterus. d. Shock Shock biasanya terjadi pada saat demam menurun yaitu hari ketiga dan ketujuh sakit. Shock yang terjadi dalam periode demam biasanyamempunyai prognosa buruk. Penderita DHF memperlihatkan kegagalan peredaran darah dimulai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin pada ujung hidung,jari dan kaki,sianosis sekitar mulut dan akhirnya shock e. Trombositopenia Trombositopeniaadalah

berkurangnya

jumlah

trombosit,

apabila

dibawah

150.000/mm3 biasanya di temukan di antara hari ketiga sampai ketujuh sakit. f. Kenaikan Nilai Hematokrit Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator yang peka terhadap terjadinya shock sehingga perlu di lakukan pemeriksaan secara periodik. g. Gejala Klinik Lain Gejala Klinik Lain yang dapat menyertai penderita adalah epigastrium ,muntahmuntah,diare dan kejang-kejang (Depkes ,2006)

F. Komplikasi Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya : a. Perdarahan luas Terjadinya akibat kelainan fungsi trombosit sehingga akan merangsang atau mengaktivasi factor pembekuan b. Syok Akibat permeabilitas vaskuler yang meningkat maka akan berdampak pada kebocoran plasma, sehingga volume plasma terjadi hipovolemik dan berakhir syok pada pasien c. Effuse pleura Infeksi virus dengue mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler. Hal ini menyebabkan kebocoran plasma sehingga terjadi efusi pleura. d.

Penurunan kesadaran

Terjadi pada derajat IV yang ditandai dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang sulit diukur

G. Patofisiologi Fenomena patologis utama yang menentukan berat penyakit DHF adalah meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah (kapiler),yang mengakibatkan terjadinya perembesan atau kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma yang otomatis jumlah trombosit berkurang (trombositopenia),terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan haemoglobin, plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai dari permulaan masa demam dan mencapai puncaknya pada masa terjadinya hemokonsentrasi(peningkatan hematokrit > 20 %) bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Meningginya nilai hematokrit menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak. H. Pemeriksaan dan Diagnosis -

Trombositopeni (  100.000/mm3)

-

Hb dan PCV meningkat (  20% )

-

Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )

-

Isolasi virus

-

Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder

-

Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.

I. Pemeriksaan penunjang 1. Darah -

Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui )

-

Hemokonsentrasi ( N pria : 40-48 Nol % )

-

Masa pembekuan normal ( 10-15

-

Masa pendarahan memanjang ( N = 1-3 )

-

Kimia darah : – Hiponatremia.

-

Hipoproteinemia

-

Hipokalemia

-

SGOT, SGPT meningkat ( N < 12 u / i )

-

Ureum meningkat.

2. Urine Albuminurial ringan 3.

Sumsum tulang Awal hiposelular kemudian menjadi hiperselular pada hari ke-5 dengan gangguan maturasi. Hari ke-10 biasanya kembali normal.

4.

Pemeriksaan serologi Dilakukan pengukuran titer antibodi pasien dengan cara haema glutination inhibition tes (HI test) atau dengan uji pengikatan komplemen (complement fixation test/CFT) diambil darah vena 2-5 ml)

5.

Foto thorak Mungkin dijumpai pleural Efusion

6.

USG

J. Penatalaksanaan 1. Tirah baring 2. Pemberian makanan lunak 3. Pemberian cairan melalui imfus

Pemberi cairan intra vena (biasanya ringer lactat NaCl )ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan.mengandung Na+130 meq /liter ,K+4 meq/liter ,korekter basa 28 meq /liter ,Cl 109 meq/liter dan Ca=3 meq /liter 4. Pemberian obat-obatan:antibiotic,antipiretik 5. Anti konvulsi jika terjadi kejang 6. Monitor tanda-tanda vital 7. Monitor adanya tanda-tanda renjatan 8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut 9. Periksa HB,HT,dan Trombosit setiap hari.

K. Asuhan Keperawatan A) Pengkajian 1. Identitas klien Nama ,umur,alamat,pendidikan ,agama,pekerjaan,dll 2. Keluhan utama Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian,biasanya pada pasien DHF keluhan utama yang dirasakan yaitu panas/demam 3. Riwayat kesehatan sekarang Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan tandatanda lemah ,ujung-uung jari,te,inga,dan hidung teraba dingin

dan

lembab.demam disertasi lemah,nafsu makan berkurang,muntah,nyeri pada anggota badan,punggung,sendi,kepala dan perut ,nyeri ulu hati ,konstipasi atau diare. 4. Riwayat penyakit dahulu Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF lagi,tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah diderita dahulu. 5. Riwayat kesehatan keluarga Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari,banyak genangan air,vasand dan bekas. Pemeriksaan Fisik Pasien DHF :

1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital :adanya penurunan kesadaran, kejang dan kelemahan, suhu tinggi nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba, tekanan darah menurun atau kurang 2. Body system : 

Pernapasan

Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan pada system pernapasan kecuali pada derajat 3 dan 4 sering mengeluhkan sesak nafas Pf : pada derajat 1 dan 2 kadang terdapat batuk dan pharingitis karena demam yang tinggi, suara napas tambahan (ronchi, wheezing), sednagkan pada derajat ke 3 dan 4 napas dangkal dan cepat disertai penurunan 

Cardiovaskuler

Pf : derajat 1 Uji tourniquet positif , derajat 2 ptekie, purpura, perdarahan konjungtiva, derajat 3 kulit dingin pada daerah akral, nadi cepat, hipotensi, sakit kepala, derajat 4 nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur 

Persarafan

pf : derajat 2 konjungtiva mengalami perdarahan, sedang penurunan tingkat kesadaran atau gelisah, GCS menurun, reflek fisiologis atau patologis sering terjadi pada derajat 3 dan 4 

Perkemihan

Pf : produksi urin menurun, warna berubah pekat dan berwarna coklat tua pada derajat 3 dan 4 

Pencernaan

pf : derajat 1 dan 2 mukosa mulut kering, hyperemia tenggorokan, derajat 3 dan 4 terdapat pembesaran hati dan nyeri tekan, sakit menelan, pembesaran limfe, hematemisis. 

Tulang – otot – integument

Pf : nyeri pada sendi, otot, punggung dan kepala terasa panas, wajah tampak merah dapat disertai tanda kesakitan, pada derajat 1 dan 2, sedangkan derajat 3 dan 4 pasien mengalami parese atau kekakuan bahkan kelumpuhan.

B. Diagnosa keperawatan 1. Intolerasi aktivitas 2. Ketidak seimbangan nutrisi

Diagnose (00092). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring.

NOC (0006). Energy psikomotor Definisi : dorongan dan energy personal untuk

Definisi :

mempertahankan nutrisi,

ketidakcukupan energy

keamanan, dan aktivitas

psikologis atau

sehari-hari.

fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

NIC (4310) Terapi aktivitas Definisi :presepan terkait dengan menggunakan bantuan aktifitas fisik ,kognisi,social dan spiritual untuk meningkatkan frekuensi dan durasi dari aktivitas kelompok.

Aktivitas-aktivitas 1. perimbangkan kemampuan

jam diharapkan dapat

klien dalam berpartisipasi

memenuhi criteria hasil :

melalui aktifitas spesifik.

yang harus ataupun ingin dilakukan.

1. menunjukkan nafsu

2.

bantu pasien

makan yang normal dari

mengeksplorasi tujuan

skala 1 ditingkatkan

personal dari aktifitas-

menjadi skala 3

aktifitas yang biasa dilakukan (misalnya

2. menunjukkan tingkat

bekerja) dan aktivitas-

energy yang stabil dari skala 1 ditingkatkan

aktivitas yang disukai. 3. bantu pasien untuk tetap

menjadi skala 3

fokus pada kekuatan (yang

3. menunjukkan

dimilikinya) dibandingkan

kemampuan untuk

dengan kelemahan (yang

menyelesaikan

dimilikinya).

tugas sehari-hari

4.

bantu klien untuk

dari skala 1

mengidentifikasi dan

ditingkatkan

memperoleh sumber-sumber

menjadi skala 3.

yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas yang diinginkan. 5. bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang bermakna 6.

instruksikan pasien dan keluarga untuk melaksanakan aktivitas yang diinginkan maupun yang (telah) diresepkan.

7.

sarankan metode-metode untuk meningkatkan aktifitas fisik yang tepat.

(00002)

(1008). Status Nutrisi :

Ketidakseimbangan

Asupan Makanan dan

nutrisi: kurang dari

Cairan

kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient.

(1120). Terapi Nutrisi Definisi : pemberian makanan dan cairan untuk membantu proses

Definisi : Jumlahn

metabolic pada pasien malnutrisi

makanan dan cairan yang

atau (pasien) yang resiko tinggi

masuk kedalam tubuh lebih mengalami malnutrisi. dari suatu periode 24 jam.

Definisi : asupan nutrisi

Setelah dilakukan tindakan

tidak cukup untuk

keperawatan selama 3x24

memenuhi kebutuhan

jam diharapkan dapat

metabolic.

memenuhi Kriteria Hasil :

Aktivitas-aktivitas : 1. Lengkapi pengkajian nutrisi, sesuai kebutuhan. 2. Monitor intake makanan/cairan dan hitung

1. Asupan makanan secara oral dari skala 1 ditingkatkan menjadi skala 3

masukan kalori perhari, sesuai kebutuhan. 3. Sediakan (bagi) pasien makanan dan minuman bernutrisi yang tinggi

2. Asupan makan

protein, tinggi kalori dan

secara tube feedling

mudah dikonsumsi, sesuai

dari skala 1

kebutuhan.

ditingkatkan menjadi skala 3 3. Asupan cairan secara oral dari skala 1 ditingkatkan menjadi skala 3 4. Asupan cairan

4. Kaji kebutuhan nutrisi parenteral.

BAB III PENUTUP A. simpulan

DHF merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, biasanya menyerang anak di bawah usia 15 tahun dan dapat menimbulkan kematian. B. saran Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa keperawatan dapat mempelajari dan memahami lebih detail mengenai DHF.

Daftar Pustaka

Nanda internasional 2015.Diagnosis keperawatan definisi &klasifikasi,20152017.Edisi 10.penerbit buku kedokteran EGC:jakarta

Bulechek ,gloaria 2016 nursing intervention clasification(NIC). Edisi keenam . CV.Macomedia Moorheade,sue dkk.2016.nursing intervention clasification(NOC).Edisi kelima.CV Macomedia Ginanjar, Genis. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka Tamza, R. B., Suhartono., Dharminto. 2013. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Bandar Lampung. Jurnal kesehatan masyarakat, vol.2, no.2 Astuti, Risma., Samsul Bahri, Teuku., 2018. Health Behavior In Preventing Dengue Hemoragic Fever. JIM FKEP, vol.3, no.3

Related Documents

Anak-anak
May 2020 56
Anak Anak
May 2020 46
Anak
October 2019 50
Anak
June 2020 42
Anak
November 2019 56

More Documents from ""