Rencana_stratejik-converted.docx

  • Uploaded by: RSIA AMANAH
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rencana_stratejik-converted.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 11,506
  • Pages: 65
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH TAHUN ANGGARAN 2011-2015

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

RSIA Amanah

1

KATA PENGANTAR

Menyikapi perubahan paradigm penyelenggaraan pemerintahan yang dahulu cenderung bersifat sentralistik menjadi pemerintahan desentralistik dengan ditan dai oleh pemberian otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah. Selain itu pula diarahkan agar penyelenggaraan pemerintahan mengacu pada good governance dan clean governance dimana keterlibatan semua pihak baik pemerintah, sector public maupun masyarakat sebagai komponen utama yang berperan secara aktif dan sejajar sebagai mitra dalam pembangunan. Demi mew ujudkanhaltersebutdiperlukanupayaterpadudansinergis untukmenciptakanpemerintahan

yang baik

danbersih, masyarakatmajudanmandirisertaduniausaha yang tangguh.Pemerintah yang

baikdanbersihmemilikiciri



ciriefisien,

efektifdemokratis,

partisipatif,

transparan, akuntabeldanberlandaskankerangkahukum yang fair. Sesuaidengansemangatotonomidaerah, makainisiatifdankreasimasyarakatbesertaPemerintah

Daerah

harusterusdikembangkandandilaksanakandalambentuknyatasesuaidengankondisid aerahmasing – masing.Sesuaiperencanaanpembangunanjangkamenengah Daerah Kabupaten

Bandung

kebutuhandasarmanusia

yang yang

diarahkanpadaterpenuhinyakebutuhan semuanyabermuarapadaIndeks



Pembangunan

Manusia ( IPM ) yang merupakan gabungandaritigakomponenpokokyaitupendidikan, kesehatandandayabelimasyarakat. Kami mencobamenyusunRENSTRA (Rencana Stratejik)RSIA Amanah

RSIA Amanah

2

tahun

2011-2015,namun

kami

menyadaridengansegalaketerbatasan

adasehinggadalampenyusunanlaporanRENSTRA

RSIA Amanah

yang RSIA

3

Amanah inimasihjauhdariharapan,

olehkarenaitu

kami

mengharapkanadanya

saran, kritikdanpetunjukdalam pembuatan RENSTRA yang akan datang DemikianRencana Stratejik tahun 2011-2015ini kami buat, mudah mudahandapatdigunakansebagaibahanatauacuanuntukperencanaanpembangunan pemerintahKabupaten

Bandung,khususnya

RSIA

Amanah diwaktu

yang

akandatang.

Amanah ,

13 Juli 2011

DIREKTUR RSIA AMANAH KABUPATEN BANDUNG

Dr.H.KUSMAWANDARDJA ,Sp.PK Pembina Tk.I NIP. 19570720 198703 1 004

RSIA Amanah

4

DAFTAR ISI HA

L

PENGANTAR,……………………………………………………………………………........

DAFTAR ISI, …………………………………………………………………

i

iii

BAB I PENDAHULUAN,…………………………………………………………………….. 1.1 1.2 1.3 1.4

1

Latar Belakang, …………………………………………………….. Landasan Huku ………………………………………………….......... Maksud Dan Tujuan ………………………………………….. Sistimatika Penyusunan ..........................................................

1 2 4 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD, ……………………………………………………

7

2.1 2.2 2.3 2.4

Tugas Fungsi Dan Struktur Organisasi, ………………………… Sumber Daya SKPD ………………………………………………….......... 11 Kinerja Pelayanan SKPD ………………………………………….. 15 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD .......... 21

7

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, ……………… 28 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Dan Pelayanan SKPD, ………………………… .............................................. 28 3.2 Telaahan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih …………………………………………………............ 29 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi / Kabupaten/ Kota ...... 31

RSIA Amanah

5

3.4 3.5

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ................................................... 35 Penentuan Isu-Isu Strategis ............................................... 36

BAB IV VISI MISI,TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN ...... 37 4.1 Visi Dan Misi SKPD .............................................................. 37 4.2 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ................ 39 4.3 Strategi dan Kebijakan ................................................... 41 BAB IV RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF .................... 43

iii BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ............................................................................... 45 BAB VII PENUTUP. ............................................................................................. 64 LAMPIRAN – LAMPIRAN 1. LAMPIRAN 2.1 2. LAMPIRAN 4.1 3. LAMPIRAN 4.2 4. LAMPIRAN 5.1

RSIA Amanah

6

Iv BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang telah memiliki Kepala Daerah periode 2011 – 2015 melalui pemilihan langsung wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 ( lima ) tahun kedepan. Ketentuan tersebut sejalan dengan undang – undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, undang – undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

RSIA Amanah

7

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung 2011 – 2015 merupakan arah Pembangunan yang ingin dicapai Daerah dalam kurun waktu masa bakti Kepala Daerah yang disusun berdasarkan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah terpilih, dimana kegiatan yang direncanakan sesuai dengan urusan Pemerintah dengan mempertimbangkan kemampuan Keuangan Daerah.

RPJMD Kabupaten Bandung mengintegrasikan rancangan RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD,serta masukkan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui konsultasi publik dan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2011-2015 sebagai penjabaran Visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih, juga berpedoman pada RPJMD Propinsi Jawa Barat, serta Kementerian/Lembaga yang terkait. Sedangkan tata cara penyusunan RPJMD Kabupaten Bandung mengacu pada peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang

Pelaksanaan

Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan , tatacara penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Sebagai salah satu SKPD Pemerintah Kabupaten Bandung, RSIA Amanah mepunyai kewajiban menyusun Renstra ( Rencana Strategis ) tahun 2011 – 2015 dan selanjutnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan RSIA Amanah selama kurun waktu lima tahun kedepan. Dokumen ini akan menjadi acuan RSIA Amanah untuk menyusun Rencana Kerja yang akan diselenggarakan setiap tahun sehingga kegiatan akan terarah dan tepat sasaran.

1.2

Landasan Hukum Landasan Hukum untuk menyusun Renstra RSIA Amanah

Kabupaten

Bandung tahun 2011-2015, sebagai berikut : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;

RSIA Amanah

8

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara; 6. Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan Nasional; 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 11. Peraturan

Pemerintah

Nomor

56

Tahun

2001

tentang

Pelaporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014; 16. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011; 17. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 19. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri , Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010; Nomor

0199/M

PPN/04/2010;

Nomor

PMK

95/PMK

07/2010,

tentang

Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

RSIA Amanah

9

dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014; 20. Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 21. Kepmendagri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD); 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat 2005 – 2025; 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2013; 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat: 25. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 Tahun 2005 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah; 26. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2013; 27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah di Kabupaten Bandung; 28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunaan Daerah; 29. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pedoman Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung; 30. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 31. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung; 32. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Ibu dan Anak Kabupaten Bandung;

RSIA Amanah

10

33. Peraturan Bupati Kabupaten Bandung Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak Kabupaten Bandung; 1.3

Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud dan tujuan disusunnya RENSTRA RSIA Amanah

ini diharapkan

secara keseluruhan dapat melaksanakan dan merencanakan “ Pelayanan yang bermutu “ yaitu pelayanan yang berkualitas yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat melalui : 1. Gambaran tentang hubungan serta keterkaitan Renstra RSIA Amanah

dengan

RPJMD Kabupaten Bandung; 2. Gambaran RSIA Amanah

Kabupaten Bandung yang meliputi tugas pokok dan

fungsi, struktur organisasi serta sumber daya yang dimiliki; 3. Keadaan kinerja pelayanan RSIA Amanah berupa capaian kinerja pada Renstra tahun 2005-2010 serta menganalisis tantangan dan peluang SKPD untuk lima tahun ke depan; 4. Menyamakan persepsi Visi dan Misi Kabupaten Bandung, Renstra Kabupaten, Renstra Propinsi, Visi Misi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Milenium Developmantal Goals (MDGs) sehingga bisa merumuskan isu-isu strategis. 5. Merumuskan Perencanaan Strategis RSIA Amanah

Kabupaten Bandung yang

berisikan Visi dan Misi, Prioritas Pembangunan yang terdiri dari Tujuan dan Sasaran Strategis, Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran serta Kebijakan Pemerintah Daerah; 6. Memaparkan program kerja dan kegiatan RSIA Amanah

serta pendanaannya

untuk periode 2011-2015. b. Tujuan Perencanaan Strategis inibertujuan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada RSIA Amanah

Kabupaten Bandung lima tahun ke depan sehingga

pelaksanaannya terarah dan tepat sasaran. 1.4

Sistematika Penulisan

RSIA Amanah

11

Adapun pembuatan Dokumen Rencana Strategis (Renstra) RSIA Amanah Kabupaten Bandung tahun 2011-2015 ini disusun ke dalam 7(tujuh) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN: Pada Bab Pendahuluan dipaparkan Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan dan diakhiri dengan Sistematika Penulisan Rencana Strategis. BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH

KABUPATEN BANDUNG : Dalam Bab ini diuraikan

mengenai Tugas,Fungsi dan struktur Organisasi, Sumber Daya yang dimiliki, serta Kinerja Pelayanan sasaran/target RSIA Amanah periode sebelumnya. BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI:Pada bab ini berisi uraian Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi, Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaah Renstra K/L dan Renstra Propinsi, Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan diakhiri Perumusan Isu-Isu Strategis.

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIDAN KEBIJAKAN : Dalam Bab ini dirumuskan Visi dan Misi Dinas, Tujuan dan sasaran Jangka Menengah, yang diakhiri perumusan Strategi dan Kebijakan Dinas.

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN

DAN PENDANAAN INDIKATIF : Dalam

Bab ini akan dikemukakan dijelaskan Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif. BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD: Pada Bab ini dikemukakan Indikator Kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

RSIA Amanah

12

BAB VII PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB II GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH 2.1.

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah

RSIA Amanah

adalah RSIA milik PEMDA Kabupaten Bandung

awalnya adalah Puskesmas yang dibangun tahun 1951 dan mulai dipergunakan Tahun 1955, karena perkembangannya menjadi Rumah sakit Tipe – D sejak Tahun 1980, dan pada Tahun 1988 Rumah Sakit mengalami transformasi menjadi Rumah Sakit Kelas – C karena telah memenuhi persyaratan sebagai sebuah Rumah Sakit dengan 4 Spesialisasi Dasar, sesuai dengan SK. Menkes No. 105/MENKES/SK/II/1988. Sesuai dengan Rencana Peningkatan dan Pengembangan Rumah Sakit dan hasil Studi Kelayakan Peningkatan Kelas “C” menjadi Kelas “B” maka melalui surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor 769/MENKES/SK/VI/2010 tentang peningkatan kelas RSIA Amanah Kabupaten Bandung pada tanggal 24 juni tahun 2010 telah ditetapkan menjadi Rumahh Sakit Umum Daerah Kelas “B”. Seiring dengan hal tersebut telah dilaksanakan pembangunan diberbagai bidang diantaranya yaitu Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat, rehabilitasi Gedung untuk ICU, dan rehabilitasi bangunan untuk gedung hemodialisa serta perencanaan pembangunan gedung rawat inap, Gedung Workshop, Gedung Asrama dan Pemagaran Rumah Sakit serta penunjang lainnya. RSIA Amanah dalam rancangan RENSTRA bisnis badan layanan umum daerah ( BLUD )-SKPD 2010 – 2014 , melalui surat keputusan N0 :900/kep.493-0rg/2009 tanggal 23 desember 2009 telah dibentuk menjadi Badan Layanan Umum ( B L U D ) setelah memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan lainnya yang telah ditentukan. Lokasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah di Jl. Cipaku No.87 terletak di kampung EbahDesa Cipaku Kecamatan Paseh dan RSIA ini lebih dikenal dengan sebutan RS. Ebah mempunyai luas tanah : 27.890 M2 dengan luas bangunan sekarang : 7.069 M2.

RSIA Amanah

13

Cakupan areanya meliputi kecamatan : Paseh, Amanah , Ciparay, Ibun, Pacet, Kertasari, Baleendah, Cikancung, Rancaekek, Cicalengka, dan Nagreg

dengan

batas sebagai berikut : -

Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Subang

-

Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten cianjur

-

Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten semedang

-

Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Garut

Namun akses ke RSIA Amanah sendiri kurang lancar karena tidak terdapat jalur angkutan Kota yang melewati Rumah Sakit sehingga angkutan umum yang tersedia hanya Sado, Ojek dan Becak, disamping itudi mulut jalan arah dari Barat menuju RS terdapat Pasar yang senantiasa padat dengan kemacetan lalulintas yang parah, hal tersebut sangat tidak menguntungkan bagi RSIA Amanah .

A. Tugas dan Fungsi A.1.

Tugas Pokok RSIA Amanah sebagai tempat pelayanan kesehatan mempunyai Tugas

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 BAB III Pasal 4 tentang Rumah Sakit yaitu yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan.

A.2.

Fungsi Untuk menjalankan tugas tersebut sebagaimana pasal 4 Juncto pasal 5

Undang – undang Rumah Sakit tahun 2009 mempunyai fungsi : a.

Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

RSIA Amanah

14

b.

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka penigkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan .

d.

Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Tugas pokok dan fungsi ini diringkas dalam struktur organisasi sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini

B. Struktur Organisasi

Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah

dipimpin oleh Direktur yang

membawahi satu orang Kepala Bagian Tata Usaha, tiga orang Kepala Bidang, tiga orang Kepala Sub.Bagian dan enam orang Kepala Seksi,seperti Bagan Struktur di bawah ini :

RSIA Amanah

15

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH

MENURUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

NO 5 TAHUN 2008

DIREKTUR

BAGIAN TATA USAHA

SUB.BAG.

SUB.BAG.UMUM DAN PERLENGKAPAN Dadang, AMK S.Sos

SUB.PROGRAM DAN KEHUMASAN

KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BIDANGKEUANGAN

BIDANG KEMEDIKAN

SEKSI RSIA ajalaya m REKAM MEDIK

SEKSI PERAWATAN RAWAT BIDANG INAP KEPERAWATAN

SEKSI PERAWATAN RAWAT JALANDANKHUSUS

SEKSI MOBILISASI DANA

15

SEKSI PELAYANAN DAN PENUNJANG MEDIK

JAB. FUNGSIONAL

SEKSI PENGELUARAN DAN AKUTANSI

RSIA Amanah

16

2.2.

Sumber Daya RSIA Amanah

2.2.1. Data Kepegawaian RSIA Amanah . A. Kepegawaian JENIS KETENAGAAN

PNS

NON PNS

MITRA

JUMLAH

Dokter Spesialis

14

3

4

21

Dokter Gigi Spesialis.

2

-

-

2

Dokter Gigi

1

1

-

2

Dokter Umum

14

22

9

45

Tenaga Struktural

14

-

-

14

Perawat

106

22

-

128

Paramedis Non Perawat

25

17

-

42

Perawat Gigi

2

-

-

2

Bidan

9

10

-

19

Tenaga Administrasi

66

18

1

85

Tenaga Instalasi

4

1

-

5

Pekarya.

13

-

34

47

Sopir

3

1

-

4

Satpam

-

-

10

10

272

83

58

425

JUMLAH

2.2.2 SARANA BANGUNAN Terdiri dari : I. Gedung Medical Record yang berada di lantai 2 (Dua) II.

Gedung Poliklinik, meliputi :  Lantai Dasar terdiri dari 12 ( dua belas ) Ruangan.  Lantai 2 terdiri dari 10 Ruangan.  Lantai 3 terdiri dari 10 Ruangan.

III. Gedung IGD, terdiri dari 2 ( dua ) Lantai IV. V.

RSIA Amanah

Gedung pelayanan Unit Hemodialisa Gedung Koperasi Karyawan RSIA Amanah

17

VI.

Gedung/ Ruang Perawatan, terdiri dari 10 Ruangan.

VII. Gedung / Ruang Jenazah. VIII. Gedung Laundry. IX. X.

Gedung IPAL. Gedung / Ruang Dapur ( Instalasi Gizi )

XI. Bangunan Mesjid XII. Gedung IPSRS XIII. Gedung Dokter Jaga. 2.2.3 SARANA TEMPAT TIDUR Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah mempunyai kapsitas tempat tidur sebanyak 215 Tempat Tidur, dengan lokasi :

-

Ruang kelas III Ruang Kelas II Ruang Kelas I Ruang VIP Ruang IGD ICU Hemodialisa Poliklinik

2.2.4 Fasilitas lain terdiri dari : -Listrik PLN

: 105 Kva

- Generator set

: - 65Kva - 110 Kva

- Air Bersih

: a. PDAM b. Artesis c. Sumur Gali

RSIA Amanah

18

-Telepon

: - 2 Saluran External - 41 Saluran Internal(FABX )

-Koperasi Rumah Sakit. -Kantin Rumah Sakit.

2.2.5 SARANA TRANSPORTASI, Terdiri dari : 1. Kendaraan Roda 4 (empat) ada 8 (delapan) unit, terdiri dari: - 5 Buah Kendaraan Operasional. - 2 Buah Kendaraan Ambulan. - 1 Buah Kendaraan Jenazah. 2. Kendaraan Roda 2 (Dua) ada 4 (Empat) Buah. 2.2.6 JENIS PELAYANAN YANG TERSEDIA

RSIA Amanah memberikan pelayanan kesehatan baik umum maupun spesialis dengan rincian sebagai berikut : 1.

Pelayanan Rawat Jalan

Setiap tahun kunjungan pasien pelayanan rawat jalan memiliki trend yang meningkat rata-rata sebesar 9% per tahun. Dengan demikian, dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat perlu penambahan tenaga. Adapun pelayanan rawat jalan RSIA Amanah adalah sebagai berikut :  Poli Penyakit Dalam  Poli Kesehatan Anak  Poli Penyakit Bedah  Poli Penyakit Kebidanan dan Kandungan  Poli Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT)  Poli Penyakit Saraf  Poli Penyakit Kulit dan Kelamin  Poli Penyakit Mata  Poli Kesehatan Jiwa  Poli Bedah Orthopaedi  Poli Klinik Gigi Spesialis : o

RSIA Amanah

Bedah Mulut

19

o

Orthodonti

 Poli Klinik Umum : o

Poli Klinik Umum Anak

o

Poli Klinik Umum Dewasa

o

Poli Klinik Gigi Umum

 Poli Klinik DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course)  Poli Klinik Tumbuh Kembang  Poli Klinik KB 2.

Pelayanan Rawat Inap

Admission rate di RSIA Amanah adalah 19% per tahun. Admission rate tertinggi terjadi pada pasien umum dan ruang perawatan (Kelas I). Jika dibandingkan dengan kapasitas TT, dimana jumlah TT pada Kelas III : II : I : VIP adalah 64 : 51 : 16 : 5 maka admission rate tersebut sudah maksimal sehingga diperlukan penambahan kapasitas tempat tidur agar pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan. 3.

Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam Dalam melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat, pelayanan IGD

menempati sebuah gedung yang terletak di sayap kanan bangunan utama Rumah Sakit , selain dilengkapi oleh peralatan yang cukup memenuhi standar juga didukung oleh SDM yang cukup terampil dibidangnya. 4.

Pelayanan Penunjang

Pelayanan penunjang di RSIA Amanah menunjukkan kinerja yang cenderung meningkat. Jumlah pemeriksaan yang terbanyak dilakukan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi terbanyak adalah Thorax dan tindakan pembedahan terbanyak adalah operasi besar. Jika dibandingkan dengan positioning RSIA Amanah

dalam

persaingan, maka kondisi ini perlu ditingkatkan kembali agar ratio pemeriksaan penunjang medik seimbang dengan tindakan medik. Berikut ini adalah pelayanan penunjang yang dimiliki Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah :  Pelayanan Bedah Sentral  Pelayanan Radiologi ( termasuk USG )  Pelayanan Laboratorium

RSIA Amanah

20

 Pelayanan Patologi ( Patologi klinik )  Pelayanan Farmasi  Pelayanan Konsultasi Gizi  Pelayanan Rehabilitasi Medik  Pelayanan ICU  Pelayanan Hemodialisa 5.

Pelayanan Ambulan

6.

Pelayanan Mobil Jenazah

7.

Pelayanan terintegrasi terdiri dari :    

8.

2.3

PKMRS PKBRS RS SAYANG IBU RS SAYANG BAYI

Pelayanan lain terdiri dari : 

IPSRS



Pemulasaraan Jenazah



Laundry



Pojok Laktasi

KINERJA PELAYANAN RSIA AMANAH

Untuk menilai tingkat keberhasilan atau memberikan gambaran tentang keadaan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi, yaitu : tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan.

A. Data Keadaan Bor, Los, GDR, NDR Dan Jumlah Pasien Rawat Inap , Rawat Jalan RSIA Amanah

Bed Occupancy Rate (BOR) Adalah tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Rata-rata tingkat pemanfaatan tempat tidur rawat inap adalah 80,46% dengan BOR tertinggi terjadi pada kelas III. Angka ini masih berada dalam nilai parameter BOR ideal yaitu 60-85%, yang artinya pemakaian tempat tidur untuk periode tiga tahun terakhir cukup memadai.

Length of Stay (LOS)

RSIA Amanah

21

Adalah tingkat lamanya perawatan pasien. Rata-rata lama rawatan seorang pasien adalah 3,73 atau 4 hari. Angka ini masih dibawah parameter ideal yaitu 6-9 hari, yang artinya lama pasien dirawat rata-rata kurang efisien, karena adanya faktor beberapa pasien yang masih mau dirawat walaupun diizinkan untuk pulang.

Bed Turn Over (BTO) Adalah frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit. Rata-rata frekuensi pemakaian tempat tiduradalah 75 kali. Angka ini masih diatas angka ideal. Idealnya selama satu tahun, 1 tempat tidur rata-rata dipakai 4050 kali, yang artinya frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit untuk periode tiga tahun terakhir kurang efisien.

Turn Over Interval (TOI) Adalah tingkat hari tempat tidur tidak ditempati dari saat ke saat samapi terisi berikutnya. Rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya adalah 1 hari. Angka ini masih ideal karena idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari, artinya ratarata tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya cukup.

Net Death Rate (NDR) Rata-rataangka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar adalah 0,62. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.

Gross Death Rate (GDR) Rata-rataangka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar adalah 1,55. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir karena masih dibawah nilai GDR tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar.

A.1.

RSIA Amanah

BOR, LOS, GDR DAN NDRRSIA AMANAH

22

Tabel. 1

TAHUN

JUMLAH

BOR

LOS

GDR

NDR

TT

2005

137

67,98

3,79

21,0

9,8

2006

140

81,82

3,69

17,3

5,6

2007

140

80,72

3,72

19,3

6,1

2008

141

84,96

3,68

15,5

7,5

2009

155

88,60

3,67

21,19

11,44

2010

215

58,13

3,55

12,86

9,28

Ket : GDR ( per seribu )

NDR ( per seribu )

BOR = Tingkat hunian

LOS = Lama hari perawatan

GDR = Angka kematian Kasar

NDR = Angka Kematian Bersih

Grafik.1

RSIA Amanah

23

BOR, LOS, GDR, NDR 250

Axis Title

200 150 100 50 0 2005

2006

2007

2008

2009

2010

137

140

140

141

155

215

BOR

67.98

81.82

80.72

84.96

88.6

58.13

LOS

3.79

3.69

3.72

3.68

3.67

3.55

GDR

21

17.3

19.3

15.5

21.19

1.93

NDR

9.8

5.6

6.1

7.5

11.44

9.28

JUMLAH TT

A.2 JUMLAH KUNJUNGAN BERDASARKANPELAYANAN

A.2.1 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN Tabel 2

NO.

JENIS PELAYANAN

2005

2006

2007

2008

2009

2010

1

IGD

12.261

14.277

14.742

13.848

19075

15562

2

POLI P DALAM

15.151

18.251

21.235

18.484

22539

12228

3

POLI UMUM DEWASA

7735

4

POLI BEDAH

4.083

4.136

5

POLI GIGI

2.339

2.780

RSIA Amanah

4.762 2.797

4.443

5148

4558

3.173

3916

3302

24

6

POLI THT

4.725

4.776

5.103

5.536

6640

5314

7

POLI ANAK

4.717

6.164

9.144

8.202

10407

4989

8

POLIM UMUM ANAK

9

POLI KULIT

1.709

1.963

2.041

2.211

2950

2475

10

POLI OBGYN

2.844

2.976

3.006

3.238

3569

2927

11

POLI MATA

1.402

1.727

2.525

3679

2704

12

POLI JIWA

46

32

87

359

880

13

POLI DOTS

720

453

444

771

1321

832

14

POLI REHAB.MEDIK

201

258

358

514

1110

1205

15

POLI SYARAP

1.368

1729

2062

16

Poli Orthopedi

49

86

61

17

HEMODIALISA JUMLAH

5046

1.902

16

1.186

97 50.198

57.793

66.736

64.449

82528

71975

Grafik. 2 JUMLAH PASIEN RAWAT JALAN

RSIA Amanah

25

Kunjungan Rawat Jalan 90,000 80,000 70,000

Index Kenaikan

60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 POL IP IGD DAL AM

POL I UM UM DE WA SA

POL I BE DA H

POL POL POL I I I GIG AN THT I AK

POL POL POL I HE IM POL POL POL POL POL Poli I RE MO UM I I I I I Ort OB HA DIA UM KUL MA JIW DO SYA hop GY B. LIS AN IT TA A TS RAP edi ME N A AK DIK

JU ML AH

2005 12 15

4,

2,

4,

4,

1,

2,

1, 46 72 20

50

2006 14 18

4,

2,

4,

6,

1,

2,

1, 32 45 25

57

2007 14 21

4,

2,

5,

9,

2,

3,

1, 16 44 35 1,

66

2008 13 18

4,

3,

5,

8,

2,

3,

2, 87 77 51 1, 49

64

2009 19 22

51 39 66 10

29 35 36 35 13 11 17 86

82

2010 15 12 77 45 33 53 49 50 24 29 27 88 83 12 20 61 97

RSIA Amanah

71

26

A.2.2 JUMLAH PASIEN RAWAT INAP Tabel. 3

NO

RUANGAN

2005

2006

2007

2008

2009

2010

1 ANGGREK

404

413

454

435

435

284

MELATI

684

897

996

1.043

1.167

882

CEMPAKA

1.339

1.808

1.909

1.947

2.401

1643

KENANGA

879

986

970

899

910

823

DAHLIA

2.031

2.399

2.279

2.220

2.104

1599

MAWAR

1.843

2.060

1.889

2.077

2.368

2367

TERATAI

1.130

1.330

1.392

1.282

1.625

1625

FLAMBOYAN

1.073

1.415

1.295

1.182

1.182

1115

85

210

265

11.170

12.402

10.603

2

3

4

5

6

7

8

9 ICU

JUMLAH

RSIA Amanah

9.383 11.308

11.184

27

GRAFIK 3 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT INAP

INDEX KENAIKAN

PELAYANAN RAWAT INAP 2005 S/D 2010 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0

ANGGR CEMPA KENAN MAWA TERATA FLAMB MELATI DAHLIA EK KA GA R I OYAN

ICU

JUMLA H

2005

404

684

1,339

879

2,031

1,843

1,130

1,073

9,383

2006

413

897

1,808

986

2,399

2,060

1,330

1,415

11,308

2007

454

996

1,909

970

2,279

1,889

1,392

1,295

11,184

2008

435

1,043

1,947

899

2,220

2,077

1,282

1,182

85

11,170

2009

435

1,167

2,401

910

2,104

2,368

1,625

1,182

210

12,402

2010

284

882

1643

823

1599

2367

1625

1115

265

10,603

2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN RSIA AMANAH . Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan PP No 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten / kota dan PP Nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 , PP Nomor 38 tahun 2007 dan PP Nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah seara umum merubah paradigma desentralisasi kesehatan nasional dengan adanya tuntutan pembaharuan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem kesehatan didaerah dan dipusat, diantaranya dinas kesehatan semakin berkembang menjadi lembaga pemerintah disektor kesehatan yang mempunyai banyak fungsi yakni (1) sebagai pelaksana kegiatan , (2) semakin menjadi lembaga yang menyusun kebijakan dan peraturan didaerah berdasar standar nasional, memastikan aturan dijalankan , dan (3) membiayai pelayanan kesehatan. Rumah Sakit pemerintah semakin tegas didorong menjadi lembaga pelayanan non – birokratis. Rumah sakit pemerintah menjadi lembaga pelayanan yang bersifat tidak mencari untung, dalam sistem Badan Layanan Umum (BLU)

RSIA Amanah

28

PP nomor 23 tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan PERMENDAGRI Nomor 61 tahun 2007 tentang pedoman tekhnis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, dimana PP tersebut memberikan keleluasaan terhadap badan Layanan Umum Daerah unutk mengelola keuangan secara mandiri dan fleksibel dengan menonjolkan produktifitas ,efisiensi dan efektifitas. Secara umum PP dan PERMENDAGRI tersebut menimbulkan peluang sekaligus tentangan bagi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Amanah , karena untuk dapat mengelola keuangan sesuai PPK-BLUD, Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah harus mampu meningkatkan kinerjanya baik dalam aspek pelayanan, administrasi, sumber daya keuangan maupun sarana dan prasarana.

A. Analisa Peluang dan Ancaman Dari Faktor Internal/Eksternal a. Aspek Pelayanan Pelayanan kesehatan masih terkonsentrasi pada pelayanan minimal belum menyentuh pelayanan spesilistik yang dibutuhkan masyarakat seperti pelayanan trauma centre, pelayanan terapi autis dan pelayanan haemodialisis. b. Aspek Keuangan 

Biaya pelayanan kesehatan termasuk kategori rendah bila dibandingkan dengan sarana kesehtan yang lain



Adanya PP 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Permendagri 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, yang memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan



Sumber pendanaan dari pemerintah daerah belum sesuai dengan amanat UU No 23 tahun 1992



Terbukanya Kesempatan Memperoleh dana dari luar negeri terutama dari kawasan Timur Tengah.



Tingkat kemiskinan di masyarakat belum mengalami penurunan



Krisis keuangan global yang mengancam daya beli masyarakat.

c. Aspek SDM

RSIA Amanah

29

Jumlah tenaga medis sudah cukup memadai, namun dokter spesialis masih kurang. dengan adanya program beasiswa diharapkan pada tahun 2011 mayoritas tenaga medis sudah memiliki kualifikasi dokter spesialis. d. Aspek Administrasi  Jumlah pegawai administrasi masih sedikit yang berkualifikasi S1 (sarjana) khususnya bidang administrasi rumah sakit.  Pembinaan kesehatan di bawah dua instansi (Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung) sering tidak sinkron.

B. ANALISIS SWOT Berikut ini adalah hasil analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Amanah :

Kekuatan No

Kelemahan

Peluang

Ancaman

Uraian 1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

ASPEK PELAYANAN 1.

Indeks kepuasan pasien

2.

Produk jasa yang dihasilkan

3.

Kinerja pelayanan kesehatan

4.

Biaya pelayanan kesehatan relatif rendah dibandingkan pesaing

5.

6.

3 2

3

1

Jumlah pelayanan kesehatan masih sedikit dibandingkan pesaing

-2

Kemampuan meraih pasar dibandingkan pesaing

-2

7.

Potensi pasar masih besar

8.

Rumah sakit hanya menawarkan pelayanan kesehatan yang sama dengan pesaing

RSIA Amanah

3

2

30

Subjumlah

0

2

6

8

0

Kekuatan No

0

0

0

1

Kelemahan

2

3

6

0

Peluang

-4

0

-2

Ancaman

Uraian 1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

ASPEK KEUANGAN 1.

Pendapatan operasional selalu meningkat

2.

Subsidi pemerintah masih besar

3.

Operational Cost Recovery 40%

4.

Anggaran dari pemerintah untuk kesehatan belum sesuai UU 23 Tahun 1992

5.

6.

7.

1

-3

-1

-3

Adanya PP No 23 tahun 2005 dan Permendagri No 61 tahun 2007 yang memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan

2

Terbukanya Kesempatan Memperoleh dana dari luar negeri terutama dari kawasan Timur Tengah

3

Tingkat kemiskinan di masyarakat belum mengalami penurunan Subjumlah

-3

1

0

0

1

-1

Kekuatan No

0

-3

-4

0

2

Kelemahan

3

5

0

0

Peluang

-6

-6

Ancaman

Uraian 1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

ASPEK ADMINISTRASI 1.

3.

Pelayanan kesehatan yang dibuka terus bertambah

PP 38/2007 dan PP 41/2007 menuntut perubahan sistem

RSIA Amanah

2

-3

31

kesehatan di daerah 5.

6.

Pelayanan administrasi pasien belum menerapkan SIRS secara optimal

-3

Pembinaan rumah sakit di bawah dua instansi (Depkes dan Pemda) Subjumlah

-2

0

2

0

2

0

Kekuatan No

-2

-3

-5

0

Kelemahan

0

0

0

0

Peluang

-2

-3

-7

Ancaman

Uraian 1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

-4

0

0

0

0

0

0

0

0

ASPEK SDM 1.

Rasio dokter : pasien mencapai 1:2.026

2.

Komposisi dokter spesialis sebesar 47%

3.

69% staf administrasi berpendidikan SLTA

4.

Sebagian dokter belum dokter spesial

5.

Dukungan dan komitmen SDM belum maksimal

6.

Komposisi dokter spesialis dibandingkan pesaing cukup memadai

1

Subjumlah

3

1

2

1

-1

-3

2

0

5

-1

Kekuatan No

0

-3

Kelemahan

Peluang

Ancaman

Uraian 1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

1

2

3

tot

ASPEK SARANA & PRASARANA 1.

Pemanfaatan teknologi informasi masih terbatas

2.

Peralatan baru mencapai 100% dari standar pelayanan minimal

RSIA Amanah

-3

3

32

3.

Luas ruang pelayanan kesehatan telah mencapai 90% dari SPM Subjumlah

2

0

2

3

5

0

0

-3

-3

0

0

0

0

0

0

0

0

C. POSISI ORGANISASI Dari hasil tabulasi di atas dapat disimpulkan : -

Skor Kekuatan

23

-

Skor Kelemahan

-16

-

Selisih skor kekuatan dan kelamahan 7

-

Skor Peluang

-

Skor Ancaman

-

Selisih skor peluang dan ancaman

11 -15 -4

Peluang 16 14 12 Kuadran III

10

Kuadran I

8 6 4 Kelemahan

-14

-12

2

-10

-8

-6

-4 -2

2

4

6

8

10

12 14 Kekuatan

-2 -4

(7,- 4)

-6 Kuadran IV

RSIA Amanah

-8

Kuadran II

33

-10 -12 -14 Ancaman

Kuadran I - Merupakan posisi yang sangat menguntungkan - Organisasi mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal - Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

Kuadran II - Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi mempunyai keunggulan sumber daya - Organisasi-organisasi pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang - Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar

Kuadran III - Organisasi menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah - Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal - Fokus posisi organisasi pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal organisasi

Kuadran IV - Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

RSIA Amanah

34

- Organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan - Strategi yang diambil : defensive, penciutan atau likuidasi.

Dari diagram di atas, terlihat bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Amanah berada di kuadran II yang berarti organisasi mempunyai kekuatan yang cukup namun menghadapi ancaman yang cukup signifikan dari luar, terutama pesaing. Sehingga fokus strategi yang harus dikembangkan dalam posisi ini adalah diversifikasi dengan cara : 1. Pengembangan jenis pelayanan kesehatan

Strategi ini dapat berupa pembukaan pelayanan kesehatan baru seperti pelayanan trauma centre, pelayanan terapi autis dan pelayanan haemodialisis. Disamping itu dapat diupayakan pengembangan unit usaha yang bersifat komersial seperti apotik dan asrama/mess. 2.

Pembenahan internal untuk meningkatkan daya saing Pembenahan internal perlu dilakukan terutama untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang ada seperti pembenahan bidang sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan administrasi rumah sakit.

3.

Peningkatan pelayanan yang berorientasi pelanggan Peningkatan pelayanan kesehatan yang berorientasi pelanggan perlu dilaksanakan terutama menghadapi persaingan rumah sakit yang semakin ketat. Pasien dalam memilih rumah sakit tentu saja melihat keunggulan yang dimiliki rumah sakit bersangkutan. Strategi ini dapat berupa pengembangan fasilitas-fasilitas penunjang medis, penyediaan sistem rujukan, peningkatan kesembuhan pasien, peningkatan pendidikan dan pelatihan SDM bidang kesehatan.

4. Restrukturisasi pengelolaan keuangan

Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien merupakan kunci kinerja keuangan yang sehat. Oleh sebab itu restrukturisasi perlu dilaksanakan dengan cara antara lain evaluasi sistem keuangan yang berlaku dan menyesuaikan dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PK-BLUD) yang mendorong efisiensi, efektivitas dan produktivitas.

RSIA Amanah

35

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugasdan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah

Kabupaten

Bandung sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2008 Peraturan Daerah Kabupaten Bandung tentang Rumah Sakit Ibu dan Anak Kabupaten Bandung, yaitu “RSIA Amanah

mempunyai tugas melaksanakan upaya

kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya

RSIA Amanah

36

penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Dalam melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit”, RSIA Amanah

menyelenggarakan fungsi 1) Penyelenggaraan

pelayanan medis dan penunjang medis serta non medis; 2) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan dan pelayanan

rujukan;

3) Pelaksanaan pelayanan Teknis administratif dan ketatausahaan; 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan

fungsinya. Permasalahan-permasalahan

yang

sering

dihadapi

dalam

pelaksanaan

pelayanan di Rumah Sakit antara lain : a. Faktor Internal 1)

Jenis dan jumlah SDM masih kurang;

2)

Sarana dan Prasarana di Rumah Sakit perlu ditambah

3)

SIM RS masih belum berjalan dengan baik;

4)

Sarana Perpakiran masih belum tertata dengan baik

5)

Keamanan masih perlu ditingkatkan

6)

Motivasi pegawai belum mengarah kepada budaya kerja

b. Faktor Ekternal 1) Masih rendahnya kesadaran pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan; 2) Faktor ekonomi yang kurang mendukung untuk saat ini; 3) Penggunaan kartu gakinda/jamkesda yang tidak tepat sasaran. 4) Sebagian Wilayah RSIA Amanah termasuk daerah Rawan Banjir. 5) Akses ke RSIA Amanah kurang lancar dan tidak dilalui oleh angkutan kota. 6) Daya beli masyarakat menurun 7) Berkembangnya pelayanan kesehatan alternatif

3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah Terpilih Visi ditujukan

untuk

RSIA Amanah

misi, dan program Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah Terpilih memahami

arah

pembangunan

yang

akan

dilaksanakan

selama

37

kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan RSIA Amanah . Visi

dan

Misi

Bupati

Bandung

adalah

“Terwujudnya

masyarakat

kabupaten bandung yang maju, mandiri dan berdaya saing, melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan pemantapan pembangunan pedesaan, berlandaskan religius,

kultural

dan

berwawasan

lingkungan”.Adapun

misi

yang

akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut adalah : 1) Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah; 2) Meningkatkan profesionalisme birokrasi; 3) Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan; 4) Meningkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan iman dan takwa serta melestarikan budaya; 5) Memantapkan pembangunan pedesaan; 6) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah; 7) Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing.

Menelaah ketujuh misi Kepala Daerah dihubungkan dengan pelayanan pada RSIA Amanah , maka keterkaitan yang sangat erat ada pada Misi Kedua, , Misi Empat, Misi Keenam. Untuk Misi Kedua terkait dengan Pelayanan yang dilaksanakan di RSIA Amanah meliputi pelayanan terhadap pasien yang datang berobat sehingga akan mempersingkat waktu kunjungan Pelayanan, Sedangkan keterkaitan Misi Ketiga adalah untuk lebih meningkatkan profesionalisme dan jenis pelayanan yang sesuai dengan kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat, untuk keterkaitan Misi Keenam supaya diperoleh sarana dan prasarana yang sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Adapun permasalahan/hambatan yang ada di RSIA Amanah

sehubungan

dengan misi Kepala Daerah yaitu adalah : 1) Jenis dan jumlah SDM masih kurang ; 2) Perlu peningkatan profesionalisme SDM yang ada 3) Perlu penambahan Jenis Pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 4) Sarana dan Prasarana di Rumah Sakit masih kurang; 5) SIM RS masih belum berjalan dengan sempurna;

RSIA Amanah

38

6) Sarana Perpakiran masih belum tertata dengan baik 7) Keamanan lingkungan Rumah Sakit masih perlu ditingkatkan

Sedangkan faktor pendorong untuk mengatasi permasalahan di atas, antara lain : 1. Dukungan Stake Holder 2. Terelisasinya peningkatan kelas dari kelas C ke kelas B 3. Penetapan RSIA Amanah sebagai PPK BLUD 4. Telah terakreditasi lima pelayanan dasar 5. Potensi peningkatan PAD 6. Adanya kerjasama dengan Institusi Pendidikan Kesehatan. 7. Tuntutan Masyarakat mengenai pelayanan kesehatan. 8. Dukungan regulasi yang berkelanjutan 3.3 Telaah Renstra K/L dan Renstra Propinsi Visi Misi Kementrian Kesehatan Indonesia Visi Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan Misi 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik Strategi 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.

RSIA Amanah

39

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. 3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional. 4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu. 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. 6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab. Visi Dinas Kesehatan Jawa Barat sebagai berikut : ”Akselerator Pencapaian Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dalam mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan memperhitungkan peluang yang dimiliki, untuk mencapai Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup Sehat, maka rumusan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan dalam 4 (empat) Misi yaitu : 1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas 2. Mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan 3. Meningkatkan Sistem Surveilance dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4. Menjamin ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Dengan mempertimbangkan kesesuaian dan keterkaitan dengan Visi dan Misi Kementrian Kesehatan, Visi Pembangunan dan Visi Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Visi dan misi Bupati terpilih, juga indikator-indikator yang terdapat pada the Millenium Development Goals (MDGs) maka telah disusun Visi dan Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah yaitu VISI

RSIA Amanah

40

“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima yang Maju dan Mandiri”.

MISI : Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, maka Misi RSIA Amanah adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Mengembangkan

Pelayanan

Kesehatan berfokus Pada KIA, Trauma Dan Infeksi lanjut.

2. Meningkatkan Lingkungan Kerja yang Aman dan Nyaman 3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional Menuju tatakelola pemerintahan yang baik. 4. Meningkatkan Sistem Informasi Dan Manajemen Rumah Sakit ( SIM)

RS

yang Akuntabel

5. meningkatkan tatakelola keuangan yang mandiri melalui sistem Pola PPK-

BLUD

Adapun penjabaran dari Misi tersebut diatas diuraikan seperti dibawah ini : 1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Mengembangkan Pelayanan Kesehatan berfokus Pada KIA, Trauma Dan Infeksi lanjut.

Dalam penunjang pelayanan KIA karena masih tingginya angka kematian bayi, anak balita dan ibu maternal maka RSD Amanah dituntut untuk proaktif dalam upaya kesehatan di daerah dan tidak semata – mata memberikan pelayanan didalam Rumah Sakit saja tetapi memberi bimbingan dan rujukan kepada pelayanan kesehatan dasar terhadap wilayah cakupan sekitar Rumah Sakit. 2. Meningkatkan Lingkungan Kerja yang Aman dan nyaman. Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan dilakukan oleh RSIA Amanah

melalui kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis dengan

melakukan fasilitasi sarana dan prasarana dalam pelayanan kesehatan

RSIA Amanah

41

Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan yang baik diharapkan akan menumbuhkan keadaan dan situasi kerja serta pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai. 3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional Menuju tatakelola pemerintahan yang baik. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang bermutu dapat terlaksana dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui jenjang pelatihan baik secara profesinya maupun struktural. Keberhasilan Manajemen Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontibusi positif dari berbagai pelaksana. Dengan terciptanya manajemen Rumah Sakit yang efisien, transparan dan akuntabel diharapkan administrsi dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi. Melalui penyelenggaraan manajemen Rumah Sakit yang efisien, transparan dan akuntabel dengan menerapkan pelenggaraan pemerintahan yang baik diharapkan dapat dipertanggungjawabkan serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme ( KKN ).

4.

Meningkatkan Sistem Informasi Dan Manajemen Rumah Sakit ( SIM-RS ) yang Akuntabel Mengantisipasi pelayanan kedokteran dan kesehatan di Rumah Sakit maka diharapkan terciptanya jaringan Informasi Rumah Sakit yang handal dan dapat dipercaya adalah mutlak. Untuk maksud tersebut perlu dikembangkan sistem informasi yang dapat menjangkau semua unit yang ada di dalam Rumah Sakit maupun diluar Rumah Sakit bila diperlukan.

Untuk dapat mengantisipasi kemungkinan tersebut

suatu

sistem

Local Area Network ( LAN ) serta Wide Area Network ( WAN ) sangat diperlukan untuk melengkapi fasilitas pelayanan Rumah Sakit.

RSIA Amanah

42

5. Meningkatkan tata kelola keuangan yang mandiri melalui sistem Pola PPKBLUD Pola

Pengelolaan

Keuangaan

Badan

Layanan

Umum

adalah

pola

pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek – praktek bisnis dan meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan keuangan yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.

3.4

Telaah RTRW dan KLHS 3 (Tiga) Prinsip Dasar KLHS 1. Keterkaitan / holistik : Keterkaitan kebijakan pusat dan daerah, global dan lokal, keterkaitan sektor, keterka-itan kelembagaan, sebab-akibat dampak 2. Keseimbangan : Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan konservasi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial, kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. 3. Keadilan : Distribusi akses dan kontrol terhadap sumber daya alam dan lingkungan yang lebih baik, distribusi kegiatan ekonomi yang lebih merata.

UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 14 menyatakan bahwa instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup salah satunya adalah dengan melakukan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS). Kajian ini wajib disusun oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP).

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis Berdasarkan identifikasi permasalahan terhadap tugas pokok dan fungsi RSIA Amanah Kabupaten Bandung, telaah visi, misi, dan program kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, telaah Renstra K/L dan Propinsi, telaah RTRW dan KLHS dapat ditentukan isu – isu strategis yang harus ditindaklanjuti oleh RSIA Amanah

Kabupaten

Bandung yaitu :

RSIA Amanah

43

1) Tersedianya sarana dan prasarana RSIA Amanah yang memadai terutama untuk pembangunan gedung dan peralatan kesehatan. 2) Tersedianya sumber daya yang memadai 3) Tersedianya anggaran RSIA Amanah yang memadai 4) Adanya dukungan instansi terkait , DPRD, Depkes dan lembaga lainnya 5) Melakukan monitoring dan evaluasi seluruh kegiatan pelayanan 6) Meningkatkan

pelayanan

kepada

masyarakat

dengan

meningkatkan

mutu

pelayanan yang sudah ada maupun menambah pelayanan yang belum ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 7) Bekerjanya sistim informasi rumah sakit dalam RSIA Amanah sehingga resikoresiko dari pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggung jawabkan. 8) Meningkatkan komunikasi dan informasi di seluruh jajaran Rumah Sakit 9) Adanya upaya pemeliharaan keamanan dilingkungan RSIA Amanah yang mantap.

RSIA Amanah

44

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin di capai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang, sedangkan Misi SKPD adalah rumusan umum mengenai upayaupaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan misi SKPD. Visi dan Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah yaitu : VISI

: “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima yang Maju dan Mandiri”.

MISI : Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, maka Misi RSIA Amanah adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Mengembangkan

Pelayanan

Kesehatan berfokus Pada KIA, Trauma Dan Infeksi lanjut.

2. Meningkatkan Lingkungan Kerja yang Aman dan Nyaman 3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional Menuju tatakelola pemerintahan yang baik. 4. Meningkatkan Sistem Informasi Dan Manajemen )

Rumah Sakit ( SIM-

RS

yang Akuntabel

5. meningkatkan tatakelola keuangan yang mandiri melalui sistem Pola PPK-

BLUD

Adapun penjabaran dari Misi tersebut diatas diuraikan seperti dibawah ini : 1. Meningkatkan

Pelayanan

Kesehatan

Rujukan

Dan

Mengembangkan

Pelayanan Kesehatan berfokus Pada KIA, Trauma Dan Infeksi lanjut.

Dalam penunjang pelayanan KIA karena masih tingginya angka kematian bayi, anak balita dan ibu maternal maka RSD Amanah dituntut RSIA 45 Amanah

untuk proaktif dalam upaya kesehatan di daerah dan tidak semata – mata memberikan pelayanan didalam Rumah Sakit saja tetapi memberi bimbingan dan rujukan kepada pelayanan kesehatan dasar terhadap wilayah cakupan sekitar Rumah Sakit. 2. Meningkatkan Lingkungan Kerja yang Aman dan nyaman. Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan dilakukan oleh RSIA Amanah

melalui kebijakan manajerial,

dan kebijakan

teknis dengan

melakukan fasilitasi sarana dan prasarana dalam pelayanan kesehatan Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan yang baik diharapkan akan menumbuhkan keadaan dan situasi kerja serta pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai. 3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional Menuju tatakelola

pemerintahan yang baik.

Penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang bermutu dapat terlaksana dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui jenjang pelatihan baik secara profesinya maupun struktural. Keberhasilan Manajemen Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontibusi positif dari berbagai pelaksana. Dengan terciptanya manajemen Rumah Sakit yang efisien, transparan dan akuntabel diharapkan administrsi dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi. Melalui penyelenggaraan manajemen Rumah Sakit yang efisien, transparan dan

akuntabel

dengan

menerapkan

pelenggaraan

pemerintahan

yang

baik

diharapkan dapat dipertanggungjawabkan serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme ( KKN ).

4. Meningkatkan Sistem Informasi Dan Manajemen Rumah Sakit ( SIM-RS ) yang Akuntabel

RSIA Amanah

46

Mengantisipasi pelayanan kedokteran dan kesehatan di Rumah Sakit maka diharapkan terciptanya jaringan Informasi Rumah Sakit yang handal dan dapat dipercaya adalah mutlak. Untuk maksud tersebut perlu dikembangkan sistem informasi yang dapat menjangkau semua unit yang ada di dalam Rumah Sakit maupun diluar Rumah Sakit bila diperlukan. Untuk dapat mengantisipasi kemungkinan tersebut suatu sistem Local Area Network ( LAN ) serta Wide Area Network ( WAN ) sangat diperlukan untuk melengkapi fasilitas pelayanan Rumah Sakit.

5. Meningkatkan tatakelola keuangan yang mandiri melalui sistem Pola PPK-

BLUD

Pola Pengelolaan Keuangaan Badan Layanan Umum adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek – praktek bisnis dan meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan keuangan yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSIA Amanah Berdasarkan Misi yang telah dirumuskan, maka Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSIA Amanah

Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut disajikan pada

Lampiran 4.1. Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Renstra RSIA Amanah TUJUAN / SASARAN

INDIKATOR SASARAN

Tujuan 1 : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Mengembangkan Pelayanan Kesehatan berfokus Pada KIA, Trauma Dan Infeksi lanjut. a.

Mengurangi Sakit

RSIA Amanah

keluhan pelanggan Rumah

Menyediakan kotak saran, SMS Gateway,

47

b.

Mengurangi angka kesakitan kematian Ibu Dan Anak

dan

Pendidikan, pelatihan terhadap pengunjung dan penyuluhan kepada kesehatan bagi ibu hamil serta perawatan berkala dan pertolongan persalinan

Tujuan 2 : Meningkatkan Lingkungan Kerja yang Aman dan nyaman. a. b.

Meningkatkan keamanan karyawan dan pengunjung rumah sakit Menciptakan suasana kerja yang kondusif

Tersedianya petugas kemanan yang memadai Penatan ruang kantor yang memadai

Tujuan 3 : Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional Menuju tatakelola pemerintahan yang baik. a. Tersedianya tenaga kerja yang handal Seliksi pegawai, diklat, pendidikan berkelanjutan, inhouse training

Tujuan 4 : Meningkatkan Sistem Informasi Dan Manajemen Rumah Sakit ( SIM-RS ) yang Akuntabel a.

Tersedianya data yang akurat

Melengkapi fasilitas SIM-RS yang ada

Tujuan 5 : meningkatkan tatakelola keuangan yang mandiri melalui sistem Pola PPK-

BLUD

a.

Efesiensi pengelolaan keuangan

Biling sistem , akuntansi doble entri dan laporan keuangan acrural basic

b.

Tersajinya laporan keuangan secara berkala

Laporan bulanan, triwulan, smester dan tahunan

c.

Pengawasan dan pengendalian

Audit interen dan evaluasi

4.3 Strategi dan Kebijakan a. Strategi strategi jangka menengah RSIA Amanah

Kabupaten Bandung yang

merupakan rumusan perencanaan komprehensip tentang bagaimana RSIA Mjalaya Kabupaten Bandung untuk mencapai Tujuan dan Sasaran dengan efektif dan efisien.

RSIA Amanah

48

Strategi untuk mencapai Tujuan yang dirumuskan sebelumnya tersaji pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Strategi Renstra RSIA Amanah SASARAN a. Meningkatnya

STRATEGI Pelayanan

Kesehatan Rujukan Pada KIA, Trauma Dan Infeksi lanjut. b.

MeningkatnyaLingkungan Kerja yang Aman dan nyaman

1) Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan pusat pelayanan kesehatan yang lain baik vertikal maupun horizontal 1) 2) 3) 4)

c.

Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional Menujutata kelola pemerintahan yang baik. 2) Meningkatkan Sistem Informasi Dan Manajemen Rumah Sakit (

1)

1)

Penataan ruang kerja yang memadai Penambahan sarana dan prasarana kerja Peningkatan komunikasi dan koordinasi sesama rekan kerja Meningkatkan sistim keamanan RSIA Amanah yang memadai Seliksi pegawai, diklat, pendidikan berkelanjutan, inhouse training dan pembinaan pegawai Tersedianya sarana dan prasarana SIM-RS secara maksimal

SIM-RS ) yang Akuntabel 3) Mengembangkan

Pengelolaan

Keuangan yang Mandiri (BLUD)

1) Biling sistem , akuntansi doble entri dan laporan keuangan acrural basic 2) Laporan bulanan, triwulan, smester dan tahunan 3) Audit interen dan evaluasi

b. Kebijakan Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipenuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih agar lebih terarah dan mencapai tujuan dan sasaran. Hubungan Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan terlampir pada Lampiran 4.2. Beberapa kebijakan yang diambil adalah :

RSIA Amanah

49

1)

Melaksanakan pendidikan berkelanjutan, pelatihan, inhouse training bagi karyawan

2)

Melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

3)

Melaksanakan pengadaan pegawai non PNS melalui pihak ke tiga

4)

Melaksanakan pemeliharaan rutin / berkala sarana dan prasarana

5)

Melaksanakan kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis serta non medis

6)

Melaksanakan kemitraan dengan institusi pendidikan dibidang kesehatan

7)

Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Untuk

mewujudkanVisi,

Misi,

Tujuan,

Strategidan

kebijakan

serta

memperhatikan posisi organisasi hasil analisis lingkungan, maka strategi dikembangkan dengan5 program dan kegiatannya. Program-program tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya. Untuk mengukur tingkat keberhasilan program, maka diperlukan parameter / indikator kinerja setiap program, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. Rincian program dan kegiatan dapat diuraikan dibawah ini : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Program ini dicapai dengan kegiatan : a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik b. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja c. Penyediaan alat tulis kantor d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

RSIA Amanah

50

e. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor f.

Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

g. Penyediaan makanan dan minuman h. Rapat-rapat koordiansi dan konsultasi ke luar daerah i.

Rapat-rapat koordiansi dan konsultasi ke dalam daerah

j.

Peringatan hari besar naasional

2. Program Upaya Kesehatan Masayarakat Program ini dicapai dengan kegiatan : a. Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan. b. Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan (BLUD) 3. Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Program ini dicapai dengan kegiatan : a. Rehabilitasi pembangunan rumah sakit b. Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit c. Pengadaan mebeulair rumah sakit d. Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit e. Pengembangan tipe rumah sakit 4. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Program ini dicapai dengan kegiatan : a. Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit b. Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit 1. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan. Program ini dicapai dengan kegiatan : a. Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis serta non medis Rencana program, kegaitan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dapat dilihat dalam Lampiran 5.1 Rencana strategis ini akan dilaksanakan secara bertahap setiap tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 untuk mendapatkan kondisi yang diharapkan sesuai dengan yang tertuang dalam visi misi Rumah Sakit.

RSIA Amanah

51

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja RSIA Amanah yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai RSIA

RSIA Amanah

52

Amanah untuk lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bandung.

Perumusan indikator kinerja RSIA Amanah dalam Rencana Strategis ini mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD sesuai dengan keputusan Bupati Kabupaten Bandung Nomor 40 tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah RSIA Amanah Kabupaten Bandung.Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

Maksud ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang rumah sakit adalah guna memberikan pelayanan atau kegiatan minimal yang harus dilakukan rumah sakit sebagai tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan kesehatan rujukan di RSIA Amanah Kabupaten Bandung. Tujuan ditetapkannya SPM bidang rumah sakit adalah : a.

Terlaksananya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan rumah sakit yang bermutu dan terjangkau;

b.

Terlaksananya kegiatan peningkatan mutu berkelanjutan yang sesuai standar berbasis profesionalisme dengan tetap mengedepankan masalah aksesibilitas masyarakat;

c.

Telaksananya pelayanan rujukan yang tepat guna dan berjalan lancar sesai dengan tuntutan masyarakat diwilayah cakupannya.

Standar Pelayanan Minimal bidang rumah sakit pada RSIA Amanah meliputi jenis indikator dan standar pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit, jenis pelayanan rumah sakit yang wajib disediakan oleh rumah sakit, yang meliputi :

a.

Pelayanan gawat darurat;

b.

Pelayanan rawat jalan;

c.

Pelayanan rawat inap;

d.

Pelayanan bedah;

e.

Pelayanan persalinan dan perinatologi;

f.

Pelayanan intensif;

g.

Pelayanan radiologi;

h.

Pelayanan laboratorium patologi klinik;

i.

Pelayanan rehabilitasi medik;

j.

Pelayanan farmasi;

k.

Pelayanan gizi;

l.

Pelayanan tranfusi darah;

RSIA Amanah

53

m.

Pelayanan keluarga miskin;

n.

Pelayanan rekam medis;

o.

Pengolahan limbah;

p.

Pelayanan administrasi manajemen;

q.

Pelayanan ambulance / kereta jenazah;

r.

Pelayanan pemulasaraan jenazah;

s.

Pelayanan laundry;

t.

Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit;

u.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

Indikator dan capaian standar pelayanan minimal bidang rumah sakit adalah sebagai berikut : Kondisi kinerja pada awal periode RPJMD

N o

1

Tahun 0

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

100%

100%

100%

100%

100%

24 jam 100%

satu tim

satu tim

satu tim

satu tim

satu tim

satu tim

satu tim

≤5 menit

≤5 menit

≤5 menit

≤5 menit

≤5 menit

≤5 menit

≤5 menit

≥70%

≥70%

≥70%

≥70%

≥70%

≥70%

≥70%

≤ 6 per seribu

≤ 5 per seribu

≤ 4 per seribu

≤ 3 per seribu

≤ 2 per seribu

≤ 2 per seribu

≤ 2 per seribu

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

80% Dokter Spesialis

90% Dokter Spesialis

90% Dokter Spesialis

100% Dokter Spesialis

100% Dokter Spesialis

100% Dokter Spesialis

100% Dokter Spesialis

Sdp + Klinik Autis

Sdp

Sdp

Spd

Spd

Spd

IGD : a.

Kemampuan menangani saving anak dewasa

life dan

b. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat c. Pemberian pelayanan kegawatdaruratan yang bersetifikat ATLS / BTLS / ACLS / PPGD d. Ketersediaan tim penanggulangan bencana e. Waktu tanggap pelayanan Dokter di gawat darurat f. Kepuasan pelanggan g. Kematian pasien ≤ 24 jam

2

Target capaian setiap tahun

Indikator

Kondisi kinerja pada akhir periode RPJMD

h. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka Rawat Jalan a.

Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis

b.

Ketersediaan Pelayanan

RSIA Amanah

a. Klinik Anak Klinik Penyakit Dalam Klinik

100%

54

Kebidanan Klinik Bedah Klinik Mata Klinik THT Klinik Kulit dan Kelamin Klinik Kesehatan Jiwa Klinik Syaraf Klinik Gigi dan Mulut Klinik Ortopedi Klinik Rehabiliitasi Medik m. Klinik DOTS c.

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 s/d 11.00

Sdp

Sdp

Sdp

08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 s/d 11.00

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

≤90 menit

≤80 menit

≤70 menit

≤60 menit

≤60 menit

Penegakan diagosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB

≥60%

≥60%

≥60%

≥60%

≥60%

≥60%

≥60%

Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

100%

Ketersediaan Pelayanan pasien di RS Jiwa

a.

Anak remaja

b.

NAPZA

c.

Ganggua n Psikotik

d.

Ganggua n

e. f.

d.

Buka pelayanan sesuai ketentuan 08.00-13.00 setiap hari kerja kecuali Jum’at 08.00-11.00

e.

Waktu tunggu di rawat jalan

f.

Kepuasan Pelanggan

g. 1)

2)

3

Sdp

Sdp

Neurotik Mental retardasi

Mental Organik Usia lanjut Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

≤60 menit

≤60 menit

Rawat Inap a.

Pemberian pelayanan di Rawat Inap (dokter spesialis dan tenaga perawat minimal pendidikan D3)

100%

100%

100%

100%

100%

100%

b.

Dokter

100%

100%

100%

100%

100%

100%

RSIA Amanah

100%

55

c.

penanggungjawab pasien rawat inap Ketersediaan pelayanan Rawat Inap

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

d.

Jam Visite Dokter Spesialis

e.

Kejadian infeksi pasca operasi Kejadian infeksi nosokomial Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan / kematian Kematian pasien >48 jam Kejadian pulang paksa Kepuasan pelanggan

f. g.

h. i. j.

k. Rawat inap TB a.

b.

penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit

Anak Penyakit Dalam Kebidana n Bedah THT Mata Kulit Kelamin Syaraf Gigi mulut

Sdp + Rehabilitasi medik

Sdp

Sdp

sdp

sdp

sdp

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

≤1,5%

≤1,5%

≤1,5%

≤1,5%

≤1,5%

≤1,5%

≤ 5%

≤ 3%

≤1,5%

≤1,5%

≤1,5%

≤ 5%

≤ 3%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

≤ 0,24%

≤ 0,24%

≤ 0,24%

≤ 0,24%

≤ 0,24%

≤ 0,24%

≤ 0,24%

≤5%

≤5%

≤5%

≤5%

≤5%

≤5%

≤5%

>90%

>90%

>90%

>90%

>90%

>90%

>90%

08.00-14.00 setiap hari kerja ≤1,5%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

>60%

l. Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa

-

-

-

-

-

-

-

m. Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri

-

-

-

-

-

-

-

n. Kejadian readminssion pasien gangguan jiwa dalam waktu ≤ 1 bulan

-

-

-

-

-

-

-

o. Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa

-

-

-

-

-

-

-

RSIA Amanah

56

4

Bedah Sentral (Bedah saja) a.

Waktu tunggu operasi elektif

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

b.

Kejadian kematian di meja operasi

≤ 1%

≤ 1%

≤ 1%

≤ 1%

≤ 1%

≤ 1%

≤ 1%

c.

Tidak kejadian salah sisi

adanya operasi

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

d.

Tidak adanya kejadian operasi salah orang

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

e.

Tidak kejadian tindakan operasi

adanya salah pada

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

f.

Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing / lain pada tubuh pasien setelah operasi

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

≤ 2 hari

Sdp

Sdp

Sdp

sdp

Sdp

sdp

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

Tim PONEK yang terlatih

Tim PONEK yang terlatih

Tim PONEK yang terlatih

Tim PONEK yang terlatih

Tim PONEK yang terlatih

Tim PONEK yang terlatih

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

Sdp

g. Komplikasi anesthesi karena overdosis, reaksi anestesi dan salah penempatan endotracheal tube 5

≤ 2 hari

Persalinan dan perinatologi (kecuali rumah sakit khusus di luar rumah sakit ibu dan anak) dan KB a.

b.

Kejadian kematian ibu karena persalinan

Pemberian pelayanan persalinan normal (dokter spesialis, Obtestri, Ginekolog, dokter umum terlatih asuhan persalinan normal dan bidan)

c.

Pemberian pelayanan persalinan dengan penyulit (dokter spesialis Obtestri Ginekolog)

d.

Pemberian pelayanan persalinan dengan tindakan operasi : (dokter Sp.OG, Dokter Sp.A, dokter Sp,An)

RSIA Amanah

a.

Pendarah an ≤ 1%

b.

Preeksampsi a ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2%

a.

Dokter Sp.OG

b.

Dokter umum terlatih (asuhan persalina n normal) Bidan Tim PONEK yang terlatih

a.

Dokter Sp.OG

b.

Dokter Sp.A

c.

Dokt er Sp.O G

d.

Dokt er Sp.A

57

e.

Dokt er Sp.A n

e.

Kemampuan menangani BBLR <1500gr - 2500 gr

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

f.

Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria

≤20%

≤20%

≤20%

≤20%

≤20%

≤20%

≤20%

g.

Keluarga Berencana

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

≤3%

≤3%

≤3%

≤3%

≤3%

≤3%

a. dr Sp.anest esi dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 70% perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU setara D4

a. dr Sp.anest esi dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 80% perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU setara D4

a. dr Sp.anest esi dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 90% perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU setara D4

a. dr Sp.anest esi dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 80% perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU setara D4

a. dr Sp.anest esi dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 90% perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU setara D4

≤3 jam

≤3 jam

≤3 jam

≤3 jam

≤3 jam

a.

Presentase KB (vasektomi & tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga kompeten dr.Sp.OG, dr.Sp.B,dr.Sp.U,dr. Umum terlatih

b.

Presentase peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap oleh bidan terlatih

6

Intensif a.

Rata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

b.

Pemberian pelayanan Unit intensif (dokter Spesialis, Perawat D3 dengan sertifikat Perawat Mahir ICU/setara)

7

≤3%

a.

dr Sp. Anestesi dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani

b.

100% perawat min D3 de sertifikat perawat mahir ICU / setara D4

c.

dr spesi alis sesu ai deng an kasus yang ditan gani

d.

60% pera wat min D3 ngan sertifi kat pera wat mahi r ICU / setar a D4

Radiologi a. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto b.

Pelaksana ekspertisi

RSIA Amanah

(Dokter

≤3 jam

≤3 jam

Dokter Sp. Rad

Dokter Sp. Rad

Dokter Sp. Rad

Dokter Sp. Rad

Dokter Sp. Rad

Dokter Sp. Rad

Dokter Sp. Rad

58

Sp.Rad)

c.

d.

Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen karena kerusakan foto Kepuasan Pelanggan

Kerusakan poto ≤2%

Kerusakan poto ≤2%

Kerusaka n poto ≤2%

Kerusaka n poto ≤2%

Kerusaka n poto ≤2%

Kerusaka n poto ≤2%

Kerusaka n poto ≤2%

≤3 jam

≤3 jam

≤3 jam

≤3 jam

≤3 jam

≤3 jam

≤3 jam

Lab. Patologi Klinik a.

Waktu tunggu hasil pelayanan Laboratorium

≤140 menit kimia darah & darah rutin

≤140 menit kimia darah & darah rutin

≤140 menit kimia darah & darah rutin

≤140 menit kimia darah & darah rutin

≤140 menit kimia darah & darah rutin

≤140 menit kimia darah & darah rutin

≤140 menit kimia darah & darah rutin

b.

Pelaksanaan ekstertisi (Dokter Sp.PK)

Dokter Sp.PK

Dokter Sp.PK

Dokter Sp.PK

Dokter Sp.PK

Dokter Sp.PK

Dokter Sp.PK

Dokter Sp.PK

c.

Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

d.

Kepuasan pelanggan

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

8

9

Rehabilitasi Medik 1.

Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayananan rehabilitasi Medik yang direncanakan

≤50%

≤50%

≤50%

≤50%

≤50%

≤50%

≤50%

2.

Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

3.

Kepuasan Pelanggan

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤60 menit

≤60 menit

≤60 menit

≤60 menit

≤60 menit

≤60 menit

≤60 menit

1 0

Farmasi 1.

Waktu tunggu pelayanan : a.

Obat jadi

b.

Obat racikan

2.

Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

3.

Kepuasan pelanggan

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

≥80%

4.

Penulisan resep sesuai formularium

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

≥90%

≥90%

≥90%

≥90%

≥90%

≥90%

≥90%

11

Gizi 1.

Ketepatan waktu pemberian makanan

RSIA Amanah

59

kepada pasien

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien

≤20%

≤20%

≤20%

≤20%

≤20%

≤20%

≤20%

3. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

12

Tranfusi Darah 1. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi 2. Kejadian transfusi

Reaksi

13

Pelayanan Gakin

14

Rekam Medik

90% terpenuhi

100% terpenuh i

100% terpenuh i

100% terpenuh i

100% terpenuh i

100% terpenuh i

≤0,01%

≤0,01%

≤0,01%

≤0,01%

≤0,01%

≤0,01%

≤0,01%

Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan

100% terlayani

100% terlayani

100% terlayani

100% terlayani

100% terlayani

100% terlayani

1. Kelengkapan pengisian rekam medik 48 jam setelah selesai pelayanan

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

2. Kelengkapan Informed Concent setelah mendapat informasi yang jelas

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

3.

Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan

≤10 menit

≤10 menit

≤10 menit

≤10 menit

≤10 menit

≤10 menit

≤10 menit

4. Waktu penyelesaian dokumen rekam medik pelayanan rawat inap

≤15 menit

≤15 menit

≤15 menit

≤15 menit

≤15 menit

≤15 menit

≤15 menit

15

Pengolahan Limbah 1.

2.

16

90% terpenuhi

Baku mutu limbah cair sesuai standar :

Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan

a.

BOD < 30 mg/I

b.

COD < 80 mg/I

c.

TSS < 30 mg/I

d.

PH 6-9 100%

Sdp

Sdp

Sdp

sdp

sdp

sdp

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Administrasi Manajemen 1. Tindaklanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat

RSIA Amanah

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

60

Direksi

2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

3.

Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

4.

Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

5.

Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun

≥60%

≥60%

≥60%

≥60%

≥60%

≥60%

≥60%

6. Cost recovery

≥40%

≥40%

≥40%

≥40%

≥40%

≥40%

≥40%

7.

Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

8.

Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap

≤2 jam

≤2 jam

≤2 jam

≤2 jam

≤2 jam

≤2 jam

≤2 jam

9.

Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

17

18

Ambulance / kereta jenazah 1.

Waktu pelayanan ambulance / kereta Jenazah

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

24 jam

2.

Kecepatan memberikan pelayanan ambulance / Kereta Jenazah di RS

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

≤30 menit

3.

Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan

-

-

-

-

-

≤2 jam

≤2 jam

≤2 jam

≤2 jam

Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan jenazah

19

-

-

≤2 jam

≤2 jam

≤2 jam

Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit

≤80%

≤80%

≤80%

≤80%

≤80%

≤80%

≤80%

1. Ketepatan waktu menanggapi kerusakan alat

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

3. Peralatan Laboratorium dan alat ukur digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat

≤80%

≤80%

≤80%

≤80%

≤80%

≤80%

≤80%

RSIA Amanah

61

waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi 20

21

Pelayanan laundry 1.

Tidak adanya kejadian linen yang hilang

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

2.

Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

1. Ada Anggota Tim PPI yang Terlatih

Anggota Tim PPI yg terlatih 50%

Anggota Tim PPI yg terlatih 60%

Anggota Tim PPI yg terlatih 70%

Anggota Tim PPI yg terlatih 75%

Anggota Tim PPI yg terlatih 75%

Anggota Tim PPI yg terlatih 75%

Anggota Tim PPI yg terlatih 75%

2.

di /

60%

60%

60%

60%

60%

60%

60%

3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial / HAI (Healt Care Assosiated Infection) di RS (minimal 1 parameter)

75%

75%

75%

75%

75%

75%

75%

Pencegahan Pengendalian Infeksi

Tersedia APD setiap Instalasi Departemen

&

Untuk mencapai hasil yang dinginkan pada akhir tahun kelima dari RPJMD tahun 2011-2015, setiap tahunnya diharapkan ada prubahan angka dari indikator kinerja RSIA Amanah yang cukup bermakna.

RSIA Amanah

62

BAB VII PENUTUP

Kinerja Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Amanah

secara umum cukup

membanggakan. Ini tidak terlepas dari komitmen dan dukungan seluruh karyawan dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Namun juga harus disadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu dibenahi dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Oleh sebab itu tidak salah bila strategi pengembangan organisasi ke depan berprinsip mempertahankan kekuatan dan memperbaiki kelemahan.

Rencana Strategis Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Amanah ini disusun dengan berusaha mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki rumah sakit. Seluruh aspek rumah sakit sedapat mungkin telah dicantumkan dalam penyusunan Rencana Strategis. Namun demikian, sebaik apapun sebuah perencanaan, akan menjadi sia-sia bila tidak mendapat dukungan dan komitmen dari para pelaksananya. Oleh sebab itu partisipasi dari seluruh komponen oganisasi mutlak diperlukan baik dalam penyusunan maupun sosialisasi dokumen ini. Dan akhirnya, semoga dokumen ini bermanfaat dalam pelaksanaan operasional dan pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Amanah .

RSIA Amanah

63

RSIA Amanah

64

More Documents from "RSIA AMANAH"