RESUSITASI BAYI BARU LAHIR No. Dokumen :051/SOP/C/I/2016 SOP
No. Revisi Tgl. Terbit Halaman
: : :
dr.Amtsyir Muhadi,M.Adm.Kes NIP. 19750323 200701 1 021
PUSKESMAS SULILI
Resusitasi adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, 1. Pengertian
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya
2. Tujuan
Memberikan ventilasi yang adekuat
Membatasi kerusakan serebi
Menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya
Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri
3. Kebijakan
4. Referensi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 1. Petugas memotong tali pusat sambil memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayi mengalami masalah sehingga perlu dilakukan tindakan resusitasi, minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan minta mereka ikut membantu mengawasi ibu.
5. Prosedur/Langkahlangkah
2. Petugas menjaga bayi tetap hangat, atur posisi bayi, isap lendir, keringkan dan rangsang taktil, reposisi. 3. Petugas memposisikan kepala bayi pada posisi menghidu yaitu kepala sedikit ekstensi dengan mengganjal bahu (gunakan handuk/ kain yang telah disiapkan dengan ketebalan sekitar 3 cm dan dapat disesuaikan).
4. Petugas membersihkan jalan napas dengan mengisap lendir di mulut sedalam <5 cm dan kemudian hidung (jangan melewati cuping hidung). 5. Petugas mengeringkan bayi (dengan sedikit tekanan) dan gosok muka/ dada/ perut/ punggung bayi sebagai rangsangan taktil untuk merangsang pernapasan. Ganti kain yang basah dengan kain yang bersih dan kering. Selimuti bayi dengan kain kering, Bagian wajah dan dada terbuka. 6. Petugas mereposisikan kepala bayi dan nilai kembali usaha napas. 6. Bagan alir memotong tali pusat sambil memberitahu ibu & keluarga bahwa bayi mengalami mslh hingga perlu dilakukan tindakan
Jaga bayi tetap hangat, atur posisi bayi, isap lendir, keringkan dan rangsang taktil, reposisi
resusitasi
Bersihkan jalan napas dengan mengisap lendir di mulut sedalam <5 cm dan kemudian hidung (jangan melewati cuping hidung).
Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan) dan gosok muka/ dada/ perut/ punggung bayi sebagai rangsangan taktil untuk merangsang pernapasan. Ganti kain yang basah dengan kain yang bersih dan kering. Selimuti bayi dengan kain kering, Bagian wajah dan dada terbuka.
7. Unit terkait
Kamar bersalin,poskesdes, pustu
Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu yaitu kepala sedikit ekstensi dengan mengganjal bahu (gunakan handuk/ kain yang telah disiapkan dengan ketebalan sekitar 3 cm dan dapat disesuaikan).
Reposisikan kepala bayi dan nilai kembali usaha napas.