Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca
Daftar Isi Halaman Judul Kata Pengantar Daftar isi BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang B.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 02 Maret 1981 dengan dasar peraturan pemeritah No. 42 tahun 1980 berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Penambangan di PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, diawali dengan kegiatan Eksplorasi Pada Tahun 1915 – 1918 Oleh Belanda dan produksi pertama kali pada tahun 1919.
Beberapa lembaga pengurus di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Secara berturut – turut adalah sebagai berikut : 1.
Tahun 1919 – 1942 Pemerintahan Hindia Belanda
2.
Tahun 1942 – 1945 Pemerintahan Militer Jepang
3.
Tahun 1945 – 1947 Pemerintahan Republik Indonesia
4.
Tahun 1950 sampai dengan sekarang pemerintahan Republik Indonesia yang terdiri dari : a. Tahun 1950 – 1958 pengelola pertambangan diberi nama Perusahaan Tambang Arang Bukit Asam (PN.TABA) b. Tahun 1959 – 1960 pengelola penambangan dilaksanakan oleh Badan Urusan Perusahaan Tambang Negara (BUPTAN) c. Tahun 1961 – 1967 beralih menjadi Badan Pimpinan Umum (BPU) yang membawahi 3 perusahaan negara, yaitu perusahaan negara tambang batubara Ombilin di Sumatera Barat, perusahaan negara arang Bukit Asam di Tanjung Enim, dan perusahaan negara tambang batubara Mahakam di Kalimantan Timur. Dengan adanya peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1968 Badan Pimpinan Umum
(BPU) tersebut dijadikan satu unit produksi perusahaan negara tambang batubara sehingga pada tahun 1981 perusahaan negara tambang batubara berganti menjadi PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero). Setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1990, pemerintah menggabungkan perusahaan umum tambang batubara diseluruh Indonesia dengan nama PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero). Lokasi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk berkantor pusat di Jalan Parigi No. 1 Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi
penambangan batubara terletak di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi dapat dijangkau melalui jalan darat ke arah Barat Daya sejauh 200 km dan jalan kereta api 165 km dari kota Palembang. Lokasi kuasa penambangan (KP) yang dimiliki PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim, meliputi wilayah Tanjung Enim dan sekitarnya seluas ± 7.700 ha. Wilayah tersebut berada pada posisi (1030 45’-1030 50’) bujur timur dan (30 42’ 30”-40 47’ 30”) lintang selatan. Area tambang air laya (TAL) terdiri dari 560 ha daerah penggalian dan 650 ha daerah penimbunan tanah yang berjarak sekitar 5 km sebelah utara lokasi penggalian. Daerah tambang merupakan daerah berbukit dan daerah landai, dilalui oleh aliran sungai enim. Elevasi terendah pada dasar sungai ± 40 m di atas permukaan laut dan tertinggi di puncak bukit asam sekitar 282 m di atas permukaan laut. Laboratorium PT BA, berlokasi di Tanjung Enim, jalan Parigi dalam No.4 Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan. Dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari, Laboratorium PTBA Tanjung Enim didukung oleh 2 unit kerja, yaitu : 1. Laboratorium Penguji, yang berperan untuk melaksanakan kegiatan pengujian batubara mulai dari tahap preparasi contoh, analisis proksimat, analisis ultimat, indeks kekerasan batubara, analisis ukuran butiran, nilai kalor, titik leleh abu hingga komposisi abu, serta melaksanakan pengujian air asam tambang untuk parameter pH, total zat padat terlarut, total zat padat tersuspensi, logam Fe dan Mn. 2. Laboratorium Kalibrasi, yang berperan untuk melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan uji/ukur laboratorium supaya memiliki tingkat akurasi yang tinggi, serta melaksanakan perawatan/perbaikan peralatan uji/ukur laboratorium. B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang permasalahan pokok di atas maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian adalah “Bagaimanakah kualitas batu bara yang diberikan oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk?”
C. TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kualitas batu bara yang diberikan oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk ?”
D. MANFAAT
E. VISI – MISI PERUSAHAAN
VISI PERUSAHAAN Sebagaimana dinyatakan dalam angggaran dasar, maksud dan tujuan didirikannya PT.
Bukit Asam ( Persero) Tbk adalah untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan dibidang pertambangan bahan – bahan galian, terutama pertambangan batubara. Dalam usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, dengan memperhatikan faktor – faktor internal perusahaan yang meliputi kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang akan dihadapi, maka ditetapkan visi perusahaan, yaitu : ” Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan”. Dengan visi tersebut berarti pada masa yang akan datang PT. Bukit Asam (Persero) Tbk diharapkan tidak hanya sebagai produsen batubara saja, melainkan juga dicita – citakan berkembang menjadi suatu perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal bagi stakeholders (pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar perusahaan).
MISI PERUSAHAAN Untuk mencapai visi jangka panjang perusahaan tersebut, maka ditetapkan misi bisnis
perusahaan untuk 5 tahun kedepan (2006 – 2010), yaitu : a. Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yang berkesinambungan. b. Memberikan tingkat pengembalian yang optimum kepada pemegang saham c. Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja d. Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional
e. Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan Dengan misi tersebut diharapkan dalam 5 tahun kedepan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk dalam pengoperasiannya menerapkan cara produksi terbaik (best mining practice) dengan mengacu pada penentuan harga komersial dan kompetitif (best pricing practice).
BAB III TEORI
A. KEGIATAN PENYELIDIKAN DALAM EKSPLORASI Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya. Penyelidikan tersebut adalah : a) PENYELIDIKAN GEOLOGI b) PENYELIDIKAN GEOKIMIA Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam, senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada. c) PENYELIDIKAN GEOFISIKA Penyelidikan ini terdiri atas 4 metode yaitu : Metode Geolistrik Metode Seismik Metode Magnet Metode Gaya berat/Gravitasi d) PEMBORAN EKSPLORASI Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi cadangan kasar/minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA EKSPLORASI Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada :
Tahap eksplorasi. Jenis bahan galian. Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya
C. TAHAPAN EKSPLORASI PENYELIDIKAN UMUM a) Study Pustaka Keadaan geologi regional Keadaan tektonik Keadaan paleogeography setting Batasan luas daerah kerja b) Pengecekan Dilapangan Mencari singkapan batuan dan batubara Mengambil contoh batuan dan batubara
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN a) Memetakan Daerah Kegiatan Pemetaan Topografi Pemetaan Foto Udara b) Interpretasi Keadaan Geologi Stratigrafi Kedudukan Batubara Struktur Geologi c) Pemboran Korelasi Hasil Perhitungan Cadangan Bentuk Geometri Cadangan Perkiraan Kualitas
PENYELIDIKAN DETAIL a) pemboran Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
Anomaly geologi (sesar) Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara) b) Geofisika Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti Struktur geologi Bentuk endapan batubara c) Penentuan Metode Penambangan
COMMERCIAL EXPLORATION PROGRAMME D. BAHAN GALIAN Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan diambil
logamnya.
Bentuk
tubuh
bijih
dan
sebaran
bahan
berharga
di
dalamnyabermacam-macam, mulai dari sederhana sampai sangat bervariasi. Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur. Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk tubuh bahan galiannya biasanya teratur. Bentuk dan sebaran bahan galian.
E. PENYEBARAN DEPOSIT Merata : pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil. Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar. Sangat tidak merata.
F.
METODE EKSPLORASI
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu : METODE LANGSUNG METODE LANGSUNG PERMUKAAN a) Penyelidikan Singkapan (Out Crop) Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
- Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai singkapan segar - Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan. b) Tracing Float (Penjejakan) Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden. c) Tracing dengan Panning (Mendulang) Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting. Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting. 1)
Trenching (Pembuatan Parit) Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif
dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai. Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain. 2)
Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji) ika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lainlain.
METODE LANGSUNG BAWAH PERMUKAAN Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi langsung permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerahdaerah yang memiliki singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya, yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan. Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.
Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua kaki bukit. Shaft
= Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alatalat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift
= Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam pengeboran).
Winze
= Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah “level” yang dibawahnya. Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran
sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus (vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat
mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut. Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh (sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi (misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.
METODA TIDAK LANGSUNG A). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOFISIKA Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
METODA GRAVITASI Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan. Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu
patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi. METODA MAGNETIK Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas. Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
METODA SEISMIK Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut. Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada : Jenis batuan
Derajat pelapukan Derajat pergerakan Tekanan Porositas (kadar air) Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
METODE GEOLISTRIK Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter. Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
B). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOKIMIA Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia. Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya. Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia. Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb : a) Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli
Geologist. Geophysist. Exploration Geologist. Geochemist. Operator Alat, dll. b) Rencana Biaya c) Pemilahan waktu yang tepat d) Penyiapan Peralatan atau Perbekalan Peta Dasar. Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS. Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran, Altimeter, Kantong sampel, Alat bor) Alat Tulis. Alat Komunikasi. Keperluan sehari - hari. Obat - obatan atau P3K. e) Sesampai di Lapangan : Membuat base camp (perkemahan). Mencek peralatan atau perbekalan. Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkahlangkah lebih lanjut. Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan sebenarnya (bila perlu).