Proposal Semangat 45.docx

  • Uploaded by: Heny hendriani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Semangat 45.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,976
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fungsi otak dan sistem saraf pusat dalam kehidupan sehari hari sangat mendasar , luas , dan besar peranannya . bahkan otak dan saraf pusat memegang peranan utama yang memampukan manusia hidup dalam segala aktifitasnya . Tanpa otak yang sehat niscaya manusia dapat hidup sebagaimana mestinya. Otak merupakan pusat segala-galanya, tempat proses penemuan hala-hal baru dalam kreasi untuk memajukan tempat dimana proses berpikir dan perasaan dapat tersambungkan sehingga terkoneksi satu terhadap yang lain. Otaklah yang memproses semua isyarat-isyarat dari rangsangan luar (perifer) tubuh dari melalui sel-sel penerima rangsangan (sensoris) dan organ-organnya . otak yang mengolah informasi yang kita terima sehingga timbul respon beruba rasa kebersamaan , mampu mengekspresikan diri , membangun persahabatan dengan sesama , merasakan kegembiraan dan sebagainya. Fungsi saraf otak dalam kehidupan sehari-hari seperti pada kegiatan-kegiatan normal manusia dapat terganggu apabila seseorang terserang stroke. ( junaidi , iskandar , 2012 )

Stroke adalah kehilangan fungsi otak diakibatkan oleh berhentinya suplai darah

ke

bagian

otak,

biasanya

merupakan

akumulasi

penyakit

serebrovaskular selama beberapa tahun. Stroke merupakan sindrome klinis yang timbulnya mendadak, progresif cepat, serta berupa defisit neurologis lokal, atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih. Selain itu, juga bisa langsung menimbulkan kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non-traumatik. Stroke digunakan untuk menamakan sindrome hemiparesis atau hemiparalis akibat lesivaskular yang dapat bangkit dalam beberapa detik atau hari, bergantung pada jenis penyakit yang menjadi penyebabnya. ( Ariani , tutu april, 2012 )

Stroke adalah penyakit serebrovaskular yang sering ditemukan di negara berkembang salah satunya di negara Indonesia. Satu diantara enam orang didunia akan terkena stroke . masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting karena di Asia menduduki urutan pertama dengan jumlah kasusnya yang semakin banyak. Penyakit stroke merupakan salah satu dari penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan yang penting di Indonesia. Seiring dengan semakin meningkatnya morbiditas dan mortalitas dalam waktu yang bersamaan, dimana di Indonesia peningkatan kasus dapat berdampak negatif terhadap ekonomi dan produktivitas bangsa, karena pengobatan stroke membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan biaya yang besar (Kemenkes, 2014).

Mulanya stroke ini dikenal dengan nama apoplexy, kata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti “memukul jatuh’’ atau tostrike down. Dalam perkembangannya lalu dipakai istilah cva atau serebrovaskul araccident yang berarti suatu kecelakaan pada pembuluh darah dan otak. Dahulu stroke merupakan kejadian yang sulit diperbaiki lagi walaupun lokasi anatomisnya dapat diketahui secara tepat. Akan tetapi, dengan bertambahnya pengetahuan mengenai apa yang sesungguhnya terjadi pada stroke, khususnya stroke iskemik akut maka pandangan para ahli terhadap penyakit ini juga berubah total. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang proses terjadinya penyakit (patofisiologi) yang mendasarinya, kini pengobatan stroke dapat dilakukan secara lebih rasional dengan hasil yang lebih baik. ( junaidi , iskandar , 2012 )

Terdapat dua tipe utama dari stroke yaitu stroke iskemik akibat berkurangnmya aliran darah sehubungan dengan penyumbatan (trombosis, emboli), dan hemoragik akibat perdarahan (WHO, 2014).

Stroke hemoragik merupakan pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan

keluarnya

darah

ke

jaringan

parenkim

otak,

ruang

serobrospinal disekitar otak atau kombinasi keduanya. Menurut WHO, ada 15 juta populasi yang terserang stroke setiap tahunnya di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian rata-rata setiap 10 tahun adalah usia antara 55-85 tahun. Setiap tahunnya terdapat 500.000 orang terserang stroke di Amerika Serikat, 400.000 dengan stroke iskemik dan 100.000 orang

dengan stroke hemoragik, dan 175.000 orang diantaranya mengalami kematian. Stroke hemoragik dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi perdarahannya menjadi, perdarah subaraknoid, perdarahan intraserebral, perdarah epidural, dan perdarahan subdural (WHO, 2015).

Banyak kasus stroke hemoragik membutuhkan perawatan jangka panjang, hanya 20% penderita yang dapat hidup secara independen, sedangkan 40% kasus meninggal dalam 30 hari dan sekitar separuhnya meninggal dalam 48 jam. Sebanyak 80% kasus stroke hemoragik spontan dimana kerusakan diakibatkan pecahnya pembuluh darah arteri akibat hipertensi kronis atau angiopati amiloid (Haynes et al.,2012; Rincon & Mayor,2013). Menurut Mihardja et al (2016), didapatkan hasil bahwa umur dan jenis kelamin sebagai faktor dominan mortalitas akibat stroke, tetapi keterbatasan dalam penelitian ini adalah faktor resiko tidak diteliti. Prevalensi stroke yang tinggi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko antara lain obesitas, kurang aktifitas fisik, diet tidak sehat, merokok, tekanan dara tinggi, peningkatan gula darah, dan peningkatan lipid darah (Riskesdas, 2013; Ghani, 2016)

Tahun 1998 stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan penyebab kematian nomor dua didunia dengan lebih dari 5,1 juta angka kematian. Perbandingan angka kematian itu di negara berkembang dengan negara maju adalah lima banding satu. Juga tercatat lebih dari 15 juta orang menderita

stroke non fatal. Pada tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke. Peningkatan tertinggi akan terjadi di negara berkembang, terutama wilayah Asia Pasifik. Di Indonesia sendiri diperkirakan terjadi sekitan 800 - 1000 kasus stroke setiap tahunnya. ( junaidi , iskandar , 2012 )

Salah satu penyebab meningkatnya kasus penyakit pembuluh darah, seperti jantung dan stroke adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola gaya hidup sehat. Selain itu, meningkatnya usia harapan hidup, kemajuan di bidan sosial ekonomi, serta perbaikan di bidang pangan yang tidak diikuti dengan kesadaran menerapkan gaya hidup sehat juga menjadi pemicunya. Sebaliknya, masyarakat kita sejak usia muda dimanjakan dengan gaya hidup sembarangan, yang kurang memperhatikan pola hidup sehat. ( junaidi , iskandar , 2012 )

Menurut berbagai literatur, insiden stroke pendarahan antara 15% - 30% dan stroke iskemik antara 70% - 85%. Akan tetapi, untuk negara-negara berkembang atau Asia kejadian stroke pendarahan sekitar 30% dan iskemik 70%. Stroke iskemik disebabkan antara lain oleh trombosis otak (penebalan dinding arteri) 60%, emboli 5% (sumbatan mendadak), dan lain-lain 35%. Di Amerika diperkirakan setiap tahunnya masih terjadi sekitar 500.000 pasien stroke baru dan sekitar 150.000 yang meninggal berkenaan dengan stroke. ( junaidi , iskandar , 2012 )

Meski kasusnya lebih sedikit dibandingkan stroke iskemik, namun stroke himoragik sering mengakibatkan kematian. Umumnya sekitar 50 persen kasus stroke hemoragik akan berujung kematian, sedangkan pada stroke iskemik hanya 20 persen yang berakibat kematian. Itulah fakta stroke yang tentunya menakutkan kita semua. ( junaidi , iskandar , 2012 )

Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013 prevalensi stroke tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9). Sementara itu di Sumatera Utara prevalensi kejadian stroke sebesar 6,3%. Prevalensi penyakit stroke juga meningkat seiring bertambahnya usia. Kasus stroke tertinggi adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan lebih banyak pria (7,1%) dibandingkan dengan wanita (6,8%) (Depkes, 2013). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas di dapat rumusan masalah “bagaimana melakukan Asuhan Keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan Stroke Hemoragik di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN”

C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum

Menerapkan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Stroke Hemoragik secara komprehensif di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN 2. Tujuan Khusus a.

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Stroke Hemoragi di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN

b.

Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan Stroke Hemoragik di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN

c.

Mahasiswa mampu merencanakan rencana keperawatan pada klien dengan Stroke Hemoragik di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN

d.

Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawtan pada klien dengan Stroke Hemoragik di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN

e.

Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan Stroke Hemoragik di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN

f.

Mahasiswa mampu membuat dokumentasi keperawatan pada klien dengan Stroke Hemoragik di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN

D. Manfaat Studi Kasus Studi kasus ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi penulis

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan bisa menjadi sarana untuk mengembangkan atau melakukan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Stroke Hemoragik di Ruang Inap Neurologi RSUD PARIAMAN 2. Bagi pasien Dengan adanya studi kasus ini pasien bisa mendapatkan Asuhan Keperawatan secara Komprehensif 3. Bagi Akademik/STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Dapat berguna dan dapat memperoleh informasi tentang pelaksanaan studi kasus untuk bahan masukan bagi mahasiswa/mahasiswi yang melaksanakan pendidikan di STIKes MERCUBAKTIJYA Padang dalam penerapan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Stroke Hemoragik.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Stroke adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan neurologis yang disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke bagian dari otak. (KMB,elsevier 2014)

Stroke hemoragik adalah pembuluh darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal dan darah yang keluar merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. (junaidi iskandar , 2012)

2. Anatomi Fisiologi 1. Otak

Otak adalah salah satu organ yang sangat vital, yang memungkinkan fungsi mental dan kecerdasan berjalan dengan baik. Selain mengendalikan interaksi kita dengan dunia luar melalui indra serta mengontrol gerakan sadar kita, juga berperan mengatur banyak

fungsi yang tidak disadari (otomatis). karena itu, kesehatan dan fungsi otak harus dijaga dengan optimal yaitu melalui jaminan kepastian pasokan darah. Otak terdiri dari sel-sel saraf (neuron), sel penunjang

(sel

glia),

cairan

otak

(serebrospinal),

serta

pembuluh-pembuluh darahnya. Setiap orang memiliki jumlah neuron sekitar 100 milyar yang terkoneksi satu dengan yang lainnya. Jumlah dan variasi koneksi ini yang menentukan kualitas hidup seseorang, yang menentukan kecerdasan, daya cipta, alternatif pilihan, dan jalan yang harus diambil. (junaidi iskandar , 2012)

Berat otak orang dewasa sekitar 1400 gram, yaitu hanya sekitar 2% dari bobot total tubuhnya. Akan tetapi, otak mengonsumsi oksigen sekitar 20 persen dan glukosan sebanyak 50 persen dari total energi tubuh. Otak tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan sari makanan dan oksigen dalam jumlah yang memadai sehingga untuk dapat berfungsi otak memerlukan pasokan darah 24 jam terus-menerus, tidak boleh terhambat dalam hitungan detik sekalipun. Otak yang sehat harus dipasok dengan satu liter darah permenit, yaitu sekitar 15 persen jumlah darah total yang dipompa jantung. Pasokan darah dialirkan melalui dua arteri karotis (kiri dan kanan) yang ada di leher menuju ke otak, yang disebut sirkulasi arteri otak depan (anterior). yang lainnya melalui sitem tulang belakang (vertebrobasiler) yang bertugas memasok darah ke otak bagian

belakang, yang disebut sirkulasi arteri otak belakang (posterior). (junaidi iskandar , 2012) Bagian-bagian otak : a.

Otak besar (cerebrum) Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar. Cerebrum dibagi menjadi dua bagian yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Lapisan paling luar cerebrum disebut sebagai korteks serebri, memiliki tebal 2-5 mm. Kedua korteks serebri, kanan dan kiri

menginterpretasi

data

sensoris,

menyimpan

memori,

mempelajari dan membentuk konsep, akan tetapi tiap hemisfer mendominasi hemisfer yang lain dalam beberapa fungsi. Sebagai contoh, pada sebagian besar orang, korteks kiri memiliki dominasi untuk analisis sistematis, bahasa dan kemampuan berbicara, matematika, abstraksi, serta penalaran. Korteks kanan memiliki dominasi untuk asimilasi pengamalan sensoris, seperti informasi visial-spasial, dan aktivitas seperti menari, senam, musik, dan apresiasi seni. (KMB,elsevier 2014) Masing masing hemisfer memiliki empat lobus, dimana secara umum terletak dibawah masing-masing tulang tengkorak : frontal, parietal, temporal, dan oksipital. ( Ariani , tutu april, 2012 )

b.

Otak kecil (cerebelum)

Serebelum terdiri atas substansia alba dan grisea. Korteks serebeli merupakan lapisan tipis subtansia grisea yang tersusun atas girus yang dalam dan panjang, berjalan yang paralel yang disebut folia dan dipisahkan oleh sulkus sereberalis. (KMB,elsevier 2014) Serebelum terletak tepat pada posterior dan superior dari medula oblongata. Serebelum menerima “sampel” dari semua asupan implus sensori somestetik asenden juga impuls motorik desenden. Manfaat dari

penghubung

ini

memungkinkan

serebelum

untuk

mempertemukan kehendak stimulus motorik (sebelum mereka sampai ke otot) dengan data sensori aktual. Hal ini akan menjamin pertemuan yang optimal untuk “tujuan” motorik sadar dengan aktivitas motorik aktual, dengan jeda untuk mengubah pesan motorik pada kasus penyimpangan. Serebelum mengirimkan pesannya sendiri ke basal ganglia dan korteks, juga kebagian batang otak untuk melakukan tiga dasar fungsi bawah sadar. Fungsi serebelum : 1. Menghasilkan kehalusan, keseimbangan, keharmonisan, dan koordinasi gerak otot rangka. 2. Mempertahankan keseimbangan tubuh. 3. Mengontrol postur tubuh tanpa kejang atau gerakan tanpa kompensasi atau tanda bergoyang-goyang.

Penyakit serebelum dapat menimbulkan gejala-gejala tertentu terutama gangguan cara berjalan, keseimbangan ataksia (terlalu stabil dan kurang stabil dalam berjalan) dan tremor. ( Ariani , tutu april, 2012 )

c.

Batang otak (Brainstem) Batang otak terdiri atas otak tengah, pons, dan medula oblongata.

2. Sistem Persarafan a. Nervus olfaktorius (N.I) Nervus fungsinya

olfaktorius hanya

satu,

merupakan yaitu

saraf

mencium

sensorik bau,

yang

menghidu

(penciuman, pembauan). kerusakan saraf ini menyebabkan hilangnya penciuman (anosmia), atau berkurangnya penciuman (hiposmia). (neurologi klinik,FK.UI,2015) Menerima rangsangan dari hidung dan menghantarkan ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau.

Related Documents

Proposal Semangat 45.docx
November 2019 15
Semangat
May 2020 15
Semangat Belajar.docx
December 2019 36
Semangat Tektan.docx
April 2020 14

More Documents from "Diyan Ikawatii"