1. Pengertian Antibiotika adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik merupakan obat daftar G (pemakaiannya berdasarkan resep dari dokter). 2. Contoh obat Antibiotika -
Amoxicilin
-
Ciprofloxacin
-
Choramphenicol
-
Cotrimoxazol
-
Tetraciclin
3. Efek Samping -
Resistensi bakteri (bakteri menjadi kebal)
-
supra infeksi
-
mual, muntah
-
diare
-
gigi kuning/rusak
-
gangguan kulit
4. Faktor – faktor penyebab meningkatnya resistensi terhadap antbiotik -
Penggunaannya yang kurang tepat (irrasional) : terlalu singkat, dalam dosis yang terlalu rendah, diagnosa awal yang salah
-
Pengetahuan pasien yang kurang tentang penggunaan antibiotika Kecenderungan pasien dengan kemampuan financial yang baik akan meminta diberikan terapi antibiotik yang paling baru dan mahal meskipun tidak diperlukan. Bahkan pasien membeli antibiotika sendiri tanpa peresepan dari dokter (self medication). Sedangkan pasien dengan kemampuan financial yang rendah seringkali tidak mampu untuk menuntaskan regimen terapi.
-
Jumlah resep yang diberikan klinisi meningkat ketika diagnose awal belum pasti.
-
Perilaku hidup sehat : terutama bagi tenaga kesehatan, misalnya mencuci tangan setelah memeriksa pasien atau desinfeksi alat-alat yang akan dipakai untuk memeriksa pasien.
-
Penggunaannya untuk hewan dan binatang ternak : antibiotik juga dipakai sebagai suplemen rutin untuk profilaksis atau merangsang pertumbuhan hewan ternak. Bila dipakai dengan dosis subterapeutik, akan meningkatkan terjadinya resistansi.
-
Promosi komersial dan penjualan besar-besaran oleh perusahaan
farmasi serta
didukung pengaruh globalisasi, memudahkan jumlah antibiotika yang beredar mudah diakses masyarakat luas. -
Kurangnya penelitian yang dilakukan para ahli untuk menemukan antibiotika baru
-
Lemahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam distribusi dan pemakaian antibiotika. Misalnya, pasien dapat dengan mudah mendapatkan antibiotika . Selain itu juga kurangnya komitmen dari instansi terkait baik untuk meningkatkan mutu obat maupun mengendalikan penyebaran infeksi (Kemenkes RI, 2011).
5. Upaya mencegah terjadinya resistansi bakteri terhadap antibiotic -
Mendorong penggunaan antibiotik secara rasional ( antibiotik hanya diberikan untuk indikasi yang jelas)
-
Mengurangi penggunaan yang tidak perlu, baik untuk profilaksis, maupun terapi, terakhir, proses seleksi antibiotik termasuk dosis, frekuensi, dan lama pemberian harus dilakukan secara lebih seksama untuk meningkatkan efektivitas antibiotik dalam menanggulangi inveksi
-
Edukasi dan training pasien juga merupakan hal penting untuk dilakukan. Pesan akan diterima dengan baik apabila disampaikan oleh pemimpin lokal atau orang yang dianggap berpengaruh (Bisht et al, 2009). Pesan dapat disampaikan melalui berbagai media misalnya melalui iklan di televisi, radio, koran. Perlu disebarluaskan bahwa tidak semua jenis penyakit dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik. Kalaupun perlu, pemakaian antibiotik harus sesuai dengan instruksi dokter baik dosis maupun rentang terapinya.
-
Perlunya sosialisasi generasi muda sejak dini terhadap bahaya resistansi antibiotik melalui pembelajaran di kelas, kegiatan PMR, KIR, sosial media yang sering di akses oleh kalangan muda.
Daftar Pustaka Eka Rahayu Utami, Antibiotika, Resistansi, Dan Rasionalitas Terapi, Jurnal Sainstis. Volume 1, Nomor 1, April – September 2012 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Bisht, et al, 2009. Antibiotic resistance- A global issue of concern. Asian jurnal of pharmaceutical Vol. 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resisten