Definisi • Stroke adalah gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh, karena pasokan darah ke otak terganggu, yang terjadi secara cepat dan berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian.
Klasifikasi • Stroke Iskemik : • Gangguan suplai darah ke bagian otak : atherosklerosis atau bekuan darah • Bekuan darah : trombus atau emboli
• Stroke Hemoragik : • Pecahnya pembuluh darah di otak menghambat aliran darah dan menyebabkan rembesan darah pada area otak • Area pembuluh darah yang pecah mengalami vasokonstriksi dan membentuk trombus oklusi baru
Faktor Resiko • Non modifiable :
• Gender • Umur • Ras • Hereditas • Modifiable :
• Life style (konsumsi alkohol, rokok, obesitas, diet tinggi lemak, penyalahgunaan obat) • Penyakit : • Penyakit jantung • Diabetes mellitus • Hipertensi
• hiperkoagulasi
KASUS Tn. T, 51 tahun, BB 80 kg, TB 160 cm., datang ke rumah sakit diantar keluarganya karena tiba tiba tangan dan kaki kanannya tidak dapat digerakkan saat sedang menonton televisi. Saat dikaji, TD 160/100, HR 90x/menit RR 20x/menit. Suara pasien tidak jelas, dengan bahasa isyarat, pasien menyatakan ingin minum karena haus. Sejak dirumah pasien mencoba minum tapi selalu tersedak. Istri pasien menyatakan Tn T senang makan makanan berlemak dan merokok sejak 10 tahun yang lalu. Tn T tidak pernah berolahraga karena menurutnya olahraga C hanya membuang waktu saja.. Anak pasien menyatakan ke perawat ingin bertemu dokter. Sang anak menyatakan ingin membawa ayahnya pulang dan membawa ke orang pintar di desanya. Ayahnya sakit kemungkinan karena diguna – guna. (stroke iskemik thrombus)
Pengkajian Fisik
PERSIAPAN • Mengucapkan salam dan Memperkenalkan diri kepada pasien • Pasien diberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan • Pasien diminta persetujuannya untuk dilakukan pengkajian • Cuci tangan • Siapkan alat-alat • Tutup tirai untuk privacy pasien dan atur pencahayaan • Cuci tangan lagi dan pakai sarung tangan jika dibutuhkan
1. Anamnesa
• Identitas Pasien - Nama : Tn. T
- Umur : 51 Tahun
- Jenis Kelamin : L • Keluhan Utama Tiba-tiba Tangan dan kaki tidak dapat digerakkan • Keluhan Lain Selalu tersedak jika minum • Riwayat Kesehatan Sekarang (metode PQRST) Provokatif dan Paliatif (Tidak dapat dikaji), Qualitas (Tidak dapat dikaji), Range (Tangan dan kaki sebelah kanan), Skala (Tidak dapat dikaji), Time (Sejak kapan tangan dan kaki Tn.T tidak dapat digerakan?)
• Riwayat Kesehatan Dahulu - Riwayat merokok (10 tahun) - Hipertensi ? - Obesitas ? • Riwayat Kesehatan Keluarga - Hipertensi, DM, Stroke ? • Pola Kebiasan Sehari-hari - Pola Asupan Makanan/Cairan senang makan makanan berlemak - Pola Aktivitas tidak pernah berolahraga
2. Pemeriksaan Fisik
BB 80 kg
TB 160 cm • TTV - TD : 160/100 mmHg - HR : 90 x/menit - RR : 20 x/menit • Kesadaran Umum GCS E4M6Vp - E4
: Pasien
sadar (membuka mata)
- M6
: mengikuti perintah
- Vp
:paralysis (kelumpuhan) tidak bisa dikaji
• B2 (Blood) - TD : 160/100 (Hipertensi)
- HR : 90 x/menit • B5 (Bowl)
-kesuliatan menelan -nafsu makan, konstipasi, mual dan muntah?
• B6 (Bone) - Hemiplagia (ada) - Kesulitan beraktifitas
• Fungsi Serebral - Kemampuan bahasa Verbal (bicara) tidak jelas, namun masih bisa mengerti apa yang dibicarakan orang lain. - Status mental Penampilan, ekspresi wajah, gaya bicara (tidak jelas dan memakai isyarat) - Intelektual Memori (adakah penurunan ingatan?) • Hemisfer Kiri
- Perilaku lambat - Kelainan bidang sebelah kanan - Disfagia global : sulit menelan - Aphasia : sulit bicara
• Kaji Saraf Kranial N 7, 12 , 9, 10 • Kaji Sistem Motorik - Inspeksi umum
: ada paralysis (Hemiplagia kanan)
- Pergerakan otot ekstremitas menurun - Kekuatan otot
:0
• Kaji Refleks Profunda dan Patalogik
• Kaji Sistem Sensorik - Penurunan sensitifitas pada salah satu sisi tubuh
Pemeriksaan Penunjang • CT-Scan : untuk mengetahui apakah adanya edema, haematoma, dan ishkemia • MRI :Menunjukan lebih jelas jika ada edema, haematoma, daerah infak • Angiografi serebral : membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik • Pungsi lumbal : menunjukan adanya tekanan normal, biasanya ada thrombosis, emboli serebal • Pemeriksaan kolesterol
Patofisiologi Stroke
Masalah Keperawatan 1.
Hambatan mobilitas fisik b.d Hemiparesis
2.
Gangguan Menelan b.d penurunan fungsi nervus vagus/hilangnya refluks
3.
Defisit pengetahuan keluarga
1. Gangguan Menelan b.d penurunan fungsi nervus vagus/hilangnya refluks DO : DS : setiap minum selalu tersedak Tujuan : Setelah dilakukan Kritria hasil : - Dapat mentoleransi ingesti makanan atau minuman tanpa tersedak atau aspirasi - Kebutuhan cairan terpenuhi Intervensi : - Memantau tingkat kesadaran pasien, reflex muntah, dan kemampuan menelan - Memonitor status paru, menjaga/mempertahankan jalan nafas - Lakukan pemasangan infus dan NGT untuk pemenuhan cairan dan nutrisi - Posisi kan pasien semifowler - Kolaborasi terapi trombolitik dan anti koagulan
Intervensi 1. Hambatan mobilitas fisik b.d Hemiparesis DO : (perlu dikaji tentang tonus dan kekuatan otot) DS : Hemiplegia Kanan Tujuan : dapat melakukan aktivitas secara minimum Kriteria hasil : Peningkatan kekuatan dan fungsi tubuh bagian yang tidak dapat digerakan Mendemonstrasikan perilaku yang me Intervensi : - Monitoring TTV pasien - Bantu atau ajarkan keluarga bagaimana merubah posisi
- Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi - Konsultasikan dengan terapi fisik tentang ambulasi
2. Gangguan Komunikasi Verbal b.d gangguan sirkulasi serebral DO : (perlu dikaji) DS : keluarga pasien mengatakan suara pasien tidak jelas, dan menggunakan bahasa isyarat Tujuan : Komunikasi verbal meningkat
Kriteria hasil : Suara pasien dapat dipahami sedikit Pasien dapat mengatakan keinginan nya secara verbal Intervensi : - Kaji kemampuan komunikasi pasien - Ajarkan teknik untuk memperbaiki cara bicara - Intruksikan pasien untuk bicara lambat dan dalam kalimat pendek
Legal Etik • Care Giver memberikan pelayanan yang terbaik, memberikan intervensi yang tepat • Educator menejaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit stroke, dan pentingnya olahraga, tekankan pentingnya pengetahuan akan spiritual • Advokat memastikan pasien mendapatkan pelayanan terbaik sehingga keluarga pasien percaya dengan pelayanan rumah sakit • Autonomi perawat memberikan kebebasan pasien dalam memilih pengobatan , menghargai budaya pasien