Reagen Biuret ialah suatu uji yang digunakan untuk membuktikan keberadaan gugus kimia ikatan peptida dalam protein. Uji ini memberikan warna ungu dengan adanya zat kimia ini. Reagen ini adalah campuran senyawa anorganik yang disebut kalium hidroksida, kalium natrium tartrat, dan tembaga sulfat. Tegasnya, uji Biuret ialah uji kimia yang digunakan untuk melacak adanya ikatan peptida. Dengan adanya peptida, ion tembaga(II) membentuk kompleks koordinasi berwarna-ungu dalam larutan alkalis atau basa. Beberapa varian tentang uji ini telah dikembangkan, seperti uji BCA dan uji Lowry yang dimodifikasi. Reaksi Biuret dapat di-gunakan untuk menentukan konsentrasi protein karena ikatan peptida terjadi dengan frekuensi yang sama per asan amino dalam peptida. Inten-sitas warna, dan karena itu absorpsi pada panjang gelom-bang 540 nm, berbanding langsung dengan konsentrasi, sesuai dengan hukum Beer-Lambert. Terlepas dari namanya, reagen ini pada kenyataannya tidak mengandung biuret ((H2N-CO-)2NH). Uji ini dinamakan demikian karena juga memberikan reaksi positif terhadap ikatan peptida-seperti dalam molekul biuret. Prosedur Sampel encer yang diperlakukan dengan basa kuat 1% (NaOH atau KOH) dengan volume yang sama diikuti dengan beberapa tetes tembaga(II) sulfat encer. Bila larutan berubah ungu, itu berarti adanya protein. 5– 160 mg/mL dapat ditentukan. Suatu peptida dengan panjang rantai sekurang-kurangnya 3 asam amino diperlukan untuk pergeseran warna terukur signifikan dengan reagen ini. Reagen Biuret Reagen Biuret dibuat dari KOH/NaOH dan tembaga(II) sulfat hidrat, bersama dengan kalium natrium tartrat. Kalium natrium tartrat ditambahkan untuk kompleks dan menyetabilkan ion kupri. Reagen berubah dari biru ke ungu dengan adanya protein, biru ke merah jambu (pink) ketika bergabung dengan polipeptida rantai-pendek. Tidak semua uji Biuret memerlukan reagen biuret. Reagen ini umumnya digunakan dalam penentuan protein biuret, penentuan kolorimetrik yang digunakan untuk menentukan konsentrasi protein—seperti UV-VIS pada panjang gelombang 540 nm (untuk melacak ion Cu2+).