Remedial Pts Agama Islam Nadia.docx

  • Uploaded by: Nadia Rahma Anisa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Remedial Pts Agama Islam Nadia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 886
  • Pages: 7
Remedial PTS Agama Islam NADIA RAHMAH ANNISA XI-PM2

BIOGRAFI SINGKAT

Namanya adalah Ayyasy bin Abu Rabai'ah bin Mughirah. Ayyasy bin Abu Rabi’ah masih kerabat Nabi SAW. Ketika akan hijrah ke Madinah, ia berencana berangkat bertiga dengan Umar bin Khaththab dan Hisyam bin Ash, dan bertemu di lembah Tanadhub, 6 mil dari Makkah. Tetapi Hisyam dihalangi dan disiksa oleh kaum kafir Quraisy, sehingga mereka hanya berangkat berdua. Setelah beberapa saat tiba di Quba, Abu Jahal bin Hisyam dan AlHarits bin Hisyam, yang masih saudara sepupunya datang membawa kabar beita bahwa ibunya bersumpah tidak akan menyisir rambutnya dan menghindari matahari hingga ibunya bertemu dengan anaknya, Ayyasy bin Abu Rabi’ah. Namun, tentu saja sebagai sahabat yang baik, Umar bin Al-Khattab mengingatkannya, “Wahai Ayyasy, sepertinya engkau percaya dengan mereka. Demi Allah, mereka hanya ingin engkau kembali agar mereka bisa memalingkanmu dari agamamu. Jika ia temukan kutu di rambutnya, ia pasti akan menyisir rambutnya. Dan jika Mekkah terlalu panas, ia pasti akan berteduh.” Ayyasy bin Abu Rabi’ah pun mengomentari pembelaan Umar, “Menurutku mereka tidak berbohong karena ibuku mencintaiku lebih dari orang lain. Itulah sebabnya aku akan kembali agar sumpah ibuku tercapai, sekaligus aku akan mengambil hartaku yang kutinggalkan di Mekkah.” Umar bin Al-Khattab yang melihat Ayyasy bin Abu Rabi’ah percaya dengan tipu muslihat mereka, berkata kepadanya sekaligus ini merupakan peringatan terakhir, “Aku akan memberimu setengah dari hartaku, tetapi janganlah engkau ikut bersamanya.” Ayyasy bin Abu Rabi’ah yang merasa kebingungan akhirnya memilih untuk kembali agar bisa melihat ibunya dan berniat ingin membawa harta bendanya dari Mekkah. Ia sangat mencintai ibunya sebagaimana ibunya mencintai anaknya. Ia pun berkata kepada Umar bin Al-Khattab, “Aku akan kembali bersama mereka dan aku percayakan urusanku kepada Allah.”

PAGE 1

Umar bin Al-Khattab pun menyerah dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi atas pendirian Ayyasy bin Abu Rabi’ah. ia pun memberikan saran, “Jika engkau memutuskan untuk pergi, bawalah unta betina milikku karena larinya cepat. Dan engkau harus tetap berada di belakang mereka. Jika engkau mencurigai apa pun, engkau bisa kabur bersamanya.” Akhirnya Ayyasy bin Abu Rabi’ah pun mengucapkan kata perpisahan kepada Umar bin Al-Khattab dan kembali ke Mekkah bersama Abu Jahal dan Al-Harits bin Hisyam.

PAGE 2

RIWAYAT HIDUP

Sekali lagi Umar mengingatkan akan kelicikan muslihat orang kafir Quraisy, bahkan ia menjanjikan membagi dua hartanya dengan Ayyasy asalkan tidak kembali ke Makkah. Tetapi Ayyasy telah berketetapan hati kembali demi ibunya yang sangat dicintai dan dihargainya. Akhirnya Umar merelakan sahabatnya tersebut kembali, tetapi ia memberikan untanya yang penurut kepada Ayyasy, dengan pesan , jika sewaktu-waktu ia melihat gelagat tidak baik, hendaknya ia memacu unta tersebut kembali ke Madinah. Mereka bertiga kembali ke Makkah. Dan seperti yang dikhawatirkan Umar, Abu Jahal dan Harits memperdaya Ayyasy, tidak lama setelah mereka meninggalkan batas Madinah. Abu Jahal berkata, “Wahai keponakanku, demi Allah, ontaku ini sudah sangat kepayahan. Maukah engkau memboncengkan aku di punggung ontamu??” “Boleh!!” Kata Ayyasy, tanpa prasangka apapun. Kemudian ia menderumkan untanya, dan Abu Jahal naik di belakang Ayyasy. Tetapi seketika itu ia mendekap tubuh Ayyasy dengan erat, dan Hisyam mengeluarkan tali yang telah dipersiapkannya, dan mengikat Ayyasy dengan erat. Mereka membawanya ke Makkah dalam keadaan terikat. Sampai di Makkah, ia disiksa dengan hebat dan dipaksa untuk murtad, sehingga akhirnya ia menuruti kemauan mereka. Hal yang sama terjadi pada Hisyam bin Ash yang terpaksa murtad karena beratnya siksaan yang ditimpakan kepada mereka.

PAGE 3

Perjuangan Untuk masuk islam

Saat itu ada anggapan, orang yang murtad tidak akan diterima lagi taubatnya dan tidak berarti lagi keislamannya. Karena itu keduanya selalu dirundung kesedihan walaupun dalam keadaan bebas bergerak di Makkah. Tetapi kemudian turun wahyu Allah, surat az Zumar ayat 53-55, yang berisi larangan berputus asa dari Rahmat Allah, bahwa Allah mengampuni semua dosa-dosa. Umar mengirim seorang utusan dengan membawa surat kepada dua sahabatnya itu, yang memberitahukan turunnya wahyu Allah tersebut. Kemudian keduanya mengikuti utusan Umar tersebut ke Madinah dengan sembunyi-sembunyi, dan kembali ke pangkuan Islam. Sebagian riwayat menyebutkan, mereka berdua tidak sampai murtad, karena itu mereka diikat dan dipenjarakan di suatu tempat. Suatu ketika Nabi SAW bersabda kepada para sahabat yang sedang berkumpul, “Siapakah yang sanggup mempertemukan aku dengan Ayyasy (bin Abi Rabiah) dan Hisyam (bin Amr)??” Walid bin Walid, yakni saudara Khalid bin Walid yang telah memeluk Islam sejak awal didakwahkan, berkata, “Wahai Rasulullah, sayalah yang akan membawa keduanya ke hadapan engkau!!” Setelah berpamitan kepada Nabi SAW, Walid segera memacu untanya menuju Makkah. Ia memasuki kotaMakkah dengan sembunyi-sembunyi, dan secara kebetulan ia bertemu dengan wanita yang ditugaskan mengantar makanan untuk Hisyam dan Ayyasy. Iapun mengikuti wanita tersebut, hingga mengetahui tempat penahanan keduanya, yakni sebuah rumah tanpa atap, tetapi pintunya dikunci dengan kuat. Ketika keadaan sepi dan aman, Walid memanjat tembok rumah tersebut untuk memasukinya. Setelah melepaskan ikatan yang membelenggu Hisyam dan Ayyasy, ketiganya keluar dengan memanjat tembok juga, dan PAGE 4

meninggalkan Makkah dengan menunggang unta milik Walid yang memang cukup kuat, sehingga mampu membawa tiga orang tersebut hingga sampai di Madinah dengan selamat.

PAGE 5

Akhir Hayat

Dalam perang Yarmuk di masa Khalifah Umar, Ayyasy terluka parah, begitu juga dengan Harits bin Hisyam dan Ikrimah bin Abu Jahl. Harits meminta dibawakan air, tetapi kemudian menyuruhnya untuk diberikan kepada Ikrimah. Sebelum sempat minum, Ikrimah meminta agar air diberikan kepada Ayyasy. Tetapi Ayyasy wafat sebelum sempat minum air tersebut. Ketika dibawa kembali ke Ikrimah, ia telah meninggal. Begitu juga ketika dibawa kepada Harits, ia telah wafat sebelum air minum itu kembali kepadanya.

PAGE 6

Related Documents

Islam Agama
November 2019 54
Agama Islam
June 2020 41
Agama Islam
June 2020 44
Agama Islam
May 2020 35
Agama Islam
June 2020 33

More Documents from ""

Mtk Wajib.docx
October 2019 28
Bab V, Fartoks
October 2019 39
Bk Soal Dan Jwbn Neww.docx
October 2019 53
Kata Pengantar.docx
May 2020 27
B. Madur Rara.docx
May 2020 31