RANGKUMAN PARASITOLOGI TEORI II
Nama : Shella Andriani Kelas : B
YAYASAN AN NASHER PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN AKADEMI ANALIS KESEHATAN AN NASHER CIREBON 2018
ISOSPORA BELLI Isospora belli adalah spesies parasit yang diklasifikasikan kedalam regnum Protista, filum Apicomplexa, kelas Conoidasida, ordo Eucoccidiorida, subordo Eimeriorina, famili Eimeriidae dan genus Isospora. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit isosporiasis. parasit ini juga mempunyai penyebaran luas, walaupun jarang ditemukan Daerah endemi ditemukan di Afrika selatan, Amerika Selatan, Cina,India, Jepang, Filipina,Indonesia, dan pulau-pulau di Pasifik Selatan. Patologi. Infeksi biasanya berlangsung tampa gejala atau dengan gejala usus ringan Infeksi berat dapat menimbulkan Diare. Parasit yang termasuk dalam protozoa usus oportunistik yang sering ditemukan pada manusia baru-baru ini adalah Cryptosporidium sp, Cyclospora cayetanensis, Isospora belii dan Blastocystis hominis. Parasit ini dapat menimbulkan gejala klinis diare. Diare dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit dan keracunan makanan. Salah satu parasit yang dapat menyebabkan diare adalah protozoa usus. Infeksi protozoa usus merupakan masalah kesehatan di dunia khususnya negara berkembang dan akhir-akhir ini perhatian terhadap infeksi protozoa usus semakin meningkat khususnya infeksi protozoa usus oportunistik. Infeksi protozoa usus oportunistik merupakan infeksi oleh protozoa usus yang dulu tidak dianggap penting dan sekarang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Infeksi protozoa usus dapat terjadi karena tertelannya makanan atau minuman yang terkontaminasi kista protozoa usus atau dengan transmisi langsung
fecal-oral. Setelah tertelan, umumnya protozoa usus hidup sebagai patogen di usus halus dan usus besar, sehingga menimbulkan berbagai gejala seperti rasa tidak enak di perut, diare, muntah dan demam. Tidak semua infeksi protozoa menimbulkan gejala, beberapa orang dengan pemeriksaan feses positif protozoa usus tidak merasakan gejala sama sekali.Infeksi protozoa usus oportunistik tersebut selain ditemukan pada pasien imunokompromais juga dilaporkan dapat menginfeksi
anak.
Pada
kasus
kriptosporidiosis
yaitu
infeksi
oleh
Cryptosporydium sp, dilaporkan lebih sering menginfeksi anak-anak khususnya balita (bawah lima tahun) dan diperkirakan berhubungan erat dengan status imun anak. Gejala klinis infeksi protozoa usus oportunistik sangat luas mulai dari asimptomatik sampai diare persisten. Diare akut yang sembuh sendiri pada individu imunokompeten sampai diare kronis yang fatal pada penderita imunokompromais. Diare yang timbul dapat menyerupai kolera dan menyebabkan kehilangan cairan 3-20 liter per hari sehingga dapat terjadi dehidrasi berat. Walaupun penyakit tersebut dapat sembuh sendiri, tetapi sebanyak 13% anak yang terinfeksi protozoa usus oportunistik, khususnya Cryptosporidium sp. akan mengalami gejala yang berulang dalam 6 hari sampai 2,5 bulan setelah infeksi yang pertama. Diagnosis dibuat dengan menemukan ookista dalam tinja. Metode flotasi lebih baik untuk sediaan tinja langsung dan metode kosentrasi sedimentasi lebih sensitive daripada sediaan langsung. Dengan pewarnaan modified acid-fast, ookista akan berwarna merah muda dengan sporoblast atau sporont berwarna
merah terang, akan berwana biru pucat apabila menggunakan pewarnaan Giemsa, dan berwana merah jingga bila menggunakan teknik safarin-methylen blue. Pada kasus yang dicurigai tetapi tidak ditemukan ookista pada tinja maka dilakukan aspirasi duodenum, duodenal string test dan biopsy usus halus.