Refka Fadlun Gangguan Cemas Menyeluruh.docx

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Refka Fadlun Gangguan Cemas Menyeluruh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,384
  • Pages: 9
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa RSU Anutapura Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

REFLEKSI KASUS GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

DISUSUN OLEH:

ARKAM N 111 17 111

PEMBIMBING:

dr. Andi Soraya Tenri Uleng, M.Kes., Sp.KJ DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA RSUD UNDATA PALU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2018

REFLEKSI KASUS GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Identitas Pasien Nama

: Ny. YR

Umur

: 27 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Desa Bombolayang

Pekerjaan

: URT

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Sudah Menikah

Pendidikan

: S1

Tanggal Pemeriksaan : 10 APRIL 2018 Tempat Pemeriksaan : Poliklinik RSU Anutapura Palu

I.

Deskripsi Kasus Anamnesis (Autoanamnesis): a.

Keluhan Utama

: Sakit perut, Susah tidur dan Merasa Cemas

b. Riwayat Penyakit Sekarang: Keluhan dan gejala: Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke Poliklinik RSU Anutapura dengan keluhan sakit perut, susah tidur, sakit kepala dan merasa cemas yang dirasakan sudah sejak ± 2 minggu yang lalu. Pasien datang ke RSU Anutapura bersama ibu dan suaminya, pasien datang ke RS dengan keluhan Sakit perut, Susah tidur, sakit kepala dan merasa cemas. Pasien mengatakan bahwa dia sudah 4 kali bolak balik rumah sakit Mokopindo di Toli-Toli, dan bahkan dia pernah ke dukun untuk berobat, tetapi tidak ada perubahan sehingga dia mengambil tindakan untuk berobat ke RSU Anutapura palu. Pasien merasakan sakit perut dan susah tidur sekitar 2 tahun yang lalu, dan dia meyakini dirinya bahwa dia menderita sakit maag sejak 2 tahun yang

lalu. Pasien sekarang merasa sangat cemas dengan penyakit yang di deritanya sehingga pasien sulit untuk tidur. pasien juga kehilangan nafsu makan karna kefikiran dengan penyakitnya.

II. Emosi Yang Terlibat Kasus ini menarik untuk dibahas karena pasien yang koperatif dan dapat menjelaskan masalahnya sehingga informasi yang dibutuhkan terkait dengan masalah pasien dapat diketahui.

III. Evaluasi a.

Pengalaman Baik Pasien sangat kooperatif saat dilakukan wawancara. Pada saat pemeriksaan tersebut membuat perasaannya menjadi lebih tenang karena telah menceritakan semua masalahnya dan semua apa yang ia rasakan.

b.

Pengalaman Buruk Pada saat anamnesis awal pasien tampak kurang nyaman dan terburu-buru dengan pemeriksa, karena masalah yang dialami pasien.

IV. Analisis Gangguan cemas menyeluruh merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan. Kondisi ini dialami selama beberapa minggu sampai berbulan-bulan (6 bulan). 1 Kriteria diagnosis gangguan cemas menyeluruh: (Menurut PPDGJ III). 2 

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang)



Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut: (a) kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi); (b) ketegangan motorik (gelisah, sakit

kepala, gemetaran, tidak dapat santai); (c) overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dan lain sebagainya) 

Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatik berulang yang menonjol



Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan cemas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif, gangguan anxietas fobik, gangguan panik, atau gangguan obsesif kompulsif.

Kriteria

diagnostik

DSM-IV-TR

untuk

gangguan

cemas

menyeluruh : 3 

Ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan (perkiraan yang menakutkan), terjadi hampir setiap hari selama setidaknya 6 bulan, mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas (seperti bekerja atau bersekolah).



Orang tersebut merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.



Ansietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau lebih) dari keenam gejala berikut (dengan beberapa gejala setidaknya muncul hamper setiap hari selama 6 bulan). Perhatikan : hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak. 1. Gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok. 2. Mudah merasa lelah. 3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong. 4. Mudah marah. 5. Otot tegang. 6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur yang gelisah dan tidak puas).



Fokus dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas hanya pada gambaran gangguan Aksis I, mis., ansietas atau cemas bukan karena mengalami serangan panik (seperti pada gangguan panik), merasa malu berada dikeramaian (seperti pada fobia sosial), merasa kotor (seperti pada gangguan obsesif kompulsif), jauh dari rumah atau kerabar dekat (seperti pada gangguan ansietas perpisahan), bertambah berat badan (seperti pada gangguan anoreksia nervosa), mengalami keluhan fisik

berganda (seperti pada gangguan somatisasi), atau

mengalami penyakit serius (seperti pada hipokondriasis), juga ansietas dan kekhawatiran tidak hanya terjadi selama gangguan stress pasca trauma. 

Ansietas, kekhawatiran, atau gejala fisis menyebabkan distress yang secara klinis bermakna atau hendaya sosial, pekerjaan, atau area penting fungsi lainnya.



Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (mis., penyalahgunaan obat, obat-obatan) atau keadaan medis umum (mis., hipertiroidisme) dan tidak terjadi hanya selama gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasive.

Diagnosis Banding Diagnosis banding (General Anxiety Disorder) GAD adalah gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif, gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian dengan kecemasan, gangguan kepribadian. Gangguan ini di tandai dengan kecemasan yang persisten yang tidak dipicu oleh suatu objek, situasi atau aktivitas yang spesifik. 3 Terapi a. Psikofarmaka 1. Benzodiazepine Merupakan

obat

pilihan

untuk

gangguan

cemas

menyeluruh. Pemberian benzodiazepine dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan sampai mencapai respons terapi. Lama

pengobatan rata-rata 2-6 minggu, dilanjutkan dengan massa tapering off selama 1-2 minggu.1 Penggunaan

benzodiazepine

dengan

waktu

paruh

intermediate (8 hingga 15 jam) cenderung menghindari sejumlah efek samping penggunaan benzodiazepine dengan waktu paruh panjang, serta penggunaan dosis terbagi mencegah timbulnya efek samping akibat tingginya kadar plasma. 3 2. Buspiron Efektif pada 60-80% penderita GAD. Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala somatic pada GAD. Tidak menyebabkan

withdrawal.

Kekurangannya

adalah

efek

klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita GAD yang sudah menggunakan benzodiazepine tidak akan memberikan respons yang baik dengan buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepine dengan buspiron kemudian dilakukan tapering benzodiazepine setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal. 1 3. SSRI Sertraline dan paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin. Karena dapat meningkatkan anxietas sementara. 1 b. Psikoterapi 1. Terapi kognitif-perilaku 2. Terapi suportif

Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna berupa perasaan cemas dan takut. Keadaan ini akan menimbulkan distress dan disabilitas dalam pekerjaan dan penggunaan waktu senggang, yaitu pasien menderita sulit tidur dan kehilangan semangat

untuk bekerja sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa. Pada pasien tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita ataupun gejala psikotik positif, seperti halusinasi dan waham pada pasien sehingga didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Non Psikotik. Berdasarkan deskripsi kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa non-psikotik karena memenuhi kriteria diagnosa untuk gangguan anxietas yaitu adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak membahayakan. Berdasarkan PPDGJ III dan DSM-IV-TR, pasien dapat digolongkan dalam Gangguan Cemas Menyeluruh(F41.1).

Rencana Terapi : a. Farmakoterapi Berikan obat antiansietas golongan benzodiazepine (Alprazolam) dengan sediaan dosis 0,25;0,5;1 mg dimana dosis anjuran 3x0,25-0,5 mg/hari. b. Psikoterapi Memberikan kesempatan kepada pasien untun mengungkapkan isi hatinya dan keinginannya sehingga pasien merasa lega. Memberikan

penjelasan

kepada

keluarga

dan

orang-orang

sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan psien serta melakukan kunjungan berkala.

V.

KESIMPULAN - Gangguan cemas menyeluruh merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan. Kondisi ini dialami selama beberapa minggu sampai berbulan-bulan (6 bulan). - Menurut PPDGJ III :

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut: (a) kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi); (b) ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); (c) overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dan lain sebagainya). - Menurut DSM-IV-TR : Ansietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau lebih) dari keenam gejala berikut (dengan beberapa gejala setidaknya muncul hamper setiap hari selama 6 bulan). Perhatikan : hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak. 

Gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok.



Mudah merasa lelah.



Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong.



Mudah marah.



Otot tegang.



Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur yang gelisah dan tidak puas).

DAFTAR PUSTAKA

1.

Elvira, SD dan Hadisukanto, G,. Buku Ajar Psikiatri. Ed. 2. Badan Penerbit FKUI : Jakarta. 2013.

2.

Rusdi, M,. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III dan DSM-5. Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya : Jakarta. 2013.

3.

Benjamin, JS dan Virginia, AS,. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed. 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. 2010.

Related Documents