Resensi Film Knowing

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resensi Film Knowing as PDF for free.

More details

  • Words: 1,226
  • Pages: 3
RESENSI FILM KNOWING Sebuah penggalian yang dilakukan di sebuah sekolah menemukan barang-barang dari masa lalu yang memang sengaja dikubur untuk ditemukan orang-orang di masa yang akan datang. Salah satu dari hasil temuan itu adalah deretan angka yang dibuat oleh seorang anak lima puluh tahun yang silam. Semula deretan angka itu terlihat seperti deretan angka acak namun ternyata di balik deretan angka itu tersimpan sebuah misteri. Caleb Koestler (Chandler Canterbury), putra John Koestler (Nicolas Cage) membawa temuan itu dan menunjukkan pada ayahnya yang memang adalah seorang ahli astrofisika. Setelah meneliti deretan angka tersebut, John menyadari ada sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh si penulis dan ternyata di dalam deretan angka itu juga tersimpan sebuah fakta yang menakutkan. Dalam deretan angka itu tersimpan beberapa catatan kejadian selama lima puluh tahun terakhir. Artinya, saat deretan angka itu ditulis, sang penulis tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Meski semula tak percaya, namun John akhirnya mau tak mau merasa khawatir bahwa ramalan yang tertulis dalam deretan angka itu memang akan benarbenar terjadi. Dan yang paling menakutkan adalah ramalan yang menyebutkan bahwa tak lama lagi ras manusia akan punah. Kini John punya dua pilihan: membiarkan itu semua terjadi secara wajar atau berusaha untuk menentang takdir dan menyelamatkan seluruh umat manusia dari kepunahan seperti yang digambarkan dalam ramalan dari masa lalu itu. Masalahnya, adakah orang yang percaya pada kata-kata John atau John harus menjalankan misi mulia ini seorang diri. Ide akhir dunia memang tergolong ide klasik. Bila Anda sempat melihat ARMAGEDDON yang dibintangi Bruce Willis di tahun 1998 lalu, kurang lebih ide itu juga yang coba diangkat lewat film ini. Bedanya mungkin adalah adanya pembauran antara pendekatan ilmu pengetahuan dan pendekatan agama yang disatukan dalam film berdurasi 121 menit ini. Mungkin Alex Proyas, sang sutradara, mencoba merangkul kaum agamis untuk bisa menikmati film ini dari sisi pandang mereka juga. Sebenarnya ide Alex ini tak salah. Sayangnya dalam penuangannya jadi terasa sedikit mengganjal. Alex mencoba play safe dengan tidak berusaha menyebut agama secara terangterangan tapi tetap saja penonton akan terbawa ke konotasi yang satu ini karena Alex memasukkan beberapa clue yang mengarah ke sana. Soal special effect, sebenarnya tak ada yang baru tapi Alex menggunakannya dengan cara yang cukup efektif sehingga tak berkesan basi sementara dari soal akting, agaknya tak terlalu ada masalah yang cukup parah. Satu yang patut disayangkan justru adalah Nicolas Cage yang belakangan jadi sering terjebak bermain dalam film-film yang malah merusak image yang ia bangun sejak ia bermain dalam VAMPIRE'S KISS.

RESENSI FILM KNOWING BAGAIMANA rasanya bila Anda bisa melihat apa yang tak terekam di mata orang lain, mendengar yang tidak didengar orang lain dan merasakan apa yang tidak dirasakan orang lain? Anda merasa sesuatu akan terjadi, tapi Anda tidak tahu itu apa. Apakah itu sixth sense atau halusinasi belaka? Gadis sekolah dasar di Massachusetts, pada tahun 1959, bernama Lucinda Embry, buta tentang masa depan. Namun dialah kunci prediksi kehancuran bumi alias kiamat. Lucinda dikenal sebagai murid yang misterius, tampangnya menyedihkan, muram dan tak banyak bicara. Sosok terasing di kelas. Namun, dia punya rahasia yang membuat seluruh hidupnya penuh tanda tanya. Suatu hari, sekolah Lucinda mengadakan acara mengubur sebuah kapsul waktu. Kapsul yang akan dibuka kembali 50 tahun kemudian itu penuh dengan amplop. Dalam amplop-amplop itu berisi gambar anak-anak era 50-an tentang masa depan. Anehnya, bukan gambar yang dicoretkan Lucinda dalam kertas, melainkan angka acak. Dia menuliskan angka-angka dengan sangat cepat, sampai-sampai gurunya, Ms Taylor, merampas kertas itu. Jangan salah! Bukannya Lucinda maniak angka, dia hanya menulis menuruti bisikan-bisikan di telinganya yang tak terdengar orang lain. Saat penguburan kapsul waktu, Lucinda tiba-tiba lenyap. Dia menghilang. Semua orang mencarinya. Petugas sekolah pun dikerahkan. Ms Taylor akhirnya menemukan Lucinda. Gadis kecil itu berada di lemari dalam kondisi mengenaskan, jemarinya berlumuran darah. Tahun 2009, saatnya kapsul waktu diangkat dari kubur. Semua murid saling berebut amplop. Caleb, salah satu murid, mendapat amplop milik Lucinda. Awalnya, ayah Caleb, John Koestler menilai amplop itu hanya keisengan anak-anak masa lalu. Namun, Caleb coba meyakinkan, amplop itu mungkin saja berguna. Penasaran, John yang berprofesi sebagai seorang profesor itu kemudian menelaah setiap digit acak yang tertera dalam kertas tua tersebut. Mengandalkan googling, John sadar angka-angka itu bukan angka biasa. Angka-angka itu tepat merujuk pada sejumlah tragedi yang memakan korban luar biasa, termasuk peristiwa naas yang merenggut istrinya, ibunda Caleb, hingga membuat John tidak percaya Tuhan. Setelah hari itu, kehidupan ayah-anak tersebut berubah. Tinggal tiga musibah yang belum terjadi pada 2009. Bagaimana John mengatasi keadaan ini? Sementara Caleb yang tuna rungu sejak lahir harus mendengar bisikan-bisikan, sebagaimana yang didengar Lucinda. John khawatir sekaligus ketakutan, Caleb bakal jadi korban angka berikutnya. Tapi dia tidak mungkin melepaskan diri dari takdir ini. Setelah berjuang sekuat tenaga, menelusuri musibah serta menyusuri kembali jejak Lucinda Embry, John mendapatkan jawaban. Knowing adalah sebuah novel karya Ryne Douglas Pearson, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk film di bawah arahan sutradara Alex Proyas. Film yang dirilis kali pertama pada 20 Maret 2009, ini akrab dengan nuansa thriller yang cukup suram. Boleh dibilang, hampir semua penokohan dalam cerita menguras emosi dan kegelisahan. Inti dari pesan yang ingin disampaikan penulis agaknya tidak jauh beda dari film The Eye. Namun, film yang dibintangi Nicolas Cage ini unggul di tingkat kedalaman kisah. Betapa tidak, Pearson berani mengangkat sisi spiritualitas yang selama ini identik dengan dunia Timur. Dia menggabungkannya dengan derajat ilmiah, teknologi, dan pola pikir realistis ala dunia Barat. Tapi, Knowing bukanlah film hantu. Pearson sukses menyelundupkan ide sekaligus mendekonstruksi kebenaran tentang sejarah penciptaan alam semesta. Estetika berpikir penulis seakan membongkar paksa pemahaman individu terhadap realita dan kebenaran sejarah peradaban. Bahwa semua yang terjadi di dunia sudah tertulis, tercatat rapi: yang lahir, yang mati, yang datang dan yang pergi. Dan hanya ‘yang terpilih’-lah yang akan menciptakan generasi baru setelah memakan buah Khuldi. Anda boleh percaya, boleh pula tidak. Karena ini cuma film, hanya cerita: rekonstruksi dari konstruksi atas realitas, yang bisa jadi Anda yakini, bisa pula tidak

Film

:Knowing

Tahun

: 2009

Pemain

: Nicholas Cage, Chandler Canterbury,Lara Robinson

Sutradara

: Alex Proyas

Apa yang akan dilakukan jika seseorang mengetahui persis kapan dan dimana suatu musibah akan terjadi? Caleb Kroestler(Chandler Canterbury) menerima surat yang berisikan angka angka pada acara pembukaan "kapsul waktu" di sekolahnya. Setiap murid mendapatkan satu buah surat yang dituliskan murid murid sekolah tersebut 50 Tahun yang lalu. Caleb tidak mengembalikan surat tersebut, ia memperlihatkannya ke sang ayah John Kroestler(Nicolas Cage), seorang dosen di MIT yang tidak percaya akan adanya suatu "kebetulan". John kemudian bermain dengan angka angka tersebut dan menemukan suatu fakta yang sangat mengejutkan. Hamparan angka yang tampaknya berantakan tersebut justru menyebutkan dengan jelas kapan ,dimana dan berapa korban jiwa dari suatu musibah global.Ada dua kejadian pada angka tersebut yang belum terjadi. Sayangnya angka tersebut tidak diselesaikan oleh Lucinda(Lara Robinson), murid yang 50 tahun lalu menuliskannya. Film genre Sci-Fiction ini dibumbui dengan special effect yang istimewa, walaupun sound effect yang ada sepertinya terlalu berlebihan dan memekakkan telinga. Special effect yang hadir cukup memanjakan mata. Tak lepas dari peran Nicholas Cage sebagai seorang orang tua tunggal yang sangat bagus dimainkan olehnya , akting dari Chandler Canterbury sepertinya belum sanggup menggugah perasaan penonton. Apalagi jika dibandingkan dengan akting dari Lara Robinson yang memainkan peran ganda. Dari segi alur cerita , akhir dari cerita ini justru menjadi salah satu bagian yang merusak 'keindahan' dari film ini. Kesimpulan yang kesannya dipaksakan akan satu pertanyaan mendasar sepanjang cerita ,menjadikan film ini hanya satu dari sekian banyak film standar hollywood sana.

Related Documents

Resensi Film Knowing
June 2020 0
Resensi
July 2020 16
Resensi
November 2019 34