Referensi
Asuhan Keperawatan Space Occupying Lesion (SOL). 2015. Dapat diakses di : http://www.ilmukeperawatan.info/2015/10/asuhan-keperawatan-space-occupying.htmlixzz4NRbuxDMX (diakses pada 19 Oktober 2016) Hartati, Sri. 2016. Asuhan Keperawatan Space Occupying Lesion (SOL). Bahan Ajar. Jatinangor : Program S1 Keperawatan UNPAD
Nama : Ayu Widyastuti
NPM : 220110140050 Resume SOL (Space Occupying Lesion)
DEFINISI
SOL merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kuntusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intra kranial. ( Long, C 1996 ; 130 ) Lesi tersebut dapat ditemukan pada bagian-bagian otak seperti, cerebrum, cerebellum, pons, medulla oblongata, hipotalamus.
ETIOLOGI
1. Neoplasma : Tumor atau Kanker 2. Inflamasi : abses dan tuberculom a 3. Parasitic 4. Traumatic : Haematoma 5. Congenital
MANIFESTASI
PENGKAJIAN
Tanda gejala umum yang dapat timbul berupa penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual dan muntah, papil edema, kejang, kelemahan anggota gerak, stats mental dan demam (lesi karena tuberculoma).
Pengkajian pada SOL berupa : Cek kesadaran (GCS). Menanyakan keluahan utama menggunankan metode PQRST. Riwayat penyakit dahulu : neoplasma, abses, dan trauma. Riwayat penyakit keluarga : neoplasma. Riwayat sosial : pekerjaan yang terpapar radiasi.
Tanda dan gejal menurut lokasi adanya lesi adalah a. Lobus prontal (disfagia, hemiparesis, dan perubahan kepribadian) b. Lobus parietal (disfagia, agrapia, dll) c. Lobus midbrain (ganguan memuka dan menutup mata secara spontan, amnesia, dan somnolen) d. Lobus oksipital (gangguan lapng pandang dan penglihatan) e. Lobus cerebellum (ataksia, koordinasi keseimbangan, dan susah bicara) f. Lobus hipotalamus (ganguan fungsi endokrin)
Riwayat pengobatan : kemoterapi dan radioterapi. Pengkajian psikososio-spiritual : perubahan kepribadian. Kaji nilai MAP, ICP dan CPP.
MASALAH DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG Pemeriksaan fisik pada SOL seperti : Pemeriksaan saraf kranial (I-XII). Pemeriksaan koordinasi : tes jari hidung dan pronasisupinasi. Pemeriksaan system sensorik : raba, nyeri, dan suhu. Pemeriksaan system motorik : bentuk otot, tonus otot, dan kekukatan otot. Pemeriksaan reflex : tendon, permukaan kulit, patologis (Babinski). Pemeriksaan fungsi luhur : intelektual, memori, bicara, dan bahasa. Dan pemeriksaan system saraf otonom : sekresi, miksi, dan defekasi.
Masalah Keperawatan : a. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b. Nyeri akut/kronis Intervensi: a. -
Pantau TTV Posisikan head up 30o Berikan O2 yang adekuat Hindari batuk dan mengedan Kolaborasi pemberian anti inflamasi
b. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan CT-Scan dan MRI (memperlihatkan lebih jelas lokasi lesinya), biopsy, tes darah, angiografi.
-
Manajemen nyeri Observasi penyebab nyeri Kolaborasi pemberian analgetik