Refka 3 Dka Doc.docx

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Refka 3 Dka Doc.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,323
  • Pages: 7
STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD UNDATA PALU

I.

IDENTITAS PASIEN Nama

: Nn. T

Umur

: 15 thn

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Sipalayua Taipa

Pekerjaan

: Pelajar

Agama

: Islam

Tanggal pemeriksaan

: 06/04/2018

II. ANAMNESIS Keluhan utama : Rasa gatal pada kedua telapak tangan dan telapak kaki Riwayat Penyakit Sekarang : Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke poliklinik kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal-gatal pada kedua telapak tangan dan telapak kaki yang dialami sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya muncul bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal pada kedua telapak tangan dan telapak kaki secara bersamaan dan sebelum timbulnya gatal diketahui pasien sempat mencuci pakaian. Rasa gatal memberat saat pagi dan malam hari dan pada saat gatal pasien sering menggaruk area yang gatal. Sebelumnya pasien berobat ke poliklinik tetapi ketika obat habis keluhan muncul kembali. Riwayat penyakit dahulu : Keluhan pertama kali dirasakan 3 bulan yang lalu.

1

Riwayat penyakit keluarga : Pasien

mengatakan

bahwa

tidak

ada

yang

mengalami

atau

mengeluhkan hal serupa dalam keluarganya. III. PEMERIKSAAN FISIK a. Status Generalisata Keadaan umum

: Sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Status gizi

: Gizi cukup

b. Vital Sign Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 74 kali/menit

Respirasi

: 20 kali/menit

Suhu

: tidak dilakukan pemeriksaan

c. Status Dermatologis Lokalisasi: 1. Kepala

: Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

2. Leher

: Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

3. Dada

: Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

4. Punggung

: Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

5. Perut

: Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

6. Genitalia

: Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

7. Bokong

: Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

8. Ekstremitas atas

: Terdapat makula eritematosa berbatas tegas

dan likenifikasi. 9. Ekstremitas bawah

: Terdapat makula eritematosa dan erosi

yang berbentuk irreguler, ukuran numular sampai plakat dan disertai skuama.

2

IV. GAMBAR

Gambar 1. Terdapat makula eritematosa berbatas tegas dan likenifikasi

Gambar 2. Terdapat makula eritematosa dan erosi yang berbentuk irreguler, ukuran numular sampai plakat dan disertai skuama V. RESUME Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke poliklinik kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal-gatal pada kedua telapak tangan dan telapak kaki yang dialami sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya muncul bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal pada kedua telapak tangan dan telapak kaki secara bersamaan dan sebelum timbulnya gatal diketahui pasien sempat mencuci pakaian. Rasa gatal memberat saat pagi dan malam hari dan

3

pada saat gatal pasien sering menggaruk area yang gatal. Sebelumnya pasien berobat ke poliklinik tetapi ketika obat habis keluhan muncul kembali. Keadaan umum pasien sakit ringan, status gizi baik, kesadaran kompos mentis. Pada pemeriksaan dermatologis di ekstremitas atas terdapat makula eritematosa berbatas tegas dan likenifikasi sedangkan pada ekstremitas bawah terdapat makula eritematosa dan erosi yang berbentuk irreguler, ukuran numular sampai plakat dan disertai skuama. VI. DIAGNOSA KERJA Dermatitis Kontak Alergi VII. DIAGNOSA BANDING  Dermatitis kontak iritan  Tinea pedis VII. ANJURAN PEMERIKSAAN  Patch test VIII. PENATALAKSANAAN a. Non Medikamentosa 

Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit



Menghindari alergen atau factor pencetus



Jangan menggaruk area yang luka/gatal

b. Medikamentosa 

Sistemik : Cetirizin 10 mg (1x1) Metilprednisolon tab 4 mg (2x2)

 IX.

Topikal

: Desoxymetason cream 0,25% Krim 5gr (2 x Sehari)

PROGNOSIS a. Qua ad vitam

: ad bonam

b. Qua ad fungtionam : ad bonam c. Qua ad sanationam : ad bonam d. Qua ad cosmetikam : ad bonam

4

PEMBAHASAN Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke poliklinik kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal-gatal pada kedua telapak tangan dan telapak kaki yang dialami sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya muncul bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal pada kedua telapak tangan dan telapak kaki secara bersamaan dan sebelum timbulnya gatal diketahui pasien sempat mencuci pakaian. Rasa gatal memberat saat pagi dan malam hari dan pada saat gatal pasien sering menggaruk area yang gatal. Sebelumnya pasien berobat ke poliklinik tetapi ketika obat habis keluhan muncul kembali. Keadaan umum pasien sakit ringan, status gizi baik, kesadaran kompos mentis. Pada pemeriksaan dermatologis di ekstremitas atas terdapat makula eritematosa berbatas tegas dan likenifikasi sedangkan pada ekstremitas bawah terdapat makula eritematosa dan erosi yang berbentuk irreguler, ukuran numular sampai plakat dan disertai skuama. Dermatitis kontak alergi adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitisasi terhadap substansi yang berane ragam yang menyebabkan reaksi peradangan pada kulit bagi mereka yang mengalami hipersensitivitas terhadap alergen sebagai suatu akibat dari pajanan. 1,2 Penyebab dermatitis kontak alergi ini adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat kurang dari 500-1000 Dalton, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit. 1 Dermatitis kontak alergi terjadi bila alergen atau senyawa sejenis menyebabkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat pada paparan berulang. Dermatitis ini biasanya timbul sebagai dermatitis vesikular akut dalam beberapa – 72 jam setelah kontak. Perjalanan penyakit memuncak pada 7-10 hari , dan sembuh dalam 2 hari bila tidak terjadi paparan ulang.2 Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti respon imun yang diperantarai oleh sel (cell mediated immune respons) atau reaksi tie IV. Reaksi hipersensitivitas dikulit timbulnya lambat (delayed hipersensitivitas), umumnya dalam waktu 24 jam setelah terjadi pajanan dengan alergen. 3 Sebelum seseorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergi, terlebih dahulu mendapat perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi karena adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang terikat dengan protein membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses oleh makrofag dan sel langerhans, selanjutnya di presentasikan oleh sel T. Setelah kontak dengan antigen yang telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening, regiona untuk 5

berdiferensiasi dan berproliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori. Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem limfoid sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama diseluruh kulit tubuh. Fase saat kontak pertama sampai kulit menjadi sensitif disebut fase inkubasi atau fase sensitisasi. Fase ini ratarata berlangsung 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lemah seperti bahan-bahan yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit pertama muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan. Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi umumnya berlangsung antara 24-48 jam. 2,3 Gejala yang umum dirasakan penderita adalah pruritus yang umumnya konstant dan sering kali hebat (sangat gatal). Dermatitis kontak alergi biasanya ditandai dengan adanya lesi eksematosa berupa eritema, edem, vesikula, dan terbentuknya papulovesikula ; gambaran ini menunjukan aktivitas tingkat seluler. Vesikel-vesikel timbul karena terjadinya spongiosis dan jika pecah akan mengeluarkan cairan yang akan mengakibatkan lesi menjadi basah. Mula-mula lesi hanya terbatas pada tempat kontak dengan alergen, sehingga corak dan distribusinya sering dapat menunjukan kausanya. Misalnya, mereka yang terkena pada kulit kepalanya dapat dicurigai karena shampo atau cat rambut yang dipakainya. Mereka yang terkena di daerah wajah dapat dicurigai karena cream, sabun, bedak, dan berbagai jenis kosmetik lainnya yang mereka pakai. Pada kasus yang hebat dermatitis dapat menyebar keseluruh permukaan tubuh.3 Pada kasus yang ringan dapat diberikan antihistamin atau antihistamin dikombinasi dengan antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya. Pada kasus akut dan berat dapat diberikan kortikosteroid. Prinsip umum anti topikal akan diuraikan dibawah ini.4 Dermatitis akut atau basah harus diobati secara basah (kompres luka). Bila subakut diberikan losio (bedak kocok), krim, pasta, atau linimentun (pasta pendingin). Krim diberikan pada daerah yang berambut, sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Bila kronik diberikan salep.4

6

DAFTAR PUSTAKA 1. Djuanda, Adhi, et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6th. Jakarta : Badan Penerbit FKUI ; 2011 2. Ari,MA. Dermatitis dan peran Steroid dalam penanganannya. 2008 3. Waskito Fajar. Bahan ajar kuliah “ Kortikosteroid dalam Dermatology”. 2014 4. Dewato, HR. Farmakologi dan Terapi. Ed 5. : Histamin dan Antianalgetik. Jakarta

7

Related Documents

Refka 3 Dka Doc.docx
June 2020 4
Dka
October 2019 5
Refka Dka.docx
June 2020 19
Refka Omfalokel.docx
May 2020 18
Refka Peb.docx
October 2019 30