LAPORAN KASUS INDIVIDU BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
GINGIVITIS PADA KUCING
Disusun oleh Diah Sekar Arum, SKH
B94184113
Safitri Febrina, SKH
B94184143
Dibawah Bimbingan Dr. Drh. Anita Esfandiari, MSi
BAGIAN PENYAKIT DALAM PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2019
REKAM MEDIK PASIEN Anamnesis Kucing yang bernama Koceeng memiliki keluhan berupa gusi bengkak, terdapat karang gigi dan napas bau. Kondisi Koceeng tersebut sudah berlangsung selama satu bulan.
Gambar 1 Kondisi gusi bengkak dan terdapat karang gigi Hasil Pemeriksaan Fisik Signalement Nama Jenis hewan Ras Warna kulit dan rambut Jenis kelamin Umur Berat badan Tanda khusus
: Koceeng : Kucing : Mix Himalaya : Putih dan Coklat : Betina : 7 bulan : 3.0 kg : Tidak ada tanda khusus
Status Present Perawatan Habitus Tingkah laku Gizi Pertumbuhan badan Sikap berdiri Suhu tubuh Frekuensi nadi Frekuensi nafas
: Baik : Tulang punggung lurus : Jinak : Baik : Baik : Tegak pada ke empat kaki : 39.0 oC : 124 kali/menit : 40 kali/menit
Adaptasi Lingkungan Kepala dan leher Inspeksi Ekspresi wajah Pertulangan kepala Posisi tegak telinga Posisi kepala Palpasi Turgor kulit Kondisi kulit
Mata dan orbita kanan dan kiri Palpabrae Cilia Conjunctiva Membrana nictitans Bola mata kanan dan kiri Sklera Cornea Iris Limbus Pupil Reflex pupil Vasa injectio Hidung dan sinus-sinus
Mulut dan rongga mulut Rusak/luka bibir Mukosa Gigi geligi Lidah Leher Perototan Trakea Esofagus Ln. Retopharyngealis
: Baik
: Baik, tidak apatis : Simetris, tidak ada benjolan : Tegak : Tegak, posisi kepala lebih tinggi dari os vertebrae : ≤ 3 detik : Tidak ada perlukaan
:
Menutup dan membuka sempurna, kebengkakan : Keluar sempurna : Rose, lembab , licin, tidak ada perlukaan : Tersembunyi
tidak
ada
: Putih : Bening dan terang tembus : tidak ada perlekatan : Rata : Tidak ada perubahan : Ada : Tidak ada :Simetris, aliran udara bebas, tidak ada discharge. Sinus tidak ada penumpukan cairan.
: Tidak ada perlukaan : Merah dan bengkak pada gusi : Tidak lengkap, ada karang gigi, tidak ada yang patah : Pucat, aspek permukaan kasar, tidak ada perlukaan
: Simetris : Tidak ada refleks batuk dan sakit, cincin trakhea teraba : Tidak ada isi makanan, tidak ada perluasan : Ukuran lnn mandibularis sama, konsistensi kenyal lobulasi jelas, tidak ada perlekatan dengan jaringan sekitar, panas sama dengan kulit sekitar, simetris.
Telinga Posisi Bau Permukaan Krepitasi Reflek panggilan
: Tegak : Khas cerumen : Bersih, halus, licin, tidak ada perlukaan : Tidak ada : Ada
Thoraks: sistem pernafasan Inspeksi Bentuk rongga thoraks Tipe pernafasan Ritme Intensitas Frekuensi
: Simetris : Costalis : Teratur : Dangkal : 40 kali/menit
Palpasi Penekanan rongga thoraks Palpasi intercostal
: Tidak ada rasa sakit : Tidak ada rasa sakit
Perkusi Lapangan paru-paru Gema perkusi
: Tidak ada perluasan : Nyaring
Auskultasi Suara pernafasan : vesikular dan bronchial jelas Suara ikutan antara inspirasi dan ekspirasi : Tidak ada Thoraks: sistem peredaran darah Inspeksi Ictus cordis : Tidak Terlihat Perkusi Lapangan jantung
: Tidak ada perubahan
Auskultasi Frekuensi Intensitas Ritme Suara sistol dan diastol Ekstrasistolik Lapangan jantung Sinkron pulsus dan jantung
: 124 kali/menit : Kuat : Teratur : Terdengar jelas : Tidak ada : Tidak ada kelainan : Sinkron
Abdomen dan Organ Pencernaan yang Berkaitan Inspeksi Besarnya : Proporsional Bentuknya : Simetris Suara peristaltik lambung : Tidak terdengar Palpasi Epigastrikus Mesogastrikus Hypogastrikus Isi usus halus Isi usus besar
: Tidak ada rasa sakit : Tidak ada rasa sakit : Tidak ada rasa sakit : Tidak ada isi makanan : Tidak ada isi makanan
Auskultasi Peristaltik usus
: Terdengar, frekuensi cepat
Sekitar anus Reflek spincter ani Pembesaran Kolon Kebersihan daerah perineal
: Bersih : Ada : Tidak ada perubahan : Bersih
Anus
Alat perkemihan dan Kelamin (Urogenitalis) Inspeksi dan palpasi Mukosa vulva : Rose, bersih, tidak ada discharge Kelenjar mamae Besar Letak Bentuk Kesimetrisan Konsistensi kelenjar Alat Gerak Inspeksi Perototan kaki depan Perototan kaki belakang Spasmus otot Tremor Sudut persendian Cara bergerak-berjalan Cara bergerak-berlari Palpasi Struktur pertulangan Kaki kiri depan
: Tidak ada perubahan : Sesuai : Tidak ada perubahan : Simetris : Kenyal
: Simetris, tidak ada kebengkakan : Simetris, tidak ada kebengkakan : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada kelainan : Koordinatif : Koordinatif
: keras, kompak, tidak ada benjolan
Kaki kanan depan Kaki kiri belakang Kaki kanan belakang Konsistensi pertulangan Reaksi saat palpasi Letak rasa sakit Panjang kaki depan Panjang kaki belakang
: keras, kompak, tidak ada benjolan : keras, kompak, tidak ada benjolan : keras, kompak, tidak ada benjolan : Keras : Tidak ada rasa sakit : Tidak ada : Sama panjang : Sama panjang
Palpasi Limfoglandula poplitea Ukuran Konsistensi Lobulasi Perlekatan Panas Kesimetrisan
: Tidak ada perubahan : Kenyal : Jelas : Tidak ada perlekatan : Sama dengan suhu kulit sekitar : Simetris
Kestabilan pelvis Konformasi Kesimetrisan Tuber ischii Tuber coxae Diagnosa Diferensial Diagnosa Prognosa Terapi
: Kompak, tegas : Simetris : Teraba : Teraba : Gingivitis : Periontitis : Fausta : Amoxicillin dan Imboost
PEMBAHASAN
Seekor kucing bernama Koceeng dengan umur tujuh bulan memiliki keluhan dari pemilik dengan kondisi gusi bengkak, gigi berkarang dan napas bau. Koceeng berasal dari ras Mix Himalaya dengan warna rambut putih dan cokelat , berjenis kelamin betina dan tingkah laku jinak. Pemeriksaan keadaan umum menunjukkan bahwa Koceeng memiliki kondisi gizi yang baik, tulang punggung lurus, pertumbuhan badan baik dan berdiri tegak pada keempat kaki. Pemeriksaan fisik Koceeng didapatkan suhu rektal 39oC dengan rengtang normal 38.6±0.5 oC, frekuensi denyut jantung 124 kali per menit dengan rentang normal 120-240 kali per menit dan frekuensi napas 40 kali per menit dengan rentang suhu normal 20-60 kali per menit (Chambell dan Chapman 2000). Pemeriksaan pada mulut Koceeng, gigi geligi belum lengkap dikarenakan
umur Koceeng masih tujuh bulan. Bagian gigi premolar atas terdapat karang gigi dan gusi bengkak disemua bagian gigi atas. Pada pemeriksaan tersebut dapat didiagnosa Koceeng mengalami gingivitis. Gingivitis merupakan proses inflamasi yang mengenai jaringan gingiva tetapi tidak meluar kearah tulang alveolar, ligamentum periodontal, atau cementum. Penyebab gingivitis dibagi dalam tiga kelompok yaitu disebabkan nekrosis, tidak berhubungan dengan plak dan akumulasi bakteri dalam plak (Novaes et al. 2004). Bakteri yang menyebabkan gingivitis adalah bakteri gram negatif, yaitu Porphyromonas gingivalis, Tannerella fosythia, Treponama denticola Actinomyce viscosus, Selemonas noxia, Aggregatibacter actinomycetemcomitans5 dan bakteri gram positif Streptococcus sanguinis, Streptococcus mutans, A. Viscosus (Suwandi 2012).
Campbell A, Chapman M. 2000. Appendix 3: Normal values for cats and dogs. Didalam: Handbook of Poisoning in Dogs and Cats. Oxford (UK): Blackwell Science Ltd. Novaes Júnior A, Souza S, Taba Jr. M, Grisi M, Suzigan L, Tunes R. Control of gingival inflammation in a teenager population using ultrasonic prophylaxis. Braz Dent J. 15(1):41-45 Suwandi T. 2012. Pengembangan Potensi Antibakteri Kelopak Bunga Hibiscus sabdariffa L. (Rosela) Terhadap Streptococcus sanguinis Penginduksi Gingivitis Menuju Obat Herbal Terstandar. [Disertasi]. Jakarta. Program Doktor Ilmu Kedokteran Gigi Universitas Indonesia