Provinsi Sumatera Utara.docx

  • Uploaded by: Anthy Modjo
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Provinsi Sumatera Utara.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 551
  • Pages: 7
PROVINSI SUMATERA UTARA (TALEMPONG)

Upacara Mandi Balimo Upacara Mandi Balimo merupakan upacara pembersihan badan sebelum bulan Ramadhan tiba. Sebelum bulan Ramadhan tiba, warga Kota Medan mengadakan prosesi mandi Balimo dengan cara mandi guyuran air yang telah dicampur rempah – rempah. Biasanya mereka menggunakan perasan jeruk purut yang nantinya airnya akan diguyurkan ke seluruh tubuh mereka. Mandi Balimo ini bertujuan agar umat Islam bisa membersihkan tubuh dan jiwa mereka dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Upacara Mandi Balimo ini masih dijaga keberadaannya hingga sekarang.

PROVINSI RIAU (AKORDEON)

Upacara masa perkawinan ada beberapa tahap. 

 

Sebelum perkawinan, meliputi merisik (menanyakan tentang seorang gadis yang akan dilamar),meminang (pihak laki-laki datang meminang gadis), mengantar belanja (pihak laki-laki membawa barang antaran ke pihak gadis), menggantung, dan berinai (memerahkan telapak tangan dan kaki kedua pengantin). Saat perkawinan, meliputi hari langsung (akad nikah), khatam kaji, bersansing, suapmenyuap, sembah-menyembah, dan makan beradat hadap-hadapan. Setelah perkawinan, meliputi mandi damai (menandakan pengantin telah melalui malam pengantin) dan menjelang mertua (pengantin mendatangi rumah orang tua pengantin lakilaki).

Peristiwa kematian merupakan suatu peristiwa yang pasti tiba dan harus dihadapi dengan penuh kesadaran. Dalam masyarakat Provinsi Riau ada beberapa kegiatan saat terjadi peristiwa kematian, yaitu merahap mayat, memandikan dan mengkafani jenazah, penguburan, dan tahlil tiga hari berturut-turut. Kemudian, tahlil pada hari ke-7 (menujuh), ke-20 (menduapuluh), ke40, dan ke-100 (meratus) dari peristiwa kematian.

PROVINSI KALIMANTAN UTARA (SAMPE)

Adat Istiadat (Ritual Tiwah)

Ritual ini dipercaya dan dilaksanakan oleh masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah, khususnya suku Dayak yang menganut kepercayaan Kaharinan. Tradisi ini merupakan ritual yang bertujuan untuk mengantarkan roh leluhur ke alam baka dengan cara menyucikan lalu memindahkan sisa jasad mereka dari liang kubur ke sebuah tempat yang dikenal dengan sebutan sandung.

PROVINSI JAWA TIMUR (YOGYAKARTA) (GAMELAN)

Adat Istiadat (Kebo-Keboan)

Tradisi yang rutin diadakan sekali dalam satu tahun (tepatnya pada tanggal 10 Suro) ini diadakan di Desa Alasmalang, Singojurun, Banyuwangi. Ritual ini merupakan gabungan antara upacara untuk meminta hujan saat musim kemarau atau sebagai ungkapan syukur ketika panen mereka berhasil.

PROVINSI BALI (GAMELAN BALI)

Makepung

Makepung dalam bahasa Indonesia berarti Balapan Kerbau. Tradisi ini bukan sebagai upacara peringatan perayaan tertentu. Pada awalanya, tradisi ini merupakan sebuah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah saat musim panen. Semakin berkembang dan semakin diminati oleh banyak kalangan membuat kegiatan iseng-iseng ini menjadi salah satu atraksi budaya di Bali yang cukup menarik perhatian para turis khususnys turis asing hingga kini tradisi Makepung dilakukan rutin dan menjadi agenda tahunan wisata di Bali.

PROVINSI JAWA TIMUR (MADURA) (GAMELAN)

Karapan Sapi

Bermula dari keringnya tanah Madura yang kurang subur untuk lahan pertanian, kini masyarakat Madura beralih profesi menjadi nelayan di daerah pesisir dan beternak sapi. Upacara ini rutin digelar setiap tahun pada bulan Agustus atau September. Karapan sapi merupakan ajang pesta rakyat dan tradisi yang prestis bahkan dianggap bisa menaikkan status sosial seseorang. Karapan Sapi dilaksanakan setelah masyarakat Madura sukses menuai hasil panen padi atau tembakau.

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (SASANDO)

Pasola

Dalam upacara tradisional Indonesia ini, akan ada dua kelompok yang melakukan “perangperangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas lebih dari 100 pemuda itu “berperang” dengan bersenjatakan tombak dari kayu yang ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju perang dalam adat mereka. Pada bulan Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara ini akan digelar untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen mereka pada tahun itu bisa berhasil.upacara adat pasela

Related Documents


More Documents from ""